Disclaimer : Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Warning : Maaf typo yang mengganggu ._. gak pernah baca ulang ff sendiri soalnya #slap
.
.
.
Siang hari tak akan berakhir begitu saja tanpa sebuah cerita aneh ataupun indah bagi pemuda tan yang saat ini tengah menyendiri di atap sekolah. Hari ini pelajaran matematika amat sangat membosankan bagi otaknya yang terbilang minim dengan angka. Tentu saja minim karena otaknya itu hanya berisi basket-basket-basket, setelahnya barulah terisi oleh model seksi nan canti, Horikita Mai.
Kini hanya angin musim panaslah yang menemani pemuda bernama Aomine Daiki itu. Angin yang hangat, membuat pemuda itu ingin sekali memejamkan matanya untuk segera menuju ke alam mimpi yang begitu indah. Ah, Aomine sangat ingin terlelap tetapi pemuda itu harus melupakan niatnya ketika seseorang mulai mengusik kesendiriannya.
"Aominecchi, apa yang kau lakukan di tempat ini-ssu?"
Yah... apa boleh buat, sang uke selalu saja mengusik kedamaiannya. Walaupun begitu Aomine amat sangat menyayangi uke-nya itu. Hal ini terbukti dari tindak-tanduk Aomine yang selalu melindungi uke-nya dimanapun mereka berada. Termasuk melindungi sang uke dari kapten merah mereka yang amat tampan, mapan, pintar serta psik— lupakan!
"Tsk, Kise kau berisik!"
"Mou, Aominecchi hidoi-ssu..." setelahnya Aomine harus rela terkena lemparan kaleng bekas minuman oleh Kise Ryouta. Nice shoot Kise! Ah... Kise, apakah kau seorang quaterback?
"Kuso! Kepalaku sakit tau."
"Gak perduli-ssu! Dasar Ahominecchi baka—! Mati saja sana, huh."
Heh—?!
Yakin tuh Kise rela kalo Aominecchinya mati ketusuk gunting?
"Kalau aku mati kau sama siapa, hah?"
"Sama Kurokocchi dong-ssu~!"
"Itu sih sama saja kau cari mati— lagi pula masa iya uke x uke?!" batin Aomine.
Aomine melirik Kise yang sedari tadi sibuk dengan sumpah serapahnya. Mau tak mau Aomine harus mau membuat Kise berhenti menyeruakkan sumpah serapahnya. Selain takut akan sumpah serapah Kise menjadi kenyataan dan ya— Aomine lelah mendengar suara berisik Kise.
"Hei, Kise kemarilah!" ucap pemuda tan itu sambil menepuk-nepuk tempat kosong yang ada disampingnya seolah menyuruh Kise untuk segera duduk di tempat itu.
"Tidak mau! Aku mau ke tempat Kurokocchi saja-ssu,"
"Duduk atau—"
"Kau bukan Akashicchi, aku tidak akan takut dengan ancamanmu-ssu."
"Kubilang duduk!"
"Tidak!"
"Duduk—!"
"TIDAK!"
"KISEEEEEEEEEEE!"
.
.
.
Hening
.
.
.
"—Aominecchi seram-ssu, memanggilku saja hampir masuk zone-ssu,"
Seketika Aomine hanya ber-sweatdrop ria. Siapa juga yang mau masuk zone hanya karena memanggil seseorang?! Buang-buang energi saja, terutama orang itu adalah Kise.
"Itu tidak mungkin, bodoh..."
Setelahnya Kise berjalan menghampiri Aomine. Tak lama kemudian pemuda pirang itu duduk di samping Aomine yang kini beralih pada majalah kesayangannya. Merasa diacuhkan, Kise pun mengembungkan pipinya bertanda kesal. Aomine yang menyadarinya mulai tak tahan dengan kekasihnya yang manis itu. Wajah Kise yang memerah karena kesal benar-benar menggoda Aomine.
"Oi, Kise,"
"Nani?" jawab Kise kesal.
"Kenapa wajahmu seperti itu?! Jelek sekali." Ejek Aomine, padahal dalam hati pemuda itu berkata, "Ah, kau nampak manis— aku ingin memakanmu sekarang juga."
"Wajahku seperti ini karena dirimu, BAKA! Lagi pula Aominecchi juga tetap suka pad—"
"Pfftt—"
"Kenapa tertawa-ssu—? Huh, Ahominecchi, BAKA!"
Kise kembali melanjutkan aksi ngambeknya (?) dan inilah saat-saat yang paling disukai oleh Aomine. Kise yang seperti ini benar-benar menggodanya. Mungkin akal sehatnya telah hilang ditelan sang uke, Kise Ryouta.
Dan tentu saja Aomine sangat menyukai sosok pirang itu.
"Sudahlah Kise, aku hanya bercanda..." ucap Aomine yang kini tengah memainkan pipi Kise dengan jari telunjuknya. Hah, lucunya— seolah pipi merah itu akan meledak jika terus menerus Aomine mainkan.
"Bohong-ssu— Aomine lebih tertarik pada majalah itu dari pad—"
—CUP...
"Bagaimana kalau akau lebih tertarik pada pipimu itu, heh—?"
"N-NA—I?!"
Aomine menyeringai menatap Kise yang mulai salah tingkah. Manis sekali uke-nya ini. Lihat saja wajahnya yang semerah apel benar-benar membuat sang seme lupa diri. Jika saja ini bukan di Teiko. Jika saja mereka tidak di tempat ini. Lalu— jika saja Aomine sudah benar-benar gila maka habislah Kise! Lima ronde pun akan Aomine lakukan untuk kekasih tercintanya.
"Hee-entai! Aominecchi hentai-ssu!" Kise masih memegangi wajanya sesaat setelah Aomine mendaratkan ciuman manis diwajah merahnya.
"Hn, benarkah? Bagaimana kalau kita lakukan satu ronde disini?!"
.
.
.
.
.
"E-EROMINECCHI— BERHENTI MENGGODAKU-SSU—!"
AH! INI GAJE HABIS SAYA LAGI GATAL-GATAL =W= (?) SAYA GAK TAU HARUS NGAPAIN (?) MAKA DARI ITU SAYA BIKIN FF NISTA INI (?)
Thanks for read *kalo ada yang baca XD*
