JANJI SETIA

Gimana yaaaah ceritanya kalau naruto dan hinata bergaya ala-ala barat di zaman abad pertengahan di negara inggris raya? Masih dengan adanya masa kerajaan, teknologi yang belum sepenuhnya canggih dan gelar gelar kebangsawanan yang menarik dan unik. Semua cerita yang tertulis disini hanya fiktif belaka, murni dari pemikiran dan hati nurani penulis ya minna-san. Hanya saja cerita yang satu ini saya terinspirasi dari sebuah novel, makanya saya mencoba-coba untuk membuatnya, tapi gak mirip ko sama yang aslinya. Ini murni hasil otak saya minna-san..

Baiklah kalo gitu ini dia... mari menjelajahi kebudayaan inggris, dengan karakter orang-orang jepang!

Chapter 1

"banyak yang mengajak ku berdansa ayah, tapi aku sudah sangat lelah sekali!"

"ini season pertama mu di london sayang, apakah tidak ada satu pun pria bangsawan yang memikat hati mu?"

Hinata hanya menggeleng saat ayahnya hiashi, sang earl of hyuuga menanyakan hal tersebut. Disepanjang malam ini hinata merasa tidak gembira didalam hatinya, entah mengapa ia merasa sedih dan takut kalau-kalau para pria bangsawan itu menjauhinya, karena suasana hatinya yang tidak memungkinkan untuk berdansa sampai tengah malam. Sampai...

"ayah, apa kita..."

"earl of hyuuga..." salah satu pria bangsawan ini memotong percakapannya, dan itu membuat hinata kesal, "bolehkah sayang mengajak putri anda berdansa sir?" niatnya itu membuat hinata tersentak, "itu tergantung putri saya sir." Hinata tidak bisa menolak ajakan pria ini, saat tangan pria ini menjulur kearahnya, hinata pun menyambutnya. Kiba, earl of inuzuka. Dia pria yang penyayang sepertinya, pikir hinata. Mengajak hinata berdansa dengan lembut dan pelan, sungguh lelaki yang bukan tipe dan seleranya, "bolehkah saya bertanya my lady?" hinata mengangguk, "apakah perasaan saya saja atau my lady merasa sangat lelah?" pertanyaan yang bagus..

"maafkan saya my lord, tapi perasaan anda memang benar, saya agak kurang sehat."

"baiklah kalau begitu, kita akhiri dansa ini."

Dengan berakhirnya dansa itu. Berakhir pulalah perburuan jodoh yang tengah hinata idam-idamkan selama ini. Ia berharap di season pertama ini bisa menemukan pria bangsawan yang memikat hatinya, tapi sayangnya ia tidak bertemu dengan pria impiannya.

Saat lady tsunade datang memperkenalkan seorang pria berambut hitam dan bermata tajam, hinata tersadar dari lamunannya, dari tadi dia sedang melamun. "lady hinata, saya akan memperkenalkan anda dengan sasuke earl of uchiha, ini adalah lady hinata." Pria itu tersenyum ramah, tapi masih terkesan tidak peduli, apa itu perasaannya atau memang sikapnya seperti itu?

"senang bertemu dengan mu my lady." Hinata membungkuk pertanda hormat, dan mengulurkan tangannya yang bersarung tangan pada sasuke dan menciumnya. Sungguh pria bangsawan memang seperti itu, sopan dan santun, pria seperti itu terkesan kaku kalau menurut penilaian hinata. Dia hanya ingin pria yang tangguh dan pemberani, kuat dan memesona, pria seperti itu belum dia temui. Tapi mungkin di season kedua nanti dia bisa bertemu dengan pria impiannya. Season kedua, hinata menunggunya!

####

"ayah berharap kau mendapatkan seorang calon suami yang tepat di season pertama mu tahun lalu, tapi sepertinya itu tidak terjadi."

"aku berusaha untuk tertarik dengan salah satu pria bangsawan itu ayah tapi tidak ada satu pun yang membuatku tertarik."

"ayah mengerti. Tapi sayang, maafkan ayah karena tidak bisa menemani mu di season kedua mu ini, ayah akan menyerahkan tanggung jawab mu pada lady tsunade, apakah kau tidak keberatan sayang?"

"tidak ayah. Semoga perjalanan ayah ke yorkshire menyenangkan!"

"pasti sayang."

Pendampingingnya kali ini bukanlah sang ayah, melainkan sahabat baik ayahnya, lady tsunade. Lady tsunade adalah seorang countess, banyak wanita bangsawan yang mengenalnya karena kebaikan, kecerdasan dan kelihaian dalam memilihkan pasangan disetiap season. Tapi apakah kali ini hinata beruntung dengan ditemani sang countess, "season kedua mu pasti akan sangat menyenangkan lady hinata, ayo tersenyumlah dan ikuti aku!"

"kau masih sangat menyebalkan yah rupanya!" seorang pria bangsawan dengan tatanan rapi, elegan dan terlihat eksotis ini tengah di ganggu oleh rekannya, teman dan sahabat sejatinya, "itu menurutmu, tapi menurutnya tidak," mata itu tertuju pada seoarng gadis berambut pink yang tengah berbincang-bincang diseberang lantai dansa, "gadis itu miliku," akunya. "aku tidak tertarik," ujarnya, suara itu mengarah pada temannya, tapi mata itu melihat kearah lain...

Sasuke, earl of uchiha adalah teman sekaligus sahabatnya, saat dia melihat pandangan temannya, ternyata mata itu tertuju pada seoarang gadis, dengan mata bulannya yang indah dan dikelilingi banyak pria untuk mengajaknya berdansa, "hinata, anak dari hiashi earl of hyuuga," ujar sasuke, "kau mengenalnya?" sasuke mengangguk, "season lalu dia berdansa dengan ku," akunya! Naruto terenyum masam, "jika kau saja bisa berdansa dengannya, maka aku akan lebih dari sekedar berdansa." Sasuke tertawa terbahak-bahak, "oh tuhan... kau sangat adil dengan temanku ini. Terimakasih... akhirnya kau bisa tertarik juga dengan gadis yah, goda sasuke.

"dia bukan gaids biasa, dia seperti melampau keabadian."

"ya tuhan... kau memang benar-benar terhipnotis. Mari ikut aku kawan, akan ku perkenalkan kau dengannya."

Hinata telah selesai berdansa dengan shino, viscount of aburame, sekarang ia tengah menghampiri lady tsunade untuk meminta agar dia pulang dengan cepat. Sampai saat ini, padahal waktu belum menunjukan tengah malam, tapi suasana hatinya benar-benar menyedihkan sampai... sasuke uchiha datang dengan seorang pria... tuhan, badan yang kekar, kulit yang eksotis, tatapan yang penuh dengan misteri, dan mata yang indah. Mata itu tertuju padanya, "lady hinata?" sasuke memanggil hinata, dan dia dengan cepat tersadar. Namun yang dia lihat bukanlah sasuke melainkan orang yang ada disebelahnya.

"ini perasaanku saja, atau mereka benar-benar saling tertarik, gumam sasuke, "lady hinata," akhirnya hinata menoleh kearahnya, "saya ingin memperkenalkan anda dengan teman saya, naruto uzumaki, duke of namikaze." Nama itu, hinata tahu betul dengan duke of namikaze, tapi dia tidak tahu dengan orang yang menyandang gelar itu. Jadi dia orangnya, seorang duke yang terkenal dengan ketampanannya dan juga sikap tegas yang tercermin dari wajahnya. Oh tuhan... rahangnya yang menggambarkan sikap bijaksana itu yang membuat hinata yakin betul, kalau dia adalah sang duke of naimakze yang selalu warga london bicarakan.

Ini benar-benar keajaiban untuk hinata. Baru pertama kali dia melihat duke of namikaze, ternyata benar setampan orang-orang bicarakan, "bolehkah saya berdansa denganmu my lady?" hinata hanya mengangguk lembut, meraih tangan yang diulurkan padanya. Baru kali ini dansa walzt yang benar-benar sempurna bagi hinata, "bolehkah saya bertanya my lady?" hinata mengangguk, "apakah ada pria yang menunggumu berdansa setelah ini?" hinata menggeleng, "itu bagus," hinata tersentak dengan kata-kata itu, "mengapa?" tanya hinata, "karena aku akan berdansa sampai tubuh ini kaku," hinata terkiki geli mendengar jawaban itu.

"mungkin aku yang akan kaku terlebih dahulu.' Ujar hinata.

"kalau begitu, aku akan menopang tubuhmu." Naruto mempererat pegangannya pada hinata dan membisikan kata-kata itu ditelinga hinata. Hinata merasa tersentak dengan hembusan napas yang mengenai titik sensitif bagian telinganya, belum ada pria bangsawan yang berani melakukan hal itu padanya, baru kali ini, dan hinata senang. mereka masih berdansa sambil bertatapan, ternyata hinata terjerumus kedalam mata sebiru laut itu, "owh.." lady tsunade tersentak saat melihat naruto berdansa, "aku mengira kalau malam ini dia tidak akan berdansa dengan satu gadis pun, tapi..."

"bukankah itu bagus lady tsunade?" ujar sasuke.

"kau memang benar. Akhirnya, menemukan seseorang!"

Sama-sama saling mencari, sama-sama saling ingin memiliki. Begitulah pemikiran tsunade pada naruto dan hinata. Naruto yang sama sekali tidak pernah berhubungan dengan gadis mana pun, sekarang tengah mencoba dengan seorang gadis yang juga belum mendapatkan pria yang ia impikan. Kini mereka tengah sama-sama ingin saling mengerti dan memahami satu sama lain. Naruto yang juga seorang pewaris tunggal, dan mendapatkan gelar duke of namikaze dari seorang ayah yang bereputasi sangat baik dikalangan para bangsawan yang juga kerabatnya terdekat dan satu-satunya.

Sedangkan hinata, seorang gadis yang sangat cantik, penuh dengan impian dan bertekad kuat, bahkan dirumah dia bertindak seperti bukan seorang lady, gadis manja, ceria dan kekanak-kanakan. Hal itu membuat tsunade selalu tertawa dengan tingkah hinata, cocok dengan naruto yang bersikap tenang dan damai. "mereka akan menjadi pasangan yang sempurna," gumam tsunade. Saat musik waltz hampir berhenti naruto membisikan sesuatu ditelinga hinata, "aku akan mengunjungi mu besok, cantik." Dan saat itulah musik benar-benar telah berhenti.

Seperti degup jantung hinata yang hampir berhenti karena moment tadi, "kuharap senyuman itu pertamda baik." Tsunade menghampiri hinata didepan perapian, ternyata dia sedang tersenyum, dan melamun kecil, "aku dengar dia akan kemari besok," hinata mengangguk, "aku baru saja mengenalnya, tapi dia sudah bersikap sok kenal dengan ku," tsunade tertawa, "kalau kau berbicara seperti itu didepannya, itu berarti sopan santun mu dipertanyakan miss."

"ini adalah diriki dan aku tidak mau merubahnya."

"tapi apa kau akan bersikap seperti itu padanya jika dia bertingkah...

"tentu saja." Sela hinata, "semua pria sama saja bagiku, mereka harus diwaspadai."

"kau tidak perlu cemas hinata, naruto berbeda dari kebanyakan pria... dia baik dan bisa dipercaya."

Hinata ingin meyakini hal itu, tapi dia perlu bukti, dan besok adalah jawabannya! Walaupun baru satu kali ia bertemu naruto dan itu pun juga hanya di lantai dansa, ia yakin bahwa naruto juga tidak jauh berbeda dengan pria yang lain. Akan tetapi, ia hanya melihatnya sedikit, yang lainnya adalah pria impiannya. Dengan mata indah itu, pantas saja semua wanita london memburunya untuk dijadikan suami, "dia baik, kaya raya dan bergelar tinggi, disamping itu dia juga tampan. Semuanya lengkap, aku harap gadis dari keluarga baik-baiklah yang mampu memikat hatinya, seperti mu hinata," hinata selalu mengingat kata-kata lady tsunade, "aku!"

Hinata terkiki geli. Jika lady tsunade saja yang kerabat dekatnya menyetujinya, ayah juga pasti setuju. Tapi apakah akan terjalin sebuah hubungan antara mereka? Dia bukan satu-satunya gadis di london, masih banyak gadis yang lebih cantik dan lebih sempurna darinya. Walau begitu, hinata tetap harus menjaga prinsipnya, "jangan pernah percaya dan yakin kepada pria yang baru saja kau kenal" dia harus mengingat prinsipnya itu.

Menjelang pagi hinata bersiap-siap untuk mandi dan memulai aktivitasnya. Sebagai seorang lady seharunya dia tidak perlu membereskan kamar tidurnya sendiri, banyak pelayan di rumah itu. Tapi dia tetap membereskannya walau lady tsunade sudah memperingatkannya, "my lady..." panggil pelayan pribadinya. Ayame, sudah menjadi pelayan pribadi hinata sejak usianya 17 tahun, dan sekarang pelayan pribadinya itu tengah memberitahunya bahwa duke of namikaze telah datang. "dia benr-benar datang," ujar hinata.

"apa itu sebuah masalah my lafy?"

"tentu saja tidak ayame. Aku takut akan terlalu dalam dan terjebak dalam perangkap seorang pria bangsawan."

"bukankah lady tsunade sudah memberitahu semuanya tentang lord itu."

"kau benar. Aku harus menemuinya!"

Hinata berjalan pelan saat hampir sampai di ruang tamu. Dan akhirnya dia keluar dari sarangnya. Sangat cantik, batin naruto. dia tidak bisa membayangkan apakah ada gadis yng lebih cantik selain gadis yang tengah ia lihat ini, "selamat siang my lady," naruto meraih tangan hinata dan mencium punggung tangan yang tak bersarung itu. Hinata terkesiap dengan sentuhan itu, seharusnya dia memakai sarung tangan. Hinata membungkuk untuk memberi perhormatan, "selamat siang your grace." Ujar hinata.

"sudah sangat lama kau tidak berkunjung kamari naruto, ujar tsunade, "apakah ada sesuatu yang membuat mu ingat tentang tempat ini?"

"maafkan saya my lady, banyak sekali kesibukan setelah penyerahan gelar ini."

"ah yah, tentu saja itu bisa di ma'lumi. Tappi apakah ada sesuatu yang lain lagi your grace?"

"aku mohon jangan terlalu formal padaku, ini sangat menggelikan!" naruto sedikit gusar.

"aaah, sudah ku duga, kau masih naruto yang dulu, aku senang sekali."

Setelah mengatakan hal itu lady tsunade pun pergi untuk dan meninggalkan mereka berdua diruang tamu, "apakah anda ingin berkeliling your grace?" tanya hinata. "itu pasti sangat menyenangkan!" mereka berkeliling rumah untuk beberapa menit, tai sesaat kemudian naruto memasuki ruang gallery dan hinata mengikuti, "ruang gallery yang sangat indah, aku menyukainya." Ujar naruto, "aku tidak menyukainya," ujar hinata. Naruto menatapnya, dan hinata melihat naruto yang tengah mentapnya, "ada apa your grace?" naruto tergelak, "aku mohon my lady, jangan terlalu formal padaku, bersikaplah seperti kita berteman."

Berteman? Ini semakin gawat, pria ini mengajaknya berteman, lalu setelah itu apa? Apa dia akan menjadi kekasihnya, atau yang lebih parah lai wanita simpanannya? Tidak.. tidak... itu tidak akan terjadi, "lalu aku harus memanggil mu my lord? Sir? Atau..." naruto menggeleng, "panggil saja namaku!" pinta naruto. "itu tidak mungkin terjadi my lord, itu tidak sopan!" hinata masih seperti kebanyakan wanita, masih menganggap kesopanan adalah nomor satu dalam kalangan bangsawan. Naruto tidak menyukai wanita seperti itu. Tapi kenapa harus hinata? Naruto kira hinata berbeda dari wanita lain yang pernah ia temui, ternyaa sama saja. Tidak!

Naruto harus menguji hinata, dia melihat papan permainan di meja besar itu, sebuah permainan yang hanya di mainkan dua orang, "hinata?" hinata tersentak ketika naruto memanggil namanya langsung, dia pun berbalik melihat naruto yang telah duduk dimeja dengan sebuah papan permainan, "ayo kita bermain?" ajak naruto, "dalam sebuah permainan, ujar hinata, hanya untuk dua orang pasti ada sebuah taruhan didalamnya." Naruto mulai menyukai alur yang hinata ciptakan, "aku tidak mau hanya sekedar pertaruhan, aku ingin ada sebuah perjanjian,"

"perjanjian? Baiklah. Jangan harap kau bisa menang dari ku my lord, aku tangguh dalam beberapa hal." Dan naruto tahu akan hal itu, terlihat jelas dikedalaman mata dan raut wajah yang tangguh itu, "kau bisa memulai janji mu hinata." Hinata tersenyum, dan itu membuat naruto tercekat, "aku berjani akan melakukan hal apapun yang kau inginkan jika kau menang my lord." Bagaikan petir yang menghempaskan tubuh naruto, itu adalah sebuah kesempatan yang teramat sangat besar. Sungguh gadis yang lua biasa, batin naruto. "janji mu my lord?" pinta hinata, "sama seperti mu hinata."

"ayo kita mulai?" ujar naruto.