pinktaro
Main Cast : MarkHyuck, and other couples
Length : Chapter
Disclaimer : Semua cast milik Tuhan, saya hanya minjem nama kkk~
Warning : It's YAOI, NC, M-Preg*nyusul, Typo(s), OOC, gaje, garing, tak bermutu, absurd, pasaran, unfaedah, be—sudahlah terlalu banyak -_-
Length : Chapter
Rate : Masih T
Ps : Ini ceritanya terinspirasi dari J-Drama Itakiss yang Season 2 tapi banyak hal yang aku ubah untuk keberlangsungan cerita—yaelah
~**O**~
Pagi yang begitu cerah, dengan matahari yang bersinar hangat. Dinginnya udara pagi seolah tak terasa. Tubuh mungil yang masih bergulung dibawah selimut hangat, senyum kecil terukir di bibir manisnya. Tangan kecilnya bergerak meraba sisi ranjang lain yang telah kosong. Seyum manis yang tadi tersampir di bibirnya hilang bersamaan dengan matanya yang terbuka dengan paksa. Huh.. lagi, ia ditinggal sendiri di kasurnya.
.
Tubuh mungil yang telah terbalut celana putih dan kemeja biru muda. Terlihat lebih segar dibanding saat dia terbangun diatas ranjangnya dengan sisi sebelahnya yang telah kosong, ditambah dengan wajah masamnya. Berjalan menuruni tangga menuju ke arah dapur.
"Oh, kau sudah bangun Haechanie?" Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik disaat usianya hampir menginjak separuh abad, dengan ampron putih yang melekat ditubuhnya. Haechan hanya menjawab dengan anggukan kecil sembari matanya menatap sekeliling, mencari seseorang. "Kau mencari Mark?" dan Haechan kembali menjawab dengan sebuah anggukan yang lebih semangat. Senyum manis tersampir di bibir ibu mertuanya itu "Mark telah berangkat, katanya dia ada kelas pagi" helaan napas keluar dari mulut Haechan.
"Aku bukan istri yang baik ya Eomma?" Haechan mendudukan dirinya dikursi meja makan dengan lesu. Menyimpan kepalanya dengan lemas diatas meja makan, menghadap kearah ibu mertuanya yang tengah asyik memasak sarapan. "Aku bahkan bangun lebih siang dari pada Mark" Haechan berkata sembari memainkan kotak tisu yang ada di atas meja makan. Haechan mendengar kikikan kecil yang dikeluarkan ibu mertuanya, ia menatapnya dengan heran.
"Tidak Haechanie, kau istri yang baik dan manis" ucap ibu mertuanya sembari mengelus surai coklatnya. Ia menyunggingkan senyum manis mendengar perkataan ibu mertuanya itu. "Ayo sarapan, bukannya hari ini kau juga ada kelas?" ia mengangguk dengan semangat, dan mulai menyantap sarapan yang tersaji di depannya.
"Hyung, kau mau berangkat bersamaku?" Haechan menatap kearah lorong yang menghubungkan dapur dengan ruang tengah, dimana adik dari suaminya itu tengah berdiri sembari mengobrak-abrik tas sekolahnya entah mencari apa, dengan tubuh tingginya yang terbalut seragam sekolah. Huh, kadang Haechan merasa iri, umurnya bahkan lebih tua, tetapi kenapa tubuhnya lebih pendek dari pada adik iparnya sendiri. Ia bergegas menghabiskan sarapannya.
"Eomma, aku akan berangkat dengan Jisung." Ia berkata sebari menyampirkan tas ranselnya dengan asal dan pergi menyusul Jisung—adik iparnya, menuju garasi.
.
Huhhh.. Haechan membuang napasnya dengan kasar untuk menghilangkan rasa gugupnya. Hari ini, adalah hari pertama ia pindah jurusan kuliah. Sebelumnya ia mengambil sastra, tetapi ia ingin pindah ke jurusan perawat. Karena jika Mark akan menjadi dokter, maka ia akan menjadi perawat untuk membantunya. Ia berjalan memasuki kelas barunya, membuka pintunya dengan pelan. Syukurlah kelas masih agak sepi, hanya ada enam orang di dalam kelas. Ia berjalan kearah bangku kosong di sisi jendela.
Kelas mulai ramai dan Haechan belum mendapat teman, ia tahu bahwa mereka 2 tahun lebih muda darinya. Ia merasa terkucilkan, disaat hampir semuanya sedang asyik berbincang dengan temannya masing-masing.
"Nee.. kau murid baru?" Haechan menolehkan kepalanya ke samping kiri tubuhnya saat ia merasa seseorang memanggilnya. Seorang gadis berambut hitam panjang yang tengah tersenyum kearahnya. Haechan menjawab degan sebuah anggukan dan sebuah senyum manis. "Namaku Hina, salam kenal"
"Em, namaku Haechan salam kenal" Haechan menerima uluran tangan gadis disampingnya itu. Mereka larut dalam obrolan ringan hingga dosen pengajar memasuki kelas.
"Selamat pagi! Mulai hari ini kita akan praktik, jadi saya akan melakukan pembagian kelompok."
~**O**~
"Ne Haechan kita satu kelompok. Ayo aku perkenalkan anggota kelompok yang lainnya" Haechan hanya membalasnya dengan anggukan dan mengikuti langkah kaki Hina kearah tiga orang di jajaran belakang. "Semuanya perkenalkan ini Haechan, anggota kelompok kita. Dia murid pindahan dari fakultas sastra" Haechan menatap gugup kearah tiga orang di depannya. Dua orang laki-laki dan satu orang perempuan. "Haechan ini Joy" Hina menjuk kearah perempuan berambut coklat pendek yang sedari tadi asyik berbincang dengan laki-laki berambut coklat karamel. Ia menerima uluran tangan Joy sembari berucap 'Haechan' untuk memperkenalkan diri. "Yang ini Jaemin dan yang tengah asyik membaca itu Yukhei" ujar Hina sembari menunjuk kearah laki-laki berambut coklat karamel dan satu lagi yang tengah asyik membaca dengan sebuah earphone putih yang terpasang di telinganya.
"Hai Haechan, salam kenal!" Haechan membalas lambaian tangan Jaemin dengan senyum kecil. Ia menatap laki-laki yang masih asyik membaca itu. Sepertinya dia tidak tertarik untuk berkenalan dengannya dan lagi sepertinya akan sulit untuk berteman baik dengannya. Dia punya tampang sama dinginnya dengan suaminya Mark, walau kadang Mark bisa bertingkah lembut padanya. Ah memikirkan itu membuatnya malu dan merindukan suaminya itu. Haechan tanpa sadar tersnyum dengan pandangan lurus kearah Yukhei yang hendak berkenalan dengan Haechan karena tepukan Joy yang sedikit kasar pada punggungnya. "Hei Haechan!" sebuah tepukan lembut dari Jaemin menyadarkannya dari lamunannya tentang Mark. Ia tersadar dan pandangan matanya saling bertubrukan dengan Yukhei. Ia sedikit salah tingkah saat kedapatan melamun dan tersenyum sendiri.
"Na-namaku Haechan, salam kenal!" Haechan mengulurkan tangannya kearah Yukhei sembari tersenyum manis. Ia sedikit risih saat Yukhei hanya diam sembari menatap lekat ke arahnya. Ia hendak menarik uluran tangannya sebelum tangan putih itu menerima uluran tangannya.
"Yukhei" Haechan rasanya gugup saat tatapan mata tajam itu masih belum terlepas memandangnya. Apa ia terlihat aneh? Ataukah terlihat dengan jelas bahwa dirinya itu bodoh? Ia hanya bisa menundukan kepalanya sembari memainkan jarinya dengan gugup.
"Sudah kenalannya, sekarang ayo kita pergi ke kantin, aku sudah lapar" Ucap Joy. Huh, rasanya Haechan harus berterima kasih pada Joy untuk menghilangkan atmosfer canggung itu.
.
Mereka duduk melingkari satu meja di kantin. Sesekali mereka tertawa saat mendengar lelucon Jaemin ataupun Joy. Haechan mulai merasa nyaman dengan keempat teman barunya ini. Tidak empat juga sih, sepertinya Yukhei belum masuk hitungan karena sedari tadi ia tak melihatnya tersenyum, apalagi tertawa. Sepertinya Yukhei tidak suka jika ia ada di sekitarnya. Huh, memikirnya membuatnya murung. Masa iya sih ia tidak bisa dekat dengan teman satu timnya.
"Ne.. kalian tahu, katanya Mark sanbae sedang kencan lho.." ucapan Joy menghentikan lamunannya. Ia menatap dengan penasaran kearah Joy. Masa ia berita pernikahannya dengan Mark sudah terbongkar sih!? Ia kan sengaja meminta semua orang termasuk Mark untuk merahasiakan pernikahannya. Bukan apa, ia hanya takut Mark akan mendapat ejekan dari banyak orang karena menikahi dirinya. Ia sadar diri kok kalo dirinya itu tak sepadan dengan Mark. Mark kan orangnya tampan, baik—walaupun dia minim ekspresi, pinter, kaya pula. Sedangkan dirinya, udah ngak tampan, pendek, bodoh lagi. Jadi ia memilih untuk merahasiakannya hingga ia siap. Haechan mengelengkan kepalanya dengan pelan. Ia tak menampik jika pipinya sedikit memerah memikirkan jika berita pernikahannya dengan Mark terbongkar.
"Kau serius? Dengan siapa?" Jaemin berseru dengan semangat. Heol, siap yang tak kenal Mark coba, dia itu sanbae dari fakultas kedokteran yang terkenal karena ngak cuma pinter tapi juga tampan dan kaya.
"Dia kencan dengan... Koeun sanbae" EHHH? Kok Koeun sih? Kan yang jadi istrinya itu dirinya, HAECHAN.
"Em.. sudah kuperkirakan sih mereka bakalan kencan, tapi masa secepat itu sih!?" Jaemin hanya menjawab dengan santai. Rasanya Haechan ingin berteriak bahwa yang harusnya digosipin kencan sama Mark itu dirinya bukan Koeun, secara diakan ISTRI sahnya Mark. Tapi masa iya sih dia teriak disini, di dalam kantin pula. Sia-sia saja dia menyembunyikan pernikahannya dengan Mark.
"Tapi tak apalah, toh mereka masih kencan bukan suami istri. Jadi masih ada kesempatan untuk mendekati Mark sanbae" Haechan hanya memandang lesu kearah Hina yang berucap dengan riang. Tanpa menyadari mata Yukhei yang terus menatap kearahnya. Haechan menyimpan kepalanya diatas meja dengan lesu, menyimpan ponselnya di atas meja tepat di depannya.
Drrt..
Dengan malas Haechan membuka ponselnya. Siapa sih yang mengirimnya pesan disaat suasana hatinya sedang buruk. Haechan langsung menegakan tubuhnya saat melihat nama suaminyalah yang tertera di layar ponsel miliknya.
From : Mark tampan :*
Kau sudah makan?
Haechan tersenyum senang sembari membalas pesan Mark.
To : Mark tampan :*
Ne, aku sudah makan kok. Kamu masih di kelas? Aku tak melihatmu dikantin :(
"Ayo Haechan, kita kembali ke kelas" Haechan hanya mengangguk dan mengikuti langkah keempat temannya, dengan mata yang masih asyik memandang ponselnya menunggu pesan balasan dari Mark. Ia berjalan dengan riang, hingga—
BRUK
"Akh.. mian—
"MARK SANBAE!" ucapan Haechan terpotong oleh teriakan kedua teman perempuannya dari arah belakang. Dengan cepat Haechan mendongkak dan menemukan wajah tampan suaminya yang memandangnya tanpa ekspresi apapun.
"Jangan berjalan sembari memainkan ponsel!" ucap Mark dengan uluran tangannya yang membuat jantung Haechan berpacu lebih cepat. Rasanya Haechan ingin menghambur kepelukan Mark sekarang juga.
.
Halo! Saya author baru. Ini ff dapet inspirasi dari J-Drama Itakiss yang Season 2. Aku kepikiran terus kayaknya lucu deh kalo yang meraninnya MarkHyuck, jadi yahh.. inilah hasilnya hehehe.. kalau banyak typo-nya maaf yahh.. no edit soalnya, wkwk...
Jika kalian suka silahkan review dan saya akan lanjut sebgai balasannya..
