New Breeze

Summary: Sasuke dan Naruto sudah setengah tahun ini tinggal bersama di sebuah apartemen, hidup mereka normal meskipun gak bisa di bilang adem ayem. Hingga kemudian datang seorang cowok yang seperti malaikat / NaruNejiSasu/ BL, Shou-ai, malexmalexmale / Rate T just for save. Warning inside. Maaf untuk judul yang aneh.

Disclaimer: however i struggle, however i pray, Naruto still kishimoto's T_T

Oh, hello siapapun di sana, entah kepala saya kena apaan tapi tiba-tiba pingin buat cerita threesome... maafkan. Tapi tenang ini masih aman karena cuman rate T (yang saya usahakan sampe akhir tetap demikian).

Okay, ladies let's enjoy.

Oh my gay

By: amakuchame2

.

YOU WIN!

Naruto menyeringai saat mendapati tulisan demikian di layar kaca PC nya. Dia baru saja menang melawan siapa saja lawan main game online nya yang berada entah di mana. Kalau masalah main perang ninja sih, Naruto jago nya.

"Sasukeeee minta camilan dong." Rengek Naruto kemudian, perutnya berasa lapar setelah hampir 2 jam menghabiskan waktunya di depan layar komputer.

Tidak ada jawaban dari Sasuke.

"Temeeee aku lapar, minta camilan dong." Rengek Naruto lagi sambil sedikit membesarkan suaranya ke arah pemuda yang sedari tadi sibuk membaca majalah misteri di atas sofa berwarna cream.

Beberapa detik berlalu dan akhirnya Naruto sebal sendiri karena Sasuke itu, alih-alih meladeninya, sekarang malah sibuk baca majalah dan mengabaikannya. Naruto dongkol dan berjalan ke arah Sasuke.

"teme, masih marah ya?" Kata Naruto sambil duduk di samping Sasuke.

"marah apa?" Kata Sasuke datar sambil menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Naruto.

"gara-gara itu... sumpah aku cuman asal ngomong." Kata Naruto lagi, berusaha meyakinkan. Sasuke menghela nafasnya.

.

Beberapa jam lalu, tepat nya tadi siang saat jalan pulang sekolah. Seperti biasa mereka berdua pulang bersama sambil jalan kaki, karena apartemen yang mereka sewa sejak awal masuk sekolah itu letaknya tidak jauh dari SMA mereka.

"seriously, Sasuke baru minggu kemaren kamu nolak si ino, cewek paling cantik di sekolah.." Naruto berKata sambil melirik Sasuke yang berjalan dengan tenang di sebelahnya "dan sekarang kamu nolak sakura-chan, cewek paling pinter di sekolah."

Sasuke mengangkat alisnya, "ya, terus kenapa?"

Naruto berpikir sebentar, "emang kamu suka sama cewek yang gimana sih?"

Kali ini Sasuke yang berpikir, "nggak ada" Kata Sasuke kemudian.

"hah? Kamu nggak suka cewek?!" Kata Naruto asal dengan nada yang sangat menyebalkan bagi Sasuke.

"atau, sebenarnya kamu itu Gay."

Dan sisa perjalanan yang diingat Naruto tadi siang adalah Sasuke marah padanya dan jalan duluan meninggalkannya, begitu sampai di apartemen pun Sasuke lebih banyak mendiaminya.

Sasuke gak mau di ajak main PS2 bareng, membuat Naruto harus main game online saja. Sasuke juga nggak memarahinya waktu Naruto mengambil susu kesukaan Sasuke dari kulkas dan meminumnya langsung tanpa repot-repot menuang ke gelas. Dan sekarang Naruto benar-benar kesal karena di cuekin saat minta camilan.

"temeeee, tadi aku kelewatan, oke? Jangan ngambek lagi." Naruto mengepalkan ke dua tangan di depan wajahnya, menyesal.

Sasuke menghela nafasnya.

"well, aku nggak ngambek, dobe." Kata Sasuke malas-malasan melihat ke arah teman pirang yang tinggal satu apartemen dengannya itu.

"kalau gitu, bikinin camilan dong" Kata Naruto sambil tersenyum lebar.

"gak mau ah."

"ayolah temeee.. aku lapar."

"jangan manja, pergi ke dapur dan bikin makananmu sendiri."

"yahh.. teme" Naruto memasang ekspresi pura-pura merajuk.

"tetap nggak mau." Sasuke kembali membaca majalah misterinya dan mengabaikan Naruto.

Kemudian Naruto terus memohon pada Sasuke, dan Sasuke terus menerus mengabaikannya. Naruto dongkol.

"aku sumpahin kamu beneran jadi gay!" Kata Naruto kemudian sambil melempar bantal.

Sasuke mengernyitkan keningnya sempurna, kesal.

"dobe sialan!" Sasuke melempar kembali bantal tadi dan telak mengenai wajah Naruto.

Dua detik kemudian mereka berakhir dengan kejar-kejaran, saling memaki dan sesekali saling mengatai satu sama lain. Sampai akhirnya suara bel terdengar dari depan pintu.

"kau buka pintunya, teme!" Kata Naruto agak terengah-engah paska kejar-kejaran.

"kau saja, dobe!" Kata Sasuke juga ter-engah-engah, capek juga.

"kamu!"

"kamu"

Mereka berdua adu pelotot dan adu dorong, mengabaikan bel pintu yang terus menggema di seantero apartemen itu.

"masuk!" Kata Sasuke akhirnya ke arah pintu dengan posisi tangan masih mendorong bahu Naruto, dan bahunya sendiri juga masih di tahan oleh tangan Naruto.

Klek!

"permisi.." Kata seseorang sopan berbarengan dengan suara pintu yang terbuka.

"ah!"

.

Pemuda bersurai cokelat panjang itu tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menganga saat melihat pemandangan di hadapannya saat ini. Dua cowok itu terus adu dorong sejak awal ia memasuki apartemen itu dan kini dua cowok itu terjatuh dan berguling ke arahnya.

"awas, dobe." Cowok berambut biru gelap itu mendorong laki-laki pirang yang ada di atasnya.

"ini aku juga baru mau bangun, teme." Kata cowok dengan kulit lebih gelap sambil berusaha berdiri dan menjauh dari laki-laki yang berkulit putih.

"ano.." Neji tidak tahu harus berKata apa kepada dua pemuda di hadapannya itu yang kini sedang menepis debu dari baju masing-masing setelah berguling di lantai.

"kau siapa?" tanya salah satu pemuda yang memiliki mata sehitam batu mulia onyx. Neji megedipkan matanya beberapa kali.

"aku.. aku lihat di koran kalau apartemen ini di sewakan." Kata Neji ragu.

"ohhh... apa kamu mau menyewa apartemen ini?" Kata cowok yang memiliki senyum paling lebar.

Neji mengangguk.

"akhirnya!" Neji bisa melihat mata berwarna biru itu sedikit bersinar.

"ayo, masuk dulu.. emm.. siapa?" Kata si pirang lagi, sementara yang berambut biru gelap hanya memasang ekspresi datar.

"aku Hyuuga Neji, aku baru datang di kota ini kemarin dan sedang mencari apartemen untuk di sewa." Jelas Neji.

"oh, Namaku Naruto, Uzumaki Naruto. salam kenal, hmm.. boleh ku panggil Neji?" baru sebentar saja Neji bisa menilai kalau pemuda yang dari tadi berbicara dengannya ini adalah seorang yang aktif dan ceria.

"boleh, Naruto." Kata Neji ramah namun sopan.

"oh, cowok nyebelin yang mukanya di tekuk ini namanya Uchiha Sasuke." Kata Naruto sambil menunjuk ke arah batang hidung Sasuke. Sasuke mendesis.

"salam kenal" Kata Neji lagi kepada Sasuke.

"hn" dan Neji tidak mengeri maksud dari dua huruf itu.

"ayo masuk, kita bicara di dalam saja." Kata Sasuke lagi sambil jalan duluan. Neji mengangguk dan mengikuti Sasuke dari belakang, di sampingnya Naruto juga mengikuti.

.

"maaf ruangannya beranakan, biasanya sih gak separah ini." Kata Sasuke setelah mempersilakan Neji duduk di atas sofa berwarna cream.

Sasuke melirik Naruto, dan Naruto merasa kalau orang yang di maksud Sasuke sebagai penyebabnya adalah Naruto.

"oh, tidak masalah." Kata Neji lagi, masih agak canggung.

"santai aja, Neji." Kata Naruto berusaha bersahabat dan duduk di sebelah kanan Sasuke.

"jadi, kamu tertarik tinggal di apartemen ini?" tanya Sasuke, tanpa basa-basi.

"ia, apartemen ini dekat dengan sekolah dan cukup luas." Kata Neji sambil memperhatikan sekitar.

"ngomong-ngomong, kalian ini siapa?" tanya Neji masih ragu kepada dua laki-laki yang baru ia kenal itu.

"oh, kami juga menyewa apartemen ini kok. Pemilik apartemen ini, tsunade-baachan sedang pergi ke luar kota."

Neji menyimak ucapan Naruto seksama, jadi mereka juga menyewa.

"selama dia tidak ada, kami yang bertanggung jawab di sini." Kata Sasuke menjelaskan.

"oh gitu.." gumam Neji paham. "lalu pembayarannya?"

"tadinya aku dan Naruto bagi dua, tapi kalau ada kamu bisa jadi lebih murah karena bisa di bagi tiga." Terang Sasuke lagi.

Neji berpikir sebentar. Berarti dia tidak akan tinggal sendirian di apartemen ini dan dia juga bisa membayar dengan harga lebih murah untuk apartemen luas ini. Well, tawaran yang bagus.

"aku tertarik, aku mau menyewa apartemen ini juga." Kata Neji yakin.

"bagus!" Kata Naruto senang lalu berjalan ke arah Neji tersenyum lebar.

"mari kami antar ke kamar mu." Kata Naruto lagi.

Neji mengangguk dan mengikuti kedua pemuda itu, sebelum sampai kamar Neji di ajak keliling apartemen dulu oleh Naruto dan Sasuke untuk menunjukan dari ruang tamu, ruangan santai, dapur, ruang makan, kamar mandi hingga taman belakang.

"di lantai dua itu kamar." Kata Sasuke lalu memimpin menuju lantai dua.

Neji dan Naruto mengikuti dari belakang.

"kamar ku di sini." Kata Naruto menunjuk sebuah ruangan dengan pintu berwarna putih yang sedikit terbuka, dari celah itu Neji dapat melihat warna kamar yang di dominasi dengan orange itu agak berantakan.

"kalau yang itu kamar Sasuke." Kata Naruto lagi sambil menunjuk ruangan paling ujung dengan pintu berwarna putih yang tertutup rapat.

"kamarmu yang di tengah." Kata Sasuke, Neji mengangguk dan berjalan ke ruangan yang ada di tengah itu.

Neji membuka pintu kamar barunya. Dia cukup puas karena kamar itu sudah ada kasur berukuran sedang yang terlihat empuk dan ada lemari ukuran cukup besar serta meja belajar dan meja kecil dengan vas bunga di atasnya.

"bagaimana?" tanya Naruto.

"lumayan" Kata Neji sambil tetap memperhatikan kamarnya.

Neji meletakan barang-barang yang sedari tadi dibawanya itu di lantai. Melihat kasur ia mulai merasa ngantuk dan lelah. Tapi bukan hal yang benar untuk istirahat sekarang..

"kamu baru pindah di pertengahan tahun, sudah 6 bulan kamar ini kosong."

Neji memperhatikan debu yang sepertinya cukup tebal di setiap sisi perabotan kamar.

"tapi kami bisa bantu beres-beres kok." Kata Sasuke lagi. Neji secara otomatis tersenyum senang ke arah Sasuke.

"wah, terimakasih!" Kata Neji tulus, matanya sedikit menyipit saat tersenyum.

Oh, entah mengapa Sasuke itu malah sedikit terpanah, ia kira Neji orang yang sopan dan kaku. Tersenyum seperti itu Neji tampak seperti orang lain. Sasuke berdeham. "ehm, nggak masalah."

Kriuuk..

Suara itu terdengar jelas di telinga Neji, Sasuke, apalagi Naruto.

"aku lapar, teme..." Kata Naruto nyengir sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

"makanannya sudah kau habiskan tadi, jadi sudah gak ada makanan." Kata Sasuke dingin.

"kau pelit, teme... aku tau kamu menyimpan makanan di kamarmu!"

"aku nggak nyimpan apapun!"

"ayolah, terlalu cepat 100 tahun untuk menipu Naruto-sama."

"sudah ku bilang aku nggak menipumu, bocah tengik."

Mereka berdua tidak melanjutkan caci maki mereka, namun tangan mereka sudah bersiap-siap untuk kembali saling dorong.

"ehm, aku punya mi instan dan camilan dalam tas ku." Kata Neji lantas mengambil beberapa bungkusan dari salah satu tasnya yang tadi ia letakan di lantai.

"wah, beneran?!" Naruto tidak jadi untuk menjitak Sasuke, matanya berbinar menatap Neji.

"jangan berikan ke dia Neji." Kata Sasuke memperingati

"kau diam saja deh, teme."

"kau yang diam, dasar nggak tau malu."

"teme..."

Neji mengelap keringatnya yang tiba-tiba meluncur dari kening, tak habis pikir kenapa dua orang ini seperti selalu haus darah saat bicara satu sama lain.

"nggak masalah kok, aku punya banyak." Kata Neji mencoba menetralkan suasana.

"yay!" pekik Naruto girang.

"cih" Naruto mendecih, sebal melihat lawannya kesenangan.

"hm, boleh aku pinjam dapurnya. Aku akan masak untuk kita bertiga." Kata Neji lagi.

"kau yang masak?" Kata Sasuke tidak enak. Gimana-gimana Neji masih baru di sini, masa udah di suruh kerja, kalau dia jadi nggak berkenan kan bisa kacau.

"tenang aja, aku udah biasa hidup sendiri kok, jadi bisa dibilang masak doang sih kecil." Katanya sambil terkekeh kecil.

Sasuke tersenyum, syukurlah orang baru yang akan tinggal bersamanya dan Naruto bukanlah orang yang merepotkan atau sebagainya. "baik, tolong ya Neji."

Neji hanya mengangguk.

.

Naruto sudah duduk manis di dapurnya setelah menata piring dan gelas di atas meja. Sasuke yang duduk di hadapan Naruto sesekali melirik ke arah dapur, masih merasa nggak enak kepada anak baru itu.

"maaf menunggu lama, ini makanannya." Sasuke melihat Neji keluar dapur sambil membawa nampan yang di atasnya sudah tersaji 3 mangkuk makanan yang kelihatannya, enak.

"wah, Thanks, Neji!" Kata Naruto ceria saat makanan tersaji di depan matanya.

"maaf repot-repot" Kata Sasuke setelah berterimakasih.

"nggak masalah kok, ayo di makan." Kata Neji sambil duduk di tempatnya.

Sasuke baru mau mencicip masakan Neji saat Naruto teriak "Enak banget! Neji, kau yang terbaik!" Naruto mengacungkan jempolnya dan kembali melanjutkan makannya dengan berisik.

"terimakasih."

Sasuke hendak perotes karena Naruto terlalu berisik, namun tidak jadi karena ucapan Naruto memang benar. Masakan Neji memang sangat enak, kalau dirinya adalah Naruto dia juga pasti akan melakukan yang sama.

"rasanya enak, Neji." Sasuke hanya memuji singkat.

Mendengar itu Neji yang sedang mengunyah makanannya menoleh ke arah Sasuke dan segera menelan makanannya.

"terimakasih" Kata Neji sekali lagi, sambil tersenyum lembut ke arah Sasuke.

"atau, sebenarnya kamu itu Gay."

Ah, Sasuke nggak tahu kenapa dia tiba-tiba teringat kalimat menyebalkan dari Naruto saat ia sedang memandang Neji yang rambut bagian depannya sedikit terjatuh setiap kali menunduk, atau Neji yang tersenyum dan tertawa kecil setiap kali meladeni ocehan Naruto, atau Neji yang sedang melihat ke arahnya dengan mata yang... sangat indah.

"eh?" Sasuke agak tersentak saat menyadari Neji sedang melihat ke aahnya.

"ada apa Sasuke? ada bekas makanan di wajah ku?" tanya Neji bingung, jemarinya yang panjang namun letik menelusuri wajahnya yang putih bersih dan...

Sasuke menggeleng, terlalu kuat. "hn, nggak apa-apa kok." Kata Sasuke canggung, duh Sasuke mikir apa sih barusan...

TBC

Hello minna! Saya mencoba ngebuat fic yang menyenangkan, tapi kalo kurang pas, maafkanlah..

Saya suka banget sama NaruSasu bromance, jadi saya buat mereka kayak saudara gitu. Hahaha

Tenang, fic ini bukan sekedar tentang narusasu, naruNeji, atau sasuNeji. Ini tentang threesome mereka! Iya 3some! Artinya NaruxNejixSasu! /dor

Hahaha.. mohon review nya aja minna, biar saya ada energi buat ngelanjutin fic ini. Jyaa

Lafff.