BLUE

Cast:

Kim Jongin as Kim Kai (GS)

Kim Joonmyeon as Choi Joonmyeon aka Suho

Other cast(s) (bertambah seiring waktu)

Pair: Belum ditentukan.

Disclaimer: Semua cast yang ada di cerita ini hanya milik Tuhan, orang tua, SM Ent, dan diri mereka sendiri. Saya hanya meminjam nama mereka saja. The plot is MINE. Jika ada cerita dengan alur yang hampir sama, itu adalah suatu kebetulan saja.

Warning: Gender switch, typo(s), alur berantakan.

Don't Like, Don't Read.

Happy Reading~

.

.

.

Bandara Incheon, Seoul, Korea Selatan. Pukul 17.00 KST.

Seorang pemuda— bersurai hitam dengan kulit seputih susu dan paras bak malaikat—tampak gelisah di salah satu bangku di dalam bandara. Sudah hampir satu jam ia menunggu kedatangan sepupunya dari Jepang. Ia memfokuskan pandangannya kepada setiap penumpang yang melewati pintu keluar, berharap sepupunya segera muncul.

Tak lama kemudian ia menemukan orang yang ia tunggu-tunggu. Terlihat seorang gadis—bersurai madu dengan kulit tan—melenggang keluar dari pintu tersebut. Gadis itu melihat sekeliling dan menemukan seseorang yang melambaikan tangan padanya.

"Kai!" Panggil seorang pemuda yang langsung berlari kecil kearahnya. Ia tersenyum manis melihat pemuda itu.

"Ah, Suho-oppa." Gumam Kai. Senyumnya semakin lebar saat pemuda bermarga Choi—yang merupakan kakak sepupunya—itu memeluknya erat.

"Wah, kau bertambah tinggi dan semakin manis saja." Goda pemuda bernama lengkap Choi Joonmyeon itu setelah melepaskan pelukan mereka.

Kai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu tersenyum lebar, "Yak! Oppa bisa saja."

Suho hanya tertawa melihat tingkah Kai. Adik sepupunya ini entah kenapa semakin manis dan menggemaskan saja. Apalagi ditambah semburat merah di pipi chubby-nya seperti sekarang.

Mereka pun melangkah keluar bandara berdampingan dengan tangan Kai yang melingkar di lengan Suho. Sedangkan pemuda itu membawa troly barang milik Kai. Setelah memasukkan semua barang ke mobil, mereka segera melesat menuju rumah Suho.

.

.

.

Choi Family's House. 18.00 KST.

"Bogoshipeo, Kai-ya." Ucap seorang wanita paruh baya ketika Kai dan Suho menapakkan kakinya di teras sebuah rumah.

Nyonya Choi—wanita paruh baya tersebut—memeluk keponakannya erat. Ia adalah ibu Suho sekaligus kakak dari ayah Kai. Sudah lama gadis berkulit tan itu tidak bertemu dengan ahjumma-nya yang satu ini. Semenjak ia pindah ke Jepang 3 tahun lalu, ia hanya berhubungan dengan keluarga Suho via telepon, e-mail atau skype. Gadis berparas manis pemilik nama Kim Kai itu sangat merindukan mereka.

"Eomma, pelukannya ditunda dulu. Kasihan Kai, dia kan baru sampai, pasti dia lelah dan lapar." Kata Suho sambil menarik lengan baju ibunya.

"Oh iya, Eomma sampai lupa. Eomma terlalu rindu pada adikmu ini." Kata Nyonya Choi setelah melepas pelukannya. "Kajja, kita ke dalam, Kai-ya. Ahjumma sudah memasak ayam goreng kesukaanmu." Lanjut Nyonya Choi sambil menggandeng Kai masuk ke dalam rumah.

Suho yang merasa diabaikan hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia sudah terlalu hafal dengan sifat ibunya yang sangat menyayangi Kai seperti anaknya sendiri. Kemudian ia mengekor di belakang mereka, setelah sebelumnya menyuruh seorang pelayan untuk mengangkut barang-barang adik sepupunya ke kamar yang sudah disediakan untuk gadis itu.

"Ahjumma, sebaiknya aku membersihkan diri dulu. Badanku sudah sangat lengket." Sela Kai dengan sopan saat ia digiring ke meja makan oleh Nyonya Choi.

"Baiklah kalau begitu. Suho-ya antarkan Kai ke kamarnya, ne?" Perintah Nyonya Choi pada putra semata wayangnya.

"Ne, Eomma. Kajja, Kai-ah." Suho menarik tangan Kai agar mengikutinya menuju lantai dua.

Kai membungkukkan badannya pada Nyonya Choi. Ia yang sedari tadi ditarik oleh sepasang ibu-anak tersebut hanya bisa pasrah.

"Nah, ini kamarmu. Yang di sebelahnya itu kamarku." Jelas Suho ketika mereka sampai di depan salah satu pintu berwarna putih. Pemuda itu membuka pintu tersebut lebar-lebar hingga menampakkan ruangan yang luas dengan kasur ukuran king size, lemari pakaian, meja rias, sofa mungil dan meja belajar. Kamar ini bernuansa biru langit.

'Sangat nyaman.' Batin Kai saat memerhatikan detail ruangan di hadapannya.

"Oppa, aku mandi dulu, ne? Oppa tunggu di ruang makan saja. Aku tidak akan lama." Kata Kai sambil memandang Suho.

"Arraseo. Setelah itu kau harus makan dulu. Membereskan barangnya nanti saja. Aku akan membantu." Kata Suho sambil mengusap-usap kepala adiknya. Kai mengangguk tanda bahwa ia mengerti. Setelah itu Suho kembali menuju ruang makan, sedangkan Kai masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

.

.

.

"Bagaimana kabar Eomma dan Appa-mu, Kai-ya?" Tanya Tuan Choi. Mereka—Tuan dan Nyonya Choi, Suho dan Kai—sudah berada di ruang makan dan sedang menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Nyonya Choi.

"Eomma dan Appa baik-baik saja, Ahjussi. Bagaimana dengan Ahjussi dan Ahjumma sendiri?" Tanya Kai sambil menghentikan acara makannya sejenak.

"Kami juga baik, chagi." Jawab Nyonya Choi. Kai tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Oh iya Kai, Appa sudah mengurus kepindahanmu ke sekolahku. Mulai besok kau sudah bisa masuk sekolah. Seragamnya sudah ada di lemari pakaianmu. Besok pagi kau berangkat denganku, arra?" Timpal Suho yang sedari tadi hanya menjadi pendengar.

"Arrachi, Oppa." Jawab Kai sambil tersenyum manis menunjukkan dimple kecil di pipi kirinya.

Kai memang akan tinggal bersama dengan keluarga Choi. Ayah dan ibunya sangat sibuk di Jepang, sehingga jarang sekali pulang ke rumah. Karena mereka merasa iba melihat Kai selalu kesepian di rumah, maka mereka memutuskan untuk menitipkan Kai ke salah satu saudaranya. Gadis itu memilih kembali ke Korea dan tinggal bersama keluarga Choi. Tentu saja keluarga Choi tidak menolak dan bahkan mereka sangat senang dengan kehadiran Kai.

"Nah, ayo lanjutkan makan kalian. Setelah itu kalian bisa istirahat." Kata Nyonya Choi.

Setelah selesai makan, mereka mencuci piring masing-masing. Walaupun banyak pelayan di rumah ini, namun untuk masalah hal-hal kecil yang masih bisa mereka lakukan sendiri, Kai dan Suho akan melakukannya sendiri. Mereka dididik oleh orang tua mereka agar dapat hidup mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain.

.

.

.

Kai's Room.

"Akhirnya kita selesai juga." Kata Suho sambil merebahkan tubuhnya ke kasur Kai. Mereka telah selesai merapikan barang-barang Kai yang lumayan banyak. Kai juga ikut merebahkan tubuhnya di samping Suho.

"Oppa..." Panggil Kai dengan suara lirih tanpa mengalihkan pandangannya dari langit-langit kamarnya.

"Hm? Ada apa, Kai-ya?" Tanya Suho sambil menoleh ke arahnya.

"Sekolah Oppa itu..seperti apa?" Tanya Kai sambil menerawang.

"Besok kau lihat sendiri saja. Sekolah Oppa itu menyenangkan. Yang pasti ada klub dance disana. Aku tahu kau tidak bisa jauh-jauh dari menari." Jelas Suho.

Pemuda itu tahu sejak kecil Kai memang sangat menyukai tari, dilihat dari postur tubuhnya saja sudah menunjukkan jika gadis itu suka mengolah tubuh. Adiknya ini memiliki tubuh yang ramping dan tinggi, bisa dikatakan sexy juga sebenarnya. Tinggi gadis ini melebihi tinggi rata-rata gadis seumurannya. Bahkan Suho yang notabene seorang laki-laki saja kalah tinggi dengan Kai.

"Jinjja?" Kai langsung bangun dan menatap Suho dengan mata berbinar. Suho yang kaget mendengar adiknya berteriak segera menutup telinganya.

"Yak! Kim Kai! Jangan teriak-teriak. Kau mau merusak gendang telingaku,eoh?! Aish!" bentak Suho sambil mengusap-usap telinganya. Kai hanya terkikik sambil mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V.

"Bagaimana Jepang? Apa kau betah disana?" tanya Suho tiba-tiba.

"Jepang sangat indah. Tapi orang-orangnya individualis sekali. Walaupun begitu, aku mempunyai banyak teman disana." Jawab Kai sambil tersenyum kecil. "Tapi rasanya lebih nyaman berada disini." Lanjutnya dengan mata terpejam merasakan perasaan damai menyelimuti hatinya.

Suho tersenyum senang mendengar jawaban Kai. "Aku sangat merindukanmu, Saeng."

"Nado, Oppa." Sahut Kai. Senyumnya semakin lebar. Begitupun dengan Suho.

"Ya sudah, istirahatlah. Aku akan kembali ke kamarku. Jangan lupa besok kau harus bangun pagi." Kata Suho sambil berjalan keluar kamar Kai menuju ke kamarnya.

"Ne ne. Arraseo." Jawab Kai dengan malas. Ia pun membaringkan tubuhnya di kasur dan memakai selimut sampai ke dada. Sebelum terlelap, ia memanjatkan do'a.

'Aku kembali, Eonni.' Batin Kai. Ia mulai menutup kedua matanya. Memasuki alam mimpinya.

TBC or END?

.

.

.

Author's note: Aiko is comeback~ maaf terlalu lama. Maaf juga, bukannya nerusin ff yang 5cm per second malah bawa ff baru. Ff yang kemarin lagi dalam proses pembuatan (sebenernya sih lagi kehabisan ide haha), jadi sambil nyambi nyelesein ff yang itu, aku publish ff ini aja. Aku masih bingung nentuin pairnya. Ada yang mau kasih saran?

xoxo,

Kaiko94