Confusion
.
.
.
.
NoonaRyeo
.
Cast : Lee Hyukjae, Lee Donghae, And Other.
.
.
Warning : Hanya cerita abal dengan ide yang mungkin sangat pasaran.
GS for this story. Yang tidak suka GS silakan klik close.
EYD tidak beraturan. Typo (s) bergentayangan.
.
.
Saiia hanya meminjam nama para Cast disini. Hanya CERITA ini yang Murni PUNYA SAIIA.
.
.
"No Plagiat... No Flame... No Copy Paste."
and,Don't Bashing the Chara ...
.
.
Selalu terapkan prinsip " DON'T LIKE DON'T READ ." Okeeehh.
.
.
Enjoy...
.
.
Tangannya kembali mengeratkan long coatnya yang menjuntai. Sesekali jemari lentiknya mengusap hidungnya yang tampak memerah. Musim dingin memang tak pernah bersahabat dengannya. Lucu sekali bukan, ia yang hidup didaerah dengan empat musim, tapi ia akan benci setengah mati jika musim dingin sudah tiba. Bukan apa-apa,hanya saja,saat musim dingin tiba,maka ia harus lebih bisa menjaga daya tahan tubuhnya- yang memang sudah lemah. Tidak, bukan karena dia memiliki suatu macam penyakit, sungguh.
Hatchim...
"Aish..."
Eunhyuk- nama wanita itu- kembali mengumpat kecil saat entah yang keberapa kalinya ia bersin sejak turun dari bis beberapa saat lalu. Langkahnya memelan, maniknya memandang bangunan disebrang jalan,sebelum kembali melangkah dengan senyum tipis.
Saat traffic lamp berubah warna menjadi hijau,langkah kakinya kembali terayun. Ketika ia sudah berdiri tepat didepan bangunan yang menjadi tujuannya, kepalanya melongok. Sekedar mencoba melihat keadaan didalam bangunan tersebut. Senyum kecilnya tersemat. Tak lama, karena bersin kembali datang. Membuatnya mengusap kasar hidungnya yang terasa gatal sembari menggerutu pelan.
"Selamat datang..."
Eunhyuk mengangguk membalas ucapan salam dari sang pramuniaga yang berdiri tepat didepan pintu masuk. Manik indahnya mengedar. Eunhyuk melangkah menuju meja dipojok sebelah kanan saat hanya meja itulah satu-satunya yang tak berpenghuni.
"Eunhyuk noona,kau datang?"
Eunhyuk terkekeh melihat Taemin- pelayan di Bittersweet Cafe- menyapanya. Well, ia memang cukup mengenal Lee Taemin. Pria manis bermarga Lee itu memang tinggal tidak jauh dari apartementnya. Terlebih,ia juga sering datang ke Cafe ini hampir disetiap hari.
"Strawberry cake seperti biasa?"
"Seperti biasa." Eunhyuk mengangguk sembari terkekeh kecil. Disusul tawa pelan Taemin melihat tingkah Eunhyuk yang menurutnya lucu.
Eunhyuk menumpukan kepalanya pada kepalan tangannya. Menatapkan manik indahnya menembus kaca bening disampingnya. Melihat lalu lalang orang- orang diluar sana.
"Strawberry cake untuk noona yang cantik."
Taemin meletakan piring kecil Strawberry cake pesanan Eunhyuk didepan wanita cantik itu. Bukannya kembali melakukan tugasnya sebagai seorang pelayan,Taemin justru mendudukan diri didepan Eunhyuk. Membuat Eunhyuk yang melihatnya mengerut bingung.
"Aku ingin menemanimu noona." Jelas Taemin dengan tangan senyum manis.
Eunhyuk tersenyum. Mengangguk sekali sebelum kembali melanjutkan suapannya.
"Kau tidak takut dimarahi bosmu eh?" Eunhyuk melirik ponselnya saat benda pintar itu bergetar pelan. Satu pesan dari Jaejoong eonni-nya.
"Tidak akan," Taemin menyahut yakin, "noona tahukan kalau aku ini pegawai kesayangan Donghae hyung." Lanjutnya dengan menaik turunkan alisnya menggoda.
Eunhyuk mencibir. Tangannya terayun untuk menggeplak pelan kepala pria manis itu."Aku tidak tahu kenapa Donghae mau saja mempertahankan pegawai yang tidak profesional sepertimu."
"Ya! Noona kejam sekali!"
.
.
.
"Kau datang?"
Seorang pria dengan kemeja biru yang lengannya ia gulung hingga siku,datang menghampiri Eunhyuk.
Eunhyuk menilik jam tangannya."Satu jam yang lalu." Ucapnya memberi tahu.
"Kenapa tidak langsung keatas saja?" Donghae mengangkat tanganya,tak lama sampai salah satu pegawainya datang menghampiri.
"Ada yang bisa saya bantu Sajangnim?"
"Tolong bawakan aku Latte."
Sang pelayan mengangguk."Ada lagi?"
"Kau ingin sesuatu?" Tanyanya pada Eunhyuk,yang dijawab gelengan pelan dari wanita itu.
Sang pelayan undur diri setelah Donghae menyuruhnya pergi.
"Nah,sekarang jawab. Kenapa tidak langsung ke ruanganku saja Hyuk?" Donghae menatap wanita cantik didepannya. Melihat paras ayu seseorang yang selama ini begitu dikaguminya.
"Kenapa harus ke ruanganmu? Aku kemari karena memang ingin makan,bukan untuk menemuimu." Jelasnya setengah mencibir.
Donghae tertawa mendengar penjelasan Eunhyuk."Apa aku terlalu percaya diri?" Tanyanya masih terkekeh.
"Bukankah itu memang dirimu?" Lanjut Eunhyuk menyeringai.
Donghae mendecak. Menilik sekali jam tangannya dan mendesah pelan. Pukul 10.00 malam. Dia baru sadar kalau ia belum makan malam. Pantas saja ia merasa kelaparan sekarang.
"Kau sudah makan?" Donghae menggeser lengannya saat sang pelayan membawakan Latte pesanannya.
"Hm... sudah. Kenapa? Jangan bilang kau belum makan?" Eunhyuk menyipit menatap lelaki tampan didepannya.
Donghae meringis."Sayangnya belum." Katanya pelan.
Eunhyuk mendesah jengah. Wanita itu memanggil Taemin saat melihat pria manis itu melintas disamping mejanya.
"Bisa kau bawakan makanan untuk Sajangnim mu ini Min-ah?"
"Siap noona."
.
.
.
Donghae mengelus lembut pipi putih Eunhyuk yang tertidur dibangku penumpang disamping dirinya. Mobilnya sudah terparkir didepan gedung apartement yang Eunhyuk tinggali bersama Jaejoong- sang kakak- 5 menit yang lalu. Tapi sejak 5 menit yang lalu itu pula lah Donghae hanya duduk diam dibalik kemudinya sembari memandang Eunhyuk penuh damba. Wanita yang disukainya. Wanita yang selama ini dicintainya. Pun wanita yang selama ini belum mau menerima pernyataan cintanya. Sekalipun Donghae yakin jika Eunhyuk juga memiliki perasaan yang sama untuknya.
Donghae memajukan kepalanya. Ingin sekali mengecup bibir plum yang menggoda itu. Tapi Donghae tahu ia tidak bisa melakukannya,walapun kini wanita cantik itu tengah tertelap. Tidak,ini bukan tentang Eunhyuk yang tengah terlelap atau apa. Percalah,Donghae bahkan tidak tahu kenapa. Pria tampan itu hanya berpikir,ia tidak bisa melakukannya sekarang.
Donghae menjauhkan kepalanya setelah mengecup lembut pipi Eunhyuk. Tepat saat sebuah mobil Audi R8 berhenti didepannya.
Eunhyuk mengerjap pelan. Maniknya mengedar linglung. Saat sudah mengenali dimana dirinya sekarang,wanita pemilik senyum indah itu menatap seseorang disampingnya- yang juga tengah memandangnya.
"Kenapa tidak membangunkanku?" Eunhyuk merapikan penampilannya. Merutuk pelan karena bisa-bisanya ia tertidur ditengah perjalanan yang sebenarnya tidak jauh jarak dari cafe milik keluarga Donghae dengan apartementnya.
"Bahkan kau sampai ketiduran begini,aku tahu kau lelah. Mana tega aku membangunkanmu."
Eunhyuk tidak menyahut. Dalam hati membenarkan ucapan Donghae. Ia memang merasa cukup kelelahan mengingat hampir seharian ini dirinya disibukan dengan tugas-tugas kuliahnya.
Hatchim...
Donghae tertawa pelan melihat bagaimana wanita yang tengah dipandangnya kini tengah menggerutu. Well,dia memang tahu tentang daya tahan tubuh Eunhyuk apalagi jika sudah memasuki musim dingin.
Sesaat Eunhyuk menegang ketika dengan tiba-tiba,Donghae menggenggam kedua tangannya. Menggosokannya lembut dengan senyum kecilnya yang tersemat diujung bibir.
"Apa kau begitu kedinginan? Padahal pengahat dimobilku sudah dititik maksimum."
Eunhyuk tidak menyahut,hanya menggeliatkan tangannya yang tengah digenggam Donghae. Ia merasa risih dengan apa yang tengah dilakukan Donghae sekarang.
Donghae mendongak. Menatap dalam manik indah Eunhyuk. Melihat bagaimana raut wajah itu,Donghae tahu jika apa yang tengah dilakukannya membuat wanita itu terganggu.
"Mianhae." Ucapnya berganti mengusak rambut Eunhyuk yang menjuntai indah. Ada rasa kebas yang mendadak menyerang dadanya karena kembali menerima penolakan dari Eunhyuk.
Eunhyuk menunduk. Kedua tangannya yang mendadak berkeringat,saling bertautan. Ia tidak tahu kenapa hatinya kini berdenyut ngilu hanya karena mendengar kata maaf dari mulut Donghae. Bibirnya ia gigit saat ekor matanya yang melirik pada sosok disampingnya,mendapati pria tampan itu tengah terdiam dengan pandangan yang tak terfokus.
Keduanya tersadar saat mendengar ketukan pelan pada kaca mobil dibangku penumpang. Menemukan Jaejoong yang tengah berdiri dengan tatapan bingungnya.
"Kau baru pulang?" Tanyanya tepat saat Eunhyuk sudah berdiri didepannya.
"Ya." Eunhyuk mengangguk. Melirik sekilas pada Donghae yang sedikit menyandar pada body mobilnya.
"Yo! Donghae hyung."
Eunhyuk kembali menatap pada Jaejoong dengan pandangan penuh tanya. Mata yang seolah mengatakan tentang keberadaan sosok yang kini tengah mengalungkan lengannya dibahu lebar Donghae.
Jaejoong terkekeh kecil."Jangan bingung begitu. Umma dan Appa Jung harus ke Jepang selama satu dua minggu,dan Changmin bilang,dia ingin tinggal bersama kita selama mereka pergi."
Eunhyuk mendesah jengah. Well,bukan masalah memang jika adik dari Jung Yunho- yang kini sudah menjadi suami dari Jaejoong- itu tinggal bersamanya. Hanya saja,terkadang sosok yang kini tampak menyeringai padanya itu begitu menyebalkan. Suka sekali membuat dirinya berteriak kesal karena keusilannya.
"Tenang saja Hyuk,aku akan jadi anak baik selama tinggal disini." Kata Changmin menyeringai, yang kini ikut menyandar dimobil Donghae tepat disamping sang pemilik.
.
.
.
Eunhyuk mengaduk malas strawberry milkshakenya. Jam kuliahnya sudah berakhir 15 menit yang lalu. Sebenarnya ia bisa saja langsung pulang,hanya saja,Kim Junsu- sahabatnya- memintanya untuk menunggu. Dan bukan ide buruk menurutnya mengingat setelah jam kuliahnya selesai,dirinya tidak memiliki kesibukan lain.
Ingatannya kembali pada kejadian tempo hari. Saat Donghae menggenggam tangannya. Ia mengenal lelaki itu semenjak dirinya menginjakan kaki di tempat kuliahnya sekarang. Seseorang yang menjadi seniornya dulu. Donghae yang memang bersahabat baik dengan Jaejoong dan Yunho lah yang membuatnya saling mengenal. Well,tidak ada seseorang yang tidak mengenal seorang Lee Donghae,cucu kesayangan dari sang pemilik Universitas. Sosok yang begitu ramah pada siapa saja. Sekalipun ia memiliki segalanya,tidak membuatnya menjadi sosok yang manja ataupun sombong.
Hingga tentang kesukaannya yang sering bergonta- ganti pasangan pun hampir semua penghuni SM University mengetahuinya,tak terkecuali dirinya.
"Menunggu lama?"
Eunhyuk menggeleng menjawab pertanyaan sahabatnya. Matanya mendelik melihat Junsu yang langsung menenggak habis minuman kesukaannya.
"Ya!"
"Aish... pelit sekali." Junsu mencibir.
Eunhyuk semakin mendelik. Pelit katanya? Hell,sudah menghabiskan minumannya,dan sekarang,sahabat bebeknya ini masih mengatainya pelit? Dasar lumba-lumba menyebalkan! pikirnya kesal.
"Ada apa menyuruhku menunggu eoh? Awas saja kalau itu tidak penting!"
Junsu meringis. Tangannya menggaruk lehernya gugup. Eunhyuk yang melihatnya mendesah gusar. Dasar bocah!
"Temani aku mengambil kue pesanan Umma, kau mau kan?"
Eunhyuk melongo. Yang benar saja? Ia yang menunggu hampir setengah jam disini, ternyata hanya untuk menemani sahabatnya itu mengambil pesanan kue? Bolehkah Eunhyuk memukul Kim Junsu sekarang?
"Ayolah... aku tahu kau tidak punya kesibukan lain setelah jam kuliahmu selesai. Itu kenapa aku memintamu untuk menemaniku Hyuk."
"Dari mana kau tahu aku tidak punya kesibukan lain eh?"
"Dari Jaejoong eonni." Junsu kembali meringis kaku. Terlebih,kini sahabatnya itu tengah mendesah gusar. Dalam hati,Junsu mencibir.
"Mau bagaimana,aku sudah terlanjur menunggu."
"Tsk! Kata-katamu itu kenapa menyebalkan sekali!"
Eunhyuk tertawa. Membawa tubuh rampingnya beranjak dari kursi yang langsung disusul Junsu.
.
.
.
"Sajangnim."
Langkah kaki Donghae terhenti. Tubuh kekarnya berbalik,hanya untuk menatap sekertarisnya yang tengah menunduk sopan.
"Ya? Ada apa Ryeowook-sshi?"
Wanita mungil itu mendongak."Presdir Lee meminta anda untuk menemuinya sekarang di Bolero Cafe. Kata beliau ada yang harus dibicarakan dengan perwakilan dari JK Group,Sajangnim."
Donghae menilik jam tangannya."Baiklah. Terima kasih Ryeowook-sshi."
Ryeowook mengangguk. Menatap sebentar tubuh Donghae yang menjauh,sebelum kembali ke meja kerjanya.
Donghae membuka pintu mobilnya. Melirik sebentar smartphonenya,dan mendesah kecil saat tak mendapati balasan pesan dari seseorang.
Mungkin dia sibuk,pikirnya.
Mobilnya melaju pelan. Tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di Bolero Cafe, mengingat cafe tersebut tidak begitu jauh dari kantornya.
"Kau sudah datang?" Tanya Mr. Lee.
Donghae mengangguk sebagai jawaban. Membungkuk sebentar pada wanita cantik yang duduk tepat didepan ayahnya.
"Annyong haseyo Kim Heechul-sshi."
Kim Heechul,wanita cantik berrambut panjang itu balas membungkuk."Ne,annyong haseyo Lee Donghae-sshi."
.
.
.
"Kau tidak mau masuk?"
Eunhyuk terdiam memikirkan ajakan Junsu. Berpikir haruskah ia mampir atau langsung pulang. Maniknya kembali menatap sahabatnya yang tengah menunggu jawabannya.
Baru saja ia akan bersuara,tetapi sebuah mobil yang yang teramat ia kenal berhenti tepat didepan mobilnya. Membuatnya urung. Sebelah alisnya terangkat. Ia bisa melihat seseorang yang berada dibalik kemudi, juga tengah menatap padanya.
Pandangan matanya beralih. Dan Eunhyuk terdiam saat seorang wanita cantik turun dari bangku penumpang.
"Bukankah itu mobil Donghae oppa,Hyuk?"
Junsu melirik sahabatnya saat tak kunjung mendengar sahutannya. Keningnya mengerut bingung mendapati Eunhyuk yang terdiam. Tatapannya beralih. Menatap apa yang tengah menjadi fokus sang sahabat.
"Eh?Heechul eonni?" Ucap Junsu.
Eunhyuk menatap cepat pada Junsu."Heechul? Nugu?"
Jari telunjuk Junsu terangkat. Menunjuk pada wanita cantik yang kini tengah berbicara dengan Donghae."Itu... Wanita itu... Dia Kim Heechul."
"Kau mengenalnya?"
Junsu mengangguk."Kami cukup dekat. Dia tetangga kami."
Eunhyuk terdiam lagi. Kembali menatap pada dua orang didepan sana. Memandang lama pada Donghae yang tengah tertawa lebar. Eunhyuk tahu. Sadar jika kini ada rasa tidak rela yang kini bersemayam didalam hatinya saat melihat tawa itu bukanlah untuknya. Seperti ada perasaan kebas yang kini menggerogoti hatinya. Membuatnya sesak juga sakit.
Eunhyuk menunduk. Senyum mirisnya terukir diujung bibir. Ia bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang,sekedar untuk membuang rasa tak nyaman yang kini menjerat hatinya.
"Tidak. Aku langsung pulang saja. Titip salam saja untuk ibumu,Su."
Junsu mengangguk mengerti. Tidak ingin lagi bertanya. Melihat bagaimana raut wajah cantik sahabatnya itu,ia tahu jika Eunhyuk tengah merasakan apa yang dinamakan cemburu. Membuatnya enggan kembali bersuara.
.
.
.
"Kenapa tidak membalas pesanku?"
Donghae menatap lembut wanita yang berdiri disampingnya. Tersenyum geli melihat Eunhyuk yang kini tengah memainkan sedotan strawberry milkshake kesukaannya.
"Tidak apa-apa. Aku hanya belum sempat membalasnya. Maaf." Jelasnya sedikit gugup.
Donghae tertawa tanpa suara. Lidahnya terjulur guna membasahi bibirnya sendiri. Bingung. Tidak tahu mau menyahut apa. Membiarkan keheningan menemani mereka beberapa saat.
"Kau menghindariku."
"Huh?"
Donghae memutar tubuhnya. Menatap intens Eunhyuk yang memandang bingung padanya. Donghae mendesah pelan. Entah benar atau tidak,Donghae pikir,Eunhyuk memang seperti tengah menghindarinya. Dan ini terjadi sejak pertemuan keduanya beberapa hari lalu,saat dirinya mengantar pulang Kim Heechul.
"Apa kau sedang menghindariku?"
"Huh?" Eunhyuk menyahut bingung, "Menghindari? Apa maksudmu Hae?"
Donghae mengulum bibirnya."Kau menghindariku. Sejak kita bertemu tempo hari didepan rumah Junsu,sejak saat itu, kau seperti berusaha untuk menghindar dariku. Wae?"
Eunhyuk terdiam. Mau tidak mau ia terpaksa mengiyakan semua perkataan Donghae. Membenarkannya didalam hati.
"Aku benar kan?" Tatapannya semakin menuntut jelas. Donghae menghela napasnya lelah. Lelah karena sudah seharian ini dirinya disibukan dengan pekerjaannya. Belum lagi Cafe yang harus diurusnya.
"Dia hanya rekan bisnisku. Tidak lebih. Kenapa aku mengantarnya saat itu,tidak lebih hanya karena sebagai keformalitasan, Hyuk." Jelas Donghae lembut.
"Aku tahu. Kau tidak perlu menjelaskannya." Sahut Eunhyuk pelan.
Donghae tersenyum lirih. Tidak perlu menjelaskannya,katanya? Ah ya, dia lupa jika dirinya bukanlah siapa-siapa untuk wanita didepannya ini. Lalu kenapa dirinya harus repot-repot menjelaskannya?
Itu karena... ia memang seperti harus menjelaskannya.
"Dan lagi,mau dengan siapapun kau pergi, itu hak mu Hae. Tidak ada urusanya denganku." Bisiknya lebih pelan. Sepelan angin musim dingin yang menampar wajah keduanya.
Donghae membatu. Tersenyum miris. Dalam benak dia tertawa. Menertawai dirinya sendiri. Menertawai bagaimana seorang Lee Donghae yang dulu- hingga sekarang- begitu digilai para wanita diluar sana,nyatanya tak lebih dari seorang pria yang juga bisa merasakan apa yang dinamakan patah hati.
Karma kah?
Entahlah...
"Lalu kenapa kau menghindariku?" Tanyanya datar. Telapak tangannya mengepal erat.
"Aku tidak menghindarimu." Jelas Eunhyuk lagi.
"Kau menghindariku Hyuk!"
Eunhyuk mendongak saat nada suara pria didepannya berubah sedikit tinggi.
"Aku bilang,aku tidak sedang menghindarimu Lee Donghae!"
"Kau berbohong." Bisiknya lirih."Katakan Hyuk. Katakan jika kau mencintaiku." Donghae menatap sendu wanita cantik didepannya. Berharap sekali jika Eunhyuk mau jujur dengan hatinya.
Eunhyuk mengalihkan pandangan matanya. Tidak sanggup menatap mata pria tampan didepannya yang menyorot sendu.
"Aku tahu kau juga memiliki perasaan itu untukku. Katakan Hyuk... Apa yang membuatmu ragu?" Lanjutnya tak kalah lirih.
Ragu?
Membuatnya ragu?
"M-mianhe..." Bisik Eunhyuk pelan.
Maaf karena sudah menyakitimu...
.
.
.
.
Helloooooo semua... Gimana kabar kalian? Masih ingat saiia kah? #kedipkedip
Oke,.. sebelumnya saiia mau ngucapin, Minal Aidzhin wal Faidzhin... Mohon maaf lahir batin yaaa. Ia saiia tau ini sudah lewat dari hari lebaran,tapi berhubung ini masih bulan syawal,gapapa dong yaaa. Dari pada gha ngucapinkan#eh
Mari menjadi pribadi yang lebih baik lagi... :)
Okeeeh... saiia gha mau ngomong panjang lebar disini. Saiia cuma mau minta maaf buat semua yang sudah nunggu kelanjutan GMASC. Maaf karena belum bisa update itu fic sampe sekarang. Ada satu,dua alasan yang membuat saiia kehilangan feel untuk melanjutkan ff itu. Dan sampe sekarang, feel itu belum benar-benar kembali pada saiia #pundung
Saiia sudah bolak balik baca ulang ff itu sampe saiia bosan sendiri,tapi tetap saja feel itu gha mau balik kerumah(?). Mungkin dia masih betah jalan- jalan #halah
Tidak... ini bukan seperti saiia akan menelantarkan fic itu. Sekali lagi,saiia hanya kehilangan feel. Bukan berarti sudah pasti tidak akan melanjutkanya kan? Siapa tahu besok,atau besoknya lagi,si feel udah balik ke saiia #amin
Dan untuk ff ini,... entah kenapa,ini ide tiba-tiba singgah(?) diotak pas-pasan saiia. Dari pada cuma singgah,ya sudahlah saiia buatkan fic. Dan jadilah fic super gaje ini. Dan ini hanya twoshoot. Untuk chap 2 nya sudah 50% saiia garap(?) #ghaadayangnanya
.
.
.
.
Okeh,Hope U like it,
Sorry for typo,and
See Yaaaaa...
.
.
July,31 2015
NoonaRyeo ^^
