KATAWARE DOKI
Cast:
MXM's Im Youngmin
MXM's Kim Donghyun
Warning[!]: OOC, typo[s]
I don't own the casts.
Senja dimana ada senyuman, ucapan selamat malam dan perkenalan. Dan janji yang akan ditepati di masa depan. Senja disaat dua hal, kau dan aku, terhubung.
.
Ada yang kau beri senyumanmu hari ini.
.
Youngmin meletakkan ransel disampingnya, kemudian memukul pelan lehernya beberapa kali untuk menghilangkan ketegangan otot-otot di sana. Perjalanan dari Shinjuku menuju Kami-Suwa cukup membuatnya sedikit kelelahan. Memang tidak berlari atau menggunakan sepeda yang harus dikayuh cepat agar bisa menempuh jarak Tokyo ke Nagano, hanya saja Youngmin tidak pernah berlama-lama dalam sebuah perjalanan sebelumnya. Jangan bayangkan Youngmin menaiki pesawat selama belasan jam untuk pergi ke Eropa atau benua lainnya karena memang ia belum pernah sekalipun melakukannya.
Youngmin meneguk air mineral dari dalam botol yang sedari tadi ia pegang. Ia bersantai sejenak sebelum pergi meninggalkan Kami-Suwa menuju tempat tujuannya. Melihat arlojinya menunjukkan pukul lima senja hari, Youngmin menghela nafas panjang.
"Masih ada waktu sedikit lagi."
"Permisi?"
Youngmin bersiap menjinjing tasnya ketika seseorang menghampirinya. Saat kepalanya mendongak ia melihat seorang pemuda yang tidak lebih tinggi darinya, berambut hitam, dengan sebuah ransel dan peta serta ponsel di kedua tangannya. Mungkin pemuda itu juga pendatang, seperti dirinya? Mungkin saja. Entahlah.
"Ah, silahkan duduk. Maaf jika barang bawaanku menghalangi."
Youngmin segera meraih ranselnya dan menaruhnya di pangkuan sembari melempar botol air mineral yang telah ia habiskan isinya ke dalam tempat sampah yang ada di samping bangku tempatnya duduk. Youngmin mencoba menoleh. Pemuda yang berada di sampingnya menggaruk kepalanya beberapa kali dengan tangan kiri yang menekan layar ponsel beberapa kali. Karena tidak tega melihat pemuda itu kebingungan, Youngmin memberanikan diri bertanya.
"Ada yang bisa kubantu?"
Pemuda itu menoleh.
"Ah, iya. Aku—sebenarnya, bagaimana ya?"
Pemuda itu terlihat sedikit ragu –ia menggaruk pipi kanannya, saat akan melanjutkan kalimat. Youngmin menaikkan kedua alisnya, mencoba meyakinkan pemuda itu jika Youngmin mungkin bisa membantunya. Atau setidaknya begitu, karena Youngmin juga bukan penduduk asli Nagano. Tapi ia pernah beberapa kali ke sini, sekalipun itu terjadi bertahun-tahun yang lalu. Semoga saja Nagano tidak banyak berubah.
"Danau Suwa—kau tahu?"
Akhirnya pemuda itu bicara. Youngmin mengangguk paham karena hampir seratus persen ia tahu tujuan pemuda itu ke sini. Tujuan yang hampir sama seperti dirinya.
"Menikmati matahari tenggelam?"
Si pemuda mengangguk beberapa kali, terlihat antusias.
"Tidak jauh. Kau bisa berjalan kaki."
"Benar?"
"Sepuluh menit tidak akan membuatmu pingsan, kan?"
Pemuda itu menggeleng cepat. Ia menyimpan ponselnya di saku jaket yang dikenakannya, lalu melipat peta dan menjejalkannya di salah satu lubang yang ada di ranselnya. Pemuda itu berdiri dan menghadap ke arah Youngmin sembari membenarkan letak ransel di punggungnya, kemudian ia membungkuk sambil melempar senyum lebar—dan menyenangkan untuk dilihat. Begitu pikir Youngmin sesaat.
"Terima kasih."
.
.
.
Ada yang kau beri ucapan selamat malam hari ini.
.
Youngmin mengeratkan genggaman pada tali ransel yang melingkari pundaknya. Beberapa saat lagi sinar jingga di ufuk barat akan segera lenyap bersamaan dengan matahari yang kembali ke peraduan, menghilang sejenak untuk kembali menyapa cakrawala keesokan harinya. Pemandangan yang selalu Youngmin rindukan dari tepian Danau Suwa, tempat di mana ia berdiri saat ini. Youngmin puas dengan pilihannya mengakhiri minggu bersama pemandangan senja Danau Suwa. Tokyo yang sibuk benar-benar membuatnya ingin meninggalkan kota itu sejenak.
Youngmin menutup kedua kelopak matanya dan merentangkan kedua tangan. Senyum menghiasi wajahnya saat angin senja di musim gugur memeluknya dengan cepat. Cukup dingin untuk menyapa kulitnya, tapi menyenangkan. Youngmin kembali berpuas diri mengingat keputusannya ke sini benar-benar tepat. Dan saat ia membuka mata, sosok itu ada di sana. Menutupi sebagian kecil Danau Suwa dari pandangannya yang semakin terlihat gelap ditinggalkan sinar sang surya. Youngmin mengenal sosok itu.
"Hai?"
Tangannya melambai pelan ke arah Youngmin. Senyuman menjadi balasan sapaan itu.
"Kita bertemu lagi. Terima kasih lagi kurasa? Karena kau, aku bisa sampai di sini."
"Tentu saja. Aku senang melihatmu tidak tersesat."
Keduanya saling melempar pandang dan senyuman sederhana. Cukup lama mereka dalam keadaan diam sebelum Youngmin terganggu dengan ponsel yang bergetar di saku celananya. Youngmin melihat layar ponselnya menyala lalu memeriksa pemberitahuan baru yang masuk dengan segera. Setelahnya, kedua mata kembali fokus pada pemuda di depannya—pemuda yang bertemu dengannya di stasiun Kami-Suwa satu jam yang lalu, dan kemudian membungkuk pelan, berniat untuk segera meninggalkan tempat itu.
"Sepertinya aku harus pergi terlebih dahulu. Selamat menikmati pemandangan Danau Suwa."
"Tentu."
"Selamat malam."
Setelah mengulas senyum dan pamit pada pemuda itu, Youngmin melangkahkan kaki menjauh menuju penginapan di mana ia akan melepas penatnya sampai esok hari.
.
.
.
Ada yang kau beritahu namamu hari ini.
.
Youngmin sedang duduk santai di lobi hotel sembari menunggu petugas hotel memberinya kunci kamar ketika ia kembali bertemu sosok itu. Keduanya saling pandang dan berakhir dengan tawa kecil yang keluar secara bersamaan untuk beberapa saat. Mereka seperti berjodoh di Nagano. Entah takdir atau kebetulan, hanya saja ini sudah ketiga kalinya Youngmin menemui pemuda itu di hari yang sama, meskipun di tiga tempat yang berbeda sekalipun jaraknya sangat berdekatan.
"Sepertinya kau dan aku memang berjodoh."
Youngmin tertawa lagi mendengarnya. Telinganya mulai mengenali suara pemuda itu, mulai dari bicara, tawa hingga kini suara batuk yang lucu setelah ia ikut tertawa bersama Youngmin.
"Menginap di sini juga?"
Pemuda itu membalasnya dengan anggukan tiga kali, seperti anak kecil yang ditanya apakah ia sudah makan atau belum. Sedikit menggemaskan di mata Youngmin.
"Aku rasa kita harus tahu nama satu sama lain."
Tangan kanannya terlur ke depan, menunggu sambutan hangat dari Youngmin.
"Im Youngmin. Asli Korea Selatan dan menetap Tokyo. Berlibur di Nagano sampai besok karena ini akhir minggu dan berniat menghindari kehidupan kota Tokyo yang sangat sibuk sejenak."
Pemuda di depannya lagi-lagi mengeluarkan suara tawa yang nyaring saat Youngmin menjabat tangannya sambil menjelaskan panjang lebar siapa dirinya dan beberapa alasan yang bagi Youngmin mungkin tidak perlu dikatakan tapi sudah terlanjur keluar dari mulutnya. Tawa itu sepertinya sudah mulai menjadi bunyi paling bagus di telinga Youngmin, bahkan lebih menyenangkan untuk didengar jika dibandingkan dengan denting piano di apartemennya, yang kadang-kadang ia mainkan jika sedang ada waktu luang.
"Aku Kim Donghyun. Dan sepertinya kita memang berjodoh karena memiliki kampung halaman yang sama dan alasan yang sama. Well, kecuali satu, aku tinggal di Mie."
"Wow! Nagashima Spa Land?"
Youngmin menahan teriakan.
"Tentu. Lain kali kita bertemu di sana, Youngmin-san? Barangkali kau perlu pemandu wisata gratis?"
Donghyun—pemuda yang baru saja bertukar nama dengan Youngmin itu tertawa lebar sambil menunjuk dirinya bangga.
"Oke, kalau kau beritahu nomor ponselmu supaya aku tahu waktu luangmu."
.
Dan pada senja hari itu juga ada yang kau beri janjimu untuk ditepati di masa depan.
.
W/N: Terima kasih kepada Travel Report edisi YoungDong. Ada satu atau dua tempat yang disebutkan saya ambil dari sana. Ditambah Suwa-lake (yang katanya dijadikan setting kampung halaman Mitsuha dari film Kimi no Na wa) karena YoungDong sempat napak tilas(?) lokasi film favorit mereka (meski itu di bukan di Nagano) plus waktu senja karena saya suka istilah 'kataware-doki'. Percayalah jika saya baru nonton Kimi no Na wa setelah liat Travel Report MXM.
