Our Secret Relationship

ミンギュ x ウォヌ

[1/3]

Ada sebuah pertandingan tahunan di Hanyang High School. Pertandingan ini merupakan bagian dari peringatan persahabatan antara dua sekolah, yakni Hanyang dan Kyungsan. Pada hari kesepuluh musim panas, Hanyang akan penuh dengan siswa dan siswi dari kedua sekolah tersebut. Terkadang pertandingan diadakan di Kyungsan, tetapi karena alasan tertentu lapangan mereka sangat jarang dipakai.

Seperti biasa, cabang olahraga yang akan dipertandingkan yaitu sepak bola, baseball, basket, atletik, renang, voli, dan lainnya. Namun kali ini kedua sekolah sepakat untuk menambahkan pentas seni. Akan ada pertunjukan spesial yang ditampilkan dari masing-masing sekolah.

Hari ini adalah hari kedua perhelatan tersebut. Hanyang dipenuhi oleh para tamu dari Kyungsan, termasuk keluarga mereka yang ingin memberikan dukungan. Basket, sepak bola, dan baseball adalah pertandingan yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang, terutama para gadis. Baik Hanyang maupun Kyungsan sangat terkenal dengan para pemainnya yang mempunyai visual dan kemampuan yang mumpuni, tinggi mereka juga tidak main-main, setiap tahun penonton tiga pertandingan tersebut semakin bertambah.

Seorang pemuda duduk di tribun yang telah dipenuhi oleh orang-orang yang ingin menyaksikan pertandingan basket. Menjadikan lapangan indoor tersebut penuh dengan gaung suara teriakan yang didominasi oleh para gadis. Dengan ciri khas kacamata tebalnya, dia memandang dua orang lelaki di tengah lapangan, yang berperan sebagai komentator pertandingan. Siapa lagi kalau bukan Seungkwan dari Hanyang dan Seokmin dari Kyungsan. Guyonan mereka selama mengomentari permainan adalah sesuatu yang selalu ditunggu-tunggu.

"Aku tiba-tiba ingin menjadi seperti mereka." temannya berkata dengan keras, berusaha menyamai suara teriakan melengking yang menggema.

Pemuda itu, Wonwoo, merotasikan bola matanya. Seungkwan dan Seokmin saja sudah se-berisik itu, pikirnya, bagaimana bisa orang ini menginginkan tempat mereka.

"Lebih baik kau diam saja, kesempatanmu sudah musnah karena tahun depan kau sudah tidak ada di sini lagi." timpal Wonwoo sarkastik.

Hoshi mendengus. "Setidaknya aku merasa lebih baik dari mereka."

Wonwoo hanya meng-iya-kan perkataannya.

Tak lama, Seungkwan mulai membuka suara lewat mic yang dia pegang. "Annyeonghaseyo~! Kali ini dengan saya, Seungkwan, dan—" dia menunjuk Seokmin.

"—Seokmin right here!" pemuda berhidung mancung itu menyahut.

"Sebagai komentator pertandingan bersejarah selama berabad-abad. Oh~ seperti yang kita harapkan basket tidak ada duanya. Penonton semakin banyak untuk menyaksikan pertandingan spektakuler sekaligus mencuci mata."

Seokmin segera mengambil alih. "Yeah, yeah~ sangat ramai!! Mana teriakannya??!!"

Suara teriakan melengking segera mengudara hingga membuat gendang telinga Wonwoo ingin pecah.

"Jjang!" seru Seokmin seraya mengangkat dua ibu jarinya. "Nah, Seungkwan-ssi, saat ini tidak ada pertukaran pemain di tim Kyungsan, mereka memutuskan untuk memakai stok lama. Bagaimana dengan Hanyang?"

Seungkwan mengangguk. "Itu berita yang cukup bagus! Hanyang mempunyai pemain-pemain baru yang tak kalah tampan dengan Kyungsan. Benar tidaaakk??" dia bertanya pada penonton, dan para siswa-siswi Hanyang segera menyahut.

"Oh~ benarkah? Sebelum bertanding, bagaimana kalau kita memanggil seseorang yang menjadi perwakilan dari tiap tim?" usul Seokmin.

Seungkwan menimbang, seolah-olah dia tengah berpikir keras. "Bagaimana menurut kalian, chingudeul?!" dia bertanya lagi pada penonton dan dihadiahi dengan teriakan. Tentu saja mereka setuju.

Hoshi bertepuk tangan heboh sembari meneriakkan sebuah nama. "JUUUNNN!!" seperti fanboy yang tengah menonton konser idolanya.

Wonwoo mendelik, malu melihat Hoshi yang memalukan. Sejenak dia ingin melupakan eksistensi Hoshi seolah-olah mereka tidak saling mengenal. Irisnya fokus tertuju pada Seungkwan, diam-diam menunggu siapa yang akan dipanggilnya.

"Ayo kita panggil secara bersamaan!" kata Seungkwan.

Seokmin mengangguk. "Satu, dua, tiga—MINGYU!"

"JUNGWOO!"

Wonwoo tertawa dalam hati sementara Hoshi mematung seperti orang bodoh. Tentu saja perkiraannya salah, yang Wonwoo dengar, Jun memilih hengkang dari tim karena masalah kesehatan. Tetapi dia tidak mengejeknya, biarkan saja dia agar diam sebentar. Dua orang yang dipanggil mulai memasuki lapangan, Jungwoo yang bernomor punggung delapan dan Mingyu dengan nomor sebelas. Suara teriakan tidak lagi bisa terelakkan.

"What's up, man!" Seokmin menjabat tangan Mingyu dan saling menabrakkan bahu mereka. Begitu pula Seungkwan dan Jungwoo. Kedua pemain itu juga saling bersalaman.

"Ayo perkenalkan diri kalian masing-masing." Seungkwan menyerahkan mic kepada Jungwoo.

"Annyeonghaseyo," Jungwoo mulai menyapa, dan teriakan memenuhi lapangan. "Aku Kim Jungwoo, pemain baru dari Hanyang, Salam kenal!"

Seokmin pun memberikan mic pada Mingyu.

"Annyeonghaseyo," sama seperti Jungwoo, para gadis terus berteriak menghasilkan senyuman lebar di bibir Mingyu. "Wah~ ramai sekali sampai aku berdebar. Kim Mingyu, Ace tim Kyungsan. Terima kasih sudah datang!"

"Ah~ visual mereka memang tak terbantahkan. Kita semua mengakuinya, bukan?" kata Seungkwan.

"Benar, benar~ tapi akhir-akhir ini beberapa pertanyaan muncul tentang mereka. Sebenarnya aku juga penasaran dengan jawabannya, kebetulan mereka sudah ada di sini, jadi aku akan bertanya," Seokmin berujar, ditanggapi dengan anggukan dari Seungkwan. "Apa kalian mempunyai seorang kekasih?"

Dua orang yang ditanya malah tertawa. Seokmin langsung beralih pada Mingyu dan mengulang pertanyaannya. "Apa kau mempunyai seorang kekasih?"

Mingyu mengulum senyum. "Kalian mungkin tidak ingin mendengarnya."

"Ayolah, Mingyu-ssi, kami menunggu jawabanmu." timpal Seungkwan.

Mingyu mengambil jeda sejenak dengan menarik nafas dalam. "Ya."

Teriakan kekecewaan segera mengudara.

"Ow, ow~ sepertinya aku mendengar bunyi retakan hati kalian." ujar Seungkwan.

Seokmin menambahkan. "Apa dia ada di sini?"

Mingyu menatapnya terkejut. "Apa itu perlu kuberitahu juga?!"

Seungkwan mengangguk. "Tentu saja. Mereka sangat penasaran dengan kekasihmu. Apa orang beruntung itu ada di sini?" tanyanya lagi.

Mingyu berpikir seraya menyapukan pandangan ke setiap penjuru tribun. "Sepertinya ada. Dia mengatakan padaku akan menonton, tapi aku belum bertemu dengannya hari ini."

"Satu pertanyaan lagi," Seungkwan berujar lagi, yang mana membuat Mingyu benar-benar berdebar. Sebenarnya mereka ini komentator pertandingan atau komentator urusan pribadi orang lain sih? Kenapa sangat ingin tahu tentang kehidupan asmaranya?

"Kekasihmu dari Kyungsan... atau Hanyang?"

Seungkwan sangat pandai memanasi keadaan. Akibat pertanyaannya, sebagian orang mulai menebak sementara yang lainnya menunggu jawaban Mingyu. Sebelumnya mereka pikir kekasih Mingyu jelas berasal dari satu sekolah yang sama, namun jawaban yang dilontarkan terdengar sangat mencengangkan.

"Dia dari... Hanyang."

To Be Continued

#HappyMingyuDay!