Selamat datang di fanfiction sulay ku yang baru!

Chapter 01

From Korea To Ubud

Sulay Fanfiction Indonesia

Main Cast

Kim JunMyeon

Zhang Yixing

and

all exo members

etc

Don't Plagiat

YAOI AREA!

Love has no culture, boundaries, race and religion

Lets falling in love in Ubud Bali

Pertalian darah bukanlah hal yang paling mendasar dalam hidup manusia, sesungguhnya hal yang paling mendasar adalah keyakinan. Yakin kepada Tuhan, yang menjadikan alam semesta penuh dengan kharisma dan misterinya. Keyakinan pada perasaan yang membawa manusia terkadang dalam batas ambang jurang kehancuran hatinya atau pada sebuah kemenangan dalam hati yang biasanya disebut dengan cinta yang bersambut.

Mobil putih dengan suara musik genre Rock and Roll melaju kencang. Pemilik di dalam nya sedang mencoba tertidur dan supir sekaligus manajernya menarik-narik kupingnya mencoba memasukkan isi kertas yang dia baca ditengah alunan musik yang berkali-kali membuyarkan konsentrasinya untuk membaca dan menyupir.

" Hyung jadwalku sudah beres kan?."

" Ya setelah sore ini sudah clear, jadi kan mengkosongkan jadwal malam ini?."

" Ya jadi."

" Jadi kau akan hadir di pesta ulang tahun pacarmu itu?."

" Hyung, ku tahu kau adalah abang kandung ku, tapi cobalah bersikap professional sebagai manajerku."

" Ya, aku hanya kurang suka dengan laki-laki glamor satu itu. Aku menyesal mengenalimu dengannya."

" Hyung cepat atau lambat aku pasti mengenalnya dunia kami sama. Lagipula karna itu kita cocok, kalau kau suka dia malah aku akan marah."

" JunMyeon! Cobalah serius, semua orang mengatakan kau hanya tunggu kena batunya saja."

" Ya Hyung, akan kutunggu apakah batu itu akan datang kepadaku atau aku yang akan melempar batu itu ke mereka."

" Jaga sikapmu JunMyeon, kau adalah penyanyi dan aktor terkenal. Kau tidak boleh bertindak sembarangan."

" Ya Hyung, aku hanya menyukai tantangan."

Manajer sekaligus abang kandung dari penyanyi terkenal itu diam tidak menanggapi jawaban adiknya. Ia hanya berharap yang terbaik buat adiknya.

.

.

JunMyeon mengganti bajunya kembali dan segera masuk dalam talk show yang mengundangnya. JunMyeon yang terkenal akan wajah dingin dan angkuhnya melambaikan tangan ke arah kamera.

" Kim JunMyeon! Sehat?."

" Tentu, kau?."

" Tak pernah sebaik ini, ku dengar kau baru saja bermain di flem terbarumu benar?."

" Ya benar, kerjasama team yang baik selalu menghasilkan sesuatu yang baik juga."

" Kalau dukungan dari pihak luar? Kudengar saat ini kau sedang menjalin hubungan dengan Xi Luhan penyanyi solo yang sedang popular saat ini, benar?."

" No comment."

" Aha, misterius Kim JunMyeon! Dibalik senyum nya yang tipis mungkin pemirsa bisa menilai sendiri benar atau tidak nya kabar tersebut yah haha. Okay lanjut ke pertanyaan berikutnya…."

Senja yang mulai berdamai dengan bumi membawa warna jingga dan redup dilangit yang sedang dipandangi JunMyeon. Ia sudah berganti pakaian dengan yang lebih santai untuk menuju ke pesta kekasihnya Xi Luhan.

" Hyung maskerku mana?."

" Ini sudah kupersiapkan. Tapi apa ada guna nya?."

" Maksud hyung?."

" Kau tahu kan pesta itu pasti penuh dengan media masa yang meliput. Dan mereka semua menantikan kedatanganmu. Mau kau pakai masker atau wig sekalipun pasti mereka mengenalimu."

" Biarlah Hyung, aku dan Luhan memang tidak mengkonfirmasi hubungan kami. Tapi mereka bisa menilai sendiri jalinan asmara kami."

" Kau ini, aku tidak mau kau jadi sasaran berikutnya Luhan? Ku dengar dia senang hubungan tanpa status."

" Hyung, simpan ketakutanmu. Aku yakin dengan Luhan okay."

Seperti yang telah diperkirakan kilatan kamera langsung menghujani kedatangan JunMyeon ke acara masih memasang maskernya tidak memberikan lirikan mata atau pun lambaian tangannya hingga memasuki ruangan tertutup.

" JunMyeon! kesini."

" Minseok! Mataku jadi buta gara-gara kilatan kamera itu"

" Berhentilah menggosok matamu nanti jadi merah, kau datang sendirian? Mana Jongdae hyungmu? ."

" Apa tidak semakin heboh kalau manajerku ikut serta disini? Aku dekat dengan Luhan kan gara-gara hubungan kalian berdua."

" Ya sudah ku harap tadi dia ikut denganmu tapi sudahlah, ayo Luhan sudah menunggumu."

Manajer sekaligus sahabat Luhan itu menarik tangan JunMyeon ke suatu ruangan yang lebih gelap lagi di dalam. JunMyeon yang agak kesusahan mengikuti tarikan tangan Minseok.

Ruangan yang semula JunMyeon sangka sunyi itu ternyata ramai dan penuh. Entah berapa orang yang di undang Luhan dalam pesta tertutupnya itu. Luhan memang terkenal sebagai selebritis yang glamor dan senang berganti pasangan sesuai musim ketenaran seseorang. JunMyeon melihat Luhan yang sedang asik berbincang dengan pria berambut blonde tinggi dan putih sangat serasi dengan Luhan yang berdiri disebelahnya dengan semangat dan penuh canda tawa.

" JunMyeon!." Luhan menyadari kedatangan JunMyeon langsung meminta izin untuk pergi dengan pria berwajah tampan itu.

" Happy birthday deer."

" Ah thank you, why so late?."

" Biasa kerja dulu sebelum kesini. Maaf gak sempat beli kado."

" oh its okay. A kiss mybe?."

" Ha?."

" Haha Kidding Okay lupakan. Ayo daritadi aku sudah menunggumu."

Luhan menarik tangan JunMyeon untuk bergabung dengan pesta sesungguhnya. Walaupun Luhan menyimpan sedikit kekecewaan dalam dirinya. Sudah lima bulan mereka menjalin hubungan tapi JunMyeon tidak pernah memberikan ciuman ataupun lainnya. Luhan menganggap sifat dingin dan kurang peka JunMyeon sebagai daya tarik untuknya.

Minseok menawari JunMyeon minuman yang langsung di tolak olehnya. Ia harus tetap sadar kalau tidak ingin mendapatkan masalah dengan hyungnya nanti. Luhan meninggalkan JunMyeon yang memilih duduk di sofa dan tidak mau bergabung dengannya untuk maju kedepan dan berpestaLuhan kembali menuju laki-laki dengan berwajah tampan berambut blonde berbincang hangat selayaknya mereka telah dekat cukup lama. JunMyeon yang melihatnya sedikit terbakar cemburu.

JunMyeon melihat jarum jam nya ia sudah berjanji dengan Hyungnya bahwa ia tidak akan berpesta hingga dini hari. Batasnya ia sampai jam 2 saja karena esok paginya ia masih memiliki jadwal yang padat. Sudah hampir jam 2 lewat. JunMyeon masih duduk berharap bisa berpamitan dengan Luhan yang kini berbaur dengan sahabat-sahabatnya para penyanyi laki-laki dan perempuan dengan minuman di masing-masing tangan mereka. JunMyeon memutuskan untuk medatangi Luhan.

" Luhan.. Luhan.."

" JunMyeon, mari kesini. Ini Do Kyungsoo kau tahu aktor yang kemarin menang best favourite itu."

" Kyungsoo.."

" JunMyeon.."

" Dan ini Oh Sehun, dia aktor pendatang baru. Kau sudah tahu dia kan." Lelaki dengan rambut blonde dan tinggi itu akhirnya diperkenalkan oleh Luhan.

" Sehun.. Jadi kau JunMyeon pacar Luhan?."

" Iya."

" Oh.."

Luhan kembali melayani kawan-kawannya larut dalam mabuknya air yang diminum dan membelakangi JunMyeon yang sebenarnya ingin pamitan pulang. Sehun masih memandangi JunMyeon dari atas hingga ke bawah seperti menilai selera Luhan, sedangkan Kyungsoo tidak memperdulikan keadaan dan larut dalam tatapan mata kosong. Dia tidak meminum air ditangannya. Tapi kakinya mengikuti hentakkan musik yang mengisi ruangan tersebut.

" Kyungsoo, karna kau yang paling sadar disini, aku ingin meminta tolong sampaikan aku pamit pulang dulu dengan Luhan."

" Oh baiklah. Akan kusampaikan nanti."

" Terimakasih."

JunMyeon akhirnya menuju tempat awal dia masuk tadi kembali memakai masker dan melangkah keluar . Sorotan kamera tidak sebanyak kedatangannya tadi. Segera ia masuk kedalam mobil yang telah menjemputnya dan tertidur di perjalanan.

..

Suara mesin pemanggang roti menandakan roti siap untuk dimakan oleh orang yang masih serius menulis sesuatu di sebuah buku kecil. Pria dengan tampilan agak berantakan itu menatap tulisan yang dibuatnya sendiri, menekan pensil di dimple nya kemudian menulis kembali. Selesai memakan roti dan meminum air yang disajikannya sendiri pria itu melangkah keluar rumahnya yang tak kalah berantakan dengan penampilannya itu dan menyalakan mobilnya.

" Morning Korea! Lets start today.."

Mobil kecil merah maroon dengan gantungan kuda pony itu berhenti disebuah bangunan tinggi. Dengan menata dirinya sembarangan melalui spion mobilnya ia bergegas keluar dan masuk dalam bangunan itu.

" Yixing! Sini sini.."

" Aaa Jongin gimana pertunjukan dance mu?."

" Jangan sebut aku Kim Jongin kalau gagal."

" Jadi aku sebut apa? Kuproy?."

" Huss.. Kau bisa merusak citra ku disini. Kau lagi ada proyek disini?."

" Ya! Aku lagi mau buat lagu baru buat girlband. Seru kan?."

" Dimana seru nya. Bagus kau kembali dance sepertiku."

" Jangan remehkan kemampuan ku Jongin. Sudah ya aku mau ke atas dulu menyerahkan demo lagu ku. Bye bye Jongin kuproy haha."

" Yak! Kuproy-kuproy begini aku akan menjadi terkenal tak lama lagi."

Yixing meninggalkan Jongin yang masih harus masuk dalam audisi boyband. Ia sangat menyayangi sahabatnya itu walaupun mereka sering bertengkar. Jongin dan Yixing sudah sering membantu sejak mereka masih training bersama-sama hingga Yixing memutuskan untuk menyerah dan menjadi penulis lagu walaupun belum satupun karyanya yang diterima dan Jongin meneruskan masa training nya.

Pintu kaca geser seakan menunggu Yixing untuk masuk. Yixing berhenti menatapnya dan mulai berdoa. Berharap kalau lagunya kali ini diterima.

" Permisi.. Ada orang disini dengan sebuah harapan…"

" Kau siapa?."

Laki-laki bermata seperti rusa menatap Yixing dengan tatapan aneh.

" Aku Zhang Yixing. Aku kemari mau menyerahkan demo lagu."

" Letak saja di meja. Kalau ingat nanti aku sampaikan ke produser."

" Ha apa?."

" Kau tuli?."

" Yak! Berani-berani nya kau menghina ku. Aku akan menunggu sampai lagu ku sampai ke tangan yang tepat!."

" Kau..Yak memang kau siapa mau satu ruangan dengan ku."

" Kau itu yang siapa!."

" Kau tidak kenal aku? Pasti ga punya tv kasihan."

" Maksudmu?."

" Xi Lu Han penyanyi yang terkenal seantero negara ini."

" Ha! Ja..Ja..Jadi kau Luhan? OMG!."

" Ya ya.. Sudah sana pergi. Ganggu saja! Satu lagi, kalau kau saja tidak tahu penyanyi berkelas seperti aku jangan bermimpi lagu mu itu bisa terpilih."

Sorotan mata kagum Yixing langsung berbuah kembali menjadi redup. Tidak menyangka kalau dia dianggap sebagai pengganggu.

" Masih disini? Sana!."

Yixing tersentak mendengar bentakkan Luhan. Dengan cepat ia menggerakkan badannya keluar menatap Luhan yang memegang CD demo nya dan membuangnya ke tong sampah.

.

.

Jongin menatap sahabatnya yang sedang memegang ice cream biru dan mata yang berkaca-kaca daritadi tidak berkata apa-apa padanya.

" Yixing kau kenapa. Apa lagumu ditolak lagi?."

Yixing masih diam tidak menjawab membiarkan ice cream yang dipegangnya mencair dan mengotori tangannya. Jongin yang jijik melihat pemandangan itu langsung mengambil ice cream Yixing dan membuangnya. Mengelap tangan sahabatnya itu.

" Sudah kau tidak perlu bersedih. Bukannya kau sendiri yang bilang idemu masih banyak? Ditolak satu tumbuh seribu ide baru!."

" Kau tahu Jongin? Bahkan CD ku tidak di dengar sama sekali. Apa separah itu karyaku?."

" Hmm. Bukan kau yang payah tapi mereka yang tidak mengerti apa itu seni tau! Kau jangan putus asa! Mereka telah rugi menolakmu."

" Jongiin huaaa…"

" Yixing kau jangan menangis begitu. Orang-orang melihatmu semua."

" Huaa.."

" Okay-okay bagaimana kalau kau pergi liburan?."

" Liburan?."

" Iya, pergunakan lah kartu kredit dari orang tua mu itu. Kau seharusnya menikmati hidupmu. Baru setelah otamu kembali fresh kau pulang dan tulis lagu sebanyak-banyak mungkin. Bagaimana dieku ini?."

" Genius! Kemana aku akan pergi bagusnya? Jeju? Tokyo?."

" Yixing pergilah sejauh-jauh mungkin kakimu bisa melangkah. Bagaimana kalau Bali?."

" Bali?. Tapi bahasaku?."

" Itu urusan nanti. Sekarang bayangkan dulu kau berenang di air tropis, melihat air terjun dan meninggalkan baju hangatmu di Korea. Bagaimana?."

" Jongiiin, aku mauuu!."

.

Hari ini Junmyeon memiliki jadwal yang padat dari pagi mengisi acara hingga sore ini pemotretan untuk sebuah majalah fashion. JunMyeon membaca jadwal di ponselnya yang sudah dituliskan oleh Hyungnya itu. Jam dan jenis baju yang akan digunakan. Sungguh sangat melelahkan meninggat semalam ia harus berpesta bersama Luhan dan tidur di perjalanan. Ketika sampai rumahnya ia hanya memejamkan matanya sebentar kemudian pagi menyambut. Jika JunMyeon tidak benar-benar mencintai Luhan dia pasti malas untuk dating ke pesta Luhan itu. Berpesta sesungguhnya bukanlah ciri khasnya.

" Hyung, hari ini aku pemotretan sendiri?."

" Tidak, disini tertulis berdua dengan Oh Sehun. Kurasa dia artis baru."

" Oh iya aku tahu dia."

" Oh ya?."

" Dia temannya Luhan."

JunMyeon seakan menjawab pertanyaan Hyungnya yang bertanya melalui sorotan matanya. Hyungnya tahu JunMyeon orang yang sangat cuek dengan sekitarnya. Ia tidak suka berkenalan dengan para artis. Hanya Luhan satu-satunya selebritas yang menarik perhatian JunMyeon.

Tanpa basa basi pemotretan berjalan dengan lancar baik JunMyeon maupun Sehun tidak saling bertegur sapa. Setelah siap pemotretan Sehun berjalan duluan dan pergi meninggalkan JunMyeon yang masih sibuk melepas bajunya.

" Fuh.. Sombong sekali." Celetuk Jongdae

" Tidak usah dipedulikan Hyung." Jawab JunMyeon

" Yeah, Siang ini kosong empat jam. Kau mau makan dimana?."

" Aku mau ke mall, mau beli hadiah buat Luhan. "

" Hmm baiklah. Ayo."

Setelah makan siang di dalam mobil mengingat JunMyeon tidak mungkin makan di restaurant dekat mall yang ramai. Jondae dan JunMyeon masuk ke mall dengan kacamata dan masker. Mereka sudah janjian dengan salah satu cabang Cartier di mall itu untuk menuju kesana.

" JunMyeon mall ini sangat ramai tahu."

" Ya tapi Cuma mall ini yang ada cabang produk yang aku mau."

" Haruskah itu?."

" Ya Luhan suka nya itu."

" Oh manjakan sajalah pacarmu itu."

JunMyeon tersenyum melihat kelakuan Hyung sekaligus manajernya itu. Ia tahu Hyung nya takut menjadi korban Luhan seperti artis-artis yang lain. Tapi JunMyeon menilai hanya Luhan yang bisa menarik hatinya. Keceriaan Luhan sangat kontras dengan dirinya yang dingin. Dan sifat glamor Luhan menjadikan Luhan sangat berkelas dimatanya.

" Silahkan masuk JunMyeon."

" Pesananku semua ada?."

" Ada tinggal kau mau pilih yang mana."

" Mungkin aku akan ambil semua nya."

Jondae terkejut dengan pernyataan JunMyeon yang ingin memborong habis pesanan nya yang semua adalah produk baru dengan harga fantastis itu.

" Jun-JunMyeon kurasa kau harus memilih satu atau dua saja."

" Tidak Hyung, aku mau kelima-lima nya. Bisa kulihat barangnya?."

Jondae membawa lima bungkus Cartier yang sudah dibayar JunMyeon menuju pintu keluar dimana mobil mereka sudah menunggu, sedangkan JunMyeon sibuk dengan ponselnya untuk mengirimkan chat kepada pacarnya untuk berjumpa.

" Hyung kita langsung ke KBS saja."

" Bukannya tadi mau ketemu dulu dengan pacarmu itu?."

" Dia lagi sibuk."

" Oh baiklah. Kau bisa tidur di mobil."

" Hyung waktuku free masih berapa jam lagi?."

" kurang lebih tiga jam."

" Okay kita kerumah Luhan saja. Akan kuletak saja hadiahnya di kamarnya. Biar jadi surprise."

" Hmm. Okay terserahmu saja."

Mobil mereka pun meluncur ke lokasi rumah Luhan, Jondae melihat JunMyeon yang tersenyum tipis. Sepertinya Jondae harus mengikhlaskan adik semata wayangnya itu bersama Luhan.

Criit

Mereka pun sampai juga disebuah rumah modern yang terlihat mewah itu.

" Tumben Luhan gak bawa mobil."

" Mungkin dia membeli mobil baru. Bukannya kau dan dia sama borosnya?."

" Hehe. Hyung tunggu sebentar ya aku masuk dulu."

JunMyeon mempunyai kartu akses masuk ke dalam rumah Luhan semenjak ia resmi menjadi pacarnya Luhan. I pun melangkahkan kaki nya menuju kekamar Luhan yang terletak diatas tanpa sekat itu. Luhan memang orang yang tidak suka dibatasi karena itu rumahnya terlihat tanpa sekat. Semakin kaki JunMyeon naik ke tangga ia semakin mendengar suara desahan dan kecapan ciuman. Jantungnya seakan berdegup berharap apa yang dipikirkannya tidak benar terjadi.

Disinilah JunMyeon diatas puncak tangga jurang kehancuran hatinya. Melihat kekasihnya Luhan berciuman mesra dengan Sehun model yang tadi pagi menjadi partner nya di pemotretan. Entah karena kekagetannya, tidak sanggup menerima kenyataan atau kebodohannya JunMyeon masih diam melihat aksi mereka berdua yang seakan menggoreskan hatinya dengan ujung pisau. Sampai Luhan menyadari bahwa tidak hanya dirinya dan Sehun diruangan itu.

" Ju..JunMyeon…!"

Luhan memisahkan badannya yang sudah menjadi satu dengan Sehun dengan baju yang acak-acakan berdiri kaget seakan tersambar petir.

" Happy birthday Luhan."

JunMyeon meletakkan hadiah-hadiahnya di atas tangga tempat ia berdiri kemudian turun kebawah dengan kehancuran hatinya.

..

Sudah seminggu ini Jondae bekerja bagaikan dengan mayat hidup. JunMyeon yang aslinya sudah pendiam dan dingin kini tambah bagaikan tidak ada roh dalam dirinya. Ia bekerja seperti biasa tapi lebih parah tanpa komunikasi dan langsung meminta jadwalnya untuk di full kan.

" JunMyeon, kau tidak boleh begini. Apa-apanya kau langsung menyetujui album baru, membintangi dua flem dan satu series sekaligus."

" Maaf hyung."

" Okay JunMyeon! Hentikan! Sudah cukup. Keluarkan saja perasaan patah hatimu itu. Aku tidak mau kau mati di depan kamera."

" Tidak mungkin hyung."

" Oh shit! JunMyeon, tolong aku memohon padamu okay. Kalau begini kau bisa membunuh karier mu sendiri bahkan dirimu juga."

" Aku hanya ingin menyibukkan diri."

" No, kau bukan mau menyibukkan diri tapi kau mau melupakan Luhan!."

" Hyung!."

" Apa? Apa aku salah?."

JunMyeon terdiam mendengar perkataan Hyung sekaligus manajernya itu. Memang begitulah adanya. Dia yang sedang patah hati tapi tidak ingin dikasihani.

" Aku ingin liburan saja hyung., boleh?."

Jongdae menatap adiknya, orang yang mencintai pekerjaan dan selalu total dipekerjaannya itu terlihat lemah dan tak berdaya.

" Negara mana yang kau mau tuju? Biar aku uruskan. Eropa?."

" Aku mau ke Bali. aku mau mencari ketenangan spiritual disana."

" Baiklah kalau itu mau mu. Dua minggu off cukup?."

" Boleh."

TBC

..

*JANGAN LUPA REVIEW KAKA^^*