Virgin Snow
Pairing : BaekYeol/ ChanBaek Slight KrisBaek
Author : sondubu
Genre : Romance/ Hurt?
Rate : T
Warning : YAOI (boysXboys), alur aneh, cerita abal-abal, bingungin. Mianhaeyo!
.
.
.
Don't like! Don't read!
No bash! No copas!
.
Happy reading
.
.
"Kapan salju pertama datang?" Seorang namja cantik menatap langit dengan gelisah. Kakinya mengayun-ayun di tanah dengan bibir yang dipoutkan. Dia menghentakkan kakinya kesal kemudian kembali memainkan ayunan yang ia duduki.
Sendiri. Ya, namja cantik itu selalu berada disini sendirian. Memojokkan diri dari keramaian dan bergumam sendiri bertanya pada Zeus kapan salju pertama akan datang. Namja itu berdiri kemudian berjalan melewati jalan setapak yang sepi.
.
.
"Aku pulang!" Teriaknya saat memasuki pelataran rumah mewah nan megah. Beberapa pelayan terlihat sedang berusaha melayani sang tuan muda tetapi hasilnya selalu sama. Tuan mudanya memilih untuk tidak dilayani dan mengerjakannya sendiri.
"Baekhyun?" Suara lain yang tak kalah merdu dengan suara sang tuan muda terdengar nyaring. Tuan muda yang dipanggil Baekhyun tadi menoleh dan mendapati namja cantik berambut coklat sedang tersenyum manis layaknya malaikat.
"Hyung?!" Serunya kemudian berlari memeluk hyung tercintanya. Namja itu tersenyum dan membalas pelukan Baekhyun.
"Rupanya, dongsaengku ini sangat merindukan hyungnya eoh?" Goda Luhan. Baekhyun tetap dalam posisinya, menyalurkan kerinduan yang selama ini dipendamnya. Luhan adalah kakak Baekhyun yang sedang menuntut ilmu di Jepang. Namun, semenjak kedua orangtua mereka telah tiada, Luhan harus meninggalkan Baekhyun lebih lama lagi karena harus menggantikan posisi ayahnya di perusahaannya. Selama 5 tahun terakhir ini, Baekhyun selalu sendiri dan hanya ditemani oleh sesuatu yang dianggapnya sebagai temannya.
"Cepat mandi dan ganti bajumu. Hyung sudah memasakkan makanan kesukaanmu." Luhan merenggangkan pelukannya dan tersenyum manis. Baekhyun ikut tersenyum kemudian berlari kearah kamarnya. Dia merasa senang karena tidak harus berada di rumah megah ini sendirian bersama dengan pelayan-pelayannya. Kini, hyungnya datang dengan segala kasih sayangnya.
.
.
.
Seorang namja tiang tengah bersantai di kamarnya sembari mendengarkan lagu dari i-podnya. Sedari tadi, dia hanya memandangi foto yang ia pegang. Foto berukuran agak kecil yang selalu dapat membuatnya tersenyum dan rindu.
"Kapan salju pertama datang?" Namja itu bertanya sendiri dan kemudian mendekati jendela kamarnya yang terbuka. Tangan kanannya menjulur keluar merasakan udara dingin dari musim gugur. Dia mendudukkan dirinya di jendela kamarnya dan kembali memandangi foto itu. Namja tiang nan tampan itu tersenyum sendiri lalu kembali bergumam.
"Tunggu aku, ne? Kita akan merayakan salju pertama bersama" Ucapnya kemudian seseorang datang memasuki kamarnya.
"Chanyeol-ah!" Sebuah teriakan memenuhi seluruh kamar namja tiang yang dipanggil Chanyeol tadi. Chanyeol hanya terdiam kemudian kembali asyik dengan segala aktifitasnya tadi. Tidak memperdulikan apakah yeoja yang berteriak itu marah, kesal atau apapun. Yang ia pikirkan, hanya ingin bertemu dengan namja yang berada di foto itu.
"Oppaaaaaaaaaa!" Teriaknya lagi berusaha mengalihkan pandangan Chanyeol kepadanya.
Karena merasa tidak nyaman, Chanyeolpun menoleh dan menanggapi ucapan dongsaengnya. "Wae?" Yeoja kecil itupun tersenyum kemudian memeluk Chanyeol dengan erat.
"Belikan aku ice cream" Rengeknya dan bergelut di lengan Chanyeol. Chanyeol hanya dapat tersenyum melihat kelakuan dongsaengnya yang manja kemudian membalas pelukannya.
"Baiklah. Kau mau yang rasa apa?" Tanya Chanyeol.
"Aku mau ice cream yang paling disukai oleh Oppa ini" Yeoja kecil itu menunjuk kearah foto yang dipegang Chanyeol. Chanyeol tersenyum kemudian mengiyakan permintaan dongsaengnya.
"Ternyata kau masih mengingatnya." Chanyeol tersenyum sambil mengelus puncak kepala Nana. Nana hanya tersenyum dan mengangguk riang.
.
.
.
"Bagaimana sekolahmu?" Tanya Luhan memulai percakapan di meja makan. Baekhyun yang sedari tadi asyik dengan makanannya kini terdiam. Merasa terpojokkan dengan pertanyaan yang baru saja terlontar dari bibir manis Luhan.
"Menyenangkan?" Lanjut Luhan lagi karena merasa diacuhkan oleh Baekhyun.
"Eum, menyenangkan." Dusta Baekhyun. Ya, menyenangkan, hal yang diinginkan oleh Baekhyun. Tapi sayangnya, menyeramkan mungkin lebih indah untuk menggambarkan bagaimana sekolah baekhyun. Penuh dengan iblis yang selalu mendesak Baekhyun. Ah, apa itu yang disebut menyenangkan? Rasanya, Baekhyun ingin sekali keluar dari sekolah itu. Tapi, dia masih bertahan, masih selalu setia menunggu seseorang disana.
"Lalu, mengapa kau sering pulang malam? Pakaianmu juga selalu lusuh setiap pulang" Luhan kembali memojokkan Baekhyun dengan segala perkataannya. Ini pertama kalinya Luhan kembali dari Jepang, tentu saja dia sangat banyak bertanya pada para pelayan di rumah.
"uumm, ituuu … ah karena aku sering bermain dulu sepulang sekolah. Masak tidak boleh, hyung?" Alasan lagi. Padahal, ia selalu dijahili oleh hampir seluruh teman sekolahnya. Lalu pulang malam? Dia selalu mampir ke taman bermain tak terurus itu untuk membuat hatinya merasa lebih tenang.
"Jeongmal? Ah, sekali-kali hyung ingin main ke sekolahmu" Luhan tersenyum.
"Eh? Untuk apa?" Kaget Baekhyun.
"Tentu saja ingin menyapa guru dan teman-temanmu." Luhan yang tidak tahu apa-apa hanya merasa senang dengan segala kedustaan Baekhyun. Pernyataan palsu Baekhyun tadi hanya membuatnya menuju lubang hitam.
"Ah, ne." Pasrahnya kemudian kembali melanjutkan makannya dengan tak berselera.
Seorang pelayanpun datang menghampiri Luhan dan Baekhyun, hendak menyampaikan sebuah pesan. Luhan tersenyum ramah kepada pelayan tersebut, begitu pula dengan Baekhyun.
"Ada apa?" Tanya Luhan lembut.
"Ada yang mencari Tuan Baekhyun diluar. Sepertinya dia teman anda, Tuan"
"Teman?" Tanya Baekhyun dan Luhan bersamaan. Namun, ekspresi yang ditunjukkan sama sekali berbeda. Luhan tersenyum senang kemudian baekhyun terkejut dengan tambahan bingung disekitaran air mukanya.
"Mengapa kau tak bilang kalau temanmu akan datang Baekhyun?" Tanya Luhan.
"Eh? Aku tidak tahu, hyung. Aku tidak ada janji, sungguh." Jawab Baekhyun dengan menggerakkan kedua tangannya.
"Sudahlah, temui saja temanmu sana" Suruh Luhan masih dengan senyuman. Baekhyun hanya menurut dan keluar untuk melihat siapa yang dimaksud pelayannnya dengan 'teman' tadi. Seingatnya, dia tidak punya teman di sekolah, eum, hanya Kyungsoo saja temannya, itupun, dia tidak mengetahui dimana letak rumah Baekhyun. Dan satu lagi, Kai, tidak mungkin namja tampan itu mengucapkan kata permisi saat memasuki rumah megah Baekhyun. Anehnya lagi, jika itu dia, pasti pelayan rumah ini langsung mengetahuinya.
Baekhyun memasuki ruang tamu dan mendapatkan sosok namja tampan dengan badan tegap dengan rambut blondenya tengah duduk santai di kursi rumahnya. Mata baekhyun melotot melihat siapa yang sedang ia lihat. Kris? Bathinnya tak percaya. Ia mendekati namja yang disebutnya kris itu dan memanggil namanya dengan ragu-ragu.
"K…kris?"
Namja itu menoleh, tersenyum kepada baekhyun. "Wah, kenapa lama sekali, chagi?" Tanya Kris yang bangun dari duduknya.
"Ke … kenapa kau bisa ada di rumahku?" Tanya Baekhyun to the point. Entahlah, mengapa Baekhyun seperti sedang berhadapan dengan setan yang sangat menakutkan saja.
"Kau tidak suka? Kau tidak senang aku disini?" Tanya Kris.
"Em, mak … maksudku …" Otak Baekhyun terus mencari kata-kata terbaik untuk ia lontarkan. Bukannya dia tidak senang, tetapi ini bukan saat yang tepat. Luhan sedang berada di rumahnya sekarang, lalu dia juga tidak tahu apa yang akan Kris perbuat pada dirinya. Apalagi, mengapa Kris bisa berada di rumahnya sekarang? Itu yang membuat Baekhyun bingung.
"Sudahlah. Duduk saja disini." Kris memukul-mukul kursi di sampingnya, mengisyaratkan Baekhyun untuk mengisi kursi itu. Baekhyun hanya menurut, lebih baik seperti itu sekarang.
"Wah, tampilanmu sangat berbeda saat berada di rumah chagi. Kau lebih cantik, imut dan … sexy" Baekhyun bergidik saat Kris membisikkannya kata 'sexy'. Baekhyun langsung mendapatkan aura menyeramkan disekitarnya. Dia berdoa, Kris tidak akan melakukan itu padanya disini. Apa yang akan ia katakan nanti pada Luhan? Bisa-bisa, Luhan langsung mengusirnya dari rumah.
Kris mengelus pipi Baekhyun dan mencium kening Baekhyun sebentar. Ia beralih kekedua mata sipit Baekhyun kemudian hendak mencium bibir manis Baekhyun. Chup ~ sempurna, bibir Kris tertempel sempurna di bibir Baekhyun. Kris melumatnya dan membuat ciumannya menjadi lebih intens. Baekhyun tidak membalasnya dan ingin memberontak, tetapi Kris jauh lebih pandai dalam hal itu. dia hanya bisa pasrah dan beroda dewi fortuna masih berada di sekelilingnya.
"Ughhh … " Suara Baekhyun terdengar saat ia mulai kehabisan napas. Kris melepaskan ciumannya dan menatap Baekhyun yang kini tengah mengatur napasnya. Kris tersenyum senang kemudian kembali ingin melanjutkan aksinya. Tetapi, sebelum Kris melanjutkan, Luhan datang dengan membawa nampan berisi minuman dan beberapa makanan ringan.
"Wah, ada teman Baekhyun ternyata. Baekhyun tidak bilang kalau temannya akan datang, jadi aku tidak buat apa-apa. Oya, ini ada minuman dan makanan kecil." Luhan berkata dengan penuh senyuman, Baekhyun hanya merutuki nasibnya sekarang. Dengan segera dia memperbaiki bajunya yang agak berantakan dan tersenyum manis seperti tak ada yang terjadi. Baekhyun juga langsung pindah tempat duduk menjadi di depan Kris. Dia tidak ingin Kris melakukan hal-hal aneh saat di depan hyungnya.
"Ah, hyung, mengapa repot?" tanya Baekhyun basa-basi.
"Hyung?" Kris bergumam sendiri, bingung ternyata namja cantik di depannya sebenarnya masih memiliki hyung. Tapi, kemana selama ini hyungnya?
"Ah, Aku Xi Luhan, hyungnya Baekhyun. Mungkin kau tidak pernah melihatku, jadi kau tidak tahu. Sejak dulu, semua teman Baekhyun juga jarang mengenalku, hanya yang dekat dengannya saja karena aku tinggal di Jepang." Jelas Luhan.
Kris mengangguk mengerti, kemudian mulai beragumen. "Aku Wu Yi Fan, tapi panggil saja Kris." Kris memperkenalkan diri dengan sesopan mungkin. Ia mengulurkan tangan kanannya dan dengan senang hati Luhan menjabatnya. Baekhyun hanya terlihat mencari kata-kata untuk mengusir hyungnya itu sekarang. Karena, bisa saja hyungnya akan membocorkan apa yang tidak ia beritahu kepada Kris. Dan jika itu terjadi, musnahlah dia.
"Kalian pasti satu kelas?" Tanya Luhan.
"Eum, kita berada di kelas yang sama." Jawab Kris, kemudian melirik Baekhyun yang sudah sangat ketakutan.
"Wah … Kalian pasti sangat dekat. Baekhyun sangat jarang membawa temannya ke rumah, kecuali itu teman dekatnya." Tutur Luhan dengan sangat jujur. Kris kembali menoleh kearah Baekhyun dan tersenyum sinis.
"Tidak terlalu, hyung" Jawab Kris.
"BAEKKIE-AH!" Teriak seseorang saat membuka pintu rumah Baekhyun. Baekhyun yang sangat familiar dengan suara itu hanya bisa menunduk dan maratapi nasibnya. Sedangkan Luhan dan Kris, menoleh kearah asal suara. Terlihat namja dengan kulit coklat sembari membawa beberapa buku pelajaran. Sangat jelas terlihat jika namja tampan itu juga sangat shock melihat siapa yang sedang duduk di ruang tamu.
"Kai" Seru Luhan lalu beranjak dari tempat duduknya. Dia mendekati namja itu dan tersenyum. "Kau benar Kai kan? Teman Baekhyun?" Tanya Luhan lalu saat Kai menganggukkan kepalanya, Luhan langsung memeluknya dengan erat.
"Kau sudah besar sekarang" Ucap Luhan saat melepaskan pelukannnya.
"Kau Luhan hyung kan? Kenapa bisa disini?" Tanya Kai.
"Hyung libur, hyung juga sangat merindukan Baekhyun." Luhan tersenyum kepada Baekhyun "Ah, kau sendiri? Biasanya kau bersama namja tiang itu" Luhan sedikit tertawa.
"Ne, hyung aku sendirian. Aku hanya ingin meminjam buku Baekhyun dan memintanya untuk mengajariku." Tutur Kai. Dia menoleh kearah Baekhyun yang kini tengah menatapnya penuh permohonan. Lalu, kai menoleh kearah Kris yang tengah tersenyum sinis kepadanya. "Mengapa namja itu bisa ada disini?" Bathin Kai.
"Oh, kalau begitu, mengapa kalian tidak belajar bersama saja? Itu ada Kris, temanmu juga kan?" Kai mengangguk. Luhan menepuk tangannya sekali karena merasa senang. "Wah, ini sangat bagus. Iya kan?" Luhan bertanya pada ketiga anak SMA yang sedang berada di ruang tamu sekarang. Kai dan Baekhyun seperti mengatakan hal yang sama dalam tatapan matanya. Mengatakan tidak, jika Kris masih berada disini. Menyadari hal itu, Kris langsung tersenyum dan beranjak dari duduknya.
"Kai? Kenapa kau bisa ada disini? Sepertinya kau juga sangat dekat dengan Baekhyun dan Luhan hyung" Tanya kris mencari tahu apa sebenarnya hubungan Kai dengan Baekhyun. Baekhyun terkejut, begitupula dengan Kai. Entahlah, apa yang akan ia jawab sekarang.
"Eh?" Kaget Luhan. "Kau tidak tahu?"
"Ne, hyung. Baekhyun tidak prnah menceritakannya."
"Ah begitu. Kai dan Baekhyun itu berteman sejak kecil. Eum, ada seorang lagi sebenarnya, tetapi dia tidak ada sekarang." Jujur Luhan. kris tersenyum sinis dan merasa senang mendengar jawaban luhan tadi. Kini, rahasia Baekhyun sudah terbongkar.
"Ternyata begitu, pantas saja Kai seperti itu pada Baekhyun. Ah, Hyung, sepertinya aku tidak dapat lama-lama disini, aku harus menjemput eommaku dulu. Baekkie, Kai maaf aku tak bisa belajar bersama dengan kalian." Ucap Kris penuh penyesalan. Namun, surga bagi Baekhyun dan Kai.
"Baiklah kalau begitu. Hati-hati ne?" Luhan tersenyum manis. Lalu, tiba-tiba ponsel Luhan berdering dan dengan segera Luhan mengangkatnya dan berbicara dengan orang diseberang telepon.. Baekhyun ikut beranjak dan kemudian ikut mengantar kepergian Kris dari rumahnya. Kris menghentikan langkahnya dan menatap Baekhyun lama. Kris tersenyum kepada Baekhyun dan Baekhyun langsung menundukkan kepalanya. Kris mendekati Baekhyun dan membisikkan sesuatu.
"Tunggu aku besok ne?" Bulu kuduk Baekhyun terangkat saat Kris mengatakan hal itu. Baekhyun tahu, apa yang akan terjadi besok disekolahnya.
"Bye!" Kemudian Kris benar-benar meninggalkan rumah megah itu. Baekhyun dapat bernapas lega dan kemudian mengajak Kai untuk ke kamarnya. Kai menyetujuinya dan mereka naik tanpa memperdulikan Luhan yang sedang sibuk dengan ponselnya sekarang.
"Hyung! Aku ke kamar!" Teriak Baekhyun yang hanya mendapat senyuman manis dari Luhan.
.
..
"Kau bosan hidup, eoh?" Ucap Kai saat Baekhyun menutup pintu kamarnya. "Bukannya kau yang berusaha aku menyembunyikan identitas dan segala-galanya tentanmu? Mengapa kau menyuruhnya untuk datang kerumahmu?"
"Eh? Nan? Aniya!" Baekhyun menunjuk dirinya sendiri dan kemudian berdiri di depan Kai.
"Lalu mengapa dia bisa ada disini?"
"Molla. Dia tiba-tiba sudah berada di ruang tamuku tadi. Ah, aku saja hampir mati tadi. Apalagi, ada Luhan hyung. argghhh" Ucap Baekhyun frustasi dengan mengacak rambutnya.
"Bukankah Luhan hyung bisa membantumu agar tidak disiksa oleh rayuan iblis itu? seharusnya kau berterimakasih pada hyungmu."
"Ne. dia memang membantuku, tapi dia juga mengatakan hal-hal aneh"
"Ternyata Luhan hyung tidak berubah sedikitpun." Kai tersenyum.
"Kau masih menyukainya? Ah, aku tidak percaya. Sudahlah, lebih baik kau salin saja bukuku. Nanti baru aku akan mengajarimu" Perintah Baekhyun. Kai tersenyum lalu mulai mengerjakan perintah Baekhyun. Sedangkan Baekhyun, sibuk dengan tuts-tuts pianonya.
Beberapa lama berselang, Kai sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dia mendekati Baekhyun dan duduk di sebelah namja cantik itu. Baekhyun tersenyum kemudian kembali memainkan jari-jari manisnya. Kai menyandarkan kepalanya di bahu kecil Baekhyun dan menutup matanya sejenak.
"Baekhyun-ah" Panggil Kai.
"Heum?"
"Mengapa kau tidak pernah mau aku menolongmu dari iblis itu? Lalu, mengapa kau masih bertahan, eoh? Kau punya hak lebih di sekolah itu." Ucap Kai lirih. Baekhyun menghentikkan permainannya dan menatap Kai dengan tersenyum.
"Aku menyayangimu, kai." Ucap Baekhyun.
"Aku bukan anak kecil lagi yang selalu bersembunyi di belakangmu, Baekkie. Aku sudah besar sekarang, aku bisa melindungimu. Mengapa kau hanya menunggu Chanyeol? Apa bedanya aku dengannya, eoh?"
"Kalian sangat berbeda, Kai. Jangan pernah sekali-kali kau ingin menyamainya. Aku akan membunuhmu jika mengucapkan hal itu lagi!" Baekhyun tersenyum. "Aku sangat menyayangimu, jadi, jangan pernah seperti ini lagi eoh?"
"Mengapa kau bertahan? Karena Chanyeol?"
"Ani. Aku hanya merasa kasihan padanya."
"Kasihan? Setelah dia memperlakukanmu seperti itu?" Emosi Kai kembali terkuak. Baekhyun hanya tersenyum santai. Ia tahu, Kai tak akan marah padanya.
"Heum, kasihan pada mereka yang menyukai Kris sangat dalam." Ucap Baekhyun lalu beranjak dari duduknya. Dia berjalan dan meninggalkan Kai yang masih terduduk disana. "Sudahlah, jangan mem …" Belum selesai Baekhyun bicara, Kai lebih dulu memotongnya.
"Chanyeol kembali."
Deg. Jantung Baekhyun terasa ingin keluar. Chanyeol kembali? Tidak mungkin. Itu yang ada dipikiran Baekhyun sekarang. Chanyeolnya sudah sangat lama pergi semenjak meninggalnya orangtua Baekhyun. Lalu sekarang, Kai mengatakan Chanyeol kembali? Benarkah sang malaikat itu datang kembali?
.
..
…
Luhan menyibak tirai putih kamar Baekhyun dan membiarkan bias-bias cahaya memasuki kamar yang di dominasi oleh warna biru muda itu. ALih-alih terbangun, Baekhyun malah memperbaiki posisi tidurnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut hangatnya. Luhan tersenyum, senang melihat adiknya seperti itu. ini yang sangat ia rindukan, saat-saat dulu dia membangunkan Baekhyun di pagi hari.
Luhan menggerakkan tangan halusnya untuk mengguncang tubuh mungil Baekhyun. "Baekkie-ah, irona" Ucap Luhan lembut. Namun, namja manis itu masih setia tertidur. "Yak! Baekhyun-ah! Irona!" Teriak Luhan akhirnya. Baekhyun menutup kedua telinganya dan membuka matanya perlahan. Luhan menyibak selimut Baekhyun dan kini dengan sempurna Baekhyun terbangun dari mimpi indahnya.
"Hyung, ini masih sangat pagi, aku masih mengantuk" Keluh Baekhyun dengan mengucek sipitnya.
"Kau harus sekolah, baekkie-ah. Jangan malas seperti ini. atau jangan-jangan, setiap hari kau terlambat ke sekolah?" Tanya Luhan menerawang. Baekhyun gelagapan. Tidak mungkin dia mengatakan 'iya' pada hyungnya yang sangat galak dalam urusan sekolah ini. Dia juga tidak mungkin mengatakan dia selalu dihukum oleh guru maupun oleh iblis-iblis sekolahnya. Ah, ini hal yang menyusahkan bagi Baekhyun. Haruskah ia selalu berdusta di depan hyungnya yang sangat polos ini?
"Aniya. Tidak mungkin aku melakukan kesalahan seperti itu" Baekhyun berusaha mengelak dan menggerakkan kedua jemari tangannya di depan wajah Luhan.
"Yasudah, sekarang mandi dan pakai seragammu. Hyung sudah menyiapkan sarapanmu" Luhan tersenyum kemudian melemparkan handuk kepada Baekhyun. Baekhyun mengambil handuknya dan melangkah menuju kamar mandi. Dia mengumpat sendiri karena harus berbohong kepada hyungnya sendiri.
.
.
"Hyung akan mengantarmu hari ini" Luhan tersenyum sembari menuangkan susu di gelas milik Baekhyun.
"Eh?" Baekhyun tersedak. Hampir saja dia menelan sendok yang ia gunakan saat Luhan mengucapkan hal itu. Luhan sesegera mungkin mengambilkan Baekhyun air minum dan memukul pelan punggung Baekhyun.
"Gwaenchanayo?" Tanya Luhan khawatir.
"Eoh" Baekhyun mengatur napasnya dan kembali melanjutkan sarapannya.
"Pokoknya, tanpa tolakan hari ini hyung yang mengantarmu." Vonis Luhan. Baekhyun hanya terdiam dan pasrah dengan keputusan Luhan. Entahlah, apa yang akan Luhan lihat nanti saat sampai di sekolahnya nanti. "Hyung juga ingin berbicara tentang biaya sekolahmu dengan kepala sekolahmu. Sudah lama hyung tidak menghubunginya."
Sesampainya di sekolah Baekhyun. Baekhyun hanya menunduk di dalam mobil yang Luhan gunakan. Mobil putih mewah bahkan lebih mewah dari mobil yang Kris gunakan. Hampir seluruh murid di sekolah itu merdecak kagum melihat mobil mewah itu. alhasil, saat tiba di pelataran parkir, semuanya tercengang. Baekhyun keluar dari mobil itu dengan seseorang. Namja manis di samping Baekhyun itu tersenyum ramah dan menggandeng tangan Baekhyun. Entahlah, kini apa yang sedang orang-orang itu pikirkan tentang Baekhyun.
Dan benar saja, kini iblis-iblis yang dimaksud Baekhyun tadi mulai beraksi.
"Hei! Lihat si namja Jalang itu!"
"Mobil siapa yang di tumpangi?"
"siapa namja cantik yang bersamanya itu?"
"Kekasihnya? Atau ….."
Iblis-iblis itu mulai berceloteh. Namun, Baekhyun masih terus terdiam dan akan selalu terdiam. Dia hanya berusaha agar Luhan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Mengapa kau tidak jalan? Ayo, antarkan aku ke ruang kepala sekolahmu" Ajak Luhan lembut. Baekhyun dengan memaksakan senyuman mengantarkan Luhan menuju ruangan kepala sekolahnya.
"Kai?" Senyum Luhan mengembang kembali saat melihat Kai sedang berjalan dengan segerombolan namja tampan yang bisa dibilang adalah sebuah genk terkenal di sekolah ini, dan disana juga terdapat namja yang bernama Kris itu. Kai menoleh, mengenal suara yang memanggilnya. Kai terkejut mendapati Luhan tengah berada di pelataran sekolahnya. Apa yang sudah terjadi? Bathin Kai. Namun, ia berusaha menyembunyikan semuanya.
"Oh, hyung. Mengapa hyung bisa ada disini?" Tanya Kai.
"Hyung ingin melihat sekolah Baekhyun. Lalu, hyung juga ingin berbicara dengan kepala sekolah Baekhyun." Luhan masih setia memancarkan senyuman terindahnya.
"Oh, begitu rupanya." Kai menoleh kearah Baekhyun yang kini hanya terdiam.
"Annyeong hyung?" Sapa Kris ramah. Luhan menoleh kepada Kris dan tersenyum.
"Wah, kita bertemu lagi."
"Ne hyung. heum, tadi hyung bilang ingin bertemu kepala sekolah?" Tanya Kris.
"Ne. Aku ingin membicarakan sesuatu tentang Baekhyun"
"Tapi, sepertinya hyung salah hari. Karena hari ini semua guru mengadakan rapat." Kris tersenyum. Kai melitnya dengan tatapan tak suka. Tao, Xiumin, Lay, dan Suho semakin bingung dengan pembicaraan yang dilakukan oleh Kris, Kai dan orang yang disebut-sebut hyung ini. apalagi, orang yang disebut 'hyung' itu menggandeng Baekhyun dan menyebut-nyebut nama Baekhyun. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Begitu ya? Berarti, aku harus datang lain kali saja. Gomawo Kris sudah memberitahuku." Yang tadinya senyuman itu menghilang, kini kembali terlihat. Luhan tersenyum kepada semua orang disana dan kemudian menatap Baekhyun sendu.
"Mianhae, baekkie-ah, hyung tidak dapat bicara dengan kepala sekolahmu sekarang. Hyung juga tidak bisa berlama-lama disini. Jadi, belajarlah yang baik, eoh? Hyung pergi dulu! Annyeong?" Luhan tersenyum manis. Mengacak rambut Baekhyun dan mencium kening namja manis itu di depan iblis-iblis yang sangat ia takuti. Baekhyun merutuki dirinya sendiri dan menunggu apa yang akan iblis-iblis ini lakukan padanya.
Kris langsung mendekati Baekhyun saat Luhan sudah benar-benar pergi dari sekolahnya. Baekhyun bergidik ngeri saat mendapati aura aneh telah ada di sekitarnya. Kai hanya bisa diam saat Baekhyun di perlakukan seperti itu oleh iblis itu. Kris mengelus lembut pipi mulus Baekhyun dan mengangkat dagu Baekhyun agar namja manis itu dapat menatap wajah tampannya. Kris tersenyum, senang melihat ekspresi menyedihkan Baekhyun yang menurutnya sangat 'menggoda' itu.
Kris menghirup aroma strawberry yang terkuak di tubuh Baekhyun. Kris mendekatkan bibirnya ke bibir Baekhyun dan mengeliminasi jarak mereka, mengulum bibir ranum Baekhyun. Memberontak? Sudah selalu dilakukan. Tetapi percuma, kekuatan Kris jauh lebih besar dari dirinya. Sakit? Tentu saja. Saat Kris melakukan itu padanya, Baekhyun selalu merasakan sakit yang luar biasa. Sakit karena tak suka, sakit karena terpaksa, sakit karena malu, dan sakit karena takut Chanyeolnya nanti akan marah padanya. Tapi, satu hal yang membuat baekhyun bingung, mengapa hatinya tak pernah membrontak?
"CK" ucap namja panda yang sedang berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada. Kris menghentikkan aktifitasnya. Dia menoleh kearah Tao yang kini tengah berdecak.
"Haruskah kau melakukannya setiap hari di depan umum, eoh?" Ucap Tao dengan sinis. Semua orang melihat kearah Tao, ini bukan pertama kalinya namja itu melakukan hal yang sama. Mengkritik Kris dengan kata-kata tajamnya. Dan hanya dia seorang yang bisa mengeluarkan kata-kata itu untuk Kris. Yang lainnya? Hanya terdiam melihat apa yang diakukan Kris dan melakukan apa yang Kris perintahkan.
"Ah, baiklah. Aku tidak akan melakukannya lagi. Tapi, apa balasannya jika aku tidak melakukannya, eoh?" Ucap Kris santai.
Tao memutar bola matanya, "Aku akan melakukannya untukmu"
"Ah, kau tidak perlu seperti itu. Aku hanya ingin melakukannya dengan baby ku ini." Ucap Kris.
"Yak! Aku bukan baby atau kekasihmu! Neon arra?!" Marah Baekhyun.
"Tapi kau akan segera jadi kekasihku" Kris tersenyum.
"Mworagu? Yak! Kau tidak lelah sudah 2 tahun mengincarku seperti itu? Cih, aku yang lelah dengan semua perbuatanmu padaku. Kau tahu? Bahkan kekasihkupun belum pernah menciumku. Dan kau mengambilnya dengan paksa setiap harinya. Omona! Aku hamper gila!" Baekhyun memegang lehernya dan menatap Kris tak suka. Kris masih setia tersenyum dan lagi-lagi itu membuat jantung Baekhyun bergetar hebat.
"Aku akan menunggu." Kemudian Kris berlalu. Kai melihat Baekhyun iba dan hanya dapat menyemangatinya saja. Dalam hati Kai, Kris merupakan musuh keduanya untuk mendapatkan hati Baekhyun. Tapi dia tahu, Kris lebih pandai daripada dirinya. Padahal, jika dilihat, Kai lebih banyak mempunyai peluang untuk mendekati baekhyun, tetapi jika dilihat dari sisi baekhyun, Kris yang mendapatkan peluang lebih banyak.
.
.
Baekhyun berjalan menuju kelasnya dan selalu saja mendapatkan tatapan tak suka dari para yeoja maupun namja yang menyukai Kris serta Kai. Bakehyun sudah terbiasa dengan itu dan menganggap semua orang itu adalah patung. Baekhyun meletakkan tasnya di loker mejanya dan kemudian mengambil sebuah kamus. Dia menidurkan dirinya disana. Tetapi, baru saja hendak tertidur, Kris datang dan menggeledah isi tasnya.
"Apa yang kau lakukan, eoh?" Marah Baekhyun.
"Tidurlah. Aku tahu kau sibuk memikirkanku semalam, jadi kau tidak bisa tertidur dengan baik." Ucap Kris santai dan mulai mengeluarkan isi tas Baekhyun.
"YAK!" Marah Baekhyun dan berusaha mengacaukan aksi Kris. Namun, Kris tak sendiri dan usahanya sellau gagal.
"Wah, dompetmu lucu juga" kris membuka dompet Baekhyun dengan perlahan. Baekhyun memutar otaknya dan hendak berteriak, karena ia tahu, hati Kris akan hancur saat melihat isi dompetnya.
"Jangan dibu …" Baekhyun terlambat. Kris sudah membukanya terlebih dahulu. Kris menatap Baekhyun saat melihat foto dua orang namja saling merangkul sambil tersenyum senang. Berpose agar terlihat bagus saat difoto. Itu Baekhyun dengan seorang namja tampan yang merangkulnya. Kris membalik foto itu dan membaca tulisan tangan Baekhyun.
Baekkie & Yeollie, forever. Saranghae, yeollie …
Baekhyun menghembuskan napasnya, "Aku sudah bilang jangan dibuka" Ucap Baekhyun dan berusaha terlepas dari pegangan-pegangan iblis itu.
"Yeollie? Nugu?" Gumam Kris.
"Kau bisa membaca bukan?"
"Nuguseo?" Teriak Kris tepat di depan Baekhyun. Semuanya tersentak, terutama Baekhyun. Kris tidak pernah meneriakinya seperti ini. biasanya, Kris hanya akan membentakknya dan kembali baik seperti biasa. Tapi, sepertinya kini Kris benar-benar marah padanya. Bekhyun ketakutan, tidak bisa menjawab pertanyaan yang terlontar dari bibir Kris.
"Baekkie? Yeollie? Oh, manis sekali. Siapa lagi dia, eoh? Kekasihmu?" Teriak Kris lagi. Baekhyun masih terus terdiam. "Eoh, baiklah jika ini maumu. Bawa dia keatap!" Perintah Kris lalu Suho dan Xiumin membawa Baekhyun keatap. Seluruh murid di sekolah itu hanya bisa menjadi penonton, karena itu yang para fans Kris inginkan.
.
.
Baekhyun diseret menuju atap oleh Xiumin dan Suho. Baekhyun hanya meringis kesakitan, kai miris melihat Baekhyun seperti itu. tapi, apa yang bisa dia perbuat? Baekhyun akan marah padanya jika ia melangkah satu saja untuk menolongnya. Kai terlihat berpikir keras sekarang.
Kris yang sudah menunggu, menatap Baekhyun dengan deathglarenya. Kris membuka pembicaraan dengan nada yang sedikit lembut.
"Siapa dia?" Tanya Kris.
"…." Baekhyun masih terdiam.
"Siapa namja yang merangkulmu itu, eoh?" Nada suara Kris semakin tinggi. Namun Baekhyun masih setia dengan diamnya.
"YAK! XI BAEKHYUN! SIAPA NAMJA YANG BERNAMA YEOLLIE ITU? APA KARENANYA KAU MENOLAKKU, EOH?" Kini, Kris sudah benar-benar murka. Ini pertama kalinya Kris menampar Baekhyun. Apalagi, dengan kekuatan yang sangat keras hingga namja manis itu tersungkur beberapa meter dari tempatnya semula.
Kris berjalan mendekati Baekhyun, menarik kerah baju Baekhyun dan menatapnya. "Kau masih tidak mau menjawab?" Baekhyun masih diam, sama sekali tidak berubah pikiran. Ini pertama kalinya Baekhyun diperlakukan seperti ini. Dia tidak menyangka, Kris akan seperti ini.
"Baiklah jika itu maumu" Kris mencium paksa Baekhyun dan mengulum bibir itu dengan intens serta menyisakkan luka di sudut bibir Baekhyun. Baekhyun mengatur napasnya. Kris tersenyum dan menghapus darah yang ada disudut bibir Baekhyun.
"Kau masih tidak mau menjawab?" Baekhyun tetap sama. Karena Baekhyun tahu, apapun yang akan dia ucapkan dan jika dia tidak mengucapkannya, Kris tetap akan melakukan hal yang sama. Murka dan murka kepadanya. Walaupun Baekhyun tidak tahu, apa yang akan Kris lakukan padanya. Pukulan? Itu sudah merupakan kebiasaan Baekhyun. Tapi, untuk kali ini sepertinya tidak. Akan lebih parah dari itu.
Dan benar, kris membuka kancing baju Baekhyun dan kembali mengulum bibir Baekhyun dengan intensnya. Tangan Kris sudah memulai aktivitasnya. Namun, sebelum tangan kotor itu menyentuh tubuh Baekhyun, Kai sudah terlebih dahulu menepisnya dan menghajar wajah tampan Kris. Baekhyun terdiam, seperti enggan untuk menangis untuk hal itu. Tapi kini, apa yang baru saja ia lihat? Kai? Kai menolongnya? Itu adalah masalah besar. Kai pasti akan ikut berurusan dengan iblis itu sekarang.
Tao, Suho, Lay, dan Xiumin terkejut. Dengan cekatan, mereka langsung memegang Kai dan melihat keadaan Kris. "Gwaenchana?" Tanya Tao dan melihat luka pukul kai di wajah Kris. Kris menepis tangan Tao dan tersenyum sinis.
"Apa yang sudah kau lakukan, eoh?" Marah Lay kepada Kai.
"Dia sudah sangat keterlaluan!" Ucap Kai sambil menatap tajam Kris.
"Tapi …."
"Bagus…bagus sekali. Mengapa tidak dari dulu kau menjadi pahlawan? Kasihan Baekhyunmu, Akh, aku tidak menyangka." Ucap Kris dengan menepuk kedua telapak tangannya. Dia berjalan mendekati Kai dan tersenyum sinis.
Kris mengangkat kerah baju Kai dan memukulnya dengan keras hingga Kai tersungkur. Baekhyun terkejut, begitu juga dengan yang lainnya. Kris kembali mendekati Kai dan kembali ingin memukulnya. Tetapi, Baekhyun terbangun dan dia yang menerima pukulan hebat itu dari Kris. Kris terkejut, apa yang baru saja dia lakukan? Memukul namja yang dia sukai? Kris terdiam, terpaku menatap Baekhyun yang kini meringis kesakitan. Kai yang melihatnya langsung melihat keadaan Baekhyun.
"Gwaenchanayo?"
"Eum" Baekhyun mengangguk dan tersenyum. Namun, sangat jelas terlihat namja manis itu tengah menahan sakit yang luar biasa sekarang. Kris menjauh dari kai dan Baekhyun. Dia memilih untuk menuju ke pinggiran atap dan melihat kembali foto itu. dia menatap Baekhyun dan kemudian merobek foto itu dan membuangnya. Mata Baekhyun membulat saat melihatnya, dengan sigap Baekhyun langsung menuju tempat kris dan hendak mengambil foto itu. namun, foto itu sudah dilempar oleh kris. Tanpa babibu, Baekhyun langsung berlari dan menuruni anak tangga dengan keadaannya yang sudah hampir mati itu. Kris terkejut, sangat terkejut. Ini pertama kalinya dia kelewatan batas seperti ini. apa yang ia sudah lakukan pada namja manis itu? kini, kris hanya mengumpat untuk dirinya sendiri. Sedangkan Kai, dia mengejar Baekhyun.
"Chanyeollie" lirih Baekhyun saat ia berlari. Yang ada di otak Baekhyun kini hanya chanyeol chanyeol dan chanyeol. Itu foto terakhirnya dengan chanyeol, dia tidak ingin kehilangan foto itu. dia terus berlari, dan tak melihat berapa kali ia terjatuh dan berapa orang yang ia tabrak dan mengumpat karena hal itu.
Baekhyun meraih potongan foto dirinya dan jatuh tersungkur tepat di depan seorang namja jangkung yang juga tengah memegang segaian foto milik Baekhyun. Kai yang hendak memanggil Baekhyun, malah beralih terdiam melihat namja jangkung itu. mereka saling bertatapan dan kemudian kai menoleh kearah Baekhyun yang kini tengah menatap namja itu dengan lirih. Namja itu mengikuti tatapan Kai dan terkejut melihat namja manis yang sedang terduduk ditanah itu penuh luka dan darah.
To Be Continued
