DISCLAMER- MASASHHI KISHIMOTO

summary : Dia tidak mempunyai orang tua laki- laki yang mereka sebut sebagai Ayah atau Tou-san. Dia hanya seorang anak yang hanya mempunyai satu orang tua perempuan yang mereka panggil dengan sebutan Ibu atau Kaa-san. Dia hanya pernah merasakan kehangatan Kaa-san nya yang selalu menguar dari tubuh semapai nya. Dan dia hanyalah seorang anak yang iri akan kehangatan keluarga yang lengkap yang selalu ia temui saat di sekolah nya, akan selalu ada Kaa-san yang mengantar dan Tou-san yang menjemput, begitulah keinginan nya.


Wanita itu menaiki sepeda nya dengan beberapa kantong plastik sayuran di keranjang nya. Rambut Hitam legam wanita itu yang di ikat dengan model ponytail melambai pelan terkena angin. Ia bernama Hinata. Hinata menggayuh sepeda nya menuju sekolah TK yang ada di kawasan kota Kyoto.

Ia pergi ke sekolah TK itu untuk menjemput putra nya yang bernama Kaori. Hinata tersenyum saat melihat putra nya sudah ada di depan gerbang. Hinata mempercepat gayuhan nya pada pedal sepeda begitu putra nya, Kaori melambai kan tangan pada nya. Hinata memang menjemput putra nya saat ia sedang libur dari pekerjaan nya di perusahaan Sabaku.

CKITTT

Hinata mengerem sepeda nya saat diri nya sudah ada di depan putra nya.

"Ne, Kaori- kun. Bagaimana kalau lusa nanti kita pergi ke taman bermain..? " Tanya Hinata sambil menoleh kan kepala nya pada Kaori yang sedang duduk sigap di boncengan belakang sepeda. Kaori lalu berpegangan pada pinggang baju Hinata.

"Ya. Lagi pula sudah lama aku tidak ke taman bermain. " Jawab Kaori sambil tersenyum tipis ke arah Hinata. Hanya di hadapan ibu dan ia bisa tersenyum, menginggat ia selalu di sebut ' Anak Haram '

'Hei, lihat itu Kaori si anak Haram kan.. ' Seperti itulah bisikan yang terdengar saat Kaori lewat. Hinata menatap sendu Kaori yang sedang berwajah dingin. Mata merah nya berkaca- kaca saat mendengar Kaori di cap ' Anak Haram '.

"Hei, jangan melihat ku dengan tatapan seperti itu. Aku baik- baik saja Kaa- san. " Ucap Kaori dengan menampil kan senyum tipis nya kembali membuat Hinata tersenyum getir. Hinata membalik kan tubuh nya untuk menggayuh sepeda nya kembali.

Hinata menatap jalanan sendu. Selama ini ia tau, putra nya, Kaori mencoba tegar di depan nya agar ia tidak sedih. Hinata rasa nya ingin menangis saat mendengar putra nya di sebut seperti itu.

Putra nya tidak salah, seharus nya ia yang salah karena kesalahan nya di 'Masa Lalu'. Diri nya tersentak kaget dan refleks menoleh ke belakang saat pegangan Kaori pada pinggang nya mengerat.

"Ada apa..? " Tanya Hinata yang kembali fokus ke jalan.

"Jangan melamun. Aku tidak apa- apa. " Jawab Kaori datar kepada Hinata walau pun begitu, Hinata dapat tau nada datar Kaori mengandung kepedihan tersendiri.

"Tegarlah untuk ku Kaori. Aku menamakan mu Kaori agar kau Kuat. " Hinata bergumam pelan. Namun masih bisa di dengar oleh Kaori, Kaori sangat merasa beruntung mempunyai ibu seperti Hinata yang akan melakukan apapun demi nya. Seperti ketika Hinata di lamar oleh seseorang namun Kaori tidak menyukai nya, Hinata menolak nya untuk Kaori.

'Arigatou, Kaa- san. " Ucap Kaori dalam hati sambil menatap punggung ibu nya sendu. Ia berterima kasih karena ibu nya telah mau mengandung dan membesarkan nya tanpa bantuan sang ayah.

Kaori pernah bertanya tentang sang ayah pada ibu nya, namun bukan nya di jawab ibu nya malah menatap nya sendu dan mengalihkan pembicaraan. Dan malam nya Kaori tau kalau ibu nya menangis, menangis karena ia menanyakan ayah nya. Dan sejak itulah Kaori tidak pernah bertanya apapun lagi, toh, ia sudah bahagia bersama ibu nya saja.


T.B.C

hehehe Yuko belum selesai yang lama udah bikin yang baru. Tapi Yosh, Review ya.

Review nya Yuko tunggu.