The Mortal Instruments belongs to Cassandra Clare.
Warning : Agak OOC, gaje, typo, etc.
Timeline : Saat upacara Parabatai Alec dan Jace.
Alexander Lightwood menatap lingkaran di depannya, lingkaran dimana calon parabatai-nya, calon seseorang yang lebih dekat daripada saudara, seseorang yang Alec percayakan sepenuhnya berada. Pria di lingkaran lain itu sangat sempurna di mata Alec. Rambut pirang yang membingkai mukanya, garis-garis wajah yang Alec sudah hafal, serta mata berwarna emas yang Alec kagumi.
Dengan ragu-ragu, Alec menjejakan kakinya keluar dari lingkarannya dan memasuki lingkaran milik Jace.
Alec yakin, ini yang ia mau. Alec yakin, perasaannya terhadap Jace akan meluntur seiring berjalannya waktu. Alec tahu jelas, bahwa menjadikan Jace parabatai-nya berarti sama sekali tidak ada kesempatan untuk menjadikan Jace pujaan hatinya.
Ruang Dewan hening, beberapa pasang mata menunggu upacara parabatai itu selesai.
Alec memasuki lingkaran Jace, ia dan Jace menghuni ruang yang sama sekarang. Mereka dikelilingi oleh api yang akan menjadi saksi atas sumpah yang akan mengikat kedua pria ini sebagai dua orang yang ikatannya sangat erat bagai mendarah daging.
"Kemanapun kau pergi, aku akan pergi.." Kata-kata itu terucap dari bibir Alec bagaikan sengatan,
"Dimanapun kau mati, aku akan mati," Sumpah itu dilanjutkan, mata biru Alec membesar saat menatap langsung ke mata emas Jace.
Alec gugup, Alec takut, tapi inilah yang seharusnya terjadi. Inilah yang benar. Dan perasaannya yang salah.
"Dan disitulah aku akan dikubur. Sang Malaikat, wujudkanlah dan terlebih, izinkan kematian saja yang memisahkan kau dan aku,"
Baris sumpah yang terakhir telah dilantunkan, Jace resmi menjadi parabatai Alec. Dan Alec tahu dalam hatinya yang paling dalam.. Alec tahu bahwa ia harus mengubur jauh-jauh semua perasaannya yang tidak pantas terhadap Jace, dan Alec harus menjaga Jace seperti Jace menjaga Alec.
FIN!
Author note : maaf gajelas, ini ff buatnya ngebut. but I'll really appreciate it if you read and leave a review! xoxo.
