Naruto ® Masashi Kishimoto
SasuSaku always
Fake Love
Uchiha Sasuke & Haruno Sakura
Konoha Ballroom Hotel
28 Maret 2015
Kuremas dan kulempar undangan yang mencantumkan namaku itu ke atas meja belajarku dengan kasar. Pikiranku benar-benar pusing -entah tak tahu harus melakukan apa. Gara-gara orang tua kolot yang merupakan orang tuaku sendiri itu, aku harus terjebak perjodohan dengan anak rekan bisnis mereka yang kuketahui bernama Haruno Sakura.
Haruno Sakura.
Salah satu primadona sekolahku yang juga merupakan kapten cheerleaders basket. Perempuan yang jelas-jelas aku benci karena sering membully kekasihku. Ya, perempuan yang selalu membuat gadisku menangis dan menderita -baik itu dihadapanku maupun dibelakangku.
Ingin sekali aku menumpahkan seember air selokan ke mukanya yang selalu menggunakan make-up tebal itu. Tapi, lagi-lagi berkat ketulusan hati kekasihku yang dengan seenak hatinya menghentikanku untuk tidak membalaskan dendam gadisku, aku mencoba meredam emosiku yang setiap saat memuncak karena melihat ulah gadis gulali berjidat lebar itu.
Aku benar-benar frustasi. Haruskah aku menerima perjodohan dengan gadis yang jelas-jelas tidak kusukai itu disaat umurku masih belum cukup 18 tahun?
Orang tuaku benar-benar tidak mau mendengarkan semua penolakanku. Katanya, ini semua adalah amanah dari kakekku, Uchiha Madara -yang merupakan sahabat dari nenek Sakura, Tsunade Senju.
"Kau akan tetap menikah! Tidak ada tapi-tapian, Sasuke!" tegas Fugaku -ayahku.
"Tou-san...!" celaku ingin menolak tetapi langsung dipotong oleh ucapan ibuku.
" Ini amanah, Sasuke. Jadi, kaa-san mohon! Menurutlah pada tou-san dan kaa-san. Kaa-san yakin, dia pendamping yang baik untukmu!" jelas kaa-san.
"Tapi, aku sudah mempunyai kekasih!" tegasku memberontak. Berharap dengan omonganku ini tou-san dan kaasan bisa luluh.
"Putuskan!" ucap tou-san seraya beranjak pergi tanpa mau mendengarkan ucapanku lagi. Aku langsung mengacak rambutku frustasi.
"Kaa-san!" ucapku lirih.
"Ini amanah, Sasuke. Jadi, kaa-san tidak bisa melakukan apa-apa." kata kaa-san yang kini mengelus bahuku lembut.
"Uchiha-kun, bisa kita bicara sebentar!" ucap seseorang dibelakangku yang jelas-jelas sudah aku ketahui namanya itu.
"Hn!" jawabku sekenanya.
"Ikut aku!" ucapnya memerintah.
'Cih, apa-apaan gadis itu! Seenaknya saja dia memerintahku. Memangnya siapa dia?' batinku tak terima.
Semua orang yang berada disekitarku memandangku curiga. Naruto, Sai, dan juga Kiba memelototiku dalam. Tatapan mereka menyiratkan bahwa 'kau harus menjelaskan kepada kami! Ada hubungan apa kau dengan putri Haruno itu!'
Aku hanya mendengus pelan seraya beranjak keluar mengikuti sang gadis gulali yang sudah beranjak lebih jauh dari pandanganku.
'Cih, menyebalkan!'
TBC
