Summer

.

.

.

Cast

Oh SeHun

KAI

Etc

.

.

Warning!

Cerita ini hanya fiktif belaka ya wkwkwk jadiii~ maap maap aja kalo absrud, gaje, aneh, gak masuk akal, jelek, dsb.

Oiya, cerita ini aku ambil dari anime movie sekaligus manga yang judulnya "Hotarubi no Mori E", nah, jangan heran kalo kalian ngerasa pernah liat adegan yang ini/kayak kenal jalan ceritanya ini emang aku ambil dari anime movie yang satu itu tapi nanti pasti ada alur yang beda dari aslinya kok. Yaaa~ intinya sih gak seratus persen mirip fufufu XD

Ups, lupa satu lagi jangan hera ya kalo kadang ada nama yang ada semacem campuran bahasa jepang, soalnya ini emang udah konsepnya. Jadi, ada beberapa nama yang aku tiru dari anime movie itu yah~ itung-itung perpaduan korea sama jepang lah yaa hmmppfff #MAKSA

.

HnME ©Yuki Midorika

.

KaiHun

.

"Laki-laki bertopeng"

.

.

Yosh~ Mari kita mulai!

.

.

.


.

.

Apakah kalian percaya dengan yang namanya Legenda, mitos, atau hal-hal sejenisnya? Atau kalau kalian percaya akan hal seperti itu, apakah kalian pernah melihat makhluk-makhluk yang ada di dalam legenda atau mitos tersebut? Percayalah bahwa mereka akan dapat kau lihat di saat kau tidak mengharapkan mereka, di saat kau tak menyadarinya, atau bahkan terkadang hanya dapat kau rasakan di sekitar tubuh mu tapi kau tidak benar-benar melihatnya.

Aku ceritakan sebuah kepercayaan yang berkembang selama beratus-ratus tahun lamanya di salah satu desa yang letaknya jauh sekali dari pusat kota, Seoul. Kisah ini menceritakan tentang hutan Yamagami-san di sisi lain Gunung Seongjisan. Yang konon katanya barang siapa yang menginjakkan kakinya ke hutan itu maka dirinya akan tersesat untuk selama-lamanya di hutan itu. Karena di dalam hutan yamagami-sama itu banyak terdapat youkai[1] , entah siapa yang memulai gosip itu yang pasti pembicaraan yang mulanya dari satu mulut ke mulut itu sudah sangat terkenal sampai detik ini.

Akibat dari kepercayaan penduduk sekitar, meski gunung itu menjadi tempat wisata di musim gugur, meski sering di jelajahi oleh pendaki tetapi tidak ada yang mau datang ke hutan itu. Sehingga para pendaki yang sudah profesional membuat jalur baru, jalur yang menghindari hutan itu.

.

.

.

"nanti kalo sudah sampai aku pengen makan semangka yang bannyyyaaakkk hehe~" celetuk seorang anak yang sedang melihat pemandangan di sekitarnya melalui jendela kereta yang sedang di taikinya. Senyum lebar terpasang di wajahnya yang putih,menggemaskan, dan di tambah dengan pipinya yang agak chubby Siapapun yang melihatnya pasti tidak tahan untuk mencubit pippinya. Ugh /

Seiring cepatnya kereta melaju pemandangan yang di lihatpun semakin mengabur. Tapi, itu tidak menghentikan anak kecil itu untuk menengok ke arah luar jendela. Di tambah musim panas seperti ini membuat semua pemandangan menjadi indah. Dimulai dari pepohonan yang tampak lebih menghijau dan sedap di pandang mata, langit biru yang mewarnai langit dengan eloknya cocok sekali berkolaborasi dengan awan yang berwarna putih, dan ditambah dengan teriknya mentari musim panas menambah kenikmatan bagi mereka yang sedang berlibur di musim panas. yaaa~ contohnya adalah anak yang satu ini.

Nama anak yang sedang berlibur di musim panas itu adalah Sehun, Oh Sehun nama lengkapnya. Usianya baru enam tahun tetapi kecerdasannya berada di atas teman-teman sebayanya. Meski demikian sehun tidak pernah sombong atau sok-sok an. Di besarkan dalam keluarga yang sederhana, penuh rasa tanggung jawab, dan rendah hati membuat sehun tumbuh menjadi seorang anak yang ceria,anak yang aktif, selalu penasaran akan suatu hal yang baru di temuinya, tidak suka memilih teman, dan mudah bergaul. Itulah mengapa banyak orang yang menyukai sosok anak ini. Teruslah bergerak ke depan meski air matamu masih menghiasi wajahmu dan hatimu masih sakit akibat masa lalu! . Itu adalah motto dari keluarga sehun yang sampai saat ini masih di ajarkan untuknya. Ah, Sungguh keluarga yang solid.

Setelah sekian lama sehun dan ibunya duduk di dalam kereta, akhirnya mereka sampai juga di stasiun tujuan mereka. Perjalanan yang cukup melelahkan. Meski ayahnya tidak bisa ikut berlibur musim panas bersama dirinya, sehun tetap senang karena hanya di musim panas saja sehun bisa bepergian jauh dan pergi ke tempat yang lebih sejuk ketimbang di daerahnya yang sudah tidak mempunyai lahan hijau lagi.

Walau sehun sudah sampai pada stasiun yang di tujunya perjalanannya belum selesai. Sehun dan ibunya masih harus berjalan beberapa ratus meter lagi untuk sampai ke rumah pamannya sehun.

.

.

.

.

"AH, AHJUSSIIIIIIIII~~ " teriak sehun dari jarak yang cukup jauh. Ini tentu saja karena sedang melihat pamannya sedang makan semangka di teras depan rumahnya. Paman sehun yang usianya nyaris menginjak setengah abad ini langsung memutar kepalanya ke kanan dan ke kirinya mencari sumber suara yang tadi memanggil namanya.

"eh, bukankah tadi ada yang memanggil namaku? O-oh atau hanya perasaan ku saja?" tanya paman sehun pada dirinya sendiri. Merasa tadi hanya halusinasinya saja, paman sehun mengedikkan bahunnya tak acuh. Tapi, sedetik kemudian ada sebuah suara yang sama memanggilnya lagi. Paman sehun kembali mencari sumber suara. Lalu kembali tak memperasalahkannya lagi dan melanjutkan acara makan buah semangkanya. Dan pada akhirnya ada suara yang sama memanggilnya lagi, hanya saja sekarang rasanya lebih dekat bahkan sangat dekat tapi yang aneh dari jarak yang sedekat ini suara itu seperti bisikkan dari arah belakangnya.

"ah..ju..ssii~" suara bisikkan itu sungguh nyata bulu kuduk paman sehun tiba-tiba berdiri. Jangan-jangan~ iii-itu... , otak paman sehun masih penuh tanda tanya dan enggan memikirkan lebih jauh tentang apa yang ada di belakangnya sekarang. Bak adegan slow emotion dalam film horror , kini paman sehun memutarkan kepalanya dengan perlahan ke belakang dengan hati-hati. Peluh mulai membanjiri kening paman sehun. tidak! Ini masih siang tidak mungkin ada... pikiran paman sehun masih membuat hipotesis yang kekanak-kanakkan.

Glup!

Tinggal beberapa detik lagi paman sehun akan melihat sosok apa yang memanggilnya dari belakang. Tinggal sedikiittt lagi~ dan putaran kepala paman sehun semakin melambat. Sementara sehun yang memang sejak awal ingin mengerjai pamannya itu sudah tidak sabar akan tingkah laku pamannya sengaja memperlambat gerakkannya. Untuk apa? Mungkin untuk lebih mendramatisir adegannya -_-"

Sehun yang sudah tidak sabar langsung saja ingin meneriakki pamannya itu lebih kencang agar kaget sekalian. Sehun mengambil nafas yang panjang dan siap untuk meneriakki pamannya tiba-tiba saja...

"AAAAAH~..."

"HUAAAAA!"

Jlep!

"khekkhekhek..."

... semangka yang di pegang oleh paman sehun masuk ke dalam mulut kecil sehun. bahkan nyaris setengahnya masuk ke dalam mulut itu. Oke, paman sehun tidak sengaja melakukan itu. Paman sehun kaget ketika hal pertama yang di lihatnya adalah sebuah entah sesuatu yang bulat bewarna coklat dan mulut yang terbuka lebar seperti ingin memakannya. Salahkan poni sehun yang menutupi matanya sehingga yang terlihat dari sudut pandang paman sehun hanya sesosok hantu yang tidak punya mata yang seperti ingin memakannya.

Dan akibat dari gerakkan paman sehun yang tanpa perasaan langsung memasukkan semangka itu ke dalam mulutnya membuat sehun langsung tersedak. Dan sehun langsung terjelembak ke belakang sambil terus berusaha mengeluarkan buah itu dari mulutnya. Paman sehun yang baru tersadar dari apa yang dilakukannya tadi langsung membantu sehun mengambil buah semangka itu.

Setelah sehun berhasil di selamatkan, paman sehun langsung menatap lekat-lekat sosok di hadapannya saat ini. begitu pula sehun yang juga menatap paman sehun dan langsung memberikkan senyumannya. Paman sehun tidak mempercayai sehun ada di depannya saat ini. well, yang tidak di sangka adalah sehun yang mulai tumbuh tinggi, rambutnya yang mulai menutupi keninginya bahkan nyaris menyentuh matanya saking panjangnya. Berbeda sekali saat terakhir di lihatnya, saat sehun masih...bayi. Buset paman sehun sedang sakau sepertinya! Maapin dia yak teman-teman #OeyFokusSamaFanFictnya ! #TepokJidat hehe~ mian. Yosh, ayo mulai lagi!

"whoaa...SEHUUUNNN!"

"AHJUSSIIIII~"

"SEHUUUNNN"

"AHJUSSIIIII~"

"SEHUNNN"

"AHJUSSIIIIII~"

"mau sampai kapan kita seperti ini hun?" tanya paman sehun pada akhirnya. "eh, kan paman yang mulai" balas sehun yang di akhiri dengan muka datarnya. Sementara paman sehun hanya menyengir lebar sambil menggaruk tenguknya –yang pastinya sedang tidak gatal-. Bagaimana sehun tiba-tiba berada di belakang paman sehun? hmpp... itu sebenarnya salah paman sehun yang terlalu fokus memakan semangka hingga akhirnya dia kurang memperhatikan daerah sekitarnya . Sehingga saat sehun datang, paman sehun itupun tidak menyadari ke datangannya.

Tangan paman sehun terangkat untuk menyentuh rambut sehun lalu mulai mengacak-acak rambut sehun. tapi lama kelamaan perlakuan lembut itu berubah lebih kejam. Dengan tiba-tiba paman sehun langsung menjitak kepala sehun *jangan ditiru adegan ini yak -.-v* .

"JANGAN MENGAGETKAN KU SEPERTI TADI BOCAH!" ucap paman sehun yang seperti kerasukan raja iblis. Sementara sehun hanya mampu menahan rasa sakit dari jitakkan pamannya dan langsung memasang wajah puppy-nya tentu saja dengan maksud untuk meminta ampun dan hehe... meminta semangka yang sudah di sediakan paman sehun di atas nampan.

"mianhae~" sehun menunduk berkali-kali dan ketika mengangkat kepalanya sehun langsung memasang wajah memelasnya. Paman sehun yang melihat itu langsung mendesah pasrah, menghadapi anak yang satu ini. "yayaya~ terserah kau saja hun, nah sini makan semangka bersama paman" sehun yang mendengar itu langsung menurut dan mensejajarkan duduknya dengan pamannya. Tapi dalam pikirannya sehun membanyangkan sehun sedang mengkibarkan bendera kemenangannya, menang atas pamannya hmppff~ aku menang! Wahaha~ batin sehun.

.

.

.

.

Setelah selesai memakan semangka, sehun memohon izin pada paman,bibi, dan ibunya untuk bermain di luar. Sehun bukan tipe anak yang pendiam nyaris seluruh waktunya di gunakkan untuk beraktivitas di mana saja. Hanya saja paman dan bibi sehun yang mempunya masalah dalam hal keturunan membuatnya mudah jenuh di dalam rumah. Jadi, sekarang sehun memantapkan dirinya untuk bermain di luar. Semoga saja dia tidak tersesat karena sejujurnya ini baru pertama kalinya dia menikmati libur musim panasnya di sini.

"aku main dulu neeee~" teriaknya setelah selesai memakai sendal hal yang terdengar dari dalam rumah itu seperti "ya", "hati-hati sehun", dan "jangan pulang sore-sore". Dengan itu sehun langsung pergi keluar mencari petualangan baru. Setelah pergi beberapa meter dari rumah pamannya, sehun baru menyadari bahwa ternyata di belakang rumah pamannya terdapat hamparan sawah yang luas. Sepertinya sawah itu milik pamannya sehun. terlihat dari sawahnya yang masih menyatu dengan halaman belakang rumah paman sehun.

Sehun semakin terkagum-kagum dengan pemandangan di tempat ini, angin yang berhembus melewatinya yang sejak tadi sepertinya ikut menemani langkah sehun kemanapun dia pergi. Bunyi khas yang di timbulkan oleh gesekkan antara satu daun dengan daun lainnya yang di sebabkan oleh angin itu menjadi melodi yang menyenangkan pendengaran sehun. sehunpun mulai mendengungkan beberapa lagu yang ia hafal nadanya. Tiba-tiba dengungannya berhenti ketika ia tak sengaja melihat kupu-kupu yang sedang terbang rendah melewati dirinya. Semakin menjauh dan sehunpun mulai menggerakkan kemampuan kakinya untuk mengejar kupu-kupu itu.

Jauh. Sehun semakin jauh dengan rumah pamannya. Apalagi matanya yang hanya terfokus dengan kupu-kupu itu membuatnya tidak melihat kemana kakinya terus menuntunnya pergi. Pijakkan yang tadinya berupa aspal lambat laun berubah menjadi pijakkan yang masih terbalut tanah. Jalan yang mulanya mendatar itu kini mulai miring persis seperti jalan menuju bukit. Pepohonan yang mulanya jarang kini menjadi lebih banyak dan saling berdekatan, pemandangan yang indah tadi itu kini berubah menjadi semak belukar.

.

Dan tanpa sadar kini sehun mulai memasukki hutan yang memiliki cerita mistik di dalamnya. Sehun memasuki kawasan hutan yamagami-sama.

.

.

.

.

Sehun terus berlari, melewati apapun yang ada di depannya. Peluh keringat yang mulai menghiasi keningnya tak ia hiraukan. Satu yang ada di pikirannya saat ini adalah dia harus keluar dari sini. Yup, sehun sudah tersesat di dalam hutan yamagami-sama. Hutan yang konon katanya banyak di jumpai youkai. Sehun tidak mempermasalahkan youkai-nya karena sehun belum mengetahui kabar tentang hutan di sini. Yang sehun permasalahkan di sini adalah jalan keluar.

Sehun sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk keluar dari sini. Sehun sudah berlari sekuat tenaga untuk keluar dari sini. Akan tetapi apa yang di carinya tetap nihil. Ugh, rasanya sehun jadi menyesal mengikuti kupu-kupu tadi. Kalau bisa sehun ingin memutar waktu. Tapi... itu mustahil bukan?

Sehun sudah lelah berlari apalagi sepertinya dari tadi sehun sudah melewati tempat ini sebanyak tujuh kali. Itu tandanya sehun hanya berputar-putar saja di tempat ini. akhirnya sehun yang sudah kelelahan dan kesepian itu mendudukkan dirinya. Tempatnya begitu sunyi, cahaya matahari tidak tembus sampai ke tanah akibat pohonnya yang sangat lebat. Yang mampu di lihat sehun sejauh mata memandang adalah semak-semak dan pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Sehun kecil sudah putus asa. Ia tidak tahu lagi apa yang harus di lakukannya saat ini. sehun hanya bisa menyembunyikan wajahnya di balik kakinya yang sedang di tekuk ke atas. Seperti anak kecil yang ingin menangis. Dan tak lama kemudian sehun menangis sesenggukan sambil sesekali memanggil ibunya, ayahnya, pamannya, dan bibinya untuk segera menjemputnya. Bahu sehun bergetar hebat, perpaduan dari rasa takut dan sedang menangis.

Srek. Srek.

Tapi di sela sehun yang sedang menangis itu sehun mendengar sebuah bunyi dari arah depannya. Seperti seseorang atau sesuatu tengah bersembunyi di balik semak-semak. Sehun mengankat kepalanya berharap seseorang datang untuk menolongnya tapi hasilnya tidak ada siapa-siapa di sana. Lantas sehun kembali menangis.

"0ey! Anak kecil... " sebuah suara menghentikkan acara menangisnya. Sehun mengangkat kembali kepalanya, mencari sumber suara. Dia melihat ke depan tapi tidak menemukan apa-apa. Lalu mulai mengedarkan kepalanya ke kanan, hasilnya sehun hanya dapat menemukan semak-semak. Lalu sehun memutar pengelihatannya ke arah sebaliknya. Masih dengan pandangan awas mencari objek yang tadi memanggilnya. Pohon, pohon, pohon itu yang di lihatnya. Lalu mata sehun menangkap sesuatu di balik pohon. Sesuatu yang menjulang tinggi. Itu manusia memakai celana, berpakaian kemeja dan memakai kitsune[2] mask. Ah laki-laki bertopeng! Pikir sehun dan tanpa aba-aba sehun langsung berlari menuju ke tempat laki-laki bertopeng itu berada.

"akhirnyaaa... aku selamat! Aku selamat hahaha!" teriakya sambil berlari dengan kedua tangan di bentangkan selebar-lebarnya ke depan. Kebiasaan sehun saat terlalu senang adalah sehun langsung memeluk orang yang mampu membuatnya senang, contoh dari kebiasaan anehnya itu seperti saat ini. sehun terus maju, dan membuat gerakkan sepeti ingin memeluk laki-laki itu.

Tinggal beberapa langkah lagi dan sehun dapat memeluk seseorang yang memanggilnya itu. Tapi anehnya laki-laki yang memakai topeng kitsune itu malah menghindar dari sehun. walhasil, sehun yang sudah terlanjur melompat ke arah laki-laki itu jatuh tersungkur . sehun meringis karena mukanya mencium rumput dan lagi jatuhnya tidak elit sama sekali.

Sehun mengangkat setengah tubuhnya untuk duduk di hadapan laki-laki itu. Dari jarak yang sedekat ini Sehun baru tersadar laki-laki itu memiliki warna kulit yang berbeda dengannya, memakai celana bahan yang panjang bewarna dark blue, lalu memakai kaos lengan pendek bewarna hitam kaos itu masih di lapisi lagi oleh kemeja lengan pendek warnanya putih dengan sedikit corak bunga anggrek yang terletak di bahu kirinya, rambutnya bewarna putih dan memakai topeng. Melihat wajah sehun yang menatap kesal ke arahnya membuat laki-laki ini merasa bersalah. Akhirnya laki-laki ini bertopeng ini angkat bicara.

"mi-mian, kau...anak manusia kan? Kalau manusia menyentuhku, aku akan menghilang" kata laki-laki ini dengan suara yang ah entahlah susah di jelaskan yang pasti entah mengapa sehun senang mendengar suara ini. tapi tentu saja ini bukan waktu yang tepat untuk mengurusi masalah suaranya. Sehun yang mendengar perkataannya langsung merubah ekspresinya menjadi penuh tanda tanya. Alisnya sedikit berkerut. Setelah mencerna perkataannya ekspresinya berubah lagi menjadi ekspresi bingung.

"manusia? Memangnya kakak bukan manusia?" ucap sehun dengan polos. Matanya masih menatap laki-laki di hadapannya, meski terhalang topeng tapi sehun masih setia menatapnya. "di hutan inilah... aku tinggal" katanya, membalas pertanyaan yang di lontarkan oleh sehun. "heh?! Kalau begitu... kakak ini... youkai kah?" ungkap sehun dengan mata yang bersinar dan raut wajah yang kagum kepada sesosok yang ada di hadapannya. "eh, tapii... menghilang itu~ apa maksudnya?" tanya sehun lagi. Sehun dan laki-laki ini beradu tatapan, sehun yang masih belum mengerti apa maksud dari menghilang itu mencoba menyentuh laki-laki ini. tangan sehun terangkat ke depan mencoba menyentuhnya.

Hup.

Gagal, sehun gagal menyentuhnya karena laki-laki ini menghindar memundurkan sedikit badannya sehun pun jatuh. Tapi tidak sampai terseungkur seperti tadi. Sehun kembali berdiri dan mencoba menyentuhnya lagi namun laki-laki ini berhasil mundur lagi. Berkali-kali sehun mencoba menyentuhnya berkali kali juga dia menghindar. Hingga pada akhirnya saat sehun mulai percobaannya untuk yang ke sembilan kalinya. Tanpa sehun sadari laki-laki ini sudah mengambil sebatang ranting pohon berukuran sedang. Sehun masih maju untuk menyentuh laki-laki itu. Sehun yang menganggap ini seperti permainan malah tertawa dengan mata yang tertutup dan berlari ke arah lelaki ini dan laki-laki ini mengarahkan ranting itu untuk memukul kepala sehun.

Dug!

"wraaauugghhuhuhu" sehun menunggingkan badanya kakinya lemas setelah di pukul seperti itu. Itu pukulan yang menyakitkan bagi anak-anak seusianya. Kedua tangan sehun melindungi kepalanya yang habis di getok oleh laki-laki itu menggunakan ranting pohon. Sakit, sangat sakit bahkan air matanya sampai menggenang di ujung matanya. "te-ternyata me-mang b-bukan manusia ya? Ti-tidak ada yang memukul anak kecil seperti itu" ucap sehun sambil menahan rasa sakit sehingga suara yang di keluarkan menimbulkan suara yang gemetar.

"menghilang artinya lenyap" laki-laki itu bersuara, kepalanya menghadap ke arah lain seperti tengah menerawang ke tempat lain. Sehun bangkit dan langsung menghadap ke arah youkai yang memukulnya. Tangannya masih memegangi kepalanya yang masih berdenyut-denyut.

"yamagami-sama memberikan sebuah mantra kepadaku, bila manusia menyentuhku... maka berakhirlah hidupku" lanjutnya masih memandang ke arah lain. Saat mendengar kata-katanya yang sepertinya tidak bercanda, membuat sehun merasa bersalah. Sehun menurunkan tangannya, kedua tangannya langsung di kepal dan di taruhnya tangan kecil sehun di atas kedua pahanya. Dan dengan perasaan yang sangat amat menyesal sehun memohon maaf kepada youkai di hadapannya ini "mi- mianhae, jeongmal mianhae"

"ini...anak kecil"

"huh?!"

"pegang ranting pohon ini, kau... tersesat kan? Ayo, aku antar kau keuar dari sini" ucap youkai itu. Sehun yang mendengar kata-kata itu langsung membuat hatinya senang. Dan dengan tiba-tiba sehun berdiri lalu mengucapkan kata "Kamsahamnidaaaaa~" sambil berlari lagi ke arah youkai itu, bermaksud memeluk youkai itu lagi. Youkai itu mendadak mundur kebelakang karena gerakkann sehun yang tiba-tiba , youkai ini pun tidak bisa menahan teriakkannya "who-whoaaaaaaaaa"

Dug!

"kan sudah kubilang jangan menyentuhku hah~ hah~ ha~" ucap youkai itu sambil terputus-putus karena gerakkan refleksnya dan perasaan lega karena mampu menghindari anak kecil itu.

"ma-maaf kelepasan..." sementara sehun berguling-guling di rumput, padahal baru beberapa menit yang lalu rasa sakit yang tadi hilang kini sehun di pukul lagi dan kepala sehun kembali berdenyut-denyut.

.

.

.

.

Yang tadinya pohon-pohon tampak rimbun dan lebat saling berdekatan, sekarang pohon itu sudah terbagi menjadi dua kelompok. Sisi kanan dan sisi kiri. Cahaya matahari yang semula bewarna putih kini tampak ada perpaduan warna putih dan kuning. Menandakan hari sudah sore. Dan kini sehun bersama youkai itu tengah menuruni anak tangga yang usianya mungkin sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Meski begitu tangga itu masih bagus tidak ada kerusakan sama sekali. hanya saja sudah banyak akar pohon yang mencuat dari dalam tanah dan lumut yang menghiasi permukaannya.

Mereka berjalan itu memegangi sisi kiri ranting pohon, sementara sehun sisi kanannya. Sehun tampak sangat senang menuruni tangga itu. Berjalan berdua-duaan seperti ini membuat sehun membayangkangkan sesuatu yang sebenarnya belum pantas di pikirkan oleh anak kecil seperti dirinya.

"seperti kencan saja yaa?

"kencan yang membosankan yaa?" balas youkai itu dengan nada yang datar. Padahal nada yang di keluarkan sehun tadi nada yang benar-benar lucu dan bersemangat. Youkai itu memandangi sehun yang sepertinya tidak mempunyai rasa takut akan keberadaan dirinya, muncullah pertanyaan di pikiran sang youkai.

"kau... tidak takut ya?"

"haahh... takut apa?" jawab sehun sambil menengok ke arah youkai itu.

"tidak"

.

.

.

.

Sehun dan youkai itu sudah sampai pada eum.. mungkin bisa di bilang pada zamannya itu adalah pintu selamat datang. Karena di lihat bentuknya seperti dua tiang besar yang terbuat entah dari apa yang pasti bangunan itu sangat kokoh, bentuknya persis seperti gapura dan ada beberapa tulisan buddha di kedua tiang. Sayangnya pondasi tiang ini sudah sedikit miring dan warnanya sudah lapuk.

"dari sini kau hanya tinggal berjalan lurus, lalu tinggal ikuti saja jalan setapaknya" ucap youkai itu di bawah tiang. Jarak youkai dengan sehun terlampau lima anak tangga. Sehun terdiam di bawah anak tangga.

"apa kakak selalu di sini? Bolehkah aku datang lagi kesini?" tanya sehun.

"ini adalah hutannya yamagami-sama dan para youkai... menginjakkan kaki di sini maka kamu akan tersesat. Bukankah penduduk desa mengatakan hal itu?" jawab youkai itu. Sehun masih memandang sang youkai dengan seksama. Alih-alih menjawab pertanyaan sang youkai sehun malah tersenyum lalu memperkenalkan dirinya.

"namakku Oh Sehun, kalau kakak siapa namanya?" tiba-tiba angin kencang berhembus melewati tubuh sehun dan si youkai. Sang youkai itu tidak menjawab. Entah apa ekspresinya sekarang karena topeng yang menutupi wajahnya itu. Setelah beberapa detik tidak ada respon dari lawan bicara, sehun berbalik arah dan sebelum benar-benar pergi dia menengok ke belakang.

"pokoknya besok aku akan kembali lagi kesini, dan membawa sesuatu sebagai tanda terima kasihku!" ucap sehun melihat ke arah youkai itu sebelum akhirnya berlari menuju rumah pamannya.

"Kai"

Samar-samar sehun mendengar dari arah belakangnya mengatakan kata Kai, apakah itu namanya?

.

.

Saat sehun menengok ke belakang youkai yang bernama Kai itu sudah menghilang.

.

.

.

.

.

.

.

TBC or END?

.

.

.

.

.

Youkai[1] : youkai itu artinya semacem siluman atau yaaa kayak hantu yang bisa berubah wujud gitu, nah siluman ini orang-orang jepang memanggilnya youkai.

Kitsune mask[2] : kitsune mask itu nama lainnya fox mask, jadi kitsune mask itu sebutan buat topeng yang bentuknya kayak rubah. Biasanya topeng ini kayak cinderamata dari perayaan festival gitu. Topeng ini mirip kayak punyanya anbu di anime naruto tapi sayangnya bukan topeng yang di pake anbu ya~ ada perbedaan antara topeng anbu sama topeng kitsune.

.

.

A/N : huaaahhhh... finally kelar juga chap pertama wkwkwk. Hai hai semuaa apa kabar? Masih ada yang inget saia? Enggak? Nih flashback bentaran yak, dulu penname aku bbuingbbuingaegyo karena itu sedikit aneh jadi aku ganti deh... hasilnya malah Shouraichi Rein /pfftt... makin aneh!/ .

Nah maap yak aku udah ngilang selama nyaris satu tahun, ini gara-gara ku yang beberapa bulan lalu tiba-tiba aja ngambek! (padahal tugas makalah lagi banyak banget itu) Wkwkwk. Trus di tambah tugas yang emang lagi banyak banget buat aku makin sibuk dan gak sempet mikirin Ffn samsek! . /taboked/. Dan sekalinya muncul malah nambah fanfictnya deh~ maap yaa... sekali lagi maap~.

Ini kayaknya prolognya kepanjangan yak? Maap yak~ aku emang mikir konsepnya emang kayak gini tapi gak nyangka juga bakal sepanjang ini *lah*. Nah kalo masih ada yang gak di mengerti dalam fict ini boleh tanya.

.

.

.

Sorry for typo(s) :D

Sekian yaa~ RnR jusseyo :D

Jaa nee~~ xD