WHEN REVENGE BECOME LOVE
Chapter One
Main Cast :
Jung Yunho
Kim Jaejoong
Warning :
NC – 17, Out of Cast, Genderswitch, etc.
Summary :
Kim Jaejoong seorang wanita karir yang sangat sukses harus bertemu kembali dengan Jung Yunho yang dianggappnya merupakan sebuah kesalahan terbesarnya. Bagaimana pembalasan dendam yang akan Kim Jaejoong lakukan terhadap Jung Yunho ?
Perkenalkan, aku adalah Kim Jaejoong. Umurku 28 tahun. Pekerjaanku adalah seorang Direktur Cabang di Nissan's Group. Kantor cabang yang kupegang terletak di distrik Jung-gu. Distrik yang terletak di jantung kota Seoul dan disebelah utara sungai Han. Intinya distrik Jung-gu merupakan tempat yang tepat untuk menjalankan bisnis.
Sedikit mengenai Nissan's Group. Nissan's Group merupakan sebuah grup perusahaan yang terdiri dari berbagai bidang. Dan aku sendiri berada dalam bidang penjualan mobil. Mengenai pemimpin Nissan's Group, aku sendiri kurang mengenal beliau. Yang aku tahu beliau bermarga Jung.
Aku tidak pernah menyangka hidupku akan berputar 360 derajat seperti ini. Ketika aku masih bersekolah hingga berusia 17 tahun, aku selalu hidup dalam kesederhanaan. Appa-ku hanya seorang buruh pabrik dan Umma-ku hanya seorang ibu rumah tangga.
Aku, Kim Jaejoong yang dulu selalu bersemangat mengejar impianku dan kini aku mencapai impianku. Aku ingin membagi kebahagiaanku kepada kedua orangtuaku, tapi mungkin aku hanya bisa berbagi dalam mimpiku.
"Apa yang terjadi Ahjumma ? Kenapa semua orang berkumpul di depan rumahku ?"
"Itu.."
Aku berlari menuju rumahku yang ramai dengan penduduk sekitar. Oh Tuhan, aku tidak sanggup menghadapi cobaanmu.
"Tiiidaaakkkk !"
Saat itu umurku baru 16 tahun dan aku baru saja pulang dari sekolah. Aku melihat ayah dan ibuku bersimbah darah. Seluruh tubuh mereka terdapat luka tusukan yang cukup banyak. Pihak kepolisian mengatakan bahwa ini adalah kasus pembunuhan.
Keadaanku sangat terpuruk hingga aku diadopsi sebuah keluarga yang memiliki satu orang anak laki-laki yang lebih muda 1 tahun dariku. Mereka memperlakukanku layaknya anak kandung. Aku bersyukur untuk itu.
1 tahun kemudian, pihak kepolisian menemukan pembunuh kedua orangtuaku. Ternyata dia adalah Ahjussi-ku, adik Appa-ku sendiri. Aku sungguh terkejut mendengar berita tersebut hingga aku memberanikan diri menemui Ahjussi-ku.
"Kenapa Paman !
"Anak bodoh !"
"Kenapa Paman membunuh orangtuaku !"
"Mereka tidak pantas hidup ! Kamu tahu, Umma-ku memberikan seluruh warisannya kepada ayahmu !"
"Aku..aku.."
"Apa Kim Jaejoong ? Kamu hanyalah seorang gadis kecil !"
"Akan kupastikan Paman dipenjara seumur hidup !"
Emosiku benar-benar tersulut saat itu. Hanya karena warisan yang nenekku berikan kepada ayahku, Ahjussi-ku sendiri tega membunuh kedua orangtua-ku.
Aku berhasil melewati masa-masa sulitku hingga aku berusia 17 tahun. Kedua orangtua angkatku selalu menyemangati hari-hariku.
Ketika aku lulus sekolah tepatnya aku berumur 17 tahun, aku mulai mencari pekerjaan. Dan hasilnya inilah diriku, Kim Jaejoong seorang Direktur Cabang Nissan's Group.
"Permisi Nona Kim. Ada tamu yang ingin bertemu anda."
"Persilahkan masuk Yoochun-ssi."
"Baik, Nona."
Park Yoochun, asisten pribadiku. Seorang laki-laki yang mahir berbahasa Inggris. Karena itu-lah aku memilihnya menjadi asisten-ku.
"Jaejoong noona. Aku ingin mengajakku makan siang bersama."
"Ne, tunggu sebentar."
Ternyata tamu-ku adalah adik-ku yang manis.
"Bagaimana perkuliahan-mu hari ini Minnie-ah ?" tanyaku.
"Tadi dosennya tidak hadir Noona."
"Hm, kamu ingin makan siang dimana sekarang ?"
"Di Myeongdong saja Noona, dekat dari kantor Noona kan ?"
"Ne, ayo kita kesana."
Shim Changmin, dialah adik laki-lakiku. Tepatnya adik angkat-ku. Usianya kini 26 tahun, dan sekarang dia sedang berkuliah di Strata 2. Changmin sangatlah pintar, namun sifatnya masih kekanak-kanakan menurutku.
"Noona, aku ingin ke restaurant itu saja." kata Changmin kepadaku.
"Ya, ayo kita masuk."
Sesungguhnya aku ini tidak terlalu suka dengan keramaian. Aku lebih suka menyendiri. Setelah kepergian kedua orangtuaku, aku menutup diriku dari dunia orang, aku bukanlah tipe yang pandai bersosialita. Aku hanya dekat dengan orangtua angkatku dan adikku. Tapi, aku tetaplah Kim Jaejoong yang selalu bersemangat.
"Noona ingin pesan apa ?"
"Aku ingin bulgogi saja, Minnie-ah." Jawabku.
Lalu Changmin memanggil pelayan dan mulai memesan makanan. Wajahnya terlihat sangat serius sekali. Bila diperhatikan lebih lama, adikku sangatlah tampan.
Aku jadi teringat ketika usia-ku 25 tahun, dimana aku masih menjabat sebagai Manajer di Nissan's Group masih di Distrik Jung-gu ini. Aku mengalami perubahan yang sangat besar saat itu. Aku tidak menjadi Kim Jaejoong yang selalu memakai kacamata besar, memakai rok hingga dibawa lutut. Aku tidak menjadi Kim Jaejoong yang kuno dan ketinggalan zaman lagi.
Karena laki-laki itu, aku melakukan perubahan yang sangat besar. Karena laki-laki yang sampai sekarang belum aku ketahui namanya. Ya, seseorang yang telah merenggut kesucian-ku.
"Teruslah mendesah sayang."
"Mmhh.."
Dia mencium bibirku dengan lembut. Melumat bibir atas dan bawahku secara bergantian. Dia menarik tengkuk leherku untuk memperdalam ciuman-nya.
"Ahh...mmhh...ahh.."
"Ini mungkin akan sakit sedikit, sayang."
Lalu hal yang kuingat selanjutnya adalah dia mendesakkan kejantanannya pada kewanitaan-ku yang masih perawan.
"Sakiitt ! Hentikan..sakiitt..uughh..."
Aku merasakan sakit yang teramat saat itu.
"Ahhh...sempitt sekalii..enghh.."
Dia dengan perlahan terus mendesakkan dirinya dan akhirnya dia berhasil menembus penghalang itu. Aku melihat noda merah yang tercetak jelas.
"Ahh..."
"Ne, teruslah mendesah."
Dia kembali mencium bibirku. Lidahnya bermain-main di rongga mulutku.
"Ahh...teruskaan.."
Aku tidak tahu apa yang terjadi malam ini. Aku merasakan nikmat itu ketika dia semakin memasukkan dirinya ke dalam tubuhku lebih dalam.
Hal terakhir yang kuingat, dia menggertakkan giginya merasakan hangatnya berada didalam tubuhku.
"Ahh...Jaejoong-ah...dirimu..ahh..hangatt..."
.
.
.
"Noona..noona..Jaejoong noona !"
"Ah, kenapa berteriak Minnie-ah ?" tanya Jaejoong ketika melihat adiknya melambaikan tangannya tepat di depan wajahnya.
"Daritadi aku memanggil Noona, tapi sepertinya Noona sedang berada didunia Noona sendiri. Ayo kita makan dulu."
Jaejoong terlihat kaget, terlebih kaget ketika dirinya mengingat malam panas itu. 3 tahun yang lalu, dia tidak mengetahui nama pria itu, yang hanya dia ingat hanyalah wajahnya yang menurut Jaejoong lumayan tampan.
'Siapa dia ? Kenapa dia ada di pesta kenaikan jabatanku ?' batin Jaejoong.
Jaejoong menutup rahasia-nya yang satu ini. Jaejoong telah bercinta dengan seorang pria sebelum dia menikah. Dan yang lebih parah, dia sama sekali tidak mengetahui tentang pria tersebut.
'Maafkan aku, Appa, Umma.'batin Jaejoong lagi yang mulai bergemuruh.
"Selamat makan Minnie-ah."
"Selamat makan Noona."
.
.
.
"Selamat datang Tuan."
"Ne, dimana Kim Jaejoong-ssi ?"
"Nona Jaejoong sedang beristirahat." jawab Yoochun dengan hati-hati. Karena yang berada dihadapannya saat ini adalah Tuan Jung yang terhormat.
"Oh, tolong katakan kepadanya bahwa aku menaruh seorang karyawan dibagian Penjualan. Dan jabatannya adalah Asisten Manager."
"Baik Tuan Jung."
Yoochun membungkuk dalam ketika menyelesaikan pembicaraan dengan Tuan Jung tersebut. Setelahnya Yoochun menaruh memo kecil yang dicatatnya tadi dimeja kerja Jaejoong.
Yoochun menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat ruang kerja Jaejoong yang cukup berantakan. Dokumen-dokumen bertumpukan dimana-mana. Dengan cekatan, Yoochun menelepon kepala office boy untuk membersihkan ruangan Direktur Cabangnya tersebut.
.
.
.
Jaejoong baru saja kembali dari makan siangnya bersama Changmin. Jaejoong memasuki kantor-nya yang merupakan gedung bertingkat 5 dengan berbeda-beda departemen ditiap tingkatnya. Semua orang yang berpapasan dengannya membungkuk hormat terhadap Direktur muda tersebut.
Jaejoong memberikan senyuman hangatnya kepada tiap karyawan yang berpapasan dengannya. Jaejoong tetaplah Jaejoong yang memiliki pribadi hangat namun kurang ahli dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
Kini, Jaejoong telah berada di ruangan kerjanya, seperti biasa dia langsung fokus ke laptop yang berada dihadapannya sekarang tanpa memperhatikan ruang kerjanya yang telah rapi.
"Apa ini ?" gumam Jaejoong ketika melihat sebuah memo tertempel di meja kerjanya.
Melalui telepon, Jaejoong menelepon Yoochun dan menyuruhnya untuk masuk ke ruang kerjanya.
"Ada yang bisa saya bantu Nona Jaejoong ?"
"Tolong panggil karyawan baru itu. Aku hanya ingin berbicara mengenai peraturan kerja disini."
"Baik, akan saya panggilkan." Kata Yoochun dengan sangat sopan dan tidak lupa membungkukkan badan tanda menghormati Jaejoong. Lalu Yoochun membalikkan badannya hendak kembali ke ruang kerjanya.
"Ah, Yoochun-ssi. Aku melupakan sesuatu !" seru Jaejoong.
"Ada apa Nona ?"
"Aku ingin biodata lengkap-nya juga. Tolong usahakan berikan kepadaku sebelum karyawan baru itu masuk ke ruang kerjaku."
"Ne, tunggu sebentar Nona Jaejoong. Saya akan meminta kepada bagian HRD."
Yoochun sangat tahu dengan sifat Jaejoong yang satu ini. Jaejoong sangat teliti dalam menyeleksi karyawan bahkan karyawan yang secara langsung direkomendasikan oleh Tuan Jung.
"Apa tadi Tuan Jung kemari ?"
"Ne, beliau mencari Nona, tapi saat itu Nona sedang istirahat. Jadi beliau hanya menitipkan pesan saja."
"Terimakasih Yoochun-ssi. Silahkan kembali ke ruang kerja anda."
Sekali lagi Yoochun membungkukkan badannya sebelum benar-benar meninggalkan ruang kerja Jaejoong. Satu lagi sifat Jaejoong yang sangat Yoochun hapal, pelupa.
Jaejoong kembali menatap laptop-nya. Berkutat dengan segudang pekerjaan yang harus dia selesaikan. Jaejoong tersenyum sendiri ketika mengetahui penjualan bulan ini meningkat. Tidak bisa diragukan lagi bahwa perusahaan ini dalam kondisi sangat baik.
Pintu ruang kerja Jaejoong kembali diketuk oleh seseorang disana.
"Masuk."
"Permisi Nona, ini biodata tentang karyawan tersebut."
"Oh, terimakasih." Jaejoong mengambil map berwarna biru itu namun belum membuka isinya. Jaejoong melepaskan kacamatanya lalu matanya menatap Yoochun yang berada tepat di depan mejanya.
"Yoochun-ssi, aku titip salam untuk istrimu ne ?"
"Ah, baiklah Nona."
"Sungguh aku tidak suka dengan panggilan formal seperti ini."
"Ne ?"
"Aku tidak menyukai kekakuan di perusahaan ini. Bagaimana bila sekarang aku memanggilmu Yoochun-ah dan kamu bisa memanggilku Jaejoong noona ?"
Yoochun terkekeh mendengar permintaan Jaejoong. Ya, perusahaan ini terlalu mengutamakan formalitas. Seperti halnya pada Jaejoong dan Yoochun yang sebenarnya masih memiliki ikatan keluarga. Dimana Umma Yoochun adalah adik sepupu Umma Jaejoong.
"Ne, Jaejoong noona. Aku terkadang berpikir seperti itu juga."
"Yoochun-ah, aku akan membaca biodata ini sebentar lalu sekitar pukul 3 sore tolong suruh dia kemari."
"Ne."
Pintu ruang kerja Jaejoong kembali tertutup rapat menyisakan Jaejoong bersama dengan dokumen-dokumennya.
"Baiklah, jadi seperti apa dirimu eoh." Jaejoong mengambil map berwarna biru tadi dan membukanya. Seketika tubuhnya mendadak beku ketika melihat foto tersebut. Berharap itu hanya halusinasi-nya saja. Kemudian dia kembali menatap foto tersebut.
"Dia !" seru Jaejoong ketika dia memastikan bahwa dirinya tidak salah lihat.
"Hm, jadi namamu Jung Yunho eoh. Selamat datang didunia-ku Yunho-ssi!" kali ini suara Jaejoong benar-benar menggema diruangan kerjanya.
Kim Jaejoong telah mengetahui nama pria yang merenggut kesuciannya 3 tahun yang lalu. Dan pria tersebut ternyata telah menjadi karyawan di perusahaan yang dipimpinnya. Telah tercetak dibenak Jaejoong bahwa dia harus melakukan balas dendam.
To be continued
Give me some review ~
Balikpapan, 26 Mei 2013
ZE.
