Anymore

Zhu Zhengting (Jeongjeong) X Hong Eunki

JeongKi

.

Anymore © Sweatpanda

.

.

Langit sudah gelap begitu pemuda bernama lengkap Hong Eunki itu terbangun dari tidurnya. Mengucek matanya sebentar, Eunki merenggangkan tubuhnya sebelum bangkit dari ranjang empuknya. Mata Eunki mengedar, mencari seseorang yang tadi menemaninya tidur namun nihil. Tidak ada siapapun di kamarnya ini selain dirinya.

Eunki menghela nafasnya panjang, melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa panas juga lengket.

Setelah mandi dan memakai baju santainya, Eunki keluar dari kamar. Pergi ke dapurnya untuk membuat makan malam. Eunki melirik jam dinding yang tak jauh darinya sebelum kembali menghela nafasnya.

'Mungkin dia tidak akan kembali,' gumam Eunki disertai senyum mirisnya.

Eunki membuka kulkasnya, berniat mengambil bahan makanan yang tersisa, karena memang Eunki belum belanja lagi. Namun sayang, ketika Eunki membuka kulkasnya, hanya ada botol air putih yang berjajar juga hanya dua buah apel dan jeruk yang tersisa di dalamnya. Rahang Eunki terjatuh seketika.

Ditutupnya pintu kulkas dengan kencang sebelum Eunki berlari menuju kamarnya lagi. Mengambil dengan cepat dompet dan ponselnya sebelum keluar dari apartemennya ini. Ia lapar, dan ia tidak bisa menahan rasa laparnya itu.

Jadilah, Eunki memilih untuk pergi ke minimarket yang berada di seberang apartemennya. Belanja beberapa bungkus ramyeon instans sepertinya bukan masalah. Apalagi ini akhir bulan, dan Eunki tidak memegang uang tabungan sama sekali. Jadi jika ia ingin membeli makanan yang bergizi, Eunki harus menunggu sekitar seminggu lagi untuk mendapat uang gajiannya.

'Hidup ini keras bung. Jika kau tidak kuat, mati saja sana.' Itu adalah kata-kata dari sahabat sehidupnya yang kini sudah menghilang entah kemana. Eunki bukannya tidak mau tahu, hanya saja, jika orang itu butuh dirinya, sahabatnya itu pasti akan mendatanginya secara langsung. Tidak peduli waktu dan tempat, sahabatnya itu pasti akan dapat menemukannya.

Memikirkan sahabatnya, membuat senyum Eunki muncul. Sudah berapa lama ia tidak bertemu dengan sahabatnya itu? Satu tahun? Dua tahun? Atau tiga tahun? Entahlah. Yang pasti, Eunki sangat merindukan sahabatnya itu.

"Eunki-ya?" Eunki tersadar dari lamunannya begitu ia mendengar seseorang memanggil namanya ragunya. Mengerjapkan matanya beberapa kali, Eunki menoleh ke samping kanannya, melihat seseorang yang memanggilnya. "Jeongjeong-hyung?"

Kemudian hening. Hanya ada suara kendaraan yang lewat disertai angin yang berhembus. Mereka sedang berada di dekat minimarket dimana Eunki yang sedang asyik melamun di dekat pintu dan Jeongjeong yang sepertinya baru saja keluar.

"Kau mau kemana?" Jeongjeong kembali bersuara setelah sekian detik keduanya hanya saling menatap. Eunki berdeham pelan, membasahi tenggorokkannya sebentar sebelum membalas, "Aku mau membeli bahan makanan."

Jeongjeong tersenyum lebar, "Tidak perlu. Aku sudah membelikannya."

Mata Eunki membulat mendengar ucapan Jeongjeong, "Kau serius?"

"Tentu saja. Dan maaf aku tidak membangunkanmu tadi. Justin menelfon meminta jemput, jadi aku menjemputnya dulu. Kebetulan, sebelum aku pergi aku sempat membuka kulkas di apartmu yang ternyata kosong. Jadi aku berpikir sebelum kembali akan membelikanmu bahan makanan. Dan nyatanya kita malah bertemu di sini," jelas Jeongjeong panjang lebar lengkap dengan senyum tampannya.

Eunki mengangguk samar, ia kemudian menertawakan dirinya sendiri begitu pikiran negatif yang tadi sempat singgah di otaknya. Lagipula Eunki kembali berpikir, tidak mungkin 'kan jika kekasihnya ini meninggalkannya begitu saja?

Apalagi mereka sudah menjadi sepasang kekasih sejak empat tahun lalu, dan Jeongjeong juga sering sekali mengatakan jika pemuda tampan itu tidak bisa hidup tanpanya. Berlebihan, tapi Eunki suka saat sensasi dimana pipinya, atau malah seluruh tubuhnya, memanas ketika mendengar kata-kata manis dari mulut manis seorang Zhu Zhengting. Nama asli Jeongjeong.

"Nah sekarang, ayo pulang. Kau harus memasakkan makanan untukku Eunki-ya," Jeongjeong dan sifat manjanya yang keluar adalah salah satu hal yang Eunki sukai.

Eunki tersenyum lebar dan merangkul lengan Jeongjeong, "Baiklah hyung. Ayo."

Dalam hati, Eunki berjanji untuk tidak lagi memikirkan hal-hal negatif jika itu berhubungan dengan kekasihnya. Kekasihnya amat sangat baik dan sangat mencintainya. Dan Eunki sangat berterimakasih pada sahabatnya di atas sana, yang sudah mengenalkannya pada Jeongjeong.

.

.

END