Katekyo Hitman Reborn! © Amano Akira.

This is a work of fanfiction. No material profit is taken.


rain down on you

A Katekyo Hitman Reborn! fanfiction

.

.

Ia dilahirkan dengan kelebihan intelijensi. Dan ia tidak pernah meragukannya. Namun, ada satu hal yang kini tidak dimengerti oleh dirinya yang jenius. Otaknya telah bekerja sedemikian rupa, tapi jawaban yang diharapkannya tidak kunjung ditemukan.

Apa yang salah dengan dirinya?

Otaknya mengerut. Raganya membeku. Dan ia merasa hampa.

Satu pertanyaan bergelayut dalam benaknya: mengapa ia menangis?

Gokudera Hayato jatuh berlutut di atas tanah yang becek berlumpur. Kedua tangannya terkulai di sisi tubuh. Sistema C.I.A. yang begitu dia bangga-banggakan tergeletak begitu saja di sekelilingnya, tak tersentuh. Rambut peraknya basah, jatuh menjuntai menutupi mata. Kaus yang dikenakannya basah dan melekat pada tubuhnya.

Hujan tidak juga berhenti mengguyur malam.

Dingin. Dia menggigil, tetapi tak kuasa merespon. Tubuhnya kebas dan dia tidak bisa berjuang untuk membebaskan diri dari rasa itu. Dia tak lagi berkuasa atas dirinya.

Mengapa begini? Batinnya bertanya-tanya.

Apa yang terjadi? Akalnya berteriak.

Segalanya menjadi tak masuk akal. Bagaimana mungkin ini terjadi?

Pandangan matanya mengabur. Tidak ada yang bisa dia lihat selain gemerlap lampu di kejauhan yang tertutup kabut aneh di matanya. Telinganya menangkap suara-suara yang terdengar jauh—hanya berupa gumaman. Dia mengenali salah satu suara itu.

"Gokudera-kun! Gokudera-kun! Bangunlah! Larilah!" Suara itu berteriak lagi, memohon perhatiannya.

—kesadarannya nyaris mencapai ambang.

Dia masih diam berlutut di atas tanah yang entah mengapa kini berubah merah. Sepasang mata beriris hijaunya yang terkadang bersinar keperakan hanya menatap kosong pada tanah. Otot-otot di sekitar matanya lah yang pertama kali menunjukkan reaksi. Matanya bergerak memandang apa yang ada di depannya.

Sebuah pertarungan.

Dan sesosok tubuh yang terlentang tak jauh darinya. Pedang menancap pada tanah di sisi tubuh yang diam itu. Kini dia tahu dari mana asalnya merah yang mewarnai tanah itu.

Pandangannya kembali menggelap.

Dia tidak lagi ingat siapa yang tadi dilawannya; siapa yang hendak dilindungi dengan kekuatan yang dipunyainya.

Hujan berhenti. Angin bertiup.

Dingin, dan matanya terasa panas. Dia kira ia sudah tidak mampu lagi merasa. Namun, otot-otot di sekitar mata dan kelopaknya berkedut-kedut. Pandangannya menjadi lebih kabur—tertutup tirai transparan yang tidak kuasa dia halau.

Gokudera Hayato mengenalinya sebagai reaksi tubuh ketika air mata hendak disekresikan lebih banyak dari biasanya. Dia, jelas, tahu dengan pasti bagaimana air itu diproduksi dan bagaimana proses kelenjar air matanya menyekresikan cairan bening asin itu. Dia juga tahu apa yang orang sebut sebagai perasaan dan otak saling berkoordinasi sehingga air mata dikeluarkan.

Satu-satunya hal kini yang belum bisa dia pahami, dan dia telah menghabiskan waktu lama hanya untuk menyadarinya, adalah mengapa dia menangis ketika otaknya bahkan tidak bisa bekerja menggerakkan tubuhnya?

—mengapa dia menangis ketika hatinya terasa kosong dan hampa?

Pipinya basah, dan bukan oleh air hujan.

Lama hingga Gokudera Hayato akhirnya teringat sesuatu, tepat sebelum dunianya ditelan kegelapan.

…hujan berhenti dan tidak akan ada lagi Yamamoto Takeshi yang akan membawanya kembali—

Dia tenggelam, tak mampu mencapai permukaan. [ ]

Notes: I'm so sorry for this God-knows-what story T_T I love Gokudera-kun so much T_T