UNEXPECTED

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T

Genre : Teen, Drama, Romance

All the characters are belongs to Masashi Kishimoto. I just rented those characters for this story:)

All the plot and settings are original from me, so i genuinely sorry if there are any similarity plot, characteristic or settings with other story. Honestly cerita ini agk pasaran, tapi semoga jangan bosen bacanya:)

Character(s) :

Hinata Hyuuga, Naruto Uzumaki, Gaara Sabaku, Sakura Haruno, Ino Yamanaka, Tenten Etc

Warning :

TYPO(s), some bad word(s), alur pasaran

HAPPY READING!

Summary :

Kisah yang menceritakan kejadian-kejadian tak terduga seorang siswi bernama Hinata Hyuuga, kisah yang mewarnai harinya di sekolah, kisah yang membuatnya mengubah pandangannya terhadap beberapa hal yang mengajarkan pelajaran kehidupan bagi dirinya

Kisah ini dimulai

Chapter 1

Jam menunjukan pukul 07.30 AM.

Tokyo, salah satu kota yang terkenal di dunia. Itu seperti, semua yang kau inginkan ada di kota ini. Langit pagi kota Tokyo dihiasi langit biru yang cerah. Ah, sepertinya Tokyo sedang menikmati musim panasnya. Jalanan sudah dipenuhi oleh manusia-manusia berlalu lalang atau mulai membuka tokonya, dari yang berjalan santai sampai orang-orang berpakaian rapih yang berlari menuju subway.

07.30 AM, apa yang biasanya orang-orang lakukan pada jam itu? Masih terlelap, menonton, bekerja, ke kantor dan ke sekolah, setidaknya itulah kegiatan rutinitas yang dijalankan masing-masing orang.

Sekolah? ya ke sekolah adalah aktivitas yang sedang dijalankan oleh gadis tingkat dua di Tokyo High School ini. Langit cerah dan hangat di kota itu sangat berbanding terbalik dengan situasi yang sedang ia hadapi.

"Aduh! Bagaimana ini?" Gadis itu berbicara pada dirinya sendiri sambil terus melihat jam tangan berwarna broken white yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Jam sudah menunjukan pukul 07.30 dan itu artinya 15 menit lagi gerbang sekolahnya akan segera ditutup.

"Haish, kenapa bus nya belum sampai juga?!"

Gadis itu mengerang frustasi sebab sudah 10 menitan ia menunggu di halte bus itu dan belum ada tanda-tanda bus yang ditunggunya itu sampai

Tapi sepertinya nasib baik sedang bersamanya, lima menit kemudian busnya sampai dan gadis itu langsung masuk terburu-buru bersama penumpang lain yang juga berhamburan masuk

'Great.Aku tidak dapat bangku lagi' ujarnya dalam hati sambil berusaha menjaga keseimbangan karena banyaknya penghuni bus pagi itu, ditambah dia hanya bertumpu pada tiang yang ada.

Walaupun pagi diawali dengan tidak menyenangkan setidaknya ia bisa menjalankan harinya dengan tenang begitu disekolah. Semoga.

Dua puluh menit kemudian gadis itu sudah berlari menuju sekolahnya. Ya, jarak dari rumahnya ke sekolah memang cukup memakan waktu. Dan seperti dugaannya gerbang sekolah sudah ditutup

"Halo, selamat pagi Pak Tadashi" gadis itu menyapa petugas keamaanan sekolahnya dengan seramah mungkin merasa ada yang berbicara petugas yang disapa itupun menoleh

"Oh, selamat pagi juga" jawabnya dengan nada datar

"Hehe pak, sekali ini saja, saya janji ini yang terakhir deh pak" Mohon gadis itu didepan gerbang

"Sepertinya saya sudah bosan ya dengar janji-janji kamu"

"Pak, tapi kali ini serius pak, kemarin saya ngerjain tugas sampai larut malam, liat nih pak kantung mata saya sudah makin tebal" Mohon gadis itu lagi tanpa menyerah

"Saya juga sampai hafal sama alasan kamu" Pak Tadashi tetap tak acuh

"Yah pak, please. Nanti saya minta ke Ibu saya buat bawain ikan segar dari Ibaraki untuk bapak juga" Gadis itu tetap berusaha untuk tetap masuk, karena jam pertama adalah jam Fisika, Asuma Sensei--salah satu guru killer. Dijamin tidak ada murid yang berani ngantuk atau sekedar menyandarkan kepala ke meja

Wajah Pak Tadashi terlihat seperti menimbang-nimbang yang memberikan secercah harapan pada gadis bersurai indigo itu

"Tidak" Jawab Pak Tadashi lebih datar dari sebelumnya. Gadis itu mulai putus asa bagaimana caranya ia bisa masuk

"Selamat pagi Pak Tadashi, maaf saya terlambat hari ini" tiba-tiba terdengar suara dibelakang dan gadis itu langsung menoleh untuk melihat sosok penyelamat dirinya--karena sama-sama terlambat--yang ternyata seorang pria yang tidak ia kenal

"Ah, Gaara tumben sekali kamu terlambat, tidak biasanya" wajah Pak Tadashi langsung terlihat cerah, normal seperti biasa

'apa-apaan ekspresi itu, padahal sedetik yang lalu masih jutek' gerutu gadis itu dalam hati

"Iya, semalam saya mengerjakan tugas kelompok sampai larut malam jadi terlambat bangun tadi" Jawabnya sambil mengusap tenkuknya tidak enak dengan keterlambatannya

"Pasti kamu sangat kelelahan ya, apalagi menjelang ujian, baiklah kali ini kamu boleh masuk, tapi lain kali usahakan untuk tidak terlambat" Pak Tadashi mulai membuka gembok gerbang sekolah

'Apa?! Apa-apaan ini?! Aku yang masuk tidak boleh tapi lelaki ini dengan alasan yang sama boleh?!' teriaknya dalam hati

"Terimakasih banyak pak" Lelaki bernama Gaara itu mulai melangkah masuk ia pun ikut berjalan dibelakang mengikuti pria itu

"Hei! Siapa bilang kamu juga boleh masuk Hinata Hyuuga?!" Protes Pak Tadashi "Kamu urusannya sama saya, biar saya antar kamu ke BK sekalian" Ujar Pak Tadashi sambil tersenyum setan

"Pak biarkan dia masuk saja, kalau memang tidak boleh masuk seharusnya saya yang pantas diluar karena saya lebih terlambat daripada dia, jadi tolong ijinkan dia masuk juga pak" Pinta lelaki bersurai merah itu

"Tapi-"

"Tolong pak, ya?" Gaara memotong pembicaraan Pak Tadashi yang hendak memprotes. Sambil menghela nafas akhirnya Pak Tadashi mempersilahkan Hinata masuk juga

"Baiklah, kali ini kamu lolos Hyuuga, berterimakasihlah pada Gaara" Ujarnya mempersilahkan Hinata masuk "Oh, satu lagi, saya akan tagih ikan dari Ibaraki" Tambah Pak Tadashi

"Siap pak!" Jawab Hinata semangat sambil melangkahkan kakinya masuk

Sambil memasukkan tangannya kedalam saku celana Gaara diikuti Hinata disebelahnya, mereka berjalan berdampingan menuju koridor sekolah.

"Terimakasih ya kak untuk yang tadi. Aku bisa masuk juga akhirnya hehe" Sahut Hinata dengan wajahnya yang berseri-seri. Ya, Hinata memang memiliki kepribadian yang ceria dan hangat

"Hmm" Jawab lelaki itu sambil mengangguk. "Tadi namamu siapa? Hinata?"

"Iya! Namaku Hinata Hyuuga, biasa dipanggil Hinata. Nama kakak Gaara, kan?" Tanya Hinata balik

"Gaara Sabaku. Kelasmu dimana? kita sudah terlambat 10 menit dari jam pelajaran pertama"

"Ah benar, aku bisa kena hukum Asuma-sensei lagi sepertinya" Tawa Hinata pasrah membayangkan wajah gurunya yang satu itu

"Baiklah, aku duluan ya kak! Terimakasih untuk yang tadi!" Ujar Hinata sambil melambaikan tangannya dan berlari kecil untuk menaiki tangga ke lantai dua

Gaara hanya mamandangi kepergiannya hingga Hinata sampai dilantai atas dan menuju sayap kiri ke area kelas tingkat dua jurusan IPA

'Tingkat dua rupanya' ujar Gaara dalam hati lalu berjalan menuju kelasnya juga

*

Pukul 10.30 bel istirahat berbunyi. Hinata hanya meletakkan kepalanya keatas meja dan sedang tidak berminat untuk makan ke cafetaria. Mood nya sedikit turun akibat hukuman yang Asuma-sensei berikan tadi pagi, yang menyuruhnya untuk membantu petugas kebersihan membersihkan laboratorium Biologi sepulang sekolah, karena sepulang sekolah ini rencananya dia dan teman-temannya akan keluar.

'Hah, setidaknya tidak seperti yang biasa' Batinnya dalan hati. Karena hukuman yang biasa levelnya lebih parah, Hinata akan disuruh membersihkan seluruh toilet putri lantai dua, mengepel selasar, membantu petugas membersihkan gudang, menjalani piket selama seminggu penuh, dan pernah disuruh memeriksa kuis dan tugas-tugas. Astaga, itu pasti karena gurunya yang sedang malas, itulah yang Hinata pikirkan saat itu. Hukuman sudah seperti makanannya sehari-hari dirumah kedua yang disebut sekolah ini. 'Rumah kedua apanya' pikir Hinata. Hinata salah satu murid yang aktif dan berprestasi di sekolahnya, tapi meskipun begitu ia bukan seperti murid pintar kebanyakan yang sangat mematuhi peraturan sekolah. Ia cenderung bermalas-malasan, bergaya seadanya, melanggar peraturan dan bertingkah seperti preman. Guru-guru dan teman-temannya sampai dibuat heran oleh tingkahnya. 'Untung cantik dan pintar' itulah yang dipikirkan sejumlah orang

"Hinata!! Kau kenapa? Tidak biasanya diam begini? Kau sakit ya? Astaga seorang Hinata Hyuuga bisa sakit" Gadis bersurai gulali itu menghampiri meja Hinata

"Apa?! Hinata kau sakit? Fenomena yang sangat langka" Gadis bersurai blonde yang dikuncir kuda dan gadis dengan bersurai dark brown dengan dua cepol atas di kiri dan kanan, ikut menghampiri meja Hinata

"Siapa yang sakit? Aku hanya sedang malas saja" Jawab Hinata mendongakkan kepala sedikit lagi kembali tiduran lagi

"Karena hukuman Asuma-sensei? Kupikir kau sudah kebal dengan hukuman-hukuman itu" Gadis dengan surai blonde itu, Ino terkekeh

"Hei, kau ini seperti baru pertama dapat hukuman saja" Gadis bercepol dua, Tenten ikut mengambil posisi duduk didepan meja Hinata

"Ayolah Hinata, aku sudah lapar sejak pelajaran tadi. Mendengar pidato Asuma-sensei membuat nafsu makanku meningkat" ujar Sakura

Mereka berempat--Hinata, Sakura, Ino dan Tenten-- adalah salah satu kelompok wanita yang cukup terkenal di sekolah. Hinata yang berprestasi di bidang akademik dan menjabat sebagai ketua Modern Dance dan mengikuti ekstrakurikuler basket. Hinata juga aktif dalam organisasi OSIS sebagai sekretaris, namanya semakin dikenal lagi oleh guru-guru karena sifatnya yang ugal-ugalan. Ino Yamanaka, anggota di kelompok mereka yang paling terkenal dikalangan kaum adam karena cukup sering berganti pacar mulai dari angkatan satu, yang seangkatan sampai kakak kelas. Ino merupakan ketua tim cheerleader sekolahnya dan mendapat peran sebagai flyer di dalam tim. Sakura Haruno, cita-citanya yang ingin menjadi dokter karena kecerdasannya di mata pelajaran Biologi. Ia merupakan anggota paduan suara dan sebagai vokalis di band nya bersama Tenten dan dengan Hinata, ia mengikuti ekstrakurikuler basket. Tenten, bisa dikatakan ia adalah yang paling tenang diantara mereka bertiga. Bila sudah menyangkut Fisika, ia akan menjadi yang paling ambisius. Ia juga aktif dalam OSIS sebagai bendahara dan sebagai vokalis bandnya bersama Sakura. Itulah kelompok yang berisi empat siswi populer yang membuat banyak orang iri karena berisikan siswi yang cantik dan multitalent.

"Aku hanya malas saja karena pulang sekolah nanti kita tidak jadi keluar bersama karena hukuman sial itu" Gerutu Hinata

Dan teman-temannya hanya ber'oh' ria mendengar perkataan Hinata

"Astaga kau ini, kan kita bisa pergi besok" Ujar Sakura menyemangati

"Sudahlah pokoknya kita makan sekarang" Ino menggandeng tangan Hinata agar berdiri lalu berjalan bersama menuju cafetaria

Seperti biasa cafetaria sudah ramai oleh siswa siswi yang kelaparan. Apalagi mereka terlambat sepuluh menit lebih sudah pasti makanan yang diinginkan sudah berakhir di pencernaan orang lain.

"Tidak! Cinnamon Rollku!" Hinata segara berlari ke tempat biasa ia membeli cinnamon rollnya. 'semoga aku belum terlambat' harap Hinata dalam hati. Dan sesampainya di tempat penjualnya didepan sudah ramai oleh murid-murid. Mau tidak mau ia harus menyalip kedalam kerumunan itu kalau ingin menyelamatkan kue kesukaannya itu

"Permisi, permisi" Hinata mulai melaksanakan aksi menyalipnya dan orang yang disalip pun mulai kesal "Hei mengantri dong!" "Apa-apaan kau seenaknya menyalip!" "Hoi antri!" kalimat-kalimat seperti itulah yang terdengar olehnya. 'peduli setan dengan omongan mereka' Hinata semakin memantapkan aksinya dan akhirnya ia sampai di paling depan

"Ah, Matsuri-san apa cinnamon rollnya masih ada?"

'tolong katakan padaku masih ada' harapnya dalam hati

"Gomen Hinata, aku memberikannya pada yang lain karena kau tak kunjung datang, maafkan aku sekali lagi Hinata, aku akan menyisakannya lagi untukmu di istirahat kedua, tadi baru saja habis dibeli tepat sebelum kau datang" jawab Matsuri menyesal sambil terus mengerjakan pesanannya untuk murid lain

"Tidak apa Matsuri-san, tapi apa?! Baru saja?! Siapa brengsek yang sudah mengambil cinnamon rollku?!" Tanya Hinata dengan nada tinggi sambil menengok ke arah murid lain

"Oh maafkan aku nona sudah mengambil makanan kesayanganmu" Sebuah suara membuatnya untuk menengok kearah kanan, kearah suara itu berasal

"G-Garaa-san?" Tanya Hinata terkejut melihat ketua kelas yang ditemuinya tadi pagi ada didepannya.

*

Halo semuanya!:) Ini adalah Fanfic pertamaku, sebenarnya udah lama mau nulis fanfict tapi baru kesampean sekarang hehe. Maaf ya chapter 1 masih sedikit, tapi aku usahain biar lebih panjang chap selanjutnya. Aku masih butuh banyak saran dari kalian. Dan sorry for the typo(s). Aku mau tau kalian maunya ceritanya yang seperti apa, biar aku tau kelanjutannya aku harus bikin kaya gimana, siapa tau aku akan ubah beberapa scene nya. Silahkan di review:) Thankyou!

See you on next chap!