Seandainya dia mau menunggu sedikit lebih lama….
Seandainya dia tidak terburu-buru berusaha merebut kebebasannya….
HER DAMN FREEDOM
I don't own InuYasha and all the characters. InuYasha © TAKAHASHI Rumiko.
No commercial advantage is gained by making this fanfic.
Story © Sukie 'Suu' Foxie
Pairing : … Just check it out~~! XD
Warning : hints BL! OOC!
A/N : Fic pertama di fandom ini … dan dimulai dengan agak … ngaco? /plak!
Happy reading!
Kagura sudah bersiap menghilang selamanya dari dunia, meninggalkan segala harapan kosong yang tidak mungkin lagi diraihnya. Kebebasan yang selama ini ditunggunya ternyata terasa begitu pahit.
Atau … tidak?
"Sesshou … maru?" lirih Kagura saat melihat sesosok berambut putih panjang tengah berdiri di hadapannya. Tidak berkata apa pun, hanya membiarkan keheningan melanda keduanya. Benak Kagura pun lantas berputar cepat. Sekelebat dugaan langsung memenuhi rongga di otaknya.
Tapi belum sempat Kagura berkata-kata, Sesshoumaru terlebih dahulu memotongnya.
"Aku mengikuti bau darah dan miasma…."
"Begitu? Dan kau salah mengira bahwa aku adalah Naraku, 'kan? Hemh, kau pasti kecewa karena aku bukan Naraku…." Akhirnya dugaan itu terlontar dari bibir Kagura yang sosoknya semakin menghilang. Matanya yang berwarna merah menyorot sendu pada helaian bunga-bunga di bawahnya.
"Aku … tahu kalau itu kau…."
Kagura terperanjat. Mana pernah ia mengira bahwa Sesshoumaru bisa mengenalinya dan mau repot-repot datang ke tempat yang mungkin akan jadi persinggahan terakhirnya. Ah, mungkin menghilang di padang bunga dan disaksikan oleh Sesshoumaru bukan ide yang buruk. Setidaknya itu yang sempat Kagura pikirkan sebelum mendadak Sesshoumaru melanjutkan perkataannya.
"Aku … tahu," Sesshoumaru menelan ludah dengan susah payah, "setelah aku sampai di tengah jalan! Damn this influenza! Dan, ya! Aku kecewa! Aku kira awalnya kau itu Naraku-chan! Tapi begitu aku tahu itu kau, mau balik pun jadi terlihat tidak keren! Apalagi aku sudah sengaja meninggalkan pertarungan dengan Moryomaru!" Sesshoumaru mengumpat sambil mengepalkan tangannya di depan dada. "Ternyata … ternyata … kau bukan Naraku-chan! Huwaaa!"
Sesshoumaru pun berjongkok dan kemudian menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. "Mana Tokijin-ku hancur! AAAHH! Betapa sialnya Sesshoumaru ini!"
Kagura memandang nanar pada sosok Sesshoumaru yang kini sudah meraung-raung sambil menyebutkan nama Naraku. Helaan napas sinis keluar dari mulutnya bersamaan dengan semakin hilangnya raga sang angin.
Ternyata memang kebebasan yang setengah-setengah ini terasa menyakitkan untuk Kagura. Karena pada akhirnya, ia tidak sempat melihat adegan yaoi antara Sesshoumaru dan Naraku. Harusnya ia menunggu dengan sabar saja tanpa perlu menunjukkan perlawanan pada sang 'ayah'.
Damn the freedom!
Damn her life!
.
.
.
***終わり***
… Krik. Saya tahu ini krik. Tapi, yaa … beginilah adanya X""D
Kagura fujoshi dan Sesshoumaru gay? Kekonyolan apa lagi yang saya lakukan? Entahlah, saya juga tidak tahu. Yang jelas, saya nggak ada niatan bashing, ya? Just a joke, just for fun. I love Kagura and Sesshoumaru so much~. So much till I can't accept Kagura's death. After that, I don't even read InuYasha anymore. Sigh. /Oke, makin rambling nggak jelas. Ya, intinya untuk fanfic ini, saya nggak mau membuat kematian Kagura yang mengharu-biru dulu, jadilah tersisipkan twist di ending-nya. Semoga bisa diterima, ya? X""D
Saa, sila beritahukan kesan, pesan, saran, kritikan minna-san tentang fic ini via review. Arigatou~! :D
I'll be waiting.
Regards,
Sukie 'Suu' Foxie
Thanks for reading
