!Warning!
BL/Yaoi, M/M, Mature, R18+,Romance, blood, Omegaverse, teaser, fanbook
.
Main Pairing
Uzumaki Naruto x Uchiha Sasuke
.
Side Pairing
Ootsutsuki Ashura x Ootsutsuki Indra
Senju Hashirama x Uchiha Madara
.
Disclaimer
Naruto © Masashi Kishimoto
.
Fro Nekota & Niyochara
present
.
a fanbook
.
RED DAWN
.
.
Hosh! Hosh! Hosh!
Seorang pemuda berlari terengah-engah menyelusuri jalanan di tengah hutan. Rambutnya berwarna pirang, terutupi oleh kain hitam panjang yang juga menyelimuti separuh wajahnya. Dari balik kain terlihat sekilat iris biru cerah yang tajam.
Tangan kanan pemuda itu memegang erat sebuah pedang panjang. Sedang tangan kirinya mencengkram perutnya dengan kuat. Tak bisa dilihat seberapa dalam luka yang dimiliki pemuda itu, namun darah merah jelas sekali merembes dari balik cengkraman tangannya.
Hutan yang ia lewati merupakan hutan yang cukup lebat. Dipenuhi dengan pepohonan yang tinggi dan besar sehingga cahaya bulan di atasnya pun sulit untuk menembus ke dalamnya. Tanpa adanya obor penerang, tempat itu pun menjadi sangat gelap. Namun pemuda itu sama sekali tak terlihat kesulitan. Ia berlari cepat dan gesit tanpa gangguan seolah bisa melihat di dalam gelap. Sesekali mata birunya akan melirik ke sekelilingnya dengan waspada.
"Tsk!" pemuda itu berdecak. Seolah memiliki mata di belakang kepalanya, pemuda itu tiba-tiba melompat ke samping dan—Shyuutt!—berhasil menghindari sebuah panah tajam yang melesat ke arahnya. Tanpa berhenti, ia segera berlari lagi. Pedang ia ayunkan cepat untuk menangkis lemparan senjata tajam yang melesat ke tubuhnya.
Trang! Trang! Trang!
Bunyi percikan keras akibat benturan senjata besi terdengar sangat keras di dalam hutan yang sunyi. Pemuda itu bergerak dengan gesit. Luka di perutnya sama sekali tak mengurangi kecepatan geraknya. Justru mungkin rasa sakit dari sana membuat pemuda itu semakin sadar. Insting bertarungnya yang kuat membuatnya bisa bertahan dan terus berlari dari kejaran beberapa samurai di belakangnya.
Sebuah tanah terbuka terlihat di depannya. Tanpa ragu ia berlari ke sana. Dengan cepat ia memutar badan dan mengambil posisi. Aura membunuh langsung tersorot tajam dari mata birunya. Ia melirik ke sekeliling seraya musuh satu per satu muncul keluar dari persembunyian.
"Hmph, kalian pikir bisa menangkapku dengan segini saja?!" pemuda pirang itu berkata sinis pada kawanan samurai di depannya. Lima, tidak, enam samurai. Hanya sebanyak ini tak akan cukup untuk mengalahkanya! Tanpa peduli dengan luka di perutnya, pemuda pirang itu lalu menarik sebuah wakizashi dengan tangan kiri. Dengan dua tangan masing-masing memegang erat sebuah pedang, pemuda itu lalu menyeringai.
"Ayo maju!"
KLANG!
Benturan keras antar pedang pun langsung terjadi. Pemuda pirang itu menyerang tanpa rasa takut sedikitpun. Sejak awal ia sudah tahu misi yang ia ambil kali ini memiliki resiko bahaya yang cukup tinggi. Meskipun begitu bukan berarti ia memiliki keinginan untuk mati. Justru keinginannya untuk hidup itu sangat tinggi sehingga ia akan terus bertarung sampai titik darah penghabisan. Sekarang pun juga sama!
SLASH!
Pedangnya dengan kuat menebas leher musuh yang menyerangnya dari belakang. Ia tanpa membuang waktu sedetikpun segera berputar. Tendangan keras ia lemparkan ke samping dan membanting tubuh musuh yang hendak menebasnya. BUAGH!
Tanpa berpikir, tubuhnya sudah bergerak duluan mengikuti insting. Pemuda itu segera berlari mengejar musuh yang menghindarinya. Panah beruntun tiba-tiba melesat cepat dari samping membuatnya harus segera melempar tubuh ke samping untuk menghindar. Dia pun segera merubah target. Dengan cepat menerjang menuju pemanah itu bersembunyi.
Wush! Wush! Wush!
Runtunan panah menerjang ke arahnya. Pemuda pirang itu berhasil menghindarinya dengan gesit hingga akhirnya berhasil mencapai pemanah itu bersembunyi. Sang pemanah pun segera menyimpan busurnya dan menarik pedang. KLANG!
Mereka pun segera beradu pedang. Sementara musuh yang lainnya pun ikut bergerak. Sang pemuda pun kembali dikepung oleh beberapa musuh yang tersisa. Namun gerakanya sama sekali tak gugup. Dengan pasti ia menebas musuh di sekelilingnya.
SLASH!
Darah memuncrat deras setiap pedangnya berhasil menebas musuh. Pemuda pirang itu bergerak sangat cepat hingga musuh-musuhnya tak bisa mengikutinya. Dua pedangnya mengayun kuat ke dua arah, dengan pasti menebas tubuh dua musuh di sampingnya. Ia dengan segera berputar untuk menghindari serangan musuh sebelum—SLASH!—menebas sang penyerang tanpa ampun.
Bau darah pun segera memenuhi tempat terbuka itu. Di malam gelap yang sunyi hanya terdengar suara napas berat yang terhanyut bersamaan angin malam. Sang pirang melirik musuh terakhir yang masih berdiri. Aura membunuh kuat masih terpancar dari mata birunya. Ia mengayunkan pedangnya sekali untuk menyingkirkan darah di sana.
Samurai di depannya pun berjengit ketakutan ketika bertatapan dengan matanya. Di sekelilingnya bergeletakan tubuh rekan samurainya yang sudah tak bernyawa. Jelas sekali bahwa kemampuan mereka berbeda jauh. Tubuhnya pun langsung merinding. Dengan ketakutan ia bergerak mundur untuk kabur.
Namun bagaimana mungkin pemuda pirang itu membiarkan mangsanya kabur? Dengan cepat ia pun mengejar. Pedang ia ayunkan kuat sebelum—SLASH!—samurai itu pun tumbang tanpa perlawanan.
Hutan itu pun kembali sunyi menyisakan suara angin malam yang sesekali berhembus.
Uhuk!—pemuda pirang itu tiba-tiba berbatuk darah. Meskipun ia berhasil menang melawan enam samurai, bukan berarti ia keluar tanpa luka sedikitpun. Tanpa ekspresi ia mengusap darah dari mulutnya dengan punggung tangan. Kemudian mengayunkan pedangnya dari darah sebelum memasukannya kembali ke dalam sarungnya.
Ia melirik sekali tubuh musuhnya yang bergeletakan di tanah sebelum bergerak lagi untuk mencari tempat persembunyian. Namun baru satu langkah ia bergerak, tiba-tiba—Hyuung!—tubuhnya seperti oleng. Rasa pusing langsung dirasakan kepalanya bersamaan pandangan yang tiba-tiba menggelap.
"Sial!" pemuda itu mengutuk kecil. Tubuhnya jelas sekali sudah kehilangan banyak darah. Ia mengutuk lebih keras saat mendengar suara banyak langkah kaki dari belakangnya. Ia melirik sekilas, melihat beberapa cahaya obor yang bergerak di dalam malam gelap. Itu pasti pasukan bala bantuan yang dikirim untuk menangkapnya.
Menggertakan gigi dengan kuat, pemuda pirang itu pun memaksakan tubuhnya untuk berlari lagi. Kepala digoyahkan cepat untuk menghilangkan pusing. Ia langsung berlari cepat menjauhi pasukan yang mengejarnya.
Tidak tahu sudah berapa lama ia berlari sebelum ia mendengar suara air yang mengucur deras. Tanpa ragu ia berjalan untuk menemukannya. Tak jauh dari tempatnya terlihat sebuah ujung tebing yang menyambung dengan air terjun. Pemuda pirang itu berjalan menuju sisi tebing. Ia tak tahu seberapa dalam tebing disitu. Namun suara pasukan yang mengejarnya membuatnya langsung memantapkan tekad. Tanpa melihat ke belakang, ia pun melompat ke dalam tebing, membiarkan air dingin menyeretnya pergi dari tempat itu.
.
Seorang pemuda berjalan santai menyelusuri jalanan hutan. Rambutnya berwarna hitam kelam, pendek di atas bahu. Ia memakai kimono biru bercorak indah. Warnanya kelam sangat berlawanan dengan kulit tubuhnya yang seputih salju. Namun itu justru membuat pemuda itu semakin terlihat kecantikannya.
Pemuda berstatus omega ini memiliki wajah yang sangat tampan. Ketampanan yang begitu cantik yang bahkan tak kalah dari seorang wanita. Hanya melihatnya saja orang akan langsung dibuat terpana. Itu sebelum mereka bertatapan dengan matanya. Beriris hitam kelam seperti lubang hitam yang dalam. Sangat hitam yang membuat orang terhanyut setiap kali melihatnya. Kemudian menjadi beku seperti es karena emosi dingin yang terpancar dalam iris hitam itu.
Sangat cantik namun juga sangat sulit untuk dijangkau.
Alpha manapun akan senang setengah mati jika berhasil mendapatkannya. Tentu saja hal itu merupakan sesuatu dengan kesempatan yang sangat tipis.
Sasuke lebih memilih mati daripada harus mate dengan alpha sembarangan, apalagi yang statusnya di bawahnya. Hanya alpha terkuat dari yang terkuat yang boleh menikahinya!
Namun tentu saja itu hanya harapan kecilnya. Dunia ini tidaklah semudah yang ia harapkan. Nasib masa depannya berada di tangan sang kepala klan Uchiha. Ia tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi alpha-nya nanti.
Namun ada satu hal yang mungkin bisa membuatnya terlepas dari kendali klannya. Itu adalah pasangan takdir.
Konon setiap orang memiliki seorang soulmate yang merupakan belahan jiwa yang paling sesuai dengan mereka. Jika mereka bertemu, maka mereka pun akan menjadi pasangan yang paling sempurna. Mereka akan bisa menjadi pasangan yang paling bahagia. Tapi ini hanyalah cerita legenda. Tidak tahu apakah pasangan takdir itu benar-benar ada atau cuma cerita bualan. Karena kesempatan untuk bertemu sang soulmate itu benar-benar sangat tipis.
Namun legenda mengatakan bahwa jika seseorang berhasil menemukan pasangan soulmatenya, maka mereka akan diberkahi oleh dewa dengan keberuntungan sampai tujuh turunan. Oleh karena itu, seorang raja pun pasti tidak akan menolak untuk bertemu sang soulmate jika kelak bisa mendapat berkah dari dewa.
Sasuke menghela napas kecil. Ekspresi di wajahnya dalam sekejap kembali tenang dan dingin. Dia bukan orang yang akan percaya dengan cerita omong kosong seperti pasangan takdir. Nasib seseorang merupakan sesuatu yang orang itu putuskan sendiri, bukan karena takdir dunia atau yang lain. Lalu bagaimana dengannya yang hanya bisa menerima keputusan klan mengenai calon alpha-nya?
Sasuke melirik rombongan alpha dan beta yang berjalan di depannya. Di matanya, tidak ada satu pun dari mereka yang pantas menjadi alpha-nya. Ia merinding jijik jika ia benar-benar dipasangkan dengan alpha yang tidak kompeten.
Sasuke baru berumur 16 tahun sekarang. Namun sudah banyak gosip dengan siapa dia akan dipasangkan nantinya. Apa boleh buat, dari seluruh omega di klan Uchiha, Sasuke bisa dibilang merupakan omega yang paling diinginkan. Dia sangat cantik dan berbakat. Di tambah lagi dia berasal dari keluarga utama. Dengan menikahinya maka akan mendapat kesempatan untuk menjadi pewaris klan.
Oleh karena itu, Sasuke sebenarnya tidak menyukai acara seperti yang sedang dilakukannya sekarang. Tempat mereka berada sekarang merupakan area hutan yang termasuk dalam wilayah kuasa klan Uchiha. Para Uchiha sering sekali berkunjung ke hutan ini setiap musim panas atau musim semi. Meskipun tempatnya sedikit jauh dari distrik utama pemukiman Uchiha, namun tempat ini sangat cocok untuk berburu dan mengasah kemampuan para generasi muda klan Uchiha.
Dimana lagi anak-anak klan bisa unjuk gigi kalau bukan berburu di tempat seperti ini? Hampir semua anak klan Uchiha yang sudah cukup umur datang kemari. Khususnya para alpha dan beta yang ingin unjuk keahlian di depan para omega.
Meskipun tidak menyukainya, ini adalah satu-satunya kesempatan Sasuke untuk bisa keluar dengan bebas. Ia juga ingin melihat kakaknya saat berburu. Jika meminta pada kakaknya, ia mungkin akan diajari cara berburu. Bukankah ini sangat bagus?
Lahir sebagai omega sangat rumit, ia tidak diperbolehkan untuk berlatih beladiri seperti para beta dan alpha. Karena itu ia harus mencuri-curi waktu seperti ini untuk bisa belajar.
Sebagai omega dari keluarga utama Klan Uchiha, Sasuke harus menjaga statusnya dengan baik.
Sasuke menatap pemandangan sungai jernih di depannya. Perjalanan mereka akhirnya berhenti sejenak. Mereka sudah sampai di sebuah sungai dalam hutan yang mereka kunjungi. Setelah beristirahat di sini, mereka baru akan memulai kompetisi berburunya.
Sasuke melirik kawanan klan Uchiha lain yang sedang beristirahat di pinggiran sungai, sebelum melirik ke arah tebing yang terlihat di jejauhan. Melirik sekilas, Sasuke memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar.
Air sungai di sana sangat sejuk dan jernih. Sasuke dengar air itu berasal dari mata air di atas gunung di dekat sana. Ingin rasanya ia sesekali pergi ke sana. Tapi tanpa bantuan kakaknya, mungkin akan sulit untuk mendapat ijin.
Sasuke berhenti berjalan saat mendengar suara panggilan kakaknya dari belakang. Dari kejauhan ia melihat Itachi yang melambaikan tangan untuk menyuruhnya kembali. Ia tak sadar sudah berjalan sejauh itu. Dengan enggan, Sasuke pun memutuskan untuk kembali. Namun saat ia hendak berbalik, sesuatu menarik perhatiannya di pinggiran sungai. Dengan penasaran, Sasuke pun memeriksanya.
Sebuah kain hitam.
Kain itu berukuran panjang, hampir seperti syal. Tergeletak di pinggiran sungai dengan tesktur yang masih sedikit basah dengan air. Sasuke meraihnya dengan penasaran. Jelas sekali kain itu adalah milik seseorang. Tapi bagaiman mana bisa? Tempat ini merupakan wilayah kekuasaan Uchiha. Tidak ada yang berani ke tempat ini tanpa ijin.
Sasuke memeriksa area sekeliling dengan curiga. Ia pun menemukan jejak basah seperti langkah kaki seseorang. Dengan ragu-ragu ia menatapnya. Sasuke melirik sekilas pada tempat kakaknya dan yang lain beristrihat lalu menoleh lagi pada jejak kaki itu.
Kain hitam itu ia remas dalam genggaman tangan ketika kakinya dengan sendirinya tiba-tiba bergerak. Entah apa yang menariknya, Sasuke pun berjalan mengikuti arah jejak kaki itu pergi.
Jejak itu membawanya memasuki hutan. Sasuke berhenti ragu-ragu saat melihat tetesan cairan gelap seperti darah di sekitar jejak kaki itu berada.
Sasuke tahu hal yang ia lakukan sekarang ini sangatlah ceroboh. Pemilik jejak kaki itu bisa saja orang yang berbahaya. Orang yang berani memasuki wilayah Uchiha pasti bukanlah orang biasa. Tapi, entah kenapa, ada sesuatu yang membuatnya ingin mencari tahu.
Sasuke tak mengerti. Seperti insting dalam tubuhnya tiba-tiba bangun dan menyuruh tubuhnya untuk bergerak mengikuti jejak itu. Seolah jiwanya sedang berteriak kalau dia tidak mengeceknya sekarang, maka ia akan menyesal seumur hidup.
Sasuke bahkan tak sadar bahwa kakinya sudah berjalan lagi. Seolah terhipnotis, ia sudah mengikuti jejak kaki itu sampai ujung. Sasuke berkedip sekali menangkap pemandangan di depannya. Di ujung jejak kaki itu terdapat sebuah goa kecil. Di sanalah ia melihatnya. Di dalam goa itulah, ia melihatnya.
Seorang pemuda berambut pirang.
Dia duduk bersandar dinding goa dengan tak sadarkan diri. Berpakaian seperti seorang samurai dengan dua pedang terpasang di pinggangnya. Tubuhnya penuh luka dan bekas darah.
Sasuke tidak tahu sejak kapan, namun begitu sadar dia sudah berdiri di depan pemuda pirang itu duduk.
Dia kah?
Pemuda ini kah yang sudah menariknya kemari?
Tapi kenapa?
Sasuke menatap wajah pemuda pirang itu dengan seksama. Dari wajahnya yang berkulit kecoklatan, hidung, alis, pipi dengan tiga pasang garis luka di pipi seperti kumis, lalu matanya yang masih tertutup. Sasuke mengamatinya satu per satu. Pemuda itu terlihat baru memasuki umur dewasa. Wajahnya tidak termasuk dalam kategori jelek ataupun terbilang sangat tampan. Jika diletakan dalam kerumunan orang biasa mungkin akan terlihat cukup tampan dan menonjol, namun bukan dalam kategori yang membuat Sasuke tertarik. Meskipun begitu, pemuda itu memiliki aura karisma yang entah kenapa membuatnya sangat menarik.
Seolah tahu sedang diperhatikan, dua kelopak mata kecoklatan itu tiba-tiba bergerak dan membuka menampilkan dua mata beriris biru yang indah.
Mereka bilang pasangan takdir bukanlah sebuah legenda bualan.
Mereka bilang soulmate itu benar-benar ada di dunia ini.
Tidak ada yang tahu bagaimana caranya untuk menemukan pasangan soulmate masing-masing. Tapi mereka bilang, jika pasangan takdirmu sedang berada di dekatmu, maka kau akan bisa merasakannya.
Seperti sebuah takdir, mereka akan menarikmu untuk saling bertemu.
Dan mereka bilang…
…kau akan tahu siapa pasangan takdirmu begitu saling bertemu.
Sasuke meremas dadanya. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dalam hatinya begitu mata itu terbuka. Seperti sedang memberi tahunya tentang sesuatu yang penting. Namun ia tak bisa menangkap apa sesuatu itu. Sasuke hanya bisa terdiam. Membiarkan mata oniksnya bertatapan dengan mata safir.
'Alpha…?'
.
.
.
Coming soon in RED DAWN (PO - 1 November 2018)
