tengara

[ jaemin x renjun ]

nct © sm entertainment ; no profit gained, no copyright law infringement.

lowercase ; typo(s) ; ooc.

.

.


.

.

sudah seminggu ini satu kampus dihebohkan dengan sebuah berita panas: park jisung, mahasiswa semester dua departemen kosmografi, diam-diam adalah seorang pakar cinta yang sarannya amat mujarab dan bisa ramalannya tentang hubungan seseorang selalu jadi kenyataan!

berita itu sampai juga ke telinga donghyuck dan renjun. kalau donghyuck, sebenarnya tidak aneh jika dia tertarik pada hal semacam itu karena tidak ada hal di dunia ini yang tidak membuat lelaki itu antusias. tingkat rasa penasarannya pun jauh melebihi batas wajar. sama halnya dengan donghyuck, renjun pun ikut tertarik mendengar berita soal jisung si pakar cinta yang kredibilitasnya tak diragukan lagi seantero kampus. sudah banyak pasangan yang berhasil menjalin hubungan setelah berkonsultasi dengan pemuda park itu.

"renjun, jadi ikut tidak?" tanya donghyuck sore itu. selepas mata kuliah terakhirnya, donghyuck tiba-tiba saja menyembulkan diri di depan pintu kelas renjun. "aku mau pergi ke gedung fakultas sebelah. siapa yang tahu 'kan, setelah berkonsultasi pada jisung aku jadi punya kesempatan untuk mendekati mark."

ah, renjun jadi ingin coba bertanya pada jisung soal peruntungan cintanya. mudah-mudahan nasibnya mujur.

"tunggu sebentar!" pemuda huang itu buru-buru merapikan barangnya. dia abai sepenuhnya pada presensi sahabatnya, jaemin, yang duduk di sebelahnya. dia juga sama sekali tak menyadari ekspresi kesal yang tergambar jela di wajah pemuda na itu.

"oi," sergah jaemin. pergelangan tangan renjun diraih. membuat lelaki yang lebih tua sontak menghentikan kegiatannya, kemudian memandang jaemin penuh tanya.

"kenapa, jaemin?"

pemuda itu berdecih sebal. "tak perlulah kau datangi si park jisung itu. tak ada gunanya."

"hei!"

obsidian mereka saling bertumbukan. jaemin sama sekali tak mau bersusah payah menyembunyikan ketidaksukaannya.

"buat apa sih, kau ikut-ikutan termakan gosip norak semacam itu? sampai nekat mau bertanya soal peruntungan cintamu dan lain sebagainya. lagi pula, tak perlu diramal pun harusnya kau sudah tahu, kalau yang nanti jadi pacarmu itu, aku."

(kemudian, tanpa renjun sadari, wajahnya memerah sempurna menahan malu dan senang sekaligus.)