Happy Reading^^


Jongin memanglah hanya seorang siswi biasa. Jongin tidak cantik, tidak juga jelek. Jongin tidak pintar, juga tidak bodoh. Jongin juga tidak populer. Singkatnya, tidak ada yang bisa Jongin banggakan dari dirinya, juga tidak ada yang bisa Jongin sesali dari dirinya.

Jongin sama sekali tidak merasakan adanya perbedaan antara dirinya dan siswi lainnya. Mungkin ada yang berbeda – mereka punya kelebihan, tapi Jongin tak punya. Jongin bukan merasa merendah, tapi memang begitu kenyataannya. Tak ada yang dapat dibanggakannya. Dan tak ada yang dapat disesalinya.

Jongin memang biasa–malah terlalu biasa. Di saat siswi lainnya berteriak kencang saat salah satu idola sekolah mereka yang bernama Yifan itu lewat, Jongin juga terpukau. Saat siswi lainnya memekik senang saat anggota band sekolah mereka yang bernama Chanyeol tersenyum lebar, Jongin juga terpesona. Saat siswi lain memerah dengan sapaan dari si ketua OSIS yang bernama Joonmyeon, Jongin juga menunduk malu. Saat siswi lain berteriak gemas pada keramahan si flower-boy Luhan, Jongin juga terkagum. Saat siswi lain berusaha menarik perhatian si dingin Sehun, Jongin juga–secara diam-diam–ingin Sehun melihatnya.. walau hanya sekali.

Lupakan keinginan tolol itu, Jongin sudah cukup sadar bahwa dirinya hanyalah seorang siswi biasa yang bermimpi-mimpi untuk mendapatkan perhatian lebih oleh kumpulan siswa-siswa populer yang sekarang sedang duduk santai di meja kantin di hadapannya. Ah, Jongin memang mengagumi mereka semua, tapi Jongin tak mau diperhatikan oleh semuanya. Jongin hanya ingin diperhatikan oleh satu orang. Orang yang duduk di ujung sana. Yang hanya sibuk mendengarkan percakapan temannya sambil mengaduk-aduk cola dengan sedotan. Seseorang yang bernama Oh Sehun itu.

Tatap..

Tatap..

Tatap..

Jongin tak tahu sudah seberapa lama Jongin menatapi orang yang sama. Tapi Jongin benar-benar tak bisa mengalihkan tatapannya. Orang itu terlalu menarik perhatian.

Tatap..

Tatap..

Tatap lagi..

Dan lagi..

Tapi sepertinya kali ini orang itu juga menatap Jongin. Jongin langsung saja memalingkan tatapannya seolah tak pernah menatap orang itu sebelumnya. Namun sebenarnya Jongin bersorak senang di dalam hatinya. Akhirnya orang itu menatapnya – walau hanya sebentar.

Tunduk..

Tunduk..

Tunduk..

Jongin hanya mampu menundukkan kepalanya karena merasa orang itu terus Jongin. Entahlah, tapi wajah Jongin benar-benar panas sekarang. Tolong! Padamu yang bernama Oh Sehun! Jangan tatapi Jongin lagi. Jongin bukan tak ingin ditatap olehmu, tapi Jongin hanya tak mau wajahnya memerah di kantin seramai ini.

'Ayolah, Jongin! Kau harus bersikap biasa!'

Jongin mulai mengangkat kepalanya dan berusaha bersikap sebiasa mungkin. Jongin hanya siswi biasa. Apa sulitnya untuk bersikap biasa?

Lirik ke kiri..

Lirik ke kanan..

Tapi sesungguhnya pusat penglihatan Jongin terus mengarah ke satu arah. Baiklah, Jongin kalah.

Lirik ke depan..

Dan orang itu tersenyum. Tersenyum pada Jongin. Walau Jongin sangat yakin senyuman itu bukan untuk dirinya. Walau Jongin tahu itu hanya sebuah senyuman tipis yang nyaris tak terlihat. Tapi Jongin sangat senang. Jongin memang suka pada sikap Sehun yang cool. Jongin memang suka pada Sehun yang biasanya. Dan Jongin jadi sangat suka pada Sehun yang tersenyum–walau sangat tipis.

Ah, Jongin jadi ingin mengubah harapannya : Sehun tersenyum lebar padanya walau hanya sekali.

Jongin memang hanya seorang siswi biasa. Dan mengagumi anak laki-laki populer itu juga sudah biasa. Tapi Jongin ingin Sehun melihatnya dan tersenyum padanya agar semuanya tak menjadi sesuatu yang biasa. Karena Jongin cukup menyadari bahwa rasa sukanya bukan rasa suka yang biasa. Itu tidak hanya 'suka' tapi 'sangat suka'.

Jongin dan Sehun memang bukan teman sekelas. Ditambah lagi Jongin yang tidak terlalu mengenal anak-anak di sekolahnya. Tapi Jongin tak dapat berpura-pura tidak mengenal sosok Sehun. Sehun terlalu terkenal di sekolah. Ditambah lagi dengan teman-teman Jongin sering membicarakan Sehun di depan Jongin.

Ah, padahal Jongin ingin sekali pura-pura tidak tahu. Jongin gugup sekali jika berdekatan dengan Sehun. Rasa gugup Jongin semakin menjadi-jadi saat tahu dirinya akan berada dalam satu kelompok dengan Sehun di acara festival sekolah tahun ini. SMA Inha memang selalu mengadakan festival sekolah setiap awal musim panas selama tiga hari. Itu artinya Jongin akan berpasangan dengan Sehun selama tiga hari. Astaga! Sepertinya Jongin akan segera pingsan.

Untuk divisi mereka–bazaar–ada beberapa tim yang ditugaskan untuk bertugas di stan masing-masing. Dan Jongin terpilih untuk bertugas di stan kantin bersama Sehun–Kyungsoo, Baekhyun, Jongdae, Chanyeol dan Zitao. Jongin jadi berdebar sendiri. Selain karena ini kali pertamanya untuk dapat terlibat langsung dalam festival sekolah–biasanya Jongin hanya akan bertugas untuk mendekorasi saja–ditambah lagi Jongin juga diberi kepercayaan besar untuk terlibat dalam bazaar yang menurut Jongin adalah kesempatan besar untuk belajar berbisnis. Belum lagi dengan berada di satu tim dengan Sehun. Ah, kira-kira nanti bagaimana jadinya, ya? Apa sebaiknya Jongin pura-pura tidak tahu saja? Tapi sepertinya itu tidak mungkin karena Jongin cukup menyadari debaran di jantungnya yang benar-benar tak bisa dihentikan.

Ukh, ini bukan pertanda baik.

Lonceng sekolah telah lama berbunyi. Dan langit sudah menunjukkan bias-bias jingga pertanda hari sudah mulai senja. Beberapa kelas masih belum pulang sekolah karena mereka adalah kelas khusus–akselerasi. Mereka biasanya pulang jam sepuluh malam. Tapi Jongin bukan bagian dari mereka hingga Jongin hanya perlu menetap di sekolah hingga jam lima sore.

Jongin terpaksa harus terlambat pulang hari ini. Ketua seksi bazaar–Jungsoo–menyuruhnya untuk membuat undangan kerjasama. Dan Jongin terlalu serius menanggapinya hingga melupakan fakta bahwa dia bisa saja mengerjakannya di rumah atau menyerahkannya minggu depan. Lagipula, mereka tidak terburu-buru kan?

Jongin baru saja mendudukkan dirinya di atas bangku halte dan membolak-balikkan halaman novel yang belum sempat ditamatkannya. Bus selanjutnya baru datang sekitar dua puluh menit lagi. Jongin masih punya cukup banyak waktu untuk menamatkan novelnya.

"Kau belum pulang?"

"Eh.. i-iya"

Ah.. Jongin jadi lupa bagaimana caranya bicara. Padahal jam pulang sekolah sudah berbunyi daritadi, kenapa Sehun belum pulang? Dan kenapa Jongin harus bicara segugup itu? Ada banyak alasan untuk bertanya kenapa. Tapi kenapa Jongin harus bertanya-tanya kenapa–

"Kau Jongin dari kelas XI-1 kan?"

–Sehun bisa tahu namanya? Itu hanya akan membuat Jongin semakin berharap. Padahal Jongin sudah tahu, Sehun sangat dekat dengan seorang kakak kelas bernama Luhan. Itu artinya Jongin tak boleh berharap agar tidak patah hati.

"I-iya"

"Aku Sehun dari kelas XI-4. Kita akan berada dalam satu tim untuk festival kali ini kan?"

"Iya.."

"Kalau begitu, aku mohon kerjasamanya"

"Iya.."

"Ngomong-ngomong, kenapa kau baru pulang sekarang?"

"Ah.. itu.. Jungsoo menyuruhku untuk membuat undangan kerjasama. Sebenarnya aku bisa saja menyerahkannya minggu depan, tapi aku terlalu semangat untuk membuatnya hingga lupa waktu. Hehe.."

"Hahaha.. ternyata Jongin orang yang sangat bersemangat, ya! Sepertinya menyenangkan bisa berada satu tim dengan Jongin"

Jongin terkesiap. Awalnya Jongin pikir itu memalukan. Tapi ternyata Sehun tertawa dan mendukungnya–menurut Jongin begitu. Ah, kenapa Sehun semakin tampan jika tertawa begitu, ya?

"Itu.. aku pikir Sehun orang yang pendiam"

"Ah.." Sehun menepuk kepala Jongin dengan gerakan lembut. Masih dengan senyum yang membuat jantung Jongin semakin berguncang dan mata yang terus tertaut pada gadis berkulit tan itu.

"Seharusnya aku memang pendiam. Tapi sepertinya aku tak akan bisa jadi pendiam kalau di dekat Jongin"

"Kenapa begitu?"

"Entahlah.. aku.. hanya merasa nyaman"

Sehun tersenyum hangat sambil menatap mata Jongin lembut. Membuat hati Jongin ikut menghangat. Ah, bolehkah Jongin berharap?


TBC/END

Maafkan aku, ini memang terlalu pendek, dan aku sangat sadar itu ._.

Maaf juga, ff yang sebelumnya pasti kulanjut, ff hasil perjanjian pasti kubuat, tapi aku gak janji bisa cepat, aku sedang dalam masa sibuk, jadi aku gak bisa nyiapinnya secepat mungkin, tapi janji akan disiapkan. Maaf ya~

Mohon dukungannya juga^^