Blend S (c) Miyuki Nakayama

Dino x Maika


Di mata Maika Sakuranomiya, Dino adalah gambaran sosok pria idaman yang jauh di luar dugaan. Gadis berusia enam belas tahun tersebut berpapasan secara tak sengaja ketika mengejar kereta pagi, menyenggol seorang pria berambut pirang dan bertubuh tinggi tegap. Siapa yang menyangka pria yang ia lihat di stasiun adalah manager cafe tempatnya bekerja. Maika sangat senang ketika pria Italia itu menerimanya sebagai salah satu karyawan cafe, meski sifatnya bisa dibilang sangat absurd dan kekanakan.

"Suki desu!" Dino berseru tanpa rasa malu sedikit pun. Maika yang belum pernah mendapat pernyataan cinta dari laki-laki mana pun merasa terkejut, namun detik berikutnya gadis itu tertawa kecil. Dino sungguh lucu.

Akizuki Koyo pernah memberikan ceramah moral pada Dino (yang seharusnya ia tujukan untuk dirinya sendiri mengingat ia pecinta yuri) karena pria berusia 26 tahun tersebut tampak seperti lolicon menggelikan. Untung tampan, tapi tetap saja membuat Akizuki dan Kaho bersikap waspada. Maika adalah gadis yang sangat polos yang masih harus dijaga kesuciannya dari tangan cabul sang manager.

"Maika-san kawaii." Dino berbunga-bunga ketika memasangkan sebuah bando nekomimi di kepala mungil sang gadis pujaan. Bando lucu itu dibeli Dino ketika pria itu mampir di toko aksesoris dan pernak pernik di seberang jalan. Maika merona sesaat. Dino mungkin pria absurd, tapi Maika justru menyukainya.

"Kau suka? Aku bingung mau memilih yang mana karena ada banyak sekali bando lucu. Kupikir, Maika-san sangat imut jika memakai nekomimi. Seperti gadis maid di anime. Kyaaa!" Kemudian Dino akan heboh sendiri, mengambil ponsel dan memotret Maika dari berbagai angle dengan napas memburu(?).

Maika tidak merasa terganggu dengan sikap pria yang terpaut sepuluh tahun lebih tua darinya. Maika selalu membayangkan bahwa orang dewasa itu menakutkan, kaku, dan galak. Dino tidak seperti itu. Atau, entahlah. Mungkin pria mengidap suatu kelainan.

"Maika-san, suki desuuuu!" Dino menerjang Maika yang terkejut karena tidak menyiapkan apa pun. Pria pirang itu memeluk gadis yang begitu mungil dalam dekapannya.

Akizuki yang kebetulan masuk ke ruangan istirahat para karyawan tidak mengatakan apa-apa. Pemuda yang masih berstatus mahasiwa tersebut hanya merogoh ponsel dalam celana.

"Halo polisi."

"Tidaaaaaak!" jerit Dino.

Maika tersenyum dan tertawa. Seperti inilah kegiatan sehari-harinya di cafe milik Dino.