Fanfiction.
Guardian Angel – HunHan Oh Sehun x Xi Luhan
March 12th
Apakah kalian percaya dengan keberadaan Guardian Angel?
Tadinya aku, Xi Luhan tidak percaya dengan adanya Guardian Angel. Bagiku, Guardian Angel hanyalah omong kosong belaka dan tidak nyata. Bilanglah aku memang tidak mempunyai imajinasi sehingga mengatakan hal demikian. Tetapi, semua pemikiran itu benar benar hilang saat aku bertemu dengan—
"Xiao Lu?"
Luhan tesentak kala sepasang tangan melingkar dengan manis di lehernya. Luhan tersenyum kecil sambil menolehkan kepalanya ke kanan, berusaha melihat wajah pemuda yang sedang menyenderkan kepalanya di bahu mungilnya. Luhan terkikik lalu mengecup pipi sang pemuda—Sehun—pelan. Sehun memejamkan matanya sebentar, menikmati sentuhan lembut di pipinya. Lalu Sehun membuka matanya, menampilkan manik coklat yang mampu membuat Luhan bisa meleleh kapanpun. Sehun melirikkan matanya pada buku yang tertera pada meja Luhan. "itu apa, Xiao Lu?"
Luhan mengerjap matanya pelan, rupanya masih belum sadar sepenuhnya.
"Dua belas Maret. Apakah kalian—"
"WHOAAA! JANGAN DIBACA SEHUNAH!" teriak Luhan sambil menutup buku itu cepat. Sehun terkekeh pelan lalu menggesekan hidungnya di perpotongan leher Luhan sambil menghirup wangi khas tubuh Luhan yang menguar.
Luhan mendengus kesal sambil menyimpan buku itu di laci. Dia membalikkan tubuhnya agar dapat behadapan dengan Sehun, lalu menggenggam tangannya erat.
"Berusaha membuat cerita yang menarik, eoh?"
"Diam kau Sehunnie…. Itu hanya buku harianku!" Ujar Luhan sambil memutar bola matanya. Sehun terkekeh—lagi— dan menarik Luhan ke dalam pelukan hangat. Luhan tersenyum lalu membalas pelukan Sehun, memejamkan mata, Luhan mencoba untuk mengingat hal yang telah terjadi, memutar otaknya kembali.
6 Months ago.
"Xiu, sedang apa kau? Ayo temani aku pergi ke mall!" ajak Luhan sambil masuk ke kamar temannya, Xiumin. Xiumin menoleh lalu mengangguk, dan berjalan mendekati Luhan dengan matanya tetap tertuju pada suatu buku yang dipegangnya. Luhan menyergit "itu buku apa, Xiu? Novel?"
Xiumin mendongak lalu menggeleng pelan. "bukan, apa kau percaya Guardian Angel, Lu? Katanya mereka nyata!" Luhan mencibir sambil memutar bola matanya. "Kau itu kelas berapa, Xiu? Tentu mereka hanya fantasi orang orang yang mempunyai imajinasi yang luaaaaaaas" Ujar Luhan sambil membentangkan kedua tangannya lebar. Xiumin mendengus sambil menutup buku tersebut dan melempar buku itu ke atas ranjangnya, membiarkan buku itu terhempas di antara bantal bantal yang empuk.
"Bagaimana kalau itu benar benar nyata, Lu?"
"Kau masih sekolah dasar, Xiu? Kenapa kau begitu percaya, uh?"
"Aku harap itu nyata, Lu! Kau tau, katanya mereka sangatlah…. Wow, putih, pokoknya keren sekali!"
"bolehkan aku meminta unicorn? Kasihan Yixing"
"Lu aku serius!" Luhan memutar bola matanya dan merapikan rambutnya dan memakai topi kesayangannya. "sudahlah, ayo kita berangkat!" ajak Luhan sambil menarik pelan tangan Xiumin. Xiumin memutar bola matanya dan mengangguk, pikirannya masih percaya dengan namanya Gurdian Angel.
.
.
.
Other's side
Sehun mengatur nafasnya, sungguh dia gugup. Sehun menggerakan kakinya yang mengapung di udara sambil memainkan angin yang bertiup dari telapak tangannya, membuat pusaran kecil dan melemparkannya ke atas, membiarkan ousaran angin itu berbaur dengan angin yang lain. Dia menghela nafas gugup dan mengusap wajahnya.
"Sehunah! Turun!" teriak salah seorang Guardian Angel, Kim Joonmyeon. Sehun meluhat kebawah dan memutar tubuhnya terbalik, sehingga rambutnya yang lurus menggantung ke bawah.
"Yep, hyung?" ujar Sehun santai sambil tetap memainkan pusaran angin di tangannya. Kim Joonmyeon, atau biasa dipanggil Suho mendengus. Seperti yang Suho duga, Sehun sangatlah keras kepala. Suho memejamkan matanya, dan menciptakan bola air dari tangannya. Suho menyeringai dan siap untuk melemparkan bola air itu ke arah Sehun.
"AKU TURUN, HYUNG" Sebelum Suho menggerakan tangannya dan melemparkan bola air tersebut, Sehun sudah berteriak dan menghempaskan dirinya ke bawah tanah. Suho menggeleng pelan sambil melenyapkan bola air yang masih ada di tangannya.
"sudah waktunya kau pergi, Sehunah" ujar Suho sambil menepukkan kedua tangannya, membersihkan sisa sisa air yang menempel di tangannya. Sehun menunduk lesu sambil memainkan semilir angin dari tangan kirinya ke tangan kanannya.
"Hyung, aku masih—"
"Takut, Sehunah?" potong seseorang dari belakang Suho, sambil menunjukkan smirk tebaiknya.
"Kris hyung…. Bukan begitu aku hanya—"
"gugup, Sehunnie~?"
"bukan Chanyeol hyung, hanya—"
"aku tau! Deg-degan!"
"argh bukan Chen ge! Aku hanya merasa—"
"Sehunah penakut~"
"JONGIN DIAM KAU!" Sehun menghela nafas. Kenapa mereka semua begitu menyebalkan. Pikir Sehun sambil mengelus pelipisnya pelan. "Hyungdeul, aku hanya merasa kurang percaya diri! Itu saja!" lanjut Sehun dengan agak berteriak.
"Penakut" — Park Chanyeol
"Coward" — Kris Wu
"HAHAHAHA SEHUNA PENAKUT" — Kim Jongin aka Kai
"Sehunah mirip bayi, cengeng dan penakut" — Kim Jongdae aka Chen
Sehun mendelik kesal menatap ke empat hyungnya yang masih asik mengejeknya. Dia pun mendelik kearah Suho, karena hanya dia Guardian Angel yang belum mengejeknya.
"Ingin mengatakan sesuatu, Suho hyung? Ke empat hyungku yang lain sudah menyuarakan 'isi hati' mereka"
Suho terkekeh pelan lalu menggeleng. "Tidak Sehunah, kau pasti bisa. Semangat, ne?" ujar Suho sambil menepuk kepala Sehun pelan sambil menampilkan angelic smilenya.
Sehun terharu. Dia tersenyum haru dan memeluk Suho erat. "terima kasih Suho hyung. Untung saja kau yang menjadi leadernya. Bayangkan, kalau Jongin yang menjadi leader… dunia malaikat akan hancur, KIAMAT HYUNG" teriak Sehun sambil menunjuk Kai yang sudah hilang dari tempatnya, dan sudah berada di belakang Sehun.
"kau lupa aku ada kekuatan teleportasi huh?" ujar Kai sambil mencekik Sehun dari belakang.
"SUHO HYUNG TOLONG AKU ARRRGGGH"
Suho langsung memutar bola matanya dan menjauhkan Kai dari Sehun.
"kekanak kanakan sekali kalian." Decak Suho sambil menyilangkan lengannya. "kau bisa pergi sekarang, Sehunah" ujar Suho sambil menepuk punggung Sehun. Sehun mengangguk pelan dan berjalan mendekati tempat sakral dimana ia harus membuka pintu dua dunia, yang menjadi penghubung antara dunia manusia dan malaikat.
Sehun menutup matanya, pikirannya borkenstrasi sedangkan satu tangannya di biarkan menggantung di udara. Sehun menyerngit sambil terus berkonsentrasi, tangannya yang putih mulai mengeluarkan cahaya yang terang, dan membentuk sebuah lingkaran yang di kelilingi cahaya putih. Pintu antara dua dunia. Sehun membuka matanya, seolah bersiap untuk memasuki pintu tersebut. Aura suci mulai menguar dari pintu tersebut. Sehun memandang ragu pintu itu dan menengok kebelakang.
Suho mengangguk yakin sambil tersenyum. Perlahan Suho berjalan mendekati Sehun yang masih memandang ragu ke arah pintu. "Sehunah, kalau kau ada kesusahan, kau tetap bisa memanggilku" ujar Suho sambil terenyum. Sehun mengangguk dan menarik nafas dalam, mengepalkan tangannya.
"Aku siap, hyung!"
Suho mengangguk lalu menepuk pundak Sehun—lagi— dan melangkah mundur. Sehun memandang kelima hyungnya secara bergantian dan menatap pintu tersebut. Dia mengangguk lalu melangkahkan kakinya mendekati ointu tersebut. Memejamkan mata, mengumpulkan konsentrasi penuh sebelum menjejakkan kakinya di udara kosong. Tubuh Sehun seakan terhisap kuat sehingga tubuhnya langsung masuk ke dalam pintu dan konsentrasinya buyar.
Sehun mengumpat dan mecoba menyatukan konsentrasinya yang buyar, tetapi gagal. Tubuhnya terombang ambing di antara dunia manusia dan malaikat. Sayangnya dewi Fortuna tidak berpihak padanya. Keadaanya Sehun bertambah parah dikarenakan peluncurannya ke dunia manusia gagal. Pendaratannya tidak berjalan mulus. Sehun langsung terjatuh ke bawah, dengan bagian depan terlebih dahulu. Sehun membelalakan matanya melihat ada seorang namja manis tepat dibawahnya.
"KAU! MINGGIR!"
.
.
.
Luhan menengok kanan kiri, berusaha mencari Xiumin yang hilang entah kemana. Dia mendengus dan menyilangkan tangannya, mempoutkan bibirnya kesal.
"KAU! MINGGIR!"
Luhan menyerngit dan menoleh ke kanan dan kiri, mencari sumber suara tersebut. Angin berhembus kasar dari atas kepala Luhan, sontak Luhan langsung mendongakkan kepalanya. matanya membelalak melihat ada namja jatuh, tepat diatasnya.
"AAAAAA—"
Terlambat.. Tubuh Luhan langsung terhempas ke jalan dan tubuh Sehun sudah menindih tubuh mungil Luhan. Luhan mendesis ketika merasakan punggungnya yang sakit akibat jatuh—yang disebabkan Sehun— yang cukup keras. Luhan mebelalakan matanya dan mendorong tubuh Sehun kasar.
"YAH! Siapa kau?! Kenapa kau bisa jatuh begitu?!" Tanya Luhan sambil menunjuk nunjuk Sehun heboh. Sehun menggerakan tangannya, mengecek apakan mereka baik baik saja. Sehun mengusap bahunya pelan, berusaha menghilangkan rasa sakit yang menghinggapi bahunya—sebenarnya seluruh badannya—.
"Kau! Kan sudah ku bilang awas, kenapa kau masih berada di situ?!"
"YAH! Jangan menyalahkanku! Kenapa kau bisa jatuh dari atas begitu?! Maksudku… aish!" geram Luhan sambil mengacak rambut brunettenya. Luhan mencibir sambil melirik ke arah Sehun. Luhan memerhatikan Sehun dari atas sampai bawah. Luhan mengerjapkan matanya, menatap pemuda—Guardian Angel— yang masih mengerut kesal di atas jalan.
Luhan memiringkan kepalanya, mengagumi pahatan Tuhan yang—menurutnya—sempurna itu. Rambut yang berwarna putih yang terlihat halus, kulit yang seputih susu yang sangat kontras dengan pakainnya, pandangan mata yang tajam, hidung yang terpatri sempurna di wajahnya, mulut—
"aku tau aku sempurna, tapi berhentilah memandangiku seperti itu"
Luhan langsung tersadar dari lamunan indahnya dan menggeleng kasar. "pede sekali kau!" Sehun terkekeh pelan lalu bangkit dari aspal, membersihkan baju putihnya yang agak kotor dan berjalan mendekati Luhan. Luhan tertegun, semakin mengagumi sosok yang berada di hadapannya.
"Oh Sehun" ujar Sehun sambil tersenyum, menjulurkan tangannya.
Luhan mengadah untuk melihat Sehun, dikarenakan Sehun lebih tinggi darinya dan balas menjabat tangan Sehun. "Xi Luhan"
Sehun mengangguk sambil melepaskan genggaman tangan Luhan. "Salam kenal, Xi— MWO?! Xi Luhan?!"
Hai : jadi, fic ini adalah fic yang ngegantiin angel yang saya pernah publish.
semoga kalian suka yaa. RnR di tunggu ya~ :
xx, B.
