Ia mencak mencak tidak jelas. Bahkan sepertinya kaki Taehyung menumpang pada kereta mainan dengan jalur rel yang dipasang melalui seluruh lantai ruangan tempat mereka sekarang berada.
"Kenapa, sih, Tae?"
Kali ini Taehyung sudah tiduran dengan posisi kaki menyandar pada sandaran sofa.
"Bosan, Chim."
Jimin hanya bisa geleng geleng kepala, membenarkan letak kacamatanya yang merosot lalu lanjut membaca buku.
Taehyung keheranan.
"Sejak kapan kau baca buku, Chim?"
Jimin mendongak dari bacaannya hanya untuk mendapati Taehyung sudah mulai memainkan lampu di atas nakas.
"Entah."
"Chim."
Jimin mulai sedikit gusar.
"Taehyung."
Ia bergumam 'hm'.
"Kalau kau bosan, sana berenang. Paling kau kelelahan dan langsung tidur."
Detik berikutnya, Jimin mendengar gorden dibuka dan pintu kaca yang digeser, serta Taehyung yang menghilang.
Hoodie tertanggal di atas lantai.
Jimin mendengus.
Ia melepaskan kacamatanya dan berlalu untuk memeriksa Taehyung.
Di luar, tidak ada tanda tanda keberadaan Taehyung. Air di kolam renang punya permukaan yang seperti baru tenang.
"Whaaaa!" Jimin terciprat air dimana mana.
"Serius, Taehyung. Kau ini kenapa sih?"
Taehyung yang sudah muncul setengahnya di permukaan menatap Jimin heran.
"Sudah kubilang, aku bosan, Chim."
"Dan kenapa memanggilku dengan sebutan Chim terus?"
"Bukannya kau suka? Siapa yang memberimu nama itu, ya?"
"Terserahlah."
Baru saja Jimin ingin beranjak untuk masuk lagi, pergelangan kakinya ditarik paksa.
"Wooo, dingin sekali! Taehyung! Apa apaan kau ini?" Taehyung hanya memberi cengiran lebar sebagai jawaban.
"Sialan."
"Siapa yang mengajari menyumpah, Jimin?" Katanya dengan suara seperti ibu yang sedang marah.
"Siapa kau? Ibuku?"
"Bangsat."
Lalu mereka saling melempar air dengan tangan dan tidak ada yang mau kalah.
Fin
