Summary : Cinta yang kau jaga, bisa saja lepas dari sangkarnya. Mungkin kau terlalu kuat untuk mengikatnya, tak tahukah kau? Bahwa unsur dari sebuah hubungan adalah kepercayaan? Tak tahukah kau? Bahwa cinta juga ingin bebas…
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : Romance
Pairing : SasuNaru
Rated : T
Warning : Boys Love! Terdapat unsur-unsur dewasa! Typos! Dll…
Happy Reading Minna! ^o^b
Love Intimidation By Subaru Abe
Palm Konoha Apartement
20.00 p.m
"Naruto, kau dimana?" terdengar suara baritone dari seorang pria di sebuah apartement elit di sebuah kawasan kota Konoha sedang menelpon seseorang.
"Aku sedang pergi bersama teman-teman ku Suke" jawab orang disebrang sana.
"Pulang"
"Ta-tapi aku kan sudah janji pada mereka Suke! Ma-masa aku harus membatalkannya lagi. Ku-kumohon kali ini saja~" terdengar suara memohon dari sebrang sana pada orang yang menelpon tersebut.
"Tidak. Sekarang. Pulang. Atau. Tidak. Sama. Sekali" ancam orang tersebut memberi penekanan pada ucapannya.
"Ukhh… Ba-baik"
Tuttuttutttttt…..
Sekarang terputuslah sambungan telpon dari kedua orang tersebut.
Sasuke, tepatnya Uchiha Sasuke, seorang pengusaha muda yang sedang menjalin cinta bersama seorang pemuda bernama Namikaze Naruto, anak dari rekan ayahnya, Namikaze Minato. Sasuke sangatlah mencintai Naruto, entah mengapa cintanya membuatnya buta dan seakan-akan tak ingin berbagi Naruto dengan siapapun. Termasuk pada keluarganya.
Naruto tahu, Sasuke sangatlah mencintainya. Tapi haruskah seperti ini?
Sasuke TIDAK AKAN PERNAH membiarkan Naruto pergi bersama orang lain!
Sasuke TIDAK AKAN PERNAH membiarkan Naruto melakukan sesuatu tanpa seizinnya!
Sasuke TIDAK AKAN PERNAH absen menelepon Naruto ketika mereka tak bersama!
Mungkin hanya hitungan menit pemuda Uchiha tersebut akan menelpon kembali hanya untuk bertanya,
'Kau dimana?'
Berlebihan hah?
Tidak bagi seorang Uchiha Sasuke.
Apapun yang telah diklaim sebagai milik Uchiha bungsu tersebut, tak ada yang boleh mengambilnya. Menyentuhnya. Bahkan mungkin hanya ditatap saja, merupakan pelanggaran bagi si bungsu.
Miliknya adalah miliknya!
Seorang Uchiha tidak suka berbagi!
Ya, itulah prinsip yang selalu teguh dipegang oleh Sasuke.
Tak berapa lama kemudian, Uchiha bungsu tersebut terlihat gelisah kembali. Baru lima menit menunggu sang kekasih, tapi hatinya merasa tak tenang kembali. Diraihnya ponsel genggamnya yang tergeletak diatas sofa apartement mereka, lalu dengan cekatan ditekannya beberapa nomor yang sudah dihapalnya di luar kepala.
"Kau dimana?"
"Sasuke. Kau baru lima menit yang lalu menyuruhku pulang. Apa kau ingin membuat ku celaka? Hah~ lagipula aku tidak enak kepada mereka, hari ini ulang tahunnya Kiba, tak bisakah kau berikan sedikit keringanan? Aku mohon… kali ini saja… Kiba sahabat baikku Suke~ " suara lirih Naruto yang terdengar sedih disebrang sana membuat Sasuke merasa tak enak pada kekasihnya tersebut.
Hanya untuk kali ini saja, Uchiha Sasuke akan berbagi.
INGAT! HANYA UNTUK KALI INI SAJA!
Hah~ protective sekali pemuda Uchiha ini.
Ckckck, poor Naruto~
"Jam berapa kau selesai?"
"Entahlah"
"Satu jam. Kuberikan waktu satu jam untuk mu. Bila lewat, siap-siap menerima hukuman mu" Sasuke langsung menutup pembicaraannya. Dilemparnya ponsel tersebut ke atas sofa. Sambil menghela napas, Sasuke mulai berpikir kembali. Oke, sekarang dia mulai resah dengan keputusannya. Menyesal dengan ucapan yang barusan diucapkannya pada sang kekasih. Merasa bodoh sekali dirinya. Baru ingat dengan sifat aneh dari teman-teman Naruto.
'Sial!? Meninggalkan milikku selama itu? Terlebih… bersama pria-pria mesum? Oh shit! Apa yang barusan kupikirkan?'
Ingin sekali saat ini Sasuke masuk ke dalam tanah dan mengubur dirinya hidup-hidup.
Terbayang dengan uke manisnya yang sedang bersenang-senang saat ini. Dia bersumpah saat pulang nanti dia akan mengurung Naruto di kamar mereka, mengikatnya, dan menguncinya, agar pemuda Namikaze itu tidak bisa pergi kemana-mana dan hanya akan menjadi miliknya seorang.
Tempat Karaoke
20.10 p.m
"Bagaimana Naruto? Apa setan itu memberimu ijin?" tanya seorang pemuda yang memiliki tato terbalik dikedua pipinya yang sedari tadi menguping pembicaraan Naruto.
"Ya, tapi hanya satu jam. So, jam 9 nanti aku sudah harus ada di apartement. Hah~" Naruto menghela nafas panjang.
"Cih, hebat sekali Uchiha satu itu! Baru jadi pacar sudah mengatur-ngatur hidupmu! Apa dia berpikir kau akan selingkuh? Lucu sekali. Tak tahukah dirinya bahwa kau sungguh mencintainya?"
"Sudahlah, ini masih lebih baik daripada tak sama sekali kan? Nah, lebih baik kita manfaatkan waktu yang singkat ini untuk bersenang-senang?" ucap Naruto pada sahabat karibnya tersebut.
Memang, selama ini Naruto tidak pernah mengeluh tentang sikap protective Sasuke pada dirinya. Naruto selalu mencoba memahami cara berpikir Sasuke. Tapi terkadang, Naruto juga merasa sangat terbebani dengan sikap berlebihan kekasihnya itu. Dia juga ingin bebas dia juga ingin merasakan kehidupan di usianya yang masih muda.
Tempat Karaoke
20.45 p.m
Di tempat karaoke tersebut, terlihat teman-teman Naruto yang sedang bernyanyi-nyanyi ria dan sebagian bahkan ada yang sudah terkapar karena minuman yang disediakan di sana.
Yup, sake adalah minuman saat ini. Tetapi Naruto sama sekali tidak menyentuh minuman beralkohol tersebut, dia tak akan tahan dengan minuman beralkohol, lagipula ia mengingat pesan Sasuke yang tidak memperbolehkannya minum bersama dengan orang lain tanpa didampingi oleh sang kekasih.
Beginilah Naruto. Pemuda yang selalu menuruti seluruh perkataan seorang Uchiha Sasuke.
Karena ia tahu.
Ucapan Uchiha Sasuke adalah…
PERINTAH!
MUTLAK!
HARUS DIPATUHI!
Dan pastinya tak mungkin bisa ditolak.
Drttt… Drtt… Drttt…
Rupanya semenjak tadi telpon Naruto terus bergetar. Sepertinya sang kekasih menelpon kembali, tapi karena keadaan di karaoke yang sangat bising, maka Naruto sama sekali tak merasa ada getaran pada ponselnya tersebut.
"Kiba, sebaiknya aku pulang duluan, aku tidak mau ribut dengan Sasuke saat ini" ucap Naruto pada Kiba yang sedang asik menikmati pesta ulang tahunnya tersebut.
"Ck, nanti saja Naruto. Lagipula ini belum terlalu malam. Jangan khawatir, nanti Shika akan menjemput kita dan mungkin akan memberikan alasan yang bagus untuk Sasuke"
"Ta-tapi Sasuke hanya memberi ku waktu satu jam, Kiba! Maaf. Aku harus kembali sekarang"
"Hah~ tapi ini baru jam 20.45, Naruto. Kau baru sebentar disini. Tenanglah, telat sedikit tidak apa-apa kan?"
"Ck, apa kau lupa seperti apa Sasuke itu? Kalau bisa seperti itu, dari tadi aku tidak akan gelisah seperti ini. Aku tak ingin kejadian seperti minggu lalu terulang lagi. Ukh- tak kah kau tahu, dikurung seorang diri itu rasanya tak enak, apalagi dengan bagian bawah tubuhmu yang sakit. Hah~ sungguh, kadang aku tak mengerti jalan pikiran Sasuke"
"Yang tak dimengerti itu adalah dirimu Naruto! Masih tahan dengan orang seperti itu? Patut kuacungi jempol mental besimu itu Naruto"
Kemudian, terasa getaran-getaran dari ponsel Naruto kembali.
Drtt… Drttt… Drtttt….
"Sepertinya ponsel mu bergetar"
Naruto merogoh ponsel miliknya diatas sofa. Dan benar saja!
Ponsel Naruto sudah bergetar untuk yang kesekian kalinya. Naruto segera berlari keluar ruangan dan segera mengangkat telepon dari Sasuke.
"Suke, maaf aku tidak-"
"Kau dimana? Cepat kembali!"
Belum selesai Naruto berbicara, Sasuke langsung memotong ucapannya. Dengan penuh penekanan dan intimidasi dari setiap patah katanya membuat Naruto sedikit merasa takut.
"Suke, a-aku a-akan pulang bersama Kiba. D-dia bilang, Shika-senpai akan menjemput kami" ucap Naruto terbata-bata.
"Lalu? Jawabanmu tidak ada hubungannya dengan pertanyaanku, Naruto"
"Maksudku, a-aku dan Kiba sekarang sedang menunggu Shika-senpai menjemput kami. A-aku akan segera kembali"
Saat ini Naruto benar-benar takut dengan kekasihnya itu, dia sangat paham dengan sikap Sasuke jika perintahnya tidak dituruti. Hah~ Naruto tak bisa membayangkan hukuman apalagi yang akan diberikan Sasuke pada dirinya.
"Sekali. Lagi. Kukatakan. Jam 9 kau sudah harus kembali!"
Tuttt… Tuttt… Tuttt…
Ck, lagi-lagi Sasuke memutuskan pembicaraan mereka secara sepihak dan entah sudah yang keberapa kalinya Naruto harus menghela nafas panjang menghadapi sikap kekasihnya yang memang sangat protective tersebut.
Naruto segera kembali kedalam ruangan karaoke yang digunakannya lalu bergegas keluar dari tempat karaoke tersebut.
"Kau mau kemana Naruto?" tanya Kiba pada Naruto yang sepertinya sangat terburu-buru.
"Aku akan pulang duluan Kiba, sepertinya Sasuke sangat marah padaku, maaf. Kau tetaplah disini sampai Shika-senpai menjemputmu, oke?"
"Tapi, sebentar lagi Shika akan sampai, tunggulah sebentar"
"Maaf, aku harus pergi duluan. Lagipula aku tak mau mengganggu acara waktu kalian berdua dengan menumpang mobil Shika-senpai. Kalau begitu, selamat ulang tahun Kiba, semoga hari mu menyenangkan" ucap Naruto pada Kiba. Kemudian Naruto segera bergegas keluar dari tempat karaoke tersebut dan segera menghentikan taksi yang melintas didepannya.
Sepanjang perjalanan Naruto terus mencoba menghubungi Sasuke, tapi tetap tidak ada jawaban dari kekasihnya tersebut. Hah~ Jika sudah begini Naruto hanya bisa mengirimi pesan permintaan maaf kepada kekasihnya itu dan berdoa semoga tak ada kejadian buruk yang akan menimpanya.
TBC
Hah~ akhirnya selesai juga ini fic. Ini fic saya persembahkan untuk my Baba tercinta.
"Ba, this fic for you!"
Hehee, walaupun tak ada hubungannya, tetap fic ini kupersembahkan juga untuk para reader yang sudah mampir (atau nyasar?) ke cerita gaje ini.
Huft~ saya lelah sekali, saya mengetiknya disaat jam-jam saya sangat sibuk, dan untungnya bisa selesai juga.
Gila, jam 4 subuh saya mempublis cerita ini. Sangking saya cintanya pada reader semua *peyuk-peyuk
Semoga para reader suka atau paling tidak bersedia mereview cerita saya ini.
Bagi saya, review dari para reader adalah sebuah kehormatan bagi saya.
Dan saya merasa dihargai. *sign…
Yosh! Kalau begitu minta semangatnya ya minna! Sekedar ucapan perkenalan juga tak apa.
Ciao! *nyontek smsnya baba
