Title: SOUND OF SOUL

.

.

Cast : Lee Sungmin (namja)

Cho Kyuhyun (namja)

Seohyun (Yeoja)

Others

.

.

Genre : Romance/Hurt/Comfort, YAOI

.

Rated: T+ (maybe)

.

Warning : Typo berserakan. Cerita ini mengandung keGaJean dengan aroma yang sangat pekat. Ada beberapa idol yang dijadikan 'nappeun/bad' dalam alur cerita. So, bagi yang tidak berkenan, silahkan klik icon 'X' di pojok kanan atas. Penulis bukan bermaksud menistakan idol manapun, ini hanya sebuah cerita dan disesuaikan dengan pikiran penulis. TOLONG DIPERHATIKAN, HYUN TAK MENERIMA BASH OR FLAME DALAM BENTUK APAPUN! Alo gak suka ya jangan dibaca...

.

SUMMARY

Mencintai dan menyayangi. Dua kata yang lumrah dirasakan setiap manusia. Apakah keduanya bisa didapatkan sekaligus? ataukah harus mengorbankan salah satu diantaranya? Satu lubang dalam hati yang tersakiti menjadi pilihan terakhir. –KyuMin-

.

.

DISCLAIMER

Semua tokoh dalam fict ini punya Tuhan YME dan orang tuanya masing-masing. Ide cerita murni milik author.

Sungmin oppa, I'M YOURS!.

.

NO COPAS

.

DON'T LIKE, DON'T READ

.

.

.

.

^^HAPPY READING ^^

.

.

.

.


Chapter 1

-My Hurt Whispering You-


.

AUTHOR POV

.

"Haaaahhh~..."

.

Sungmin menghela nafas panjang di siang hari itu. Sungguh hari ini hari yang sangat berat untuk dilaluinya. Tiap detik yang berjalan terasa bagaikan 1 jam untuknya. Tak dihiraukannya angin musim gugur yang dingin menusuk tubuh mungilnya yang saat itu hanya berbalut selembar T-Shirt tipis.

.

'Tes'

'Tes'

'Tes'

.

Dari kedua manik foxy itu kini mulai meluncur buliran kristal. "Kau membohongiku...lagi" Sungmin menatap nanar pemandangan yang kini tersaji di depannya. Sungguh, setelah menunggu selama 2 jam Sungmin sangat berharap akan hadirnya sesuatu yang membahagiakan, namun harapannya itu kini kandas setelah dia melihat –untuk yang kesekian kalinya- kejadian barusan. Kejadian dimana namja yang sangat dicintai dan disayanginya, yang membuat Sungmin menyerahkan semua yang dimilikinya, kini sedang berpelukan dengan seorang yang diketahuinya adalah sepupunya sendiri.

.

.

DEG

.

.

Lagi-lagi Sungmin harus merasakan seribu pisau menancap di jantungnya ketika sang namjachingu kini terlihat tengah asik berciuman dengan sepupunya di dalam restoran mewah itu. Merasa tak lagi kuat melihat, Sungmin membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali ke apartemennya. Sesekali namja mungil itu terlihat limbung. Pandangan matanya sudah tak lagi fokus dengan air mata yang masih setia menemani mata itu dalam setiap kedipannya.

.

"Kalian membohongiku...hiks.." isaknya pilu. Sungmin terus melangkahkan kakinya menelusuri jalanan kota Seoul. Namja itu lebih memilih berjalan kaki, dibandingkan harus naik bus ataupun lainnya. Pikirannya sangat kacau. Tak jarang dia menabrak pejalan kaki lain, namun Sungmin seolah tak peduli. Sakit di hatinya telah membuatnya mati rasa. Kulit pucatnya tak lagi merasakan udara dingin yang kini tengah berhembus, bahkan kini kakinya yang hanya memakai sepatu tipis berkali-kali terantuk di pembatas jalan dan pastinya meninggalkan beberapa luka gores di jari indah itu. Namun, jangankan mengerang sakit, meringis pun tak dilakukannya seakan kulit itu sudah membeku-mati.

.

.


.

Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Dalam sebuah apartemen yang minimalis terlihat seorang yeoja yang kini tengah duduk gelisah di sebuah sofa single. Sedari tadi yeoja manis itu sibuk melihat jam lalu menatap lekat pintu apartemennya. Terus menerus seperti itu berulang-ulang.

"Kemana dia? Harusnya dia sudah pulang sekarang? Apa terjadi sesuatu? Aissshhh...tenang..tenang...tenangkan pikiranmu Seohyun-ah. Dia pasti baik-baik saja. Calm down..calm down..." ujar yeoja manis itu bermonolog sambil menarik dan menghembuskan nafasnya teratur.

.

.

Cklek

.

"Aku pulang"

.

Akhirnya, sesuatu yang ditunggu Seohyun tiba. Gadis itu langsung melesat kearah pintu masuk, menuju seorang namja manis yang kini sedang melepas sepatu dan memakai surippanya.

.

"Ya! Lee Sungmin! Darimana saja kau! Aku khawatir menunggumu dari tadi!"

Sungmin-namja yang baru masuk tadi- sedikit berjengit kaget ketika mendengar bentakan Seohyun.

"Mianhae, tadi aku mampir kerumah teman dulu. Aku ketiduran di sana." Jawab Sungmin dengan suara yang sangat pelan.

.

.

"Oppa? Neo gwenchana?" Seohyun menyadari gelagat aneh Sungmin. Tak biasanya Sungmin-yang notabene adalah sepupunya itu- pulang dalam keadaan aneh seperti ini. Biasanya Sungmin selalu berteriak gembira ketika memasuki apartemen mereka. Sekarang, Sungmin seperti tak bertenaga, apalagi sekilas Seohyun melihat jari kaki Sungmin yang tampak sedikit bengkak.

.

"Oppa...waegurae?"

Seohyun terus membuntuti Sungmin yang kini melangkah kearah dapur dan membuka kulkas. Sungmin tak menjawab pertanyaan Seohyun, malah langsung meminum habis 1 botol air mineral dari dalam kulkas itu.

.

"Oppa..." Seohyun kembali bertanya ketika Sungmin telah menghabiskan minumannya.

"Gwenchana Seohyun-ah. Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kau tidur. Ini sudah malam. Kau ada kuliah pagikan besok?" jawab Sungmin sambil tersenyum manis dan melangkah menuju kamarnya.

.

" Tidurlah, jangan sampai kau telat besok pagi. Oppa akan mengantarmu."

.

Blaam

.

Pintu kamar bergambar White Rabbit itu kini tertutup rapat. Meninggalkan Seohyun yang mematung seorang diri. Gadis itu bingung,...kemudian dia mengendikkan bahunya lalu masuk kekamarnya yang terletak di depan kamar Sungmin.

Sungmin dan Seohyun adalah saudara sepupu. Kedua orang tua Seohyun sudah meninggal sedangkan Sungmin memang hidup sendiri di Seoul. Kedua orang tuanya ada di Cina. Bekerja sebagai buruh di sana. Keluarga Sungmin memang termasuk keluarga miskin, namun Sungmin tak pernah menyerah dan putus asa. Dia terus berusaha agar bisa membantu kedua orang tuanya dan juga Seohyun. Gadis manis yang sedari kecil memang tinggal bersama Sungmin karena ditinggal kedua orang tuanya sejak berumur 3 tahun. Sungmin dan Seohyun seumuran, bedanya kini Seohyun bisa mengenyam pendidikan sampai bangku kuliah sedangkan Sungmin? Namja itu memilih untuk bekerja dan bekerja. Dia jugalah yang membiayai kuliah Seohyun yang sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri mengingat Sungmin sedikit lebih tua beberapa bulan dari Seohyun.

.

.

"Haruskah aku membencimu?"

.

.

"Aku tidak bisa membenci kalian...aku menyayangi kalian berdua"

Gumam Sungmin sambil menerawang di langit-langit kamarnya. Manik bening itu kembali mengalirkan cairan asin yang kini mulai menganak sungai di pelupuknya.

Setelah puas menangis akhirnya Sungmin tertidur, ditemani sejuta sakit di dadanya yang seolah-olah ingin merobek kulit.

.


.

In Seoul Art University

.

" Kau kenapa sayang? Daritadi wajah cantikmu itu terus berkerut. Apa yang kau pikirkan?" ujar seorang namja sambil menyodorkan sekaleng minuman dingin ke arah Seohyun.

"Oppa, kemarin malam aku melihat ada yang aneh pada Sungmin oppa. Tak biasanya dia bersikap murung seperti itu. Biasanya dia selalu ceria ketika pulang kerja. Tapi kemarin...dia terlihat mengerikan..."

"Hmm...apa dia sakit?"

"Ani.."

"Apa dia ada masalah?"

"Mungkin..."

"Hmmm..."

"Yya! Oppa, mungkinkah...mungkinkah Sungmin oppa...mengetahui hubungan kita?"

"Kenapa kau khawatir sekali, jagiya? Biarkan saja jika si bodoh itu tau hubungan kita. Yang jelas sekarang kau kekasihku dan aku kekasihmu. Masalah si bodoh itu, lupakan saja."

"Isshh! Yya! Kyuhyun oppa! Ucapanmu seolah-olah kau tidak pernah mencintainya! Mengapa kau bisa bersikap dingin seperti ini? kau tahu aku sangat ketakutan sekarang?" Seohyun membentak Kyuhyun ketika melihat namja tampan itu hanya menunjukkan wajah datarnya seperti tidak ada suatu masalahpun yang terjadi.

.

"Oke..oke..dulu aku mungkin mencintainya. Tapi itu dulu, sebelum aku bertemu denganmu. Sudahlah, jangan kau ungkit-ungkit lagi. Aku merasa sangat bodoh jika mengingatnya sekarang." Jawab Kyuhyun dengan ekspresi kesal yang sangat kentara.

...

"Kalau begitu, putuskan hubunganmu dengannya sekarang." Ucap Seohyun lugas

"Wae?" Kyuhyun mengernyitkan dahinya.

"Aku merasa seperti selingkuhanmu. Lagipula, apa yang masih kau harapkan dari dirinya? Seohyun menggeram kesal karena sedari tadi Kyuhyun tak menunjukkan antusiasnya sama sekali menghadapi Seohyun.

"Aku masih ingin 'bermain' dengannya, jagiya...lagipula dia pundi-pundi dana ku." Ucap Kyuhyun sambil menaruh kedua tangannya dibelakang kepalanya-merilekskan tubuhnya yang terasa kaku.

"Apakah aku juga pundi-pundi danamu?" Seohyun memicingkan matanya menatap tajam Kyuhyun.

"Haha...jangan bicara konyol.." Kyuhyun terkekeh.

"Kau cintaku, dia uangku, apakah jawaban itu cukup memuaskanmu?" Kyuhyun balik menatap tajam Seohyun membuat Seohyun terdiam di tempatnya.

"Nnn...nee..oppa."

"Oke, cukup! Mulai sekarang jangan kau tanyakan lagi masalah ini. Aku muak mendengarnya. Dan untuk masalah si bodoh itu, biarkan dia berpendapat semaunya. Yang jadi masalah sekarang, kapan kau akan keluar dari apartemen itu? Aku sudah cukup jengah tak bisa bebas menemuimu." Kyuhyun menggenggam tangan Seohyun dan mengusap surai hitam itu dengan sayang.

"Emm...masalah itu...aku.." Seohyun gugup.

.

.

Tiba-tiba Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah Seohyun, mulai mengikis jarak yang ada di antara mereka, semakin mendekat hingga kini nafas hangat Sehun mulai menerpa pipi chubby Seohyun.

"Aku merindukanmu, jagiya~." Desah Kyuhyun di telinga Seohyun membuat gadis manis itu merinding.

"Eunnggh.. ..." Seohyun mulai mendesah ketika Sehun mulai menjilat lubang telinganya dan menusuk-nusuk lubang itu dengan sangat lembut.

"Oo-oppa...kita masih di taman kampus...eenngghh~" Seohyun terus mengerang frustasi ketika lidah basah Kyuhyun kini mulai menjelajah di area leher dan rahangnya meninggalkan jejak saliva yang terasa dingin akibat terpaan angin. Tangan namja tampan itu juga tak tinggal diam, kini jemari panjang itu mulai masuk kedalam kaos ketat Seohyun dan mengusap-usap dua gundukan lembut di dalamnya. Tubuh gadis manis itu melemas seketika. Keadaan taman yang cukup sepi saat itu sangat menguntungkan Kyuhyun melancarkan aksi mesumnya pada tubuh Seohyun.

"Kajja...aku tak tahan lagi, jagiya." Lirih Kyuhyun di telinga Seohyun dengan nafas yang mulai memburu menahan hasrat, tak beda dengan Seohyun. Gadis itu hanya bisa mengangguk lemah dan seketika Kyuhyun langsung membopong Seohyun masuk kedalam mobilnya yang terparkir tak jauh dari taman itu.

.

AUTHOR POV END

.


.

SUNGMIN POV

.

Siang ini Sungmin tampak sedang duduk di ruang pegawai restoran tempatnya bekerja. Sedari tadi tangan mungilnya sibuk menekan-nekan tombol semu di gadget pinknya. Sesekali dia tampak menempelkan ponsel itu di telinganya-menghubungi seseorang-yang sedari kemarin tak menjawab satupun pesan yang dikirim Sungmin. Sungmin sangat khawatir, walau apapun yang terjadi, dia masih menyayangi namja itu. Namja yang setahun yang lalu menjadi namjachingunya-Cho Kyuhyun-yang kini semakin terasa menjauh dari Sungmin, namun sebait kata berpisah tak pernah sekalipun di lontarkan namja tampan itu.

.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi"

.

Entah sudah yang keberapa kalinya, kalimat itu kembali terdengar di telinga Sungmin. Ya, sekarang ini, namja manis itu tetap kekeuh mencoba menghubungi Kyuhyun, setiap beberapa menit Sungmin kembali mengulangi panggilannya, namun selalu saja nomor itu tidak aktif.

.

"Kau kemana Kyunnie? Mengapa nomormu tidak aktif?"

.

Sungmin bergumam lemah sambil menyenderkan kepalanya di kursi tempat ia duduk. Matanya terpejam sedangkan ponsel hitam itu masih dalam genggaman kedua tangannya. Sungmin melirik sekilas jam dinding di depannya.

.

"Waktu istirahatku sudah hampir habis, Kyunnie. Aku sungguh sangat merindukanmu." Bisik Sungmin entah pada siapa.

.

Sungmin segera beranjak dari tempat duduknya dan memasukkan ponsel hitam itu di dalam loker pribadinya. Kaki mungilnya kembali melangkah kedalam restoran –untuk kembali bekerja-tanpa menghiraukan seseorang yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

.

.

LUHAN POV END

.


Sementara itu, di apartemen Kyuhyun.

...

"Engghh,, oppaaaa, pella~n-pelaaan...enngghh.."

"Oh Shit!, sempit sekaliiiii~...ugh!"

.


.

AUTHOR POV

.

"Aku pulaang~" ujar seorang namja manis sambil membawa sesuatu di sebuah kantong kresek hitam di tangan kirinya.

"Oppa...kau sudah pulang? Apa kau sudah makan?" Seohyun langsung menyambut Sungmin di pintu apartemen dan segera membantu Sungmin membawa kresek hitam yang terlihat berat itu.

"Ne, aku sudah makan. Kau mau okonomiyaki? Tadi aku sempat mampir dulu di kedai dekat persimpangan dan aku melihat ada yang menjual okonomiyaki. Kau suka, kan?"

Seohyun yang sedari tadi memegang kresek hitam itu menatap Sungmin tak percaya.

"Benarkah? Sungmin masih mengingat makanan kesukaanku?"batin Seohyun

"Mengapa menatapku seperti itu, Seohyun-ah? Makanlah, dan tidur. Kau pucat sekali akhir-akhir ini" ucap Sungmin yang mendapati Seohyun sedari tadi menatapnya dengan ekspresi yang sulit diterka.

"G-go-mawo, oppa." Ucap Seohyun menunduk. Seribu perasaan bersalah kini menyerang hatinya. Sesak. Dia tak ingin jadi seperti ini, namun...terlanjur.

"Ne...cheonma, Seohyun-ah." Jawab Sungmin sambil tersenyum manis kearah Seohyun. Kemudian namja itu melangkahkan kakinya menuju kamarnya berniat untuk beristirahat, namun ketika melewati Seohyun, satu hal yang cukup familiar tertangkap manik hitamnya. Sungmin berhenti sejenak, dan kembali memperhatikan Seohyun yang masih tertunduk.

.

"Tadi siang kau ada kuliah kan?" tanya Sungmin to the point.

"Ah..ne..nee oppa. Tadi siang sampai jam 2 aku kuliah." Suara Seohyun kini terdengar gugup.

"Apa tadi kau melihat Kyuhyun di kampus?"

"A-aak...aku...ne..nee, tadi aku melihatnya, tapi sepertinya dia sudah pulang sebelum istirahat siang." Seohyun kini kembali menunduk, tak mampu melihat wajah Sungmin yang kini menatap sendu padanya.

"Geurae...aku tidur duluan. Jaljayo Seohyun-ah." Ucap Sungmin dan menutup pintu kamarnya. Seohyun yang melihat itu langsung melesat kedalam kamarnya dan mengunci pintunya rapat-rapat.

.

.

"Eoddokhae? Eoddokhae?...apa yang harus kulakukan?" Seohyun panik. Tubuhnya merosot di balik pintu kamarnya. Lemas. Hatinya sakit melihat jika memandang wajah Sungmin yang selalu bisa tersenyum padanya. Perasaan bersalah itu makin hari makin menghantuinya.

.

"Mianhae...hiks...mianhae oppa." Tangis Seohyun pecah. Kresek makanan dari Sungmin dipeluknya erat-erat. Sungguh gadis itu kini tak tau harus berbuat apa. Apa dia mencintai orang yang salah? Apa cintanya salah? "Mianhae..." lagi-lagi ucapan pilu itu kembali terdengar dari bibir mungil Seohyun.

.

Tak jauh beda, keadaan Sungmin di kamarnya pun kini tak bisa dikatakan baik. Ucapannya yang tadi berkata jika dia akan beristirahat ternyata bohong besar, bahkan kini baju yang melekat di tubuh mungilnya belum terganti sama sekali. Tubuh itu terbaring dengan sebelah lengannya menutupi matanya namun bulir demi bulir air mata terus lolos dari mata yang tengah terpejam itu. Bibirnya bergetar menahan isakan yang terus mendesak keluar. Pemandangan yang beberapa menit lalu di lihatnya di leher Seohyun cukup menguatkan dugaannya. Tanda merah itu.

.

Drrrtt...drrrttt...ddrrrttt...

.

Ponsel Sungmin bergetar, satu panggilan masuk kini tertera di layar intercom gadget pink itu. Satu nama yang sangat sakral kini terpampang indah di layarnya. "Kyunnie Jagi".

.

"Yeoboseoyo" Sungmin menjawab panggilan itu ragu-ragu. Pipinya masih basah dengan air mata.

.

"Sayang? Kau sudah pulang?"

.

"Ne, aku baru saja masuk kamar, Kyunnie" jawab Sungmin berusaha terdengar ceria.

.

"Kau sudah makan, sayang? Mian, ne. Tadi siang aku tidak mengaktifkan ponselku. Aku tadi ada kuliah dadakan sampai jam 2, jagiya. Dan ketika aku akan menelponmu ternyata baterai ponsel ku habis."

Ucap Kyuhyun yang jelas-jelas berbohong. Sungmin tahu Kyuhyun tidak ada jadwal apapun siang tadi. Dan Sungmin juga tidak bodoh, saat bekerja di restoran tadi beberapa teman Kyuhyun sedang makan di restorannya dan dari obrolan mereka Sungmin tau jika seharian ini, jurusan Kyuhyun tidak ada kuliah sama sekali karena ada acara di kampusnya dan jurusan Kyuhyun di tugaskan untuk membuat sebuah drama kolosal untuk dipentaskan hari sabtu nanti dan Sehun bukanlah orang yang mau ikut bersusah payah ambil bagian dalam acara itu.

.

"Apa tadi kau bertemu Seohyun di kampus, Kyunnie?"

.

"Ani...aku tidak bertemu dengannya, tapi yang aku tahu Seo dan teman-temannya hari ini sibuk mempersiapkan acara kampus sampai sore." Ucap Kyuhyun lagi-lagi berbohong.

.

".."

.

"Jagiya? Kau tidur?"

.

"Ani...Kau sedang apa, sayang? Kenapa belum tidur?" Sungmin mencoba mencoba mencairkan suasana-lebih tepatnya suasana hatinya.

.

"Hehe...aku merindukanmu, sayang. Bahkan sekarang aku sedang mendekap fotomu. Saranghae, Minnie~"

Kyuhyun di seberang sana terus saja mengoceh tanpa menyadari kini air mata Sungmin mulai kembali menyelimuti kulit putih pipinya. Sungmin mencoba meredam isakannya dengan sebelah tangannya.

.

".."

.

"Sayang? Mengapa kau diam saja?"

.

"Ah...mianhae Kyuu..."

.

...

.

"...saranghae, nae Minnie..."

.

"Hiks...nado...hiks. Nado saranghaeyo Kyuhyun-ah..hiks..."

.

"Kau menangis? Waeyo? Uljima jagiya...uljima...kau akan semakin membuatku ingin terbang kerumahmu sekarang. Uljima, ne...jebal...katakan apa yang harus kulakukan agar kau tak menangis." Nada suara Kyuhyun kini mulai terdengar panik.

Inilah yang membuat Sungmin tak bisa berhenti mencintai namja yang sedang menelponnya ini. Seluruh perhatian dan kata-kata sayang dari namja itu membuat Sungmin terharu. Membuat Sungmin merasa berarti. Sungmin merasa di sayangi.

.

"Aniyo, jagiya...ne, aku tidak menangis lagi kok. Aku tadi hanya terbawa perasaan." Ucap Sungmin setengah berbohong.

.

" Hehe, kau sangat mencintaiku, kan? Aku tahu itu." Kyuhyun terkekeh pelan.

Ne. Bahkan aku sangat menyayangimu melebihi nyawaku sendiri. Batin Sungmin

.

"Ne...aku terharu. Gomawo, kau sangat mencintaiku, Kyunnie~. Aku sangat senang."

.

"Akan kulakukan apapun untukmu asal kau selalu bisa tersenyum, jagiya."

.

"Gomawo, Kyuuu~."

.

"Cheonma jagiya, jangan terus berkata seperti itu. Justru aku yang bersyukur memiliki namjachingu sepertimu. Jeongmal saranghaeyo..." ucap Kyuhyun lirih.

.

".."

.

"Ja,,,kau tidurlah sayang. Besok aku akan menelponmu lagi. Tidurlah yang nyenyak. Mimpikan aku, ne...jaljayo, jagiya...mumumu~"

.

"Ne, jaljayo Kyunnie...saranghae."

.

"Nado saranghae...annyeong..."

.

Pip

.

Sungmin segera mematikan ponselnya. Matanya menatap nanar pada gadget pinknya yang kini terpampang sebuah wallpaper. Fotonya dengan seorang namja tampan yang tak lain adalah Kyuhyun. Keduanya tampak sangat bahagia dalam foto itu dengan tangan Kyuhyun yang melingkar mesra di lehernya. Masa-masa yang indah. Andai selalu bisa seperti itu.

.

.

"Aku menyayangi kalian, aku mencintai kalian. Mengapa kalian membohongiku? Apa salahku?" Sungmin kembali menangis. Kini satu-satu isakan pilu itu mulai lolos dari bibir mungilnya. Hatinya sudah terlalu sakit menanggung beban perasaan itu.

.

.

"Apa salahku...hiks..."

.

.


TBC/DELETE?


.

Annyeonghaseyo..."Istri Sungmin"-imnida...*digamparbolakbalik*

Kalian bisa panggil daku "Hyun" biar lebih akrab.

Untuk SEQUEL WFYH Hyun mw bilang Mianhae cz yum bs publish dlm waktu dkt cz "lagi2" kondisi Hyun yg lg error. Msh tergeletak di RS dg rangkaian alat2 yg mnyebalkan n beragam pemeriksaan yg buat bdn skt semua...hadeeee...bukannya berniat dikasihani, Cuma Hyun merasa gak enak ati ma chingudeul smw, terlebih yang selama ini mendukung Hyun lwt rifyu n PM. Gimana mw blg na y? Hyun tuh dh amad sangat menyayangi kalian jadi rasanya berat ketumpuk utang2 tuh...hehe...maaf gx bs ngasih spesial Kisseu buat kalian, gak kuat nulis na atu2 cz ni ngetik cm pke 5 jari kiri jd repot mw bolakbalik web. Tapi Hyun dh bc semua na...seneeeeeeeennnggg bgd dah!

Nih FF NEW PROJECT na Hyun. Karena byk yg Request KyuMin drpd HunHan, jd na y Hyun post yg KyuMin.

Gmn mnrt kalian? MIND TO REVIEW PLEASE?

Kalo byk yg rifyu, Hyun bakal lanjutin n jelasin smw walau gx janji bkal update cpt. Masalah tokoh dlm FF ini, Hyun gx da niat mw ngejelekin siapapun termasuk Seohyun. Jujur, Hyun suka nih cewe wlwpun Hyun bkn SONE or SUGEN SHIPPER. Apalagi salah satu temen Hyun yg bernama IRKE NOVARAINY amad sangat seneng ma Seo, jd gx mungkin Hyun benci dia. Jd Hyun nulis berdasarkan pikiran j...ngalir...rasanya Seo pantes jd adek na Ming...mnrt Hyun. Haha #evilaugh

Jika cerita ini berkesan buat kalian, jangan lupa RnR yaaaahhh...repiu-repiu ^^

Akhir kata...

Jeongmal Gamsahamnidaaaaa...#diteleportKai

-HyunChan2509-

.

.