–Prolog–
Musim semi tiba, kelopak bunga sakura bertebaran. Cuaca yang cerah dan indah, seorang pemuda laki-laki berambut merah marun membawa sebuket bunga lily menuju sebuah makam didekat pohon sakura. Pemakaman terlihat sepi, semilir angin membelai rambut serta wajahnya seolah ada yang menyambut kedatangannya. Wajah tampan itu tersenyum pilu.
Hari ini adalah dua tahun kepergian seseorang yang sangat berarti untuknya, seseorang yang mengubah pandangan hidupnya. Seseorang yang menunjukkan bahwa hidup bukanlah sekedar kau hanya menjalani kehidupan tanpa memaknainya. Dan mempercayai bahwa setiap orang pasti berhak mendapat sebuah kebahagiaan. Hidup bukanlah untuk disia-siakan tapi untuk dimanfaatkan sebagai mana mestinya.
"Hai, pagi ini cerah. Bunga sakura sudah mulai bermekaran, apa kau bisa melihatnya dari surga?" menaruh bunga lily itu diatas pusara makam, pemuda itu menepuk tangan dan memanjatkan doa. "Semoga segala halnya selalu berjalan dengan baik. Selalu berakhir dengan sebuah kebahagiaan. Yeah, kuharap." Mata terbuka menatap gundukan tanah tak bernyawa di hadapannya.
Ia yang dulu sangat buruk tidak pernah sebaik ini. Ketika banyak hal yang menjadi alasan mengapa kebahagiaan tak pernah bersua padanya, seseorang yang kini telah tiada mengusir semua alasan yang tidak berguna itu. Membuktikannya langsung di depan matanya, memukaunya.
"Terimakasih, seperti biasa." Pemuda itu berdiri dan beranjak pergi. Ia tidak akan pernah melupakannya, bahkan sejak pertamakali mereka bertemu di bawah pohon sakura.
.
.
.
.
.
.
.
See ya! In next chapter!
Jangan lupa tinggalkan jejak seperti review untuk tahu respon kalian tentang cerita ini! Thank you! Akan diusahakan update secepatnya! Ciao!
Hinaka-chan
