Waaaaaaa…. Ini fanfic pertama saya.

Maaf apabila masih acak-acakan dan aneh.

Maka dari itu saya meminta bantuan kalian untuk mereview.

Mohon bantuannya yaaa….


Lorong depan ruang OSIS Konoha School

"Sasu! Eemh… ini untukmu." Seorang gadis berpita merah memberikan sebuah bungkusan yang terlihat sekali bahwa itu sebuah kado.

"Hn." Jawab si penerima kado dengan datar.

Kemudian si gadis melesat dengan wajah merah dan hampir-hampir menyamai warna pitanya. Ia kelihatan gugup sekali.

"Waah. Kado ketiga yang kamu terima pagi ini. Sampai nanti siang ada berapa puluh kado ya, Sasuke?" Kata seseorang yang berjalan di sebelah si penerima kado, Naruto.

Sasuke hanya tersenyum tipis. Emmh mungkin lebih tepatnya hanya sedikit menarik bibir.

"Ngomong-ngomong dimana anggota kita yang lain?"


Teras di depan tempat parkir..

Waah!!! Manis sekali gadis itu. Dia terlihat sangat cantik sekali jika ia tersenyum. Hiks… bisa tidak ya aku memilikinya???

"Hei Lee! Kamu ini sejak tadi aku perhatikan melamun terus. Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Si tukang tidur memperhatikan ulah Rock Lee yang semakin aneh sejak kemunculan seorang gadis bernama Sakura. Gadis aneh yang belum lama menginjakkan kakinya di Konoha School.

Lee hanya terdiam dan tidak melepaskan pandangannya sedetik pun dari Sakura.

"Shikamaru, apa menurutmu aku aneh jika menyukai cewek seperti Sakura?" Kata Lee sambil terus memelototi gadis pujaannya.

"Menurutmu?" Shikamaru balas bertanya dan mengikuti arah pandang Lee.

Sakura, gadis yang akhir-akhir ini selalu membuat Lee bertingkah lebih konyol dari biasanya. Memang, seluruh Konoha School tahu bahwa Lee selalu bertingkah konyol. Tapi kali ini kekonyolannya berbeda.

"Entahlah. Tapi anak-anak di kelas selalu bilang bahwa aku aneh jika suka pada Sakura."

"Pasti Neji dan Tenten yang mengatakan itu. Kalau aku sih tidak masalah kamu ingin suka dengan siapa saja. Asal tidak mengganggu persahabatan kita semua." Shikamaru berkata dengan dingin dan tanpa ekspresi, membuat Lee meragukan kata-kata Shikamaru. Lalu ia berdiri dan berjalan menjauhi Lee.

Lee melihat punggung Shikamaru yang semakin jauh meninggalkannya.

Huuh… Shikamaru pun kelihatannya tidak suka jika aku menyukai Sakura.

"Mau ke mana kau, Shikamaru!?" Lee memberanikan diri bertanya.

"Hhoaahm… aku ngantuk sekali. Ingin tidur."

"Dasar tukang ngorok!"

Bodohnya aku mengira Shikamaru seperti itu. Mana mungkin orang secuek Shikamaru ingin mengurusi urusan percintaan seperti ini.

Ngomong-ngomong Neji. Orang itu memang tidak suka kan aku bergaul dengan cewek manapun. Lalu Tenten? Apa masalahku dengan si gadis sipit itu? Cewek memang membingungkan.

Hhaah… aku tidak perduli apa yang dikatakan orang-orang tentang Sakura. Yang pasti saat ini aku sedang jatuh cinta.

Lee berjalan mendekati Sakura dan teman-temannya. Saat sudah hampir mendekati mereka ia baru sadar, ada sosok yang sangat menyebalkan di antara cewek-cewek manis itu.

Cowok berambut panjang dengan mata yang aneh.

"Neji! Sedang apa kau?"

Orang yang bernama Neji itu pun lalu menoleh ke arah sumber suara. Ia tersenyum sinis.

"Oh kau rupanya. Aku sedang membuat pertunjukan untuk cewek-cewek manis ini." Kata Neji memandang dengan tatapan aneh pada Lee.

"Kalau kau ingin menonton duduklah di sebelah sana." Matanya mengarahkan pada lantai semen yang kosong—?.

"Cih tidak sudi aku menonton pertunjukanmu!" Lee berkata dengan sangat kasar.

Hal itu sedikit membuat para gadis di sana bereaksi.

"Hei kau! Siapa namamu? Sopanlah sedikit. Kau ditawari dengan sopan. Jika tidak mau, tidak perlu berkata kasar begitu pada Neji-san."

Lee menoleh dan melihat seorang gadis sedang berkacak pinggang, gadis berkacamata itu sepertinya tersinggung dengan perkataan Lee.

"Kau ini beraninya membentakku. Dan keterlaluan sekali tidak mengetahui siapa aku." Lee terlihat gusar dengan tingkah gadis yang sok pahlawan membela Neji. Terlebih sepertinya ia juga murid baru di Konoha School—seolah-olah Lee ingin mengatakan "Masak kamu nggak kenal aku siiihh??"

Para gadis menatap Lee dengan segan.

Lalu suara lembut seseorang memecahkan keheningan, "Emmh… di…dia Lee, iya Rock Lee, anggota geng Konosuki. Geng berpengaruh di Konoha." Hinata berkata dengan menundukkan kepalanya. Wajahnya terlihat merah.

Rock Lee kemudian sedikit mengangkat dagunya.

Neji terlihat kesal dengan perkataan sepupunya itu, "Cih."

Lee memandang satu per satu cewek yang ada di tempat itu dengan tatapan dingin. Namun ketika matanya tertuju pada satu sosok. Hatinya meleleh dan memaksanya untuk menggerakkan bibir dan tersenyum ramah pada sang gadis, Sakura.

Namun Sakura tidak menanggapinya. Ia hanya membalasnya dengan tatapan tajam.


Di kelas X 2..

"Ah Sai! Dari mana saja kau? Aku mencari-carimu tahu!" Temari menghampiri Sai dan duduk di sebelahnya.

"Temari. Aku habis menemui guru Guy. Biasa… ada kekurangan nilai. Hehehe…" jawab Sai.

"Dasar kau ini." Temari menjitak kepala Sai "Makanya belajar. Masa' cakep-cakep bloon!"

"Ahaha… Temari. Perkataanmu itu benar-benar menyejukkan hati…" Sai menari-nari kegirangan di depan Temari dengan amore-amore merah mengelilinginya namun tidak beberapa lama amore itu retak dan hancur, "Tapi tidak usah ada embel-embel bloonnya donk!"

Temari tersenyum kecut.

"Yaa… aku tidak mau punya pacar yang IQnya tiduran kayak kamu!"

Sai merengut.

"Ngomong-ngomong IQ tiduran? Apaan tuh?"

"Lebih parah dari IQ jongkok!"

"Huh…" Sai terlihat kesal. Temari justru sebaliknya, ia senang jika sudah mengolok-olok Sai masalah IQ. "Agar dia kapok!" Pikir Temari tersenyum licik.

"Oh iya Temari sayang, kau bilang tadi mencariku. Ada apa?"

"Sampai lupa mau memberi tahu. Ah itu. Kau punya hutang nilai dengan Asuma-kun. Sekarang kau ditunggu di ruangannya."

Sai memukul jidatnya.

"Ya ampun. Asuma-kun… aku belum siap. Hhaah… benci bahasa Inggris!!"

"Sudahlah. Ayo cepat temui beliau."

Sai mengangkat badannya dan menyeret kakinya untuk melangkah meninggalkan kelas. Ia benar- benar tidak bisa diandalkan dalam hal pelajaran. Kecuali pelajaran kesenian. Nilainya bahkan selalu 90 di rapot.

Sebelum Sai sempat menghilang di balik pintu, Temari mengajukan pertanyaan.

"Apa kau tahu di mana Sasuke?

"Sasuke? Entahlah, sejak tadi pagi aku sibuk dengan urusan perbaikan nilai…eh… ngomong-ngomong kau mencari Sasu ada perlu apa?" Sai bertanya dengan tatapan menyelidik. Tentu saja ia tidak rela kekasihnya bermain hati dengan sahabatnya sendiri.

"Ah tidak. Tadi aku bertemu Ino dan ia menanyakan tentang Sasuke. Itu saja.. tenanglah Sai-san, aku tidak akan mengkhianatimu." Temari mengedipkan mata.

Sai mengacungkan jempolnya. Kemudian melesat pergi menuju ruangan Asuma.


Di Kantin..

"Aaah… bibi!! Berikan aku seporsi bakso cincang lagi! Masih lapar nih."

Kata seseorang berteriak-teriak di kantin itu, membuat suasana kantin semakin ramai.

Sepasang tangan kemudian meraih mangkok bakso dari tangan si bibi dengan paksa.

Choji mengamuk dan terlihat ingin mencakar si empunya tangan.

"Kembalikan baksoku!! Aku lapaaarr ingin makaaan!!" Choji berkata dengan air liur merembes di sela-sela bibirnya—bayangkan saja saat Luffy(One Piece) sedang kelaparan sambil tangannya erat memegang sendok dan garpu.

"Hei Choji! Jika tidak dihentikan kau tidak akan pernah bisa berhenti makan!"

Pein menjitak kepala adiknya yang rakus. Pein kemudian meletakkan mangkok bakso hasil rampasannya.

"Ah Aniki. Bilang saja kalau kau mau. Biar aku pesankan."

Jawab Choji sambil menarik-narik ujung kaos Pein—memohon.

"Aku sudah sangat kenyang tahu!!"

Pein lalu menunjuk gundukan mangkok di depannya.

"Lagi pula kau ingin membuat Aniki bangkrut yaah????"

Tiba-tiba…

"Aku ingin pesan nasi goreng hati ampela."

Suara dingin namun cukup keras untuk didengar oleh seisi kantin.

Semua yang ada di kantin menatap orang itu dengan segan.

"Hei Sasuke! Apa-apaan kau ini? Membuat suasana jadi horor gini!?" Pein angkat bicara setelah beberapa detik suasana hening.

Diam-diam tangan Choji meraba-raba meja ingin mengambil mangkok bakso yang ada di samping Pein.

BLETAK!!

"Jangan coba-coba membodohiku ya!" Kata Pein setelah membuat gundukan bola di kepala Choji—bayangkan kepala Shinchan yang benjol.

Choji meringis.


Dilanjutkan ga nih???

Di sini Choji dan Pein kakak beradik, Pein tidak horor seperti di komik Naruto.

Okee...giliran para author mereview yuaaaa...

karena saya baru, mohon kritik dan sarannya..

Trimakasiih...