fic kedua ku yang sama2 abal dan gaje
don't like don't read aja
terimakasih bagi yang mau mampir
Aku hanya bisa memandangnya dari jauh. Memandangnya tanpa bisa menyentuhnya sungguh menyiksa batin ku. Memperhatikan setiap tingkahnya bersama kedua sahabatnya membuatku kadang tersenyum – senyum sendiri saat melihatnya, yang kadang membuat sahabat Slyterin ku bingung dan mengganggapku gila. Aku rela mambayar berapapun untuk menggantikan Si Pothead dan Weaselbe disampingnya, hanya untuk mendengar suaranya, memperhatikannya, berbicara dengannya. Argh . . kadang aku merasa akal sehatku sudah hilang entah kemana. Aku yakin Si Pothead itu tak butuh uangku, ataupun Si Weaselbe itu (walau aku tak yakin itu, keluarga Weasley tergolong miskin untuk keluarga penyihir berdarah murni).
Aku hanya ingin menyapanya secara normal saat bertemu dengannya di koridor ataupun dikelas. Tapi otakku dan hatiku tak mau berkoordinasi dengan baik, justru yang keluar adalah kata – kata penghinaan yang hanya akan membuatnya sedih dan terus menjauh dari ku. Kalian tahu sendiri kalau aku selalu memanggilnya 'darah lumpur' dan itu membuatnya membentakku dan kadang hampir memantrai ku kalau Si Pothead tak datang menarik Hermione menjauh ataupun Zabini dan Nott yang menyeretku untuk pergi. Aku tak mau pergi, aku menolak pergi aku ingin melihat lebih banyak melihat ekspresinya, setiap raut wajahnya saat marah, yang hanya bisa aku kenang dan ku kubur dalam – dalam di darar hatiku.
Semua seringai yang terpahat indah di wajahku, semua cacian yang terlontar dari mulut ku (walau hatiku menolak dengan keras tapi tetap saja terucap dan membuat hatiku sakit) semua itu bentuk keinginanku untuk berkomunikasi padanya (apa namanya komunikasi kalau aku selalu saja mencacinya, membuatnya marah. Tapi itu tidak penting, yang penting aku bisa berbicara dengannya). Aku selalu ingin bersamanya, selalu disampingnya dan memperhatikannya dari jauh. Cinta itu benar – benar menyakitkan hati.
