Summary: /AU. HitsuHina./ Pembohong? Hati Hinamori mencelos. Ia menggigit bibir bawahnya, raut wajahnya berubah murung. Dan aku pun seorang pembohong besar, Shiro-chan…/

Dislaimer: Bleach © Tite Kubo-sensei.

Warning: Fic ini mengandung alternative universe dan OOC. Bagi yang alergi dengan bahan-bahan(?) tersebut harap segera klik tombol back ;)

Happy reading! ;)


Sorry, I Love You

© CherryCho79

.

Special dedicated for Kaze

Prologue


7 September

Hari ini… tepat setahun setelah kejadian itu. Namun aku tak akan pernah bisa melupakannya—tak akan pernah bisa melupakannya. Entah bagaimana semua itu terasa seperti baru terjadi kemarin, masih terbayang jelas dalam jelas dalam ingatanku…

Dosaku padamu… setahun silam…

Tangan mungilnya berhenti menari, terdiam, jemari lentiknya tidak lagi mengukirkan tinta pada lembar-lembar putih itu. Hinamori perlahan meletakkan pulpen di atas buku hariannya—kumpulan memorinya.

Dadanya terasa perih. Sesak. Pelahan tangannya kembali bergerak, menyeka butiran air mata yang tanpa terasa sudah menggenang di sudut mata hazel miliknya.

"Shiro-chan…" gadis berambut hitam itu mendesah pelan. Selayang pandang ia edarkan, menyapu sekelilingnya. Tatapannya terpaut pada jendela kamarnya, menatap lurus ke luar sana.

Pagi yang cerah. Sinar mentari yang hangat menyeruak di celah dedaunan, merangsak masuk ke dalam kamarnya, menyapanya dengan lembut. Daun-daun dari pohon yang berada di samping kamarnya bergerak seirama dengan desir angin yang menampar pipinya pelan.

Hinamori menarik nafas panjang.

"Shiro-chan, bagaimana keadaanmu sekarang?" gumam Hinamori. Setitik butiran kristal bening meleleh di pipi putihnya, tak kuasa ia bendung lagi. Namun segera ia hapus.

'Tidak! Tidak! Aku tidak boleh menangis!' Hinamori menggelengkan kepalanya cepat.

Ya, ia tidak boleh menangis.

Bukankah ia sudah berjanji?

Masih tergiang dalam ingatannya—tak sedikit pun ternodai oleh samar, bagaimana pemuda dengan rambut senada kapas itu memintanya untuk berjanji. Setahun yang lalu.

"Ku—kumohon, ber-berjanjilah… kau…ti-tidak akan me—nangis karenaku… A-air matamu terlalu—berharga untuk pe-pembohong sepertiku…"

'Pembohong?'

Hati Hinamori mencelos. Ia menggigit bibir bawahnya, raut wajahnya berubah murung.

'Dan aku pun seorang pembohong besar, Shiro-chan…'

Gadis manis itu terdiam untuk beberapa saat lamanya. Maat hazelnya memandang nanar, menatap lurus pada buku hariannya yang tergeletak begitu saja di atas meja. Perlahan tangan mungilnya terulur, menyentuh buku berwarna biru itu—mengingatkannya pada mata safir milik pemuda yang telah menawan separuh jiwanya itu.

Hinamori membuka lembaran-lembaran buku hariannya, mencoba mengingat semua yang telah terjadi.

Persahabatan.

Cinta.

Kebohongan.

Hati yang terluka.

Juga dosa yang telah ia perbuat…


To Be Continued


Yak, Cut! Cut! *obsesi sutradara* *digetok*

Kali ini, Cho bikin fic berdasarkan kisah nyata. Jadi Cho gag tau hasilnya ancur ato gag =3

Untuk prolognya, sengaja Cho buat cuma 3 lembar. Biar penasaran. Hohoho *dirajam*. Soal judul, Cho ngerasa kurang cocok. Heu, ada yang mau kasih Cho ide? T.T

Ripyu plis?

Love,

CherryCho79