Title : "The Truth Behind Them" (Black-and-White's Life)

Genre : Romance ,, School-life ,, de-el-el~

Rating : T

Casts : SiBum as Main Pair ; slight HanChul, KyuMin, and (maybe) HaeHyuk :p

Length : ?

Disclaimer : All cast MUTLAK milik Tuhan YME, dirinya sendiri dan keluarganya. But as usual, the story is MINE ^^

Summary : -

Warning : YAOI-BL-BxB ,, Typo(s) ,, EY(T)D ,, Cerita Ngawur ,, dan segala kekurangan lainnya.. m(_ _)m *deep bow*

.

.

Don't Like? Just DON'T Read, Please~

.

Don't Copas Without Permission ^^

.

Happy Reading

.

.

SM HIGH SCHOOL… tak ada yang berubah dari sekolah bertaraf internasional ini. Masih sekolah terbesar se-Korea Selatan, masih penuh dengan murid-murid kalangan atas, masih dipenuhi dengan segala bentuk kemewahan, termasuk…

"KYAAAAAA SIWON OPPA!"

"OMO! TAMPAN SEKALI~~~"

"AAAAAAAA! SIWON OPPA!"

…teriakan para yeoja-nya dipagi hari.

Tidak ada yang salah dengan teriakan itu, eng maksudnya bukan teriakan itu melainkan 'seseorang' yang menerima sambutan itu yang tidak salah. Yah habis mau bagaimana lagi… seantero sekolah tidak akan ada yang tidak mengenalnya, sekali lagi ditekankan TIDAK ADA. Sosok yang menjadi nomor satu dan selalu dielu-elukan oleh murid-murid bahkan oleh guru-guru di SMHS.

Choi Siwon. Biar diterka satu persatu saja… wajah tampan? Check! Kaya? Pastinya! Pintar? Tak diragukan lagi! Berwibawa? Gentleman tepatnya! Apa lagi yang mau kau tau? Ia adalah seorang yang sangat susah untuk dicari kelemahannya jika kau tidak menggunakan mata batinmu. Baik, lupakan kalimat terakhir itu. Intinya, memang pantaslah seorang Choi 'Perfect' Siwon itu menerima sambutan histeris dari yeoja (bahkan namja uke) disetiap pagi harinya disekolah.

'Ck! Dasar yeoja-yeoja berisik! Apa mereka tidak punya kerjaan lain selain berteriak hah? Bikin mood-ku tambah buruk saja!' batin Siwon kesal.

Ups, kelihatannya kita kekurangan satu info mengenai dirinya. Kekurangan dari namja perfect itu yang akan terlihat kalau kau mengenalnya lebih dalam. Salah satu sifat buruknya yang hanya diketahui oleh para sahabatnya saja… penggerutu. Well, tapi itu hanya nampak dihatinya saja. Sudah dikatakan bukan kalau ia dikenal sebagai si nomor satu disekolah, dan itu dinilai bukan hanya berdasarkan nilai akademik saja tapi juga sifatnya. Seumur hidupnya Siwon telah berhasil menutupi sifat buruknya itu, membatin kesal dan mencak-mencak dalam hati adalah jalan keluar yang diambilnya.

Kembali kecerita dengan Siwon yang menampakan senyuman ramah kepada para yeoja pengagumnya, menambah pesona yang ada pada diri Choi Siwon bagi para fans-nya itu. Tak ketinggalan umpatan 'manis' masih aman terucap didalam hatinya. Mari ibaratkan perjalanan Siwon menuju kelas dengan kepribadiannya itu…

.

.

"Oppa, maukah kau menerima cookies bikinanku ini?" seorang yeoja berambut coklat muda menyerahkan kotak yang terbungkus manis. Sebut saja yeoja ini sebagai Tiffany Hwang, ketua klub PKK.

"Tentu, aku akan sangat berterima kasih kau mau memberikannya padaku." Siwon tersenyum menampakan lesung pipi diwajahnya, tangan kanannya mengambil kotak yang diserahkan oleh Tiffany Hwang tersebut. "Gomawo." Tak lupa ucapan sopan sebagai penutupnya sebelum ia berlalu.

Sementara kita tinggalkan saja Tiffany yang telah dibuat melayang dengan 'kebaikan' Siwon, lebih baik kita intip kedalam hati Choi 'Perfect' Siwon…

'Hissh! Apa tidak bosan ia memberiku kue terus-menerus? Lagipula apanya yang bikinan sendiri, jelas-jelas label harganya belum ia copot! Dasar yeoja penipu! Kue bikinan Wookie bahkan masih lebih enak ketimbang ini! Ck, sekarang dimana aku akan membuangnya?'

.

Sungguh, sungguh sangat berlawanan bukan dengan sifatnya barusan? Mari kita lihat contoh yang lainnya…

.

"Omo! Oppa, mianhae… aku tidak sengaja menabrakmu~ jeongmal mianhae." Kali ini yeoja berambut pendek bergelombang yang tidak sengaja menubruk Siwon. Yeoja ini kita kenal dengan nama Jung Jessica.

"Hem… gwanchana Jessica ssi. Bagaimana dengan dirimu? Apa kau baik-baik saja?" kali ini sifat gentle lah yang dikeluarkannya. Dengan lembut dan perlahan ia menegakan cara berdiri Jessica yang masih betah memeluknya.

"Ah ani, aku baik-baik saja oppa. Sekali lagi, mianhae ne?" Jessica mengerjap –sok– imut.

"Ne, lain kali hati-hatilah kalau berjalan. Annyeong." Sekali lagi senyum-berlesung-pipi Siwon keluarkan sebagai bonus sebelum berlalu.

Sekarang kita tinggalkan Jessica yang masih memandang Siwon dengan pandangan ingin memiliki itu, kembali kita intip dalam hati Choi 'Perfect' Siwon…

'Apanya yang tidak sengaja? Jelas-jelas ia sengaja menubrukan diri ketubuhku! Dasar yeoja genit, apa tidak ada cara yang lebih pintar untuk menyentuhku? Sudah ratusan kali ia hanya menggunakan trik tersandung, dasar pabbo yeoja! Aish, apa sebenarnya yang ia pakai dibibirnya? Blezer-ku jadi kotor dan mengkilap!'

.

Ya, ya, ya~ jika diteruskan tidak akan ada habisnya. Kepribadian black and white miliknya tidak akan pernah berakhir…

.

.

.

_SKIP TIME_

ISTIRAHAT

Bel yang untuk sebagian murid dikatakan sebagai 'penolong' itu kini telah berbunyi, sebagian murid yang tadi kusebutkan sudah langsung berlari keluar begitu bel berbunyi kurang dari lima detik saja.. guru yang mengajar bahkan belum sempat mengucapkan salam. Benar-benar murid yang durhaka -_-

Di bangku depan kelas 11-A, seorang murid bername-tag Choi Siwon itu memandang lurus kearah depan, kearah guru yang masih berberes-beres dan merapikan tumpukan buku yang ia bawa. Dilihat dari sikapnya yang hanya diam saja saat anak didiknya kini telah 'hilang', sepertinya guru itu telah biasa sepertiga muridnya langsung kabur setelah bel berbunyi. Sisa murid yang masih betah berada dikelas tersebut menunggu sang guru setidaknya mengucapkan "sampai jumpa besok" pada mereka, layaknya murid-murid yang sangat santun pada gurunya.

"Baiklah, sudah bel istirahat, saatnya kita mengakhiri pelajaran hari ini. Saya merasa materi yang saya ajarkan untuk sekarang sudah cukup banyak dan saya yakin kalian semua tentu telah paham apa yang sudah saya ajarkan, benar kan?" sang guru menenteng beberapa buku berkisar 50-100 halaman ditangannya, ia berbicara didepan papan tulis.

"Mengerti seonsaengnim!" jawab seluruh murid penuh hikmad.

"Ya, saya bangga pada kalian. Bahan ajaran yang saya ajarkan hari ini saya harap…" dan bla-bla-bla! Baik, cabut kata-kataku barusan mengenai "setidaknya mengucapkan salam" barusan, karena nyatanya guru ini malah berbicara panjang-lebar. Sedangkan seluruh murid yang berada dihadapannya benar-benar mendengarkan. Ya.. mendengarkan dalam arti visual.

'Aissh! Guru ini…haruskah ia berbicara sebanyak itu? Benar-benar membuang waktu istirahatku! Oh Tuhan, cepatlah Engkau ingatkan dia untuk segera pergi dari sini! Amin…'

…batin seseorang dibarisan paling depan itu, siapa lagi kalau bukan Choi Siwon.

"…karena itulah saya yakin kalian semua pasti dapat menempuh ujian—" guru tersebut masih terus berbicara sampai,

"Anou seonsaengnim."

"Ne, waeyo Siwon ssi?" sang guru menatap murid yang paling dibanggakannya itu.

Siwon berdehem sebentar sebelum akhirnya tersenyum mempesona, "Tidakkah seonsaengnim merasa ingin beristirahat? Saya rasa sebagai seorang guru yang berbakti pada negara, Anda juga harus menjaga kesehatan Anda bukan?" mata Siwon memandang sang guru dengan lembut, meski sebenarnya dalam pandangan itu terdapat penuh kata-kata intimidasi 'cepatlah pergi dari sini!' yang tentu saja tersirat.

"Aah, kau benar Siwon ssi.. aku sampai lupa waktu." Sang guru memeriksa jam tangan kulit dipergelangan tangan kirinya, "Kau benar-benar murid yang istimewa Choi Siwon, selain mengayomi seluruh murid sekolah sebagai ketua perwakilan siswa kau juga begitu perduli pada guru-guru." Guru tersebut menjabat tangan Siwon dan menepuk pundak Siwon agak keras.

'Ya! Tepukanmu itu sakit tahu!' batin Siwon, tentu saja.

"Anda terlalu memuji." Siwon tetap mempertahankan senyumannya.. senyuman palsu yang lebih tepat.

"Baiklah semuanya, kita akhiri sampai disini. Annyeong." Guru tersebut menenteng buku-buku bahan ajarnya dan melangkah menuju keluar.

"Annyeong seonsaengnim." Balas murid-murid semangat.

Blam!

Belum semenit pintu kelas ditutup langsung-lah semua murid bersorak gembira, memang tidak semuanya bersorak senang saat sang guru itu telah keluar dari kelas.. setidaknya ada satu orang murid yang membereskan semua buku-buku dimejanya dalam diam, ia tidak tertawa bahagia seperti yang lain.

Sedangkan Siwon, kini ia sedang dikerubungi para murid dan sedang menerima banyak ucapan terimakasih-telah-membuat-guru-itu-keluar, ditambah dengan para yeoja yang begitu gencar mengajaknya istirahat bersama…paling tidak kencan secara tidak langsung, yang tentu saja ajakan mereka ditolak dengan halus oleh namja tampan nan mempesona tersebut.

Dalam hati Siwon menggerutu…kebiasaan.

'Kalian tidak ada bedanya dengan guru tadi, membuang-buang waktu istirahatku! Cepatlah kalian keluar!'

…ya, memang tidak heran.

Satu-persatu murid pemberi selamat itu kini menghambur keluar, sedangkan para yeoja yang mengajak Siwon untuk istirahat bersama pun juga mulai meninggalkan Siwon dengan raut merengut dan merajuk…untuk kesekian kalinya mereka ditolak. Kasian sekali mereka~

"Fuuh, akhirnya.. mereka benar-benar merepotkan." Setelah merasa yakin kini kelas itu telah kosong, Siwon melenggangkan kedua lengannya dipinggang, menggeleng penuh cemooh dan tersenyum masam.

"Kau memang namja penuh kebohongan Choi Siwon."

Deg!

Serta merta Siwon menoleh kearah belakang, kearah suara itu berasal. 'Sial, ternyata masih ada seorang murid lagi!' batinnya panik.

"Tidak usah kaget, aku sudah tahu seperti apa dalam hatimu yang sebenarnya itu." Kembali orang itu bersuara.

"A-hahaha.. apa maksudmu…aku tidak mengerti." Siwon berusaha memperlihatkan senyum terbaiknya, kendati kurasa hal itu sia-sia saja.

"Sudahlah, tidak usah pura-pura tersenyum dihadapanku. Aku tidak akan memberi-tahu siapapun mengenai sifat aslimu." Orang itu pun beranjak bediri dari duduknya, dia berbelok menuju pintu yang terbuka lebar di belakang ruang kelas.

Dalam beberapa detik orang itu kini tak tertangkap dari pandangan Siwon yang masih terdiam ditempatnya, senyuman namja tampan itu sudah luntur dan digantikan dengan raut wajah yang sulit dijelaskan. Alis tebal miliknya perlahan bertaut dan kelihatan seperti hampir bersatu,

"Tadi itu, Kim Ki…bum kan?"

.

.

Siwon melangkahkan kedua kakinya disepanjang lorong yang ramai itu, entah kenapa ia enggan memperlihatkan senyuman penuh pesona yang kerap kali ia tebarkan keseluruh penjuru sekolah.. terang saja para yeoja maupun namja berstatus uke begitu ingin menjadi pasangannya. Siwon terus melangkah tanpa menoleh pada siapapun yang memandangnya penuh minat, entahlah, rasanya ia sedang malas menebar feromon pada orang-orang disekitarnya.

"Siwon oppa!" seorang yeoja berambut lurus sebahu itu dengan nekat mendekati Siwon, kenekatannya tentu saja mendatangkan protes dari para yeoja dan uke. Namun ia tidak memperdulikannya.

Siwon menoleh kearah suara yang mendekatinya, "Oh, Yoona ssi. Waeyo?" Siwon tersenyum, tapi hanya senyum tipis dan terkesan memaksa.

"Oppa, gwanchanayo? Apa oppa sedang tidak sehat?" Tanya Yoona penuh kekhawatiran, tentu saja kekhawatiran yang ia harapkan akan membuat ia dicap sebagai yeoja yang baik dan perhatian.. sudah biasa.

"Ani, aku baik-baik saja. Nan gwaenchana Yoona ssi, terimakasih sudah mengkhawatirkan keadaanku." Siwon kembali tersenyum tipis, ia sendiri merasa bingung dengannya saat ini.

'Aneh.. kemana kebiasaanku yang selalu mudah tersenyum? Entah kenapa saat ini aku malas sekali untuk berbuat baik secara pura-pura, gah! Aku bingung sekali!' batinnya berteriak penuh tanda tanya.

"Jeongmalyo? Tapi oppa kelihatannya—"

"Yoona ssi, bolehkah aku pergi sekarang? Teman-temanku sudah menungguku, permisi." Siwon langsung memotong perkataan Yoona, ia melangkah menjauhi yeoja yang kini memandangnya penuh heran.

.

.

AT CANTEEN

Empat namja kini terlihat duduk mengitari salah satu meja dikantin SMHS itu. Keempat namja yang tidak kalah terkenal seperti Choi Siwon, tentu saja karena mereka berempat tidak kalah tampan sepertinya…yah meskipun dua diantara mereka lebih pantas disebut 'cantik' dan 'manis' ketimbang tampan. Keempat namja tersebut adalah sahabat baik Choi Siwon sejak Junior High. Terlebih keempat namja ini semuanya tergabung dalam anggota perwakilan siswa yang diketuai oleh Siwon, mari kuperkenalkan…

Kim Heechul – Kelas 12B sebagai wakil ketua.

Tan Hankyung – Kelas 12B mantan ketua namun tetap turut andil dalam kepengurusan.

Lee Sungmin – Kelas 12A di bagian sekertariat kelompok.

Cho Kyuhyun – Kelas 10A di bagian bendahara kelompok.

Kembali kecerita,

Keempat namja tersebut tampak terlihat romantis dengan pasangannya masing-masing. Mungkin inilah alasan terbesar kenapa seluruh yeoja dan namja berstatus uke/seme lebih mendominasi untuk memperebutkan Choi Siwon, karena keempat sahabat Siwon itu telah memiliki pasangannya masing-masing. Jika kau mencoba merebut salah satunya, maka siap-siap saja kau mendapatkan balasan dari pasangan namja yang kau incar itu. Possessive? Yeah that's right

"Aish kalian ini, bisakah berhenti ber-lovey dovey dihadapanku? Apa kalian tidak lihat seluruh pandangan mengarah pada kalian hah?" Siwon langsung menempati tempat duduk diantara Hankyung dan Kyuhyun, ia menggeleng pelan dan mendecih.

"Ya, yang mereka lihat bukan kami tapi kehadiranmu pabbo!" Heechul yang merasa kesal acara romantisnya diganggu langsung melempar gulungan tissue dari atas meja, beruntung Siwon dapat mengelak dari lemparan Heechul.

"Chullie, sudahlah.." sang pawang macan a.K.a Hankyung langsung mendekap bahu Heechul, sedangkan Heechul merengut penuh kesal.

"Kyunnie~ aku cemas dengan Hyukie. Bagaimana ini?" Tiba-tiba sang aegyo diantara mereka bersuara, Sungmin memandang Kyuhyun penuh tatapan memelas. Such as cute bunny

'Shit! Kalau kami hanya berdua saja, kelinci buntal ini pasti akan langsung kusergap!' batin Kyuhyun nelangsa.

Siwon mengalihkan pandangannya pada Sungmin, "Hyukie? Siapa hyung?"

"Dia sepupuku yang baru pindah kekelas 11-D, dia benar-benar nekat pindah dari Mokpo hanya untuk mengejar namjachingu-nya di Seoul!" Sungmin menggembungkan kedua pipinya. So C-U-T-E~~

"Ya, Ming! Berhenti memasang tampang itu! Kau tidak lihat, disini banyak mata-mata nakal yang memandangmu penuh nafsu?" Kyuhyun langsung menepuk kedua pipi Sungmin pelan, "Apa kalian lihat-lihat?! Sana urusi urusan kalian masing-masing, jangan pandangi Lee Sungmin lagi atau kalian rasakan sendiri akibatnya!" ia berteriak dan memandang sadis pada setiap pasang mata yang memandang Sungmin-NYA, tidak perduli ia baru tahun pertama di SMHS, Sungmin miliknya dan itu MUTLAK untuknya.

"Siapa namjachingu sepupumu itu hyung?" Siwon mengacuhkan keributan yang dibuat oleh hoobae paling evil itu, kembali ia mengahadap Sungmin yang terlihat menggeleng melihat kelakuan childish namjachingu-nya.

"Ah, kalau tidak salah Hyukie selalu menyebutnya 'Fishy', aku tidak tahu nama aslinya. Aku bahkan baru mendengar ceritanya kalau ia sudah punya namjachingu setelah ia pindah kesini, jadi aku juga tidak tahu yang mana orangnya." Sungmin mengindikan bahu

Siwon hanya mengangguk mendengar jawaban Sungmin, tanpa sengaja matanya memandang kearah salah satu meja disudut kantin. Meja yang hanya diduduki oleh seorang murid, murid namja tepatnya.

'Kim Kibum.' batinnya. Ya, memang Siwon tidak salah, murid yang ia lihat memang Kim Kibum.

Entah kenapa kini Siwon memandang lurus pada Kibum, padahal ditengah kerumunan orang-orang yang berada dikantin saat itu rasanya tidak mungkin Kibum akan menyadari ada yang memandangnya. Siwon bahkan mengabaikan yeoja-yeoja yang berlalu lalang dihadapannya, dengan tersenyum genit tentunya, tapi kali ini Siwon mengabaikan pandangan penuh pujian mereka…melirik pun tidak. Mata onyx tajamnya masih terfokus pada namja pemilik surai legam yang duduk disudut kantin.

"Ah!" tiba-tiba Siwon terkaget, melihat Kibum yang berdiri dari tempatnya secara refleks ia ikut terlonjak.

"Hng? Ada apa Won?" Hankyung yang memang duduk disebelahnya menoleh pada Siwon. Jangan ditanya kenapa Kyuhyun yang juga duduk disebelahnya tidak mendengar pekikan Siwon, saat ini Kyuhyun sedang mati-matian menjaga bunny boy milik-NYA dari tatapan mesum seme-seme disana. Baik, lupakan hal itu.

Siwon mengerjap, "Aah an-anieyo Han hyung, ng.. ku-kurasa aku ingin ketoilet dulu." Ia pun berdiri dari tempat duduknya, setelah menoleh pada Hankyung ia memutar kembali tatapannya.

Sial, sudah hilang. Batinnya.

.

SIWON POV

Fuuh, akhirnya aku malah benar-benar ketoilet. Sejujurnya aku sendiri bingung dengan diriku sendiri, kenapa aku sangat penasaran dengan Kim Kibum itu? Sudah berapa bulan aku sekelas dengannya? Ck, aku ini aneh sekali.

"Hae!"

Mataku membulat. Aku tahu itu suara siapa. Dengan cepat aku mencuci tanganku di wastafel kamar mandi dan mengelapnya dengan tissue yang telah disediakan, setelah kuyakin tanganku telah kering kubuang tissue tersebut dan langsung beranjak keluar.

Benar dugaanku, itu Kim Kibum. Ia sedang berdiri didepan pintu perpustakaan dengan seorang namja, aku tidak mengenal namja yang kalau tidak salah ia panggil 'Hae' itu.

"Kibummie~ kau itu susah sekali dihubungi hah, kemarin kau kemana masa tiba-tiba hilang?" namja bernama 'Hae' itu merengut.

Eh? Kibummie?

"Cih, kau itu yang susah dihubungi Hae. Lagipula kau lah yang suka tiba-tiba hilang, dan aku tahu apa alasanmu yang suka tiba-tiba hilang itu."

"Hehehe kau tau saja chagi~"

Ch-chagi? Ia memanggilnya 'chagi'?

Lho, kenapa aku mengurusi cara panggil orang pada Kim Kibum.

"Berhenti memanggilku 'chagi', Hae. Itu menggelikan, memangnya kau mau dia marah hem?"

"Tentu saja tidak!" kulihat namja bernama 'Hae' itu langsung menyilangkan kedua tangannya didada, "Aku bisa mati kalau ia sampai membenciku."

DEG!

Eh? Kok jantungku…?

"Hmp, dasar pabbo. Aku heran, kenapa mengenalmu selama bertahun-tahun tapi kepintaranmu tidak bertambah-tambah juga?"

"Ya, Kim Kibum! Aku ini lebih tua darimu, lagipula aku sekarang makin pintar tahu!"

"Sudahlah, aku bisa jadi bodoh kalau berada didekatmu terus. Aku mau keperpustakaan dulu, ada buku yang sedang kucari."

"Dasar kutu buku, berkencanlah terus dengan tumpukan kertas itu. Aku ada janji dengan monyet kesayanganku, bye Bummie~"

Kini tidak kulihat lagi sosok Kim Kibum maupun 'Hae' didepan pintu perpustakaan. Disana telah sepi, daerah perpustakaan memang bukan menjadi tempat favorit murid-murid.. untuk kasus Kibum, kurasa berbeda.

Kim…Kibum?

—!

Kembali kurasakan satu dentuman pelan yang menghentak jantungku. Aku menyerngit. Heran? Sepertinya iya…

"Ada apa denganku?" aku menyentuh daerah dadaku, tepatnya pada sisi yang menyembunyikan jantungku. Masih berdetak cepat, tapi…kenapa?

Aku memandang pintu perpustakaan dan langsung melangkahkan kakiku kesana. Setelah sampai didepan ruangan itu, tanganku langsung terulur untuk membukanya.

"Ohh, Kibum ssi.. sudah kuduga kau akan datang, buku pesananmu sudah tiba."

Suara Mrs. Kim lah yang pertama kali kudengar saat pintu perpustakaan telah kubuka dengan sempurna. Mrs. Kim adalah pustakawati SMSH yang sudah berusia setengah abad. Aku menolehkan pandanganku pada suara itu, Mrs. Kim menyebut nama Kibum…kan?

"Wah, kukira aku akan ketinggalan buku itu." Kibum, sesuai dugaanku, berdiri disamping meja Mrs. Kim. Aku dapat melihat wajah Kim Kibum dari samping karena ia sedang menghadap lurus pada Mrs. Kim, tangan Kim Kibum terlihat menggenggam buku berukuran 25cm lebih bercover ungu tua yang mungkin halamannya ada berkisar 200-an.. entahlah.

"Ne, kau pasti sangat ingin membaca lanjutan seri itu kan? Kau terus bertanya padaku mengenai kiriman buku baru, makanya aku tahu kau begitu menginginkan buku ini. Setelah kiriman buku baru datang, aku pun langsung menyimpan satu untuk bisa kau pinjam." Mrs. Kim tampak tersenyum dan melanjutkan perkataannya, "Kini kau bisa membacanya dengan tenang Kibum ssi, hahaha…"

DEG!

"Ehm, jeongmal gamsahamnida Kim ahjumma. Aku sangat berterima-kasih padamu~" Kibum membungkuk hormat dan tidak ketinggalan,

Kembali tersenyum pada Mrs. Kim.

Deg deg deg!

Senyum Kim Kibum entah kenapa terlihat sangat…

"Choi Siwon?"

"Eh?" aku tersentak, kutolehkan pandanganku kearah depan. Kim Kibum.

"Kenapa berdiri didepan pintu perpustakaan?"

"Eh, ah, aniya tidak ada apa-apa. Maaf menghalangimu.." aku bergeser sedikit untuk memberikannya jalan. Dasar bodoh, kenapa aku terlihat aneh sekali dari tadi? Kulihat Kim Kibum mendekap buku bercover ungu tua itu didadanya dan berjalan menuju kearah keluar pintu. Aku tidak tahu bagaimana tampangku saat ini.

Tap.

Kudengar langkah Kibum berhenti.

"Aku…rasanya belum lihat senyummu sejak keluar kelas tadi Choi Siwon?"

"Hah?" aku memandangnya dengan heran, apa maksudnya?

Ia menoleh padaku, "Tapi, kau tampak lebih baik jika tidak tersenyum palsu."

Ahh…

"Annyeong, Siwon ssi." Kibum pun membalikkan tubuhnya dan berlalu dari situ.

Aku terdiam. Aku terus melihat punggungnya yang lebih kecil dariku itu kian menjauh, dan semakin tak terlihat dipandanganku.

"Ia… tersenyum…" suaraku terdengar lirih dan pelan.

.

.

Jadi itu yang ada di balik wajah angkuhnya…

Jadi itu yang ada di balik wajah dinginnya…

Senyumnya… sangat indah…

Sangat teramat indah…

Dan entah kenapa,

Senyum itu kini sudah terpatri di dasar hatiku…

.

.

.

TBC/END

.

Another fanfic about SiBum by me, can I keep this or should I delete this?

.

.

Need ur respond, just if u wanna to RnR~ ^O^/