NOT ALONE CHAPTER 1
Cast: Kim Ryeowok
Tiffany Hwang
Kim Taeyeon
Genre: Drama
~Fanfic baru, pure my imagination, silahkan review untuk opini kritik saran dan kalau mau lanjut. Gomawo^^
OooooO
Seoul, Jumat siang.
"iya ahjussi box yang itu dan yang selanjutnya di masukkan ke kamar yang kedua ne"
"baiklah kamar yang dikiri ya?"
"iya betul, kamsaheyo…"
Ryeowook menghela nafas sejenak sambil berkacak pinggang mengawasi 3 orang petugas kurir bulak-balik membawa belasan boks-boks yang baru saja tiba dari jarak yang cukup jauh disana.
Hari ini adalah hari pidahannya ke apartemen barunya kembali di Seoul, tempat dimana pria berusia 30 tahun ini berasal. Ya, setelah bertahun-tahun tinggal di luar negeri, baru sejak seminggu lalu Ryeowook kembali ke Korea untuk menetap setelah mendapatkan pekerjaan di posisi yang cukup fit untuknya.
Ryeowook membeli sebuah apartemen di pusat kota Seoul ini dengan tabungan gaji nya sendiri, walaupun cukup mahal tapi akan menjadi investasi yang bagus dan juga efisien untuk ditempatinya dimasa sekarang ini.
Karna apartemen yang ia beli cukup luas dan elit, di setiap lantai hanya ada dua unit apartemen. Ryeowook melirik pintu apartemen tetangganya yang tidak terlalu biasa.
Tidak terlalu biasa? Ya, karna didepan pintu ada beberapa notes notes dan surat surat berserakan, beberapa kardus kecil-kecil entah isinya apa juga tertinggal. Ryeowook tau itu bukan sampah, kardus dan surat surat itu adalah pemberian orang-orang entah siapa karna ada tulisan tangan didalamnya.
Yap, walaupun sudah tiga malam menginap di apartemen ini, Ryeowook belum pernah berkesempatan bertemu tetangganya sama sekali, kadang kedengeran suara orang masuk dan keluar jadi pria ini tau apartemen tersebut masih berpenghuni, walaupun entah Wookie tau siapa tetangganya tersebut. Apakah dia adalah orang yang sangat terkenal sampai banyak mendapat surat-surat seperti itu? Hmmm.. Ryeowook jadi melamun sekilas sembari memperhatikan pintu apartemen tersebut.
"Tuan, sudah semua ya. Bisa di cek dulu apakah semuanya sudah lengkap" seorang ahjussi kurir pun membangunkan Kim Ryeowook dari lamunannya tersebut.
"oh iya iya, coba ku cek dulu ahjussi" Wookie tersenyum ramah walaupun ia cukup lelah hari ini. Well, setidaknya sekarang semua barangnya sudah tiba jadi tinggal bongkar dan rumahnya akan segera siap, huffftt
OoooooO
Minggu siang
Ryeowook yang masih mengenakan kaos oblong dan celana tidur sedang duduk dilantai sibuk mengeluarkan puluhan buku dari boks-boks dan menatanya satu-persatu di rak buku saat handphone yang tergeletak di meja makan berdering.
Kring kring
Yeoboseyo
Wookie oppa! Sapa sebuah suara ramah dari jauh sana yang membuat Ryeowook tesenyum sekilas
Oh Fany-ah!
Oppa otte? Bagaimana apakah sudah selesai berberes di apartemen barunya?
Ryeowook jadi sekalian mengambil air di dapur sembari menjawab pertanyaan Tiffany
Ne, sudah hampir selesai Fany-ah, tinggal dibersihkan oleh ahjumma besok. Semoga hari ini aku bisa selesai membongkar semuanya.
Apa masih banyak tersisa, perlu kah kubantu oppa? Tanya Tiffany reflex menawarkan bantuan
Ani gwenchanayo Fanny-ah,,, gomawo. aku akan menyelesaikannya. Harus selesai bagaimanapun juga.. hehe ujar Ryeowook tidak ingin merepotkan sambil mengelap keringatnya dengan tissue
Yakin? Baiklah oppa, besok oppa sudah mulai kerja kan? Kapan kita bisa makan bersama ditempatmu?
Em… Jumat malam? Apa kau bisa? Karna aku kan kerja senin hingga jumat.. balas Ryeowook dengan cepat
Jumat malam? Ne aku bisa oppa! Bagaimana kalau aku mengajak tetanggamu juga oppa, Taeyeon-ie… apa oppa sudah bertemu dengannya?
Ani, belum Fany-ah, belum ketemu sama sekali, mungkin temanmu sedang sibuk.. Ryeowook kembali menata satu persatu bukunya sebelah tangan menahan handphone untuk ngobrol dengan Tiffany.
Ah ne oppa dia memang sedang sibuk untuk pertunjukkan terbarunya akhir-akhir ini.. Tapi kalau Taeyeon-ie bisa, dia ikut boleh kan oppa?
Geurae tentu saja, bagus malah kalau kau bisa mengajaknya. Sekalian house warming juga.. Gomawoyo Fany-ah
Ne oppa gwenchanende.. Oke deh, semangat beberesnya oppa! Ujar Tiffanny dengan nada cerianya yang membuat mood Ryeowook kembali naik lagi. Temannya satu ini memang selalu sangat bisa menghibur.
Ne.. gomawoyo Fany, ah. Geurae, bicara lagi denganmu nanti ne..
Oke… see you oppa. Annyong!
Annyong~~
OooooO
Selasa Pagi
Kim Ryeowook merapikan kemejanya, merapikan belahan rambut hitamnya yang terbelah samping rapi dengan sisir sebagai sentuhan terakhir, meraih tas kerjanya, mematikan lampu kamar, dan terakhir berjalan santai menuju pintu masuk apartemen setelah meraih kunci mobil yang tergeletak di meja depan.
Hari keduanya berkerja full time di Seoul, seperti biasa ia masuk cukup pagi, dan hari ini Ryeowook mengenakan blazer cukup formal karna hari ini adalah hari pertamnya akan mengajar di sebuah lecture besar di Seoul National University. Nervous? Tentu saja. Walaupun sudah terbiasa mengajar selama 4 tahun terakhir, tapi tetap hari ini adalah lembaran awal barunya mengajar di SNU. Murid nya kali ini adalah orang-orang Korea sendiri yang Ryeowook tidak bisa tebak seperti apa. Apa mereka akan berminat dengan materi yang akan Wookie bawakan selama 50 menit tanpa henti? Oke, mari kita lihat nanti!
Ryeowook mencoba menelan rasa nervousnya dengan terus mengemut permen seperti biasa, salah satu tabiatnya di pagi hari. Ryeowook butuh supply gula untuk bisa bersemangat dan berpikir positif.
Ting.
Wookie menekan tombol lift tersebut dan menunggu dengan santai.
Ceklek ceklek. Di pagi yang sunyi senyap tersebut pria maskulin ini pun reflex menengok ke pintu apartemen tetangga sebelahnya yang menimbulkan suara.
Seorang wanita ber-rambut brunette dengan cardigan oversize rajut berwarna krem melangkahkan kakinya keluar dari unit apartemen tersebut.
Ryeowook dan wanita tersebut sama-sama terkejut saat mata mereka bertemu.
"oh annyonghaseyo…" ujar Taeyeon –Ryeowook sudah tau namanya dengan pelan sambil membungkuk sopan.
"ah ne annyonghaseyo…" Ryeowook pun juga balas membungkuk lalu memperkenalkan diri
"perkenalkan aku sekarang tinggal disini.." Ryeowook memulai pembicaraan sambil menunjuk unit apartemennya sendiri "namaku Kim Ryeowook"
Wookie menjulurkan tangannya dan disambut baik oleh gadis tersebut.
"ah ne annyong, Kim Taeyeon imnida"
Cling. Pintu elevator terbuka dan Ryeowook mempersilahkan Taeyeon untuk masuk duluan. Kamsaheyo.. gumam Taeyeon kecil karna perlakuan Ryeowook yang sangat sopan dan gentle.
"ahh… Ryeowook ssi… Anda itu teman yang baru pindah dari luar negeri yang dimaksud Tiffanny yaa?"
Setelah pintu lift tertutup Taeyeon memulai pembicaraan.
Ryeowook tersenyum mendengarnya
"ne benar Taeyeon ssi. Tiffanny adalah teman SMA-ku, dia juga yang merekomendasikan aku untuk pindah kesini"
Bibir tipis Taeyeon langsung membentuk oooo mendengar jawaban Wookie tersebut
"ohhh…. Iya iya aku ingat! Sejak kapan anda sudah pindah Ryeowook-ssi? Maaf aku baru tau anda sudah pindah hari ini.. hehe"
"ani ani gwechanayo Taeyeon ssi… Aku tiba minggu kemarin tapi baru Senin ini semuanya sudah beres juga.. masih sangat baru" balas Ryeowook dengan ramah.
Keduanya tiba di lantai basement gedung parkir untuk menuju mobil masing-masing.
"ah… baiklah kalau begitu.. emm geurae, sampai bertemu lagi kalau begitu Ryeowook ssi…." Taeyeon berpamitan karna mobilnya terparkir tepat didepan gedung lift.
"ne, senang bertemu denganmu Taeyeon ssi. Have a good day!!" balas Ryeowook dengan senyum khas nya dan pria itu menghilang ke sudut lapangan parkir lainnya.
Taeyeon membuka kunci mobilnya dan duduk manis dibelakang setir mobil sambil masih sambil mengulang-ulang peristiwa pertemuannya barusan yang terjadi begitu cepat.
Omo jadi itu temannya Fanny yang dia maksud? Jadi dia dosen SNU yang 10 tahun tinggal di Inggris itu?
Taeyeon menutup matanya sejenak untuk mengingat-ngingat lagi sosok pria yang dilihatnya tadi. Hahh… Wanita mana yang tidak terpukau saat melihat penampilan Ryeowook yang sangat rapi dan juga manner nya yang sangatlah sopan. Haish.. Rambut hitamnya yang terbelah rapi.. style pakaian yang sangat oke.. hufttt. Taeyeon menghela nafas sejenak lega mengetahui tetangga barunya ini adalah orang yang sangat 'normal'.
Bukan, bukannya Taeyeon menyukai Kim Ryeowook di pandangan pertama dan membuatnya merasa berdebar.. Tapi sepertinya normal bagi semua wanita untuk terkesima saat bertemu dengan seorang pria yang mapan dan tampan di pertemuan pertama bukan?
Ya, itulah yang Taeyeon rasakan. Ia kira teman Tiffany itu adalah dosen yang sangat membosankan tapi ternyata.. Wah jinjja daebak… pikir Taeyeon dalam hati.
OoooO
Jumat Sore
Di unit apartemen satunya yang berlantai sama dengan milik Ryeowook, sebuah apartment yang bertema lebih feminim dan penuh harum bunga, Kim Taeyeon sedang menyenderkan tubuhnya di tumpukan bantal sendirian, menerawang ke luar jendela dimana matahari mulai turun dengan perlahan menuju senja.
Semua lampu di apartment tersebut tidak ada yang menyala sama sekali. Walau sudah gelap gadis ini tidak berminat untuk menyalakannya sama sekali, menikmati kegelapan dan kesendiriannya.
Rambut sebahu bergelombang Taeyeon berantakan, tidak ada make up sedikitpun di wajahnya karna ia belum keluar rumah sama sekali hari ini, panci bekas ramen yang menjadi makan siangnya belum dicuci.
Taeyeon merasa bosan. Hari sudah gelap dan seharian dia tidak melakukan apa-apa. Ck.
Hampir saja Taeyeon menyeret tubuhnya kembali ke tempat tidur kalau gadis ini tidak teringat sebuah janji yang dibuatnya dengan Tiffany malam ini.
Oh iya, Fanny menyampaikan undangan house warming nya Ryeowook ssi Rabu kemarin kalau ia tidak sibuk. Hemm.. tentu saja Taeyeon tidak sibuk.
Kalau sedang tidak ada latihan atau fitting atau script reading, tidak ada hal lain yang Taeyeon bisa lakukan selain berdiam dikamarnya seperti ini.
Jam dinding menunjukkan pukul 6 dan hari sudah benar-benar gelap saat akhirnya Taeyeon memutuskan untuk bangun dan menyeret tubuhnya ke kamar mandi. Membasuh tubuhnya dengan air hangat dan membersihkan diri, mengeringkan rambut dan mengaplikasikan krim perawatan wajah rutinnya serta make up tipis.
Ya, kembali ke Kim Taeyeon yang biasa. Untuk bertemu Fanny dan Ryeowook ssi Taeyeon harus kembali menjadi diri sendirinya lagi. Untung juga ia masih ada kegiatan hari ini. Kalau tidak.. mungkin Taeyeon hanya akan meringkuk di kamar hingga esok pagi datang lagi.
OooooO
Taeyeon memotong buah-buahan segar dengan telaten untuk dibawa nya kerumah Ryeowook ssi nanti. Ia sudah menyiapkan sebuah figura dan dessert buah ini sebagai hadiah, tentu saja ia menyiapkan buah tangan karna sudah diundang makan malam.
Tiffanny adalah teman kuliah Taeyeon dulu, Fanny kuliah jurnalisme dan art sedangkan Taeyeon kuliah di vocal dan drama.
Tiffanny sekarang berkerja sebagai senior editor di sebuah majalah fashion terkemuka sedangkan Taeyeon juga cukup sukses merintis karir sebagai aktris musical.
Taeyeon hanya bisa tersenyum setiap kali mengingat pertemanannya dengan Tiffanny Hwang. Mereka berdua sebenarnya tidak terlalu dekat tapi karna sebuah kebetulan dan konsistensi pertemuan, keduanya mengenal satu sama lain dengan cukup baik dan terus keep in contact hingga bertahun-tahun hingga sekarang.
Mungkin karna sama-sama bergulat di bidang seni, jadi Taeyeon dan Fanny masih bisa nyambung dengan satu sama lain. Mereka berdua bertemu beberapa bulan sekali untuk sekedar coffee date dan memastikan keadaan masing-masing, tanpa pernah menyentuh masalah yang terlalu pribadi.
Di coffee date mereka yang terakhir Taeyeon bercerita akhirnya tetangga selantainya pindah dari apartemen Ryeowook yang sekarang, karna ia sempat bertengkar panas dengan orang tersebut.
Tidak disangka Fanny menyampainkan informasi tersebut kepada temannya lagi dan benar temannya lah yang membeli apartment tersebut.
Sebenarnya dari awal bukannya Taeyeon tidak mau pindah walaupun ia tidak betah karna bertengkar dengan tetangga sebelumnya, -tapi keadaan Taeyeon, ia sudah membeli unit tersebut jadi ia yang rugi kalau harus ia yang mengalah pindah sedangkan orang itu masih sewa bulanan.
Untung Ryeowook ssi sepertinya orang yang cukup baik –well, setidaknya Taeyeon berharap tidak akan ada masalah diantara mereka dan ia bisa hidup dengan tenang.
Hmm.. Ryeowook ssi tinggal dengan siapa ya? Apa dengan istrinya? Taeyeon tidak pernah mendengar dari Tiffanny apa temannya itu akan tinggal sendirian atau tidak..
Taeyeon bersenandung pelan sambil seperti biasa melatih olah vokalnya sambil merapikan fruit box nya yang sudah siap untuk dibawa.
OooooO
Taeyeon menunggu sejenak didepan elevator diantara apartment-nya dan apartment Ryeowook untuk menunggu Tiffany datang. Ya, Taeyeon hanya mau datang berdua dengan Fanny agar suasananya tidak awkward. Bagaimanapun baru sekali ia bertemu dengan Ryeowook ssi ini.
Ting.
"Taeyeon-ah… aigoo lama tidak bertemuu" Tiffanny dengan penampilannya yang simple namun juga mengesankan seperti biasa akhirnya tiba di lantai 15 gedung apartemen tersebut.
"annyonngg.. Fanny ah…" Kedua wanita ini bercengkramah akrab, sebelumnya mereka hanya sempat mengobrol di telepon atau lewat text saja akhir-akhir ini.
"ayo masuk! Apa kau sudah berkenalan dengan Ryeowook oppa?" Tiffany menggaet tangan Taeyeon sambil menunggu dibukakan pintu setelah menekan tombol bel.
"ne aku bertemu dengannya Selasa pagi kemarin."
Ceklek
"oh Fanny-ah! Taeyeon ssi!" pintu apartment Ryeowook terbuka, Ryeowook dengan ramah menyambut kedatangan dua wanita cantik ini ke-kediamannya. Dalam sedetik Tiffany langsung menyembur ke pelukan Ryeowook begitu saja meninggalkan Taeyeon bengong sendirian.
"oppaaaaaa" sapanya Fanny dengan nada tinggi hampir seperti berteriak, hehe.
Ryeowook yang mengenakan sweater abu-abu dan celana khaki coklat pun langsung menyambut pelukan Tiffanny dengan akrab juga.
"aigoo aigoo… lama tidak berjumpa ne?" Ryeowook hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah laku teman lama nya satu ini.
Fanny mulai mengeluarkan aegyo nya seperti biasa.
"terlalu lama oppa…. 3 tahun kau tidak pulang ke Korea!" keluhnya sekilas dan Ryeowook hanya bisa cekikikan sendiri saja.
Selesai bercengkramah akrab Ryeowook tidak lupa menyapa Taeyeon yang ada dibelakang sana.
"oh, annyong Taeyeon ssi! Terima kasih sudah datang! Ayo masuk masuk" Ryeowook tersenyum lebar mempersilahkan kedua tamu formal pertamanya ke apartemen tersebut. Ya, selain kedua orang tuanya dan ahjumma yang membersihkan rumah, belum ada yang pernah menginjakkan kaki di tempat ini.
Taeyeon meninggalkan sandalnya dan memakai slippers yang disediakan Ryeowook. Saat masuk terasa sekali konsep modern minimalis kediaman Ryeowook ssi ini. Rapi, simple, tidak terlalu banyak barang, khas laki-laki.
Taeyeon mengikuti langkah Tiffanny masuk menuju dapur dan ruang tengah.
"oh ini Ryeowook ssi.. Aku membawa sedikit buah dan hadiah untukmu"
Hampir Taeyeon lupa untuk menyerahkan kantong di genggamannya sembari mengamati apartemen Ryeowook tersebut.
"ah ne oppa! Aku juga membawakan wine dan hadiah untukmu! Chukkae! Welcome back to Seoul!" Fanny juga menyerahkan buah tangannya dengan smiley eye yang sangat khas darinya.
Ryeowook tentu saja sangat tersentuh dengan teman lama dan tetangganya tersebut. "aigoo kalian berdua ini repot-repot! Gomawoyo Taeyeon ssi, Fanny-ah"
Ryeowook kembali berkutat didapur untuk menyiapkan minum
"kalian duduklah, makan malamnya sebentar lagi siap walaupun hanya seadanya, hehe"
"ne oppa gwenchanayo…." Fanny dan Taeyeon menurut duduk di ruang tengah mengamati hiasan dan dekorasi yang masih sangat rapi tersebut. Walau hanya tinggal sendiri rumah ini sudah tidak kosong, sudah banyak hiasan dan bingkai-bingkai foto yang menjadi pelengkap, kebanyakan foto keluarga dan foto nya bersama para rekan kerja terjejer lengkap di lemari kaca.
Taeyeon mengamati beberapa foto tersebut dan membaca keterangan dibawahnya. Departemen Accounting and Finance Management School sebuah universitas di Inggris.
"Fanny-ah.. Jadi Ryeowook-ssi dulu adalah pengajar di Inggris?" Tanya Taeyeon pada Fanny yang baru saja kembali dari mengobrol berdua dengan Ryeowook didapur.
"ahh.. iya Taeyeon-ah, oppa dari dulu sekolah disana hingga tingkat Doktor, lalu mengajar disana hingga pertengahan tahun ini" jawab Tiffanny sambil menggaet leher Taeyeon akrab. Keduanya masih mengamati sosok Ryeowook yang terselip diantara para orang-orang dari kebangsaan lain yang berjejer disana.
"waaaw….." Taeyeon hanya bisa melongo mendengarnya
"memang pintar sekali ya, temanku yang satu itu. Ryeowook oppa memang pintar tapi tidak pernah terlalu menonjol di sekolah dulu, taunya dia malah jadi yang paling lama menetap di luar negeri dibanding semua senior ku yang lain" tambah Tiffanny lagi.
"Fany-ah, Taeyeon ssi, makanannya sudah siap. Ayo kita makan!"
Suara khas Ryeowook memanggil kedua tamunya ini untuk segera menyantap makan malam mereka sebelum dingin.
OoooO
Ketiga orang tersebut pun menyantap makan malam mereka sambil mengobrolkan satu dan dua hal lainnya dengan akrab. Ryeowook dan Fanny tidak ngobrol berdua saja, tanpa melupakan Taeyeon sedikitpun. Sebenarnya kalau Taeyeon tau Fanny dan Ryeowook ssi sedekat ini, mungkin Taeyeon akan mencari alasan untuk tidak datang karna takut dicuekkin. Tapi ternyata tidak sama sekali, obrolan Taeyeon Fanny dan Ryeowook terus mengalir dari satu ke topik lainnya.
"jadi kalian berdua satu SMA ya, Ryeowook ssi?" Tanya Taeyeon lagi sambil menyantap brownie dan buah-buah yang dibawanya sebagai hidangan penutup.
"hahah ne.. Fanny adalah junior ku dulu di kelas musik.. Kami kebetulan keep in contact dan sering bertemu saat aku kembali ke Seoul…" jawab Ryeowook langsung.
"ahhhhh…" Taeyeon mengangguk mengerti
"Taeyeon-ah, panggil Ryeowook oppa dengan sebutan oppa saja, kalian kan sudah menjadi tetangga!" Fanny mengusulkan setelah keduanya sudah mengenal satu sama lain sebaik ini, aneh sekali kalau keduanya masih menjaga keformalan.
Oh iya Ryeowook ssi dua tahun lebih tua daripada aku dan Fanny ya..
"ne Taeyeon-ah, kamu bisa memanggilku oppa, dan aku bisa memanggilmu dengan nama saja, bagaimana?" Ryeowook ternyata setuju dan menanyakan langsung kepada Taeyeon.
Tidak sempat berpikir lagi dengan pertanyaan yang sangat tiba-tiba tersebut Taeyeon pun langsung mengangguk setuju. Tidak ada salahnya berteman akrab dengan tetangga kan?
Obrolan ketiganya berlanjut membicarakan pekerjaan, proyek terbaru Taeyeon yang akan play pertama dua minggu lagi, dan dia akan memesankan dua tiket khusus untuk Fanny dan Ryeowook untuk datang. Tiffanny juga sedang sibuk mengurusi beberapa proyek majalahnya didalam dan luar negeri, dan juga tak lupa Ryeowook yang baru saja memulai karir barunya di SNU juga.
Tiffanny menceritakan lebih lanjut soal Ryeowook, bagaimana ia melanjutkan sekolah di Inggris hingga 8 tahun lamanya lalu mengajar disana selama 4 tahun terakhir. Hampir setengah hidupnya pria ini habiskan diluar negeri membuat Taeyeon kagum mendengarnya. Sejak dulu ia ingin sekali belajar di luar negeri seperti Ryeowook tapi tidak kesampaian.. Pantas saja Ryeowook juga bersikap sangan gentleman tidak seperti pria lainnya, pikir Taeyeon dalam hati. Lama diluar negeri dan walaupun sudah menggapai gelar Doktor dengan karir yang bonafit, pria dihadapannya ini tetap tidak sombong sama sekali. Malah seperti sosok yang sangat ramah dan mudah diraih. Hahh,, beruntung sekali murid-murid yang diajar oleh Ryeowook oppa seperti ini.. Pikir Taeyeon sekilas yang numpang lewat dipikirannya.
OooooO
Setelah makan Fanny dan Taeyeon juga melihat 2 ruangan di apartemen tersebut: kamar tidur dan ruangan kerja Ryeowook. Kamar tidurnya normal, bersih, rapih, minimalis, tidak banyak barang. Yang special adalah ruang kerja Ryeowook: satu dinding rak buku penuh dengan buku-buku tebal berbahasa inggis, dan file-file berisi ratusan kertas research didalamnya
"hehehe… aku memang lebih banyak mengirim buku daripada barang lainnya saat kembali kesini…" ujar Ryeowook saat melihat Taeyeon dan Fanny ternganga melihat koleksi bukunya.
Mulai dari yang koleksi pribadi hingga yang menyangkut bidang yang diajarnya.. Akumulasi keduanya menghasilkan buku yang tidak terhitung lagi jumlahnya.
Tapi, saat Fanny lebih tertarik mengamati pemandangan kota Seoul yang indah dari jendela di ruangan tersebut, perhatian Taeyeon justru tertuju pada sudut lain di ruangan tersebut. Sebuah papan dimana banyak kartu Ryeowook pasang disana. Kebanyakan bertuliskan 'thank you' dan kartu-kartu minimalis lainnya, hampir semua dituliskan dengan bahasa Inggiris.
Ryeowook menghampiri Taeyeon yang sudah mengamati deretan kartu tersebut selama satu menit terakhir. "wae, Taeyeon-ah?"
"ani… ini.. apakah kartu dari murid-murid oppa?" Tanya Taeyeon perlahan.
Ryeowook langsung mengangguk sebagai jawaban
"ne.. ini adalah pemberian dari mantan murid-murid ku disana.."
Tiffanny yang berada tidak jauh dari sana ikut berbincang tentang ini
"apakah mereka murid yang kamu bantu lulus, oppa?" Tanya Fanny
"aniyo.. sistem disini dan sistem disana beda… Kebanyakan oppa hanya mengajar satu semester dari setiap angkatan setiap tahunnya.. tergantung pelajaran yang mereka ambil.." Ryeowook mulai menjelaskan "kebanyakan kartu disini dari murid yang oppa ajar di seminar.. ada juga beberapa yang dari lecture besar selama tahun terakhir oppa disana"
Taeyeon dan Fanny masih terkesima melihatnya. Ryeowook menata satu persatu kartu tersebut dengan rapi. Sesuatu yang simple namun berarti, Taeyeon dan Fanny bisa merasakannya.
"waaahh banyak sekali jumlahnya oppa….." gumam Taeyeon tanpa sadar.
"aniyo… ini adalah semua murid yang kuajar sejak masih jadi mahasiswa doctoral Taeyeon-ah… Jadi sudah hampir selama 6 tahun… Jadi jumlahnya bisa jadi sebanyak itu hehe" lagi-lagi Ryeowook mengelak dan tidak terlalu membanggakan apa yang diraihnya.
Walaupun begitu, tetap setelahnya hingga menit terakhir Taeyeon hengkang dari apartemen Ryeowook, mata bulat gadis ini masih tertuju pada backboard dimana semua kartu terima kasih itu tertata disana. Secara tidak sadar dan tanpa Ryeowook dan Fanny sadari Taeyeon merengut sedih melihat semua ucapan terima kasih yang ditujukan kepada Ryeowook tersebut. Satu hal yang membuat gadis ini merengutkan bibirnya walaupun malam itu dilewatkannya dengan penuh rasa senang berkumpul dengan Fanny dan tetangga juga teman barunya, Ryeowook oppa.
OooooO
Ada apa dengan Taeyeon? Ada apa dengan Ryeowook?
TBC~
