1.04
By Semut
Disclaimer Kouri
Sebenarnya Mary hanya sedikit mengingatnya.
Ketika ia terbangun ia hanya merasakan kepalanya pening—seperti dihantam sesuatu yang keras.
Dalam otaknya, bernaung-naung dua tanda tanya besar.
Pertama; bagaimana ia dapat berjiwa kembali.
Dan yang kedua; bahwa ia tidak tahu dimana ia bernaung sekarang ini.
Ia merasa—kalau-kalau—memori di otaknya telah terhapus. Sepenuhnya. Secara keseluruhan.
Namun, ada suatu memori yang tak terhapus.
Dan ia mengingatnya—secara samar—dan itu membuatnya sedikit lega.
Ia menepuk dahinya dengan tangannya. Menengadah ke atas. Berkonsentrasi sejenak.
Masih terpasang kabur di memorinya; disana tersetel bahwa ada seseorang yang telah membakar lukisannya.
Siapa dia? Mengapa dia membakar lukisan diriku?
Yang ia sesali ialah bahwa ia tak persis ingat siapa sosok yang membakar lukisan tersebut.
Dalam ruang gelap. Mary terbangun—berdiri.
Lalu ia meraba dirinya sendiri—merasakan—bahwa ia nyata. Bahwa ia melihat kegelapan ini ialah nyata.
Ketaksaan.
Yeah!
Ia memejamkan mata sebentar. Melihat sekali lagi. Lalu membuka mata.
Tepat saat ia membuka mata. Tempat itu berubah di matanya.
Ia melihat ruangan yang ia—sepertinya—kenal sebelumnya.
Ruangan itu.
Mary mulai ingat.
Ruangan yang berwarna ungu—ungu kelam. Di beberapa dinding ada lukisan. Lukisan gelap dengan figur seorang perempuan berpakaian warna merah—serta berpakaian warna biru. Serta disana ada beberapa manekin tanpa kepala—juga kepala yang berbanjar teratur di sebuah bidang datar.
Oh!
Mary menangkap objek yang tergelangsar di lantai yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Ia menghampiri itu. Membukuk. Dan mengambilnya.
Mawar asfar.
Partikel-partikel kecil dari memorinya—yang sebagian sirna—mulai terpasang kembali.
Ia menggenggam mawar itu dengan kedua tangannya. Memejamkan mata.
Indra pendengarannya mulai menangkap sesuatu.
Ada sosok yang mendekat.
Yang terjebak.
Ia merasakannya.
Mulai mendekat.
Mary kembali berpusat ke mawar itu.
Sebuah sinar tak terlihat muncul. Dan melingkupi ruangan itu—bukan, bukan ruangan itu saja. Namun, seluruhnya. Membuat pola-pola terpisah. Pola cahaya terbang menjauh. Dan mendarat di tempat mereka berpusat.
Teka-teki baru muncul.
Mary membuka matanya lebar-lebar. Menghembuskan napas panjang.
Sebuah teka-teki baru.
"Aku ingin membalasnya—sekali lagi." Ucapnya. Lalu ia berkata;
"Welcome to the world of Guertena."
The End
Hanya fanfiksi singkat dari saya. Itu saja. Selanjutnya saya tunggu reviewnya.
