Yaoi, Boys Love, Marriage Life, Drama, Angst

Lenght : Chaptered

Main Cast : Kray/FanXing/KrisLay/KrisBaek

-And member EXO at next chap!

Ini adalah salah satu FF yang udah pernah KraYeol post di fp. Itu udah lama bnget dan terjadi beberapa perbaikan kalimat disini (Tau lah kalo dulu ff KraYeol bahasanya NGALAY!). Dan yang paling penting, KraYeol nge-remake salah satu cast yang awalnya 'Luhan' menjadi 'Baekhyun'. Jadi buat reader yang udah pernah baca ni ff jangan heran ya, sama castnya yang tiba-tiba aja berubah. Jujur, KraYeol ga bisa lanjutin ff ini kalo cast 'uke' satunya lagi itu masih Luhan! Kan Luhan seme sekarang O.o!

Ohya satu lagi, ff ini terpaksa KraYeol post juga disini setelah mendapat tekanan(?) dan desakan dari beberapa pihak *ciee elah -_-*. Hehe..

Yaudah, sekian dari KraYeol.

Mempersembahkan..

~With This Love~

Happy Reading For..

Chapter 1

.

.

.

"Benarkah?" Tanya seorang lelaki kecil pada temannya.

"Iya." Jawab lelaki kecil lainnya yang tengah bersandar dipundak lelaki kecil tadi.

"Lalu, kapan kau akan kembali?"

"Aku tak tahu, mungkin setahun, dua tahun, atau sepuluh tahun lagi.."

"Kau bercanda!"

"Tidak, aku tidak bercanda.."

"Kau mau meninggalkanku?" Lelaki kecil tadi langsung menampakkan raut kesedihan diwajahnya. Matanya berkaca-kaca menatap teman kecilnya yang tengah merebahkan kepala dibahunya.

"Kenapa bersedih? Aku menyayangimu, percayalah.. Aku pasti kembali untukmu Chanyeol~"

Lelaki kecil yang dipanggil dengan sebutan Chanyeol itu pun terdiam sejenak. Dengan gemetar, Chanyeol kecil menangkupkan kedua tangan mungilnya dipipi lelaki disampingnya. Mencium keningnya sekilas penuh kasih sayang. "Janji?" Tanya Chanyeol penuh harap setelah melepas kecupannya.

"Iya, aku janji." Lelaki kecil itupun menjawab pertanyaan Chanyeol mantap sambil memeluk Chanyeol-nya erat-erat.

"Aku menyayangimu.."

"Aku juga menyayangimu.."

.

.

.

Ditempat lain...

"Hati-hati, Yixing!"

"Umm.." Lelaki kecil yang dipanggil Yixing hanya bergumam tanpa menoleh sembari terus melangkah melewati lumpur dihadapannya.

"Hei, Xing. Pelan-pelan!" Ucap lelaki kecil dibelakang Yixing itu sekali lagi kepada Yixing.

"Ish_" Sikecil Yixing menoleh kebelakang dengan tampang kesalnya nan imut. "_Tiang listrik lamban_" Umpatnya. "_Yasudah.. Jangan ikuti aku kalau kau tak kuat dan_ Akh!"

Jleb..

"Yixing!" Teriak lelaki kecil tadi melihat temannya yang jatuh tersungkur dilumpur yang lumayan pekat itu.

"Huks.. Kris~" Rengek Yixing kecil sembari mengangkat tubuhnya yang terjerembab cukup naas dilumpur yang tingginya selutut itu. Ia kemudian beralih menatap temannya yang ia panggil Kris tadi.

"Yixing, kau tidak apa-apa?" Tanya Kris panik. Yixing menoleh kearah Kris dengan wajah yang penuh dengan lumpur, air mata sudah mulai menggenang dikedua pelupuk matanya.

Kris kecil yang tadinya ingin tertawa melihat wajah Yixing yang penuh lumpur, akhirnya mengurungkan niatnya ketika melihat keadaan Yixing saat ini. Anak itu menangis. Dan Kris tak sampai hati untuk menertawakannya.

Pelan-pelan Kris membantu Yixing untuk berdiri. "Katakan, mana yang sakit?"

"Hiks.. Kris, kakiku tertusuk sesuatu. Hiks.. Aku tak bisa berjalan~" Aku Yixing yang mulai terisak.

"Haiih.. Sini, naik kepunggungku. Tenanglah~ Tenanglah~" Kris mengusap pipi Yixing yang belepotan lumpur dan air mata sekaligus. Selanjutnya menghadapkan punggungnya pada Yixing.

Yixing naik kepunggung kecil Kris sambil tersedu-sedu.

"Sudahlah.. Jangan menangis lagi. Makanya, besok-besok kau tidak boleh jauh dariku lagi, kau akan lebih aman jika bersamaku._" Tutur Kris tulus yang hanya dibalas anggukan dari Yixing. Ia sudah bersandar dibahu Kris dengan air mata yang belum berhenti mengalir.

"_Ya sudah, main-mainnya kita tunda besok saja.. Ibu pasti khawatir melihatmu begini.."

"Hm." Yixing hanya menjawabnya dengan bergumam.

Kris mulai berjalan dengan langkah agak berat melewati lumpur-lumpur dihadapannya, menapakkan kaki mungilnya lambat-lambat, hingga seluruh kakinya keluar dari lumpur itu.

"Kris~"

"Hum?" Kris melanjutkan langkah kecilnya dengan Yixing yang masih berada dipunggungnya.

"Aku tak mau main lumpur itu lagi!"

"Kenapa?"

"Aku takut terjatuh lagi.."

"Haha.. Tak apa, aku akan melindungimu, Xing"

"Benarkah?"

"Iya. Bukan hanya dari lumpur itu, aku akan melindungi orang yang kusayang dari apapun dan sampai kapanpun..Hehe.." Kris tertawa lebar.

"Kau menyayangiku?"

"Tentu."

"Aku juga menyayangi Kris."

Cup!

Kris kecil hanya tersenyum malu-malu setelah mendapat ciuman dari Yixing kecil dipipi kanannya.

"Kris!~ Yixing!~ Cepat masuk nak.. Sudah sore!" Teriak sang Ibu dari dalam rumah.

Kris dan Yixing yang ternyata hanya bermain-main lumpur disekitar belakang rumah itupun menjawab panggilan sang Ibu. "Iya Bu..!" Jawab keduanya serentak.

Kris mempererat gendongan Yixing dipunggungnya. "Pegang yang kuat Xing, aku akan lari."

"Eoh?.. Tidak berat?_"

"Satu.. Dua.. Tiga.."

"Ya! Aku belum pegangaan~"

"Hehe..."

.

.

.

12 Year Ago

"Katakan! Kenapa kau menerimanya Xing.?"

"Aku_Aku_" Yixing tidak bisa menjawab pertanyaan tegas Kris.

"Aku menyayangimu Yixing! Sungguh… Tapi kau tahu sendiri kan, kalau aku dan Baekhyun_"

"Aku tahu Kris!_" Yixing mengangkat wajahnya yang semula tertunduk. Menatap orang yang selama ini sudah menjadi teman hidupnya selama bertahun-tahun.

Yixing kembali melanjutkan kalimatnya. "_Tapi aku tidak mau mengecewakan Ibu dan Ayah!" Lirihnya yang kembali tertunduk lesu.

"Lalu? Kau merasa bahagia jika mengecewakanku? Begitu?" Tanya Kris lagi dengan suara bergetar.

Spontan Yixing mengangkat wajahnya dan menggeleng cepat. Ditangkupkan kedua telapak tangan kecilnya dirahang tegas Kris yang kini seolah tengah menatapnya tak percaya. "Bukan. Bukan itu maksudku!" Jelas Yixing.

Kris menghela nafas pelan. Matanya menatap lurus pada sepasang bola mata coklat milik lelaki dihadapannya. "Lalu? Kau tahu sendiri kalau aku sangat mencintai Baekhyun Xing.." Lirih Kris lagi.

Yixing terdiam. Masih menatap Kris dalam-dalam. Tidak ia pungkiri, kalau hatinya selalu berdenyut sakit setiap kali mendengar kalimat semacam ini keluar dari bibir Kris. Yixing tidak tahu kenapa perasaanya harus begitu.

Sedih? Tentu saja.

Sakit? Entahlah, mungkin.

Karena pada kenyataanya, Yixing juga merasakan hal yang sama kepada Kris, seperti halnya yang dirasakan Kris terhadap Baekhyun, kekasih lelaki tinggi itu.

"Kau benar-benar mencintainya Kris?" Yixing nampak memastikan, mencoba menangkap dan mencari kebenaran dimata Kris.

Kris memejamkan matanya sejenak seraya mengangguk pelan. "Aku sangat mencintainya, Xing. Sangat!_" Selanjutnya, ia kembali menatap lelaki manis dihadapannya yang kini tampak kembali terdiam.

Yifan membawa Yixing kedalam pelukannya. "_Maaf, bukan aku tak menginginkan perjodohan ini. Kau mengenalku, mungkin lebih dari sekedar mengetahui, bahwa aku, begitu menyayangimu._" Kris menghela nafas lagi.

Yixing mengeratkan pelukannya ditubuh Kris, seolah tak ingin lagi mendengar untaian kata yang akan dilontarkan Kris selanjutnya.

"_Kau, sudah kuanggap sebagai adikku sendiri Xing."

Rasanya ingin sekali Yixing berteriak dihadapan Kris saat ini, ingin mengatakan kalau ia begitu mencintai sosok tinggi itu. Dia tidak ingin dianggap hanya sebatas adik! Yixing menyukai Kris, menyukainya dengan artian yang paling dalam. Bahkan perasaan itu telah ada jauh lebih dulu, jauh sebelum Kris mengenal Baekhyun.

Namun tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir Yixing. Semuanya bagaikan terkunci dengan rapat ditenggorokannya. Dan Yixing hanya mampu memejamkan mata erat-erat saat itu, menahan gejolak dari dalam sana yang hendak keluar melalui kedua pelupuk matanya.

Kris merenggangkan pelukannya ditubuh Yixing, ia kemudian merengkuh kedua bahu Yixing dengan kedua tangannya. Matanya setengah membulat melihat wajah Yixing dihadapannya yang kini sudah tergores jejak air mata.

Yixing menunduk, ia malu, tak ada alasan untuknya menangis. Tapi apa dayanya jika memang ia tak dapat bertahan?

"Yixing?_" Kris menghapus jejak air mata itu dengan sayang. Ini pertama kalinya ia melihat Yixing menangis setelah kejadian 12 tahun yang lalu. "_Kau menangis?"

"Ti_Tidak Kris. Aku hanya_"

"Sstt..Tidak apa-apa_" Kris kembali membawa Yixing kepelukan. Menepuk-nepuk bahu pemuda yang lebih kecil darinya itu dengan lembut. "_Aku tahu, kau begitu menghormati Ibu dan Ayah. Iya kan? Tapi seharusnya kau tak perlu memaksakan dirimu seperti ini, Xing.._"

Meleset, sungguh dugaan Kris yang begitu jauh dari perkiraan Yixing. Seandainya Kris tahu apa penyebab Yixing menangis saat ini.

Merasa ada kesempatan untuk menangis, Yixing yang memang sudah tak dapat menahan air matanya lagi langsung mengeluarkan seluruh emosi kesedihannya didada tegap Kris. Dia mengangguk pelan.

"_Jangan menangis lagi. Aku tahu kau mengerti keadaanku, aku tahu kau hanya tak dapat menolak. Selama ini kau selalu patuh dan menuruti semua perkataan Ibu dan Ayah_" Kris mengusap lembut helaian rambut belakang Yixing. "_Dan masalah Ibu dan Ayah, bisakah kita bicara bersama-sama?" Pinta Kris penuh harap.

Inikah yang diinginkan Kris?

Sekali lagi Yixing hanya bisa pasrah dan mengangguk. Sungguh, ini keputusan tersulit dalam hidupnya. Karena sebelumnya, ia sudah begitu bahagia ketika menerima perjodohan ini.

"Terima kasih Xing.. Aku menyayangimu~"

.

.

.

"Tidak bisa! Perjodohan ini harus tetap dilanjutkan!"

"Tapi Ayah_"

"Kris! Jangan membantah Ayahmu!" Sang Ibu ikut angkat bicara.

Kris terdiam dengan rahang mengeras. Ia tengah mati-matian berusaha mengontrol emosi dan detak jantungnya yang hampir meledak.

"Kris! Kau sudah dewasa nak. Kau tahu?, Ibu dan Ayah sudah membicarakan ini sejak lama.. Kami tak ingin kau berjodoh dengan orang lain selain Yixing! Karena kami tahu, Yixing anak yang baik dan ia tidak mungkin mengecewakan Ibu dan Ayah suatu saat nanti jika kalian telah menikah!"

"Maaf Ayah_" Kali ini Yixing yang angkat bicara. "_Tapi kurasa, se_sebaiknya perjodohan ini_"

Sang Ayah menoleh. Dan detik itu juga Yixing kembali bungkam, kepalanya lantas menunduk. Jujur, ia terlalu takut membantah orang yang selama ini sangat dihormatinya itu, dan_

_Bukankah sebelumnya Yixing juga menginginkan perjodohan ini?

Oh~ Sungguh..

Yixing tak ingin munafik! Benar, dia menginginkanya. Tapi tentu saja ia juga tak boleh egois menerima perjodohan secara sepihak seperti ini. Karena bagaimanapun juga, Kris seperti tak menginginkan perjodohan ini.

Kris kembali angkat bicara. "Tapi Ayah, aku sudah memiliki kekasih."

"Putuskan dia!"

Kris mengangkat kepalanya tak percaya. "Apa?! Tak semudah itu berbicara Ayah! Aku mencintainya!" Kris mulai sedikit tersulut emosi.

Memang, masalah tak akan sesulit ini jika saja ia tak memiliki kekasih, namun ia sudah terlanjur mencintai Baekhyun, kekasihnya. Bukankah ini lebih dari sekedar tindakan pemaksaan untuk Kris?!

Sementara Yixing kini tengah dipeluk oleh sang ibu, lagi-lagi dadanya bergemuruh hebat mendengar pernyataan Kris. Rasa sedih yang teramat sangat perlahan menyeruak dalam hati kecilnya.

"Tenanglah sayang~" Ny. Wu mengeratkan pelukannya pada anak angkat kesayangannya itu. Jelas, Ibu Kris memahami suasana hati Yixing saat ini.

Meskipun Yixing bukan anak kandung mereka, tapi Tuan dan Ny. Wu menyayangi Yixing sudah seperti anak kandung mereka sendiri. Ibu dan Ayah Kris menganggap Yixing adalah titipan berharga dari sahabat mereka-orang tua Yixing-, sebelum kedua orang tua anak malang itu pergi meninggalkan dunia ini setelah kecelakaan maut sekitar 13 tahun yang lalu.

Dan masalah perjodohan ini, Ibu dan Ayah Kris memiliki alasan yang kuat untuk tetap mempertahankannya.

"Ayah tak menerima alasan apapun lagi darimu!. Terima perjodohan ini atau kau_"

"Baiklah~"

Yixing terkejut. Ia lantas mengangkat kepalanya saat mendengar ucapan pasrah Kris. Tak jauh berbeda dengan Ibu Kris yang tampak tak kalah terkejutnya mendengar jawaban yang baru saja terlontar dari bibir anaknya. Wanita paruh baya itu menatap senang sekaligus tak percaya kearah anaknya yang ternyata masih mau mendengar perkataan mereka.

Namun perkataan Kris tidak sampai disitu saja. "_Tapi.. Biarkan juga Baekhyun hidup bersamaku dan Yixing Ayah~ Ibu~_" Setelahnya Kris menunduk. "_Aku akan menjaga mereka.." Lirihnya lagi dengan nada memohon.

Deg!

Yixing membulatkan matanya tak percaya. Sungguh tak bisa dipercaya. Kini yang ada dihadapannya adalah Kris, Kris yang menatapnya dengan sorot mata lemah dan raut wajah sendu. Seolah memohon sedikit pembelaan darinya.

Setumpuk rasa kecewa dan sedih kini bersarang dihati Yixing. Jujur badannya seketika terasa lemas saat itu. Namun tentu ia tak bisa memaksakan kehendaknya sendiri. Masalah Kris yang tak ingin berpisah dengan Baekhyun, dan ia yang tak ingin berpisah dengan Kris, bukankah sudah termasuk jawabannya?

Apakah ini saatnya untuk Yixing berkorban demi cinta?

Membagi cintanya dengan orang lain?

Ya, sepertinya inilah saatnya..

"Kau gila Kris! Ayah tak menyetujuinya! Kau tidak bisa_"

"Tidak apa-apa Ayah_" Yixing berdiri, kali ini ia mencoba untuk kembali memberanikan diri. Ia tak ingin mendengar Kris dicaci maki oleh Ayahnya lagi. Yixing cukup mengerti posisi Kris saat ini. Meski ia sendiri tak yakin dengan apa yang tengah diucapkannya sekarang. "_A_Aku menyetujuinya..."

"Tapi nak. Kau_" Ibu Kris ikut berdiri dan menggeleng tak percaya dengan penuturan Yixing.

Bagaimana tidak, Ibu Kris tahu betul jika Yixing, anak angkatnya itu juga mencintai Kris, anak kandungnya sendiri. Terlihat dari ekspresi Yixing saat menerima perjodohan beberapa hari yang lalu.

"Aku baik-baik saja Ibu, Ayah.." Yixing meyakinkan Ibu dan Ayahnya detik itu juga. Tersenyum seolah tak ada beban dihatinya.

Yixing beralih menatap Kris yang kini menundukkan wajahnya takut, takut jika keputusan yang ia ambil salah, sepertinya..

"Jika Kris ge menginginkannya, tentu aku juga tak dapat menolak. Dan jika Kris ge bahagia, aku juga akan bahagia..." Senyum palsu kian mengembang disudut bibir Yixing.

Kris meremas kuat jari-jari tangannya mendengar ucapan Yixing yang entah mengapa begitu terasa menusuk baginya. Ia sendiri tak tahu, apa yang telah ia putuskan barusan benar atau tidak.

Tuan Wu menatap Yixing iba. Lalu menatap tak senang anak kandungnya sendiri. Lelaki paruh baya itupun tak bisa berbicara lagi. Jika Yixing sendiri yang sudah menyetujuinya, maka mereka juga tak bisa berbuat apa-apa lagi.

Tuan Wu berjalan medekati Yixing kemudian memeluk anak angkatnya itu erat. "Kau yakin, nak? Apa kami terlalu memaksamu?" Nada bersalah dan khawatir terdengar kentara dari ucapan sang Ayah.

"Tidak Ayah. Aku baik-baik saja. Aku menyayangi kalian Ibu.. Ayah.." Setetes Kristal bening perlahan turun melalui pipi putih Yixing. Hanya Ibu Kris yang melihatnya, Ibu Kris yang paham dengan situasi saat itu hanya bisa menatap iba Yixing yang kini tengah dipeluk oleh suaminya.

Sebenarnya bisa saja Ibu dan Ayah Kris membatalkan perjodohan ini, hanya saja mereka bersikeras mempertahankannya karena mereka sudah terlanjur tahu kalau Yixing, mencintai Kris, anak kandung mereka.

Biarlah waktu yang memperbaiki semuanya, suatu saat nanti.

.

.

.

Seminggu kemudian..

Sebenarnya ini akan terdengar sedikit tabu. Tapi yah, beginilah keadaannya sekarang. Yixing dan Baekhyun, kini sudah sah menjadi pendamping hidup seorang Kris Wu. Setelah ikrar suci terucap, sumpah mati dan berjanji untuk saling mencintai dalam susah senang, suka maupun duka telah terpapar dari masing-masing bibir mereka.

Dan seperti inilah hidup yang akan Yixing jalani mulai saat ini. Mencoba tegar meskipun sulit, mencoba tersenyum meskipun pahit.

Kenyataan bahwa ia yang mengetahui Kris lebih mencintai Baekhyun dibanding dirinya membuat Yixing sedikit berkecil hati. Sungguh, Yixing tak tahu, entah sampai kapan dia akan sanggup bertahan dengan semua ini.

.

.

.

"Yixing?"

"Ya? Ada apa Baek?"

"Bisa ambilkan aku tisu?"

"Oh, sebentar..." Yixing mengambil tisu dari dalam tasnya kemudian memberikannya pada Baekhyun. Seketika itu juga mata Yixing beralih menatap sosok yang kini tengah tertidur lelap dibahu Baekhyun. Yah, dia Kris, suaminya dan Baekhyun. Yixing kembali diam dan menatap lurus kedepan.

"Pak, bisa dibesarkan lagi AC nya?" Ujar Baekhyun setelah lelaki itu mengusap semua peluh yang ada dipelipis dan leher Kris.

"Baik, Tuan.."

"Aish Kris, keringatmu banyak sekali..."

Yixing sebenarnya tengah melihat melalui sudut matanya. Baekhyun masih menghapus keringat yang mengalir dipermukaan wajah Kris dengan tisu yang ia berikan tadi.

'Tuhan.. Aku juga ingin melakukannya..' Desah Yixing didalam hatinya.

.

.

.

"Sudah sampai, Tuan." Mobil pribadi milik Kris yang mereka naiki kini terpakir dihalaman sebuah rumah yang cukup mewah. Ini rumah yang dibelikan Tuan Wu untuk hadiah pernikahan Kris dengan Yixing.

Yixing segera keluar untuk membantu sopir pribadi mereka mengeluarkan barang-barang dari bagasi. Tak bisa dihindari, matanya terus menatap bayangan Kris dan Baekhyun dari luar mobil karena mereka belum juga kunjung keluar.

Salahkah Yixing jika ia cemburu?

Hati Yixing terasa sakit saat melihat Baekhyun membangunkan Kris dengan cara menciumnya.

Namun secepat itu pula Yixing sadar, itu wajar, Baekhyun juga 'suami' Kris, ia berhak melakukannya. Yixing segera menepis jauh-jauh perasaan terkutuk bernama cemburu itu dari fikirannya. Meski kenyataan yang sebenar-benarnya adalah, didalam hatinya, Yixing masihlah menyimpan perasaan itu. Karena rasa itu tidak bisa dibuang dan dihindari begitu saja semudah yang difikirkan.

Baekhyun terlihat tersenyum sumringah saat membantu Kris yang masih setengah sadar keluar dari dalam mobil.

"Sudah sampai?" Tanya Kris dengan suara beratnya.

"Sudah, sayang. Eumm. Xing?"

"Ah, ya.?_" Yixing menatap Baekhyun yang memanggilnya, menghentikan aktifitasnya sejenak. "_Ada apa Baek.?" Tanya Yixing sembari tersenyum.

"Tidak apa jika kami masuk duluan? Sepertinya Kris lelah dan butuh istirahat.." Ucapnya dengan senyum permohonan.

Yixing terkekeh pelan mendengar penuturan Baekhyun. "Tidak apa-apa Baekhyun. Masuklah duluan.." Balas Yixing tanpa menghilangkan senyuman manis yang masih menghiasi bibirnya.

"Baiklah, sampai jumpa di dalam ya Xing.." Ucap Baekhyun sembari berlalu memasuki rumah baru mereka bersama Kris.

Sejenak rasa cemburu Yixing lenyap entah kemana melihat sikap manis Baekhyun. Baekhyun lelaki yang baik, dan Yixing merasa kalau sudah sepatutnya ia menghargai Baekhyun yang sepertinya malah tak menaruh rasa cemburu padanya.

Yixing menghela nafas singkat, senyuman kecil masih mengembang diwajahnya. Oh, ayolah~ Seharusnya ini menjadi saat-saat bahagia untuk Yixing, Kris dan Baekhyun. Bukankah mereka itu pengantin baru?

Namun sedetik kemudian, tanpa Yixing sadari, senyum dibibirnya perlahan memudar. Yixing teringat pada sosok Kris yang belum menegurnya sama sekali sejak mereka berangkat tadi pagi.

Meskipun Baekhyun bersikap baik padanya, tapi sikap Kris yang berubah dingin semenjak pernikahan mereka, membuatnya sedikit kecewa.

.

.

.

Yixing dan sopir pribadi Kris memasuki rumah baru mereka. Ia membantu Yixing mengangkat barang-barang Yixing, Baekhyun dan Kris untuk dibawa masuk kedalam rumah.

"Barang-barangnya ditaruh dimana, Tuan?"

"Letakkan disini saja.." Jawab Yixing ramah.

Setelah meletakkan barang-barang sang tuan rumah ketempat yang Yixing tunjukkan, pemuda yang merupakan sopir pribadi Kris itu pun membungkuk sopan. "Baiklah, Tuan, saya permisi..."

Yixing menoleh. "Eoh? Tidak minum dulu?"

"Tidak, Tuan muda, terima kasih."

"Ah, sebentar_" Yixing mengambil beberapa lembar uang sebagai ucapan terima kasih kepada sopir muda itu. "_Ini untukmu.. Eum, siapa namamu?" Tanya Yixing lagi, sekedar berbasa-basi.

"Namaku Kim Jongdae, tuan muda boleh memanggilku Chen. Dan ini?_"

"_Anggap saja permintaan terima kasihku Chen~" Ujar Yixing sambil tersenyum.

"Ah, terimakasih banyak Tuan mu_"

"_Yixing. Panggil aku Yixing, Oke!"

"Eung_Baiklah Tu_ Yixing_" Chen menggaruk tengkuknya dengan canggung, kemudian ia membungkuk sekali lagi. "_Baiklah kalau begitu saya pamit, sampai jumpa~"

Setelah kepergian Chen, Yixing membalikkan tubuhnya, menatap ruang tamu yang cukup luas itu sejenak, kemudian menarik nafas panjang.

Langkahnya terhenti saat mendengar sebuah suara memanggil.

"Yixing?"

Yixing sibuk mencari-cari asal suara.

"Aku diatas Xing!_"

Kepala Yixing mendongak, menatap Baekhyun yang kini terlihat tengah melambai-lambaikan tangan kearahnya.

"_Bisa kau bawakan koperku dan Kris keatas sekalian?" Pinta lelaki itu sambil tersenyum.

"Tentu.." Jawab Yixing senang.

"Terima kasih!" Ujar Baekhyun semangat. Dan lelaki itupun meninggalkan tempatnya berdiri barusan.

Sejenak Yixing berfikir, apa Baekhyun akan berbagi kamar dengan Kris?

Lalu, bagaimana dengan nya?

Namun tiba-tiba suara Baekhyun kembali terdengar. "Yixing! Diatas masih ada kamar kosong! Sebaiknya kau jangan tidur dibawah sendirian!" Teriak anak itu lagi.

"Baiklah, sebentar lagi aku keatas!" Yixing menjawab seadanya sambil membalas senyuman Baekhyun.

.

.

.

"Hufth~ " Yixing mengusap peluh di dahinya. Dia telah membawa tiga buah big koper ke lantai atas dan selanjutnya, ia berniat akan menyerahkan koper-koper besar tersebut pada pemiliknya sebelum istirahat.

Tangannya sudah terulur untuk mengetuk pintu kamar Baekhyun dan Kris. Namun pergerakan Yixing tiba-tiba saja terhenti_

"Kris! Gelii~..Hihi..."

"Siapa suruh kau tadi nakal menciumku, hah?"

_Samar namun jelas terdengar. Mata Yixing menatap sendu pintu kamar yang ditempati Kris dan Baekhyun. Sepertinya kebahagiaan mereka sudah sangat lengkap tanpa kehadirannya, begitulah fikiran Yixing saat itu.

Yixing tertunduk lesu, ia merasakan tubuhnya lelah lahir bathin saat ini. Perlahan ia menarik kembali uluran tangannya, tak ingin mengganggu kedua insan yang tengah memadu kasih itu.

Tapi walau bagaimanapun, hatinya tetap terasa panas. Pada akhirnya, Yixing memilih untuk meninggalkan koper-koper tersebut didepan kamar.

Saat ia akan melangkah menuju kamarnya sendiri, suara Kris dan Baekhyun kembali terdengar. Mengusik gendang telinganya.

"Ahaha... Kris, hentikanhh... Geliih!"

Dan tanpa Yixing sadari, dia berbalik kemudian_

Tok..

Tok..

Tok..

Sepertinya mereka (Baekhyun dan Kris) kaget. Buktinya, suara-suara itu seketika lenyap digantikan suasana hening. Hey, jangan lupakan Yixing, dia jauh lebih kaget lagi dengan sikapnya sendiri. Demi apapun, Yixing sungguh tak sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan!

Tap..

Tap..

Tap..

Terdengar suara seseorang melangkah mendekati pintu. Reflek membuat Yixing mundur beberapa langkah..

Pintu terbuka, kepala Baekhyun muncul dari balik pintu kayu tersebut..

"Yixing, mau masuk?" Tanya Baekhyun.

"Ah, tidak_maksudku.. Ini, koper kalian~" Gumam Yixing merasa sedikit tidak enak.

Baekhyun menoleh kearah koper yang Yixing tunjuk. "Oh iya. Terima kasih Xing." Lagi-lagi Baekhyun tersenyum ramah.

"Mm..Baiklah aku_aku kekamar dulu, maaf mengganggu.."

Yixing dapat melihat perubahan air muka Baekhyun kala itu, setelah dia berucap. Senyum diwajah lelaki itu tampak kian menghilang. Apakah Yixing salah bicara?

Yixing tak ingin memikirkannya. Dia hendak berbalik namun Baekhyun kembali menahan langkahnya.

"Yixing. Tunggu!"

Yixing menoleh lagi kearah Baekhyun. "Ya?" Setelahnya Yixing melihat Baekhyun menutup pintu kamarnya dan berjalan kearahnya.

"Aku ingin bicara denganmu.." Ujar lelaki itu.

"Eh?"

"Tapi hanya kita berdua. Bagaimana kalau dikamarmu saja..?" Pintanya.

"Eung…Bo_Boleh.."

Baekhyun tersenyum lagi, dan senyuman tipis itu perlahan mampu membuat Yixing lega entah karena apa.

.

.

.

"Kemana Baekhyun?" Kris duduk disamping ranjang sembari memandang kearah pintu. Tadi ia memang mendengar percakapan Yixing dan Baekhyun sebentar, setelahnya Baekhyun keluar dan menutup pintu. Hanya itu lalu keduanya menghilang entah kemana.

'Ah iya, Yixing, bagaimana dengannya saat ini?'

'Apa dia baik-baik saja?'

'Maafkan aku, aku tak bermaksud mengacuhkanmu Xing..' Bathin Kris ketika menyadari kebodohannya yang sedikit mengacuhkan Yixing sejak pagi.

Jujur, sebenarnya… Kris hanya sedikit canggung.

Tapi Kris rasa mungkin Yixing tidak akan mempermasalahkan sikapnya. Yixing pasti mengerti dirinya dan Baekhyun yang memang saling mencintai. Soal mengacuhkannya, Kris rasa Yixing tak akan ambil pusing, Toh, bukankah Yixing juga tak mencintai Kris?

Kris pun demikian..

Dia hanya menyayangi Yixing layaknya adik sendiri. Benar, Yifan hanya sebatas menyayanginya. Tidak lebih.

Kris mengacak rambutnya pelan. Sejujurnya, terperangkap dalam situasi seperti ini membuatnya lelah dan takut. Takut jika ia tak mampu memberikan keadilan pada mereka, Yixing dan Baekhyun.

Karena bagaimanapun juga, mulai sekarang kedua lelaki itu kini telah resmi menjadi tanggung jawab Kris. Meskipun orang yang benar-benar Kris cintai saat ini hanyalah Baekhyun, tapi sekali lagi Kris katakan, ia juga sangat menyayangi Yixing. Dan sekarang Kris benar-benar seolah diberikan tanggung jawab yang cukup besar dalam rumah tangganya.

Kenyataan itu tiba-tiba membuat Kris sakit kepala!

Kris berjalan kearah pintu dan menemukan dua koper yang merupakan miliknya dan Baekhyun, lalu membawanya masuk.

Namun langkah kaki Kris terhenti. Ia menatap dua koper ditangannya itu sejenak. Tiba-tiba mempertanyakan kembali_

'Apakah aku akan sekamar dengan Baekhyun? Lalu, bagaimana dengan Yixing?'

'Akhhh... Aku bisa gila kalau begini!'

'Atau, satu kamar bertiga saja?'

'Hah! Terserah, aku pusing!'

Kris sibuk dengan perasaannya yang tengah galau dan kacau saat itu.

.

.

.

Malam menjelang. Keadaan rumah besar yang hanya dihuni oleh tiga orang tersebut terlihat cukup sepi. Yixing berjalan menuju lemari pakaiannya, mengambil beberapa helai pakaian untuk dikenakan setelah ia mandi. Sejenak Yixing menghela nafas, berharap semoga ia tak salah mengambil keputusan saat berbicara dengan Baekhyun tadi sore.

Membiarkan semua barang pribadi Kris berada dikamar Baekhyun, oke itu bukan masalah besar. Tapi, bukankah Baekhyun sudah cukup paham situasi? Dia bilang kalau dia siap berbagi kamar bergiliran untuk Kris. Tinggal Kris memilih, untuk hari ini dia ingin tidur dengan Yixing atau Baekhyun.

Yah.. Meskipun Yixing cukup tahu siapa yang akan jadi pilihan pertama Kris nantinya, ia merasa hanya cukup untuk bersabar sementara ini. Karena Yixing yakin Kris tak mungkin akan memilihnya pertama. Yixing tahu, kalau Kris sama sekali tak mencintainya.

'Tapi aku mencintaimu Kris~' Batin Yixing. Tidak sadar dengan pemikirannya sendiri.

.

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul 06:30 wks.

Yixing bergegas keluar kamar, ia ingin membuatkan susu hangat untuk Kris. Sekalian memasak untuk makan malam.

"Mana Baekhyun?" Yixing bergumam sendiri. Melihat kesetiap sudut ruangan namun tak menemukan orang yang dicarinya sama sekali. Tiba-tiba Yixing terpaku pada sosok yang tengah terlelap disofa dengan keadaan TV yang menyala.

Yixing tersenyum melihat seseorang yang tertidur damai dengan remote TV yang masih berada dalam genggamannya itu. Dia sosok yang begitu Yixing cintai..

Ya, dia Kris, suaminya, pendamping hidupnya.

Yixing berjalan pelan kearah Kris, mengambil remote TV yang berada dalam genggaman tangan suaminya itu kemudian mematikan TV. Ditatapnya lagi wajah tampan itu sembari tersenyum hangat. Tiba-tiba ingatan Yixing beralih pada sosok Baekhyun.

Betapa beruntungnya Baekhyun memiliki Kris yang begitu mencintainya, meskipun Yixing juga memiliki Kris disisinya, namun kenyataannya tentulah berbeda. Yixing hanya berharap, suatu saat nanti Kris akan menempatkan ia dan baekhyun pada posisi yang sama.

Apa Yixing terlihat terlalu bodoh dengan semua ini?

Terserah..

Selama ini dia memang mencintai Kris, menyukai segala yang ada pada diri lelaki tinggi itu. Dan Yixing tetap akan mempertahankan perasaan itu didalam hatinya.

.

.

.

Yixing berjongkok agar sejajar dengan Kris yang masih terlelap disofa ruang tamu. Menatap wajah tampan itu dalam-dalam, lalu mengusap sayang rambut pirangnya, menyibak helaian poni yang menutupi kening belahan jiwanya itu. Tanpa ragu-ragu, Yixing mengecup singkat kening Kris.

Setelahnya, ia mengangkat wajahnya kembali. "Apa kau tahu Kris? Aku mencintaimu. Sangat, sangat mencintaimu ." Ungkapnya penuh perasaan.

Cup.

Yixing mengecup lagi suaminya yang masih nyenyak dalam dunia mimpi. Kali ini bukan dikening, melainkan dibibir.

'Apa aku terlihat seperti pencuri?' Batin Yixing. 'Kurasa tidak. Selama statusnya masih sah sebagai suamiku.' Yixing terkekeh pelan karena kelakuannya sendiri.

Karena terlalu lama melamun sambil memandangi Kris, membuatnya lupa akan sesuatu_

"Aish.. Kenapa aku bisa lupa.?" Yixing menggerutu sendiri saat menyadari, 15 menit ia lewati hanya untuk memandangi Kris.

Seperti baru mengenalnya saja!

Yixing bergegas menuju dapur, membuatkan susu hangat untuk Kris. Yixing ingin Kris mencicipi susu hangat buatannya saat terbangun nanti, seperti biasa. Setelah itu ia lanjutkan dengan memasak beberapa menu makanan sederhana.

Saat sedang sibuk dengan peralatan dapur, Yixing mendengar suara TV menyala dari arah ruang tamu. Berarti Kris sudah bangun, fikirnya.

Dengan senyum sumringah, Yixing membawa susu hangat buatannya untuk Kris. Namun_

"Bagaimana sayang? Apa makanannya enak?"

"Iya, enak.. Tapi seharusnya kau belajar memasak Baek.."

"Hehe. Besok saja, sekarang aku lelah. Ah, ini aku juga belikan susu hangat untukmu."

Langkah kaki Yixing sudah berhenti sekitar beberapa detik yang lalu. Lagi-lagi, rasa tidak nyaman itu kembali menyeruak dihatinya. Entahlah! Kenapa selalu seperti ini setiap kali ia melihat kedekatan Kris dan Baekhyun.

Yixing menundukkan wajahnya, ia menatap susu hangat ditangannya yang_

_Tidak akan pernah sampai ditangan Kris.

Pantaskah jika Yixing iri?

Pantaskah jika Yixing mengatakan kalau saat ini dia cemburu?

Dan_

Bolehkah Yixing mengatakan kalau saat ini hatinya sedang sakit?

'Siapapun itu, tolong beri aku jawaban. Aku sungguh belum bisa mengendalikan perasaanku sendiri saat ini'. Batin Yixing tanpa melepas pandangannya pada susu hangat yang baru saja ia buat.

Selalu, selalu perasaan bodoh macam ini yang Yixing rasakan saat melihat kemesraan Kris dan Baekhyun didepan matanya. Haruskah dia merasakan semua perasaan menyedihkan itu?

Yixing hanya bisa berdiam diri diambang pintu dapur. Ia sama sekali tak berniat mengusik Kris dan Baekhyun.

Namun yang lebih membuatnya kecewa adalah kenyataan bahwa kris yang bahkan seperti tak menganggap keberadaan dirinya hingga saat ini.

Sudahlah..

Perlahan Yixing berbalik, menatap nanar beberapa masakan yang nanti pasti akan terbuang.

Memang siapa yang akan memakannya? Yixing tak mungkin menghabiskannya sendiri. Yixing mengusap air matanya yang tanpa sadar menetes dengan lancang dari pelupuk matanya. Lelaki itu kemudian berjalan mendekati beberapa makanan yang sudah selesai ia tata di atas meja.

"Malam ini kau tidur dimana sayang?"

Masih bisa Yixing dengar percakapan Kris dan Baekhyun diruang tamu, meskipun samar.

"Perlukah kau bertanya? Tentu saja denganmu!" Itu adalah jawaban Kris.

Yixing tak pernah salah, dugaannya benar..

Kris_

_Tak akan pernah memilihnya untuk dijadikan yang pertama.

Karena dia hanyalah 'orang kedua' yang sudah terlanjur hadir didalam kehidupan Kris dan Baekhyun. Didalam hidup kedua orang yang seharusnya sudah bahagia meski tanpa ada dirinya…

.

.

.

Bersambung…

See U Next Chap All~~ Hoammmmm...

Salam Manis By_

^KraYeol^