7 Days Trip to Japan!
"Aloha? Dengan Kentungan Friend Chicken?"/"Pliss deh! Jangan ngelawak!"/"WHAT?! TUJUH HARI PERGI KE JEPANG?! BUAT KITA SEMUA?! MIMPI APA GUE SEMALEM?!"/'Mimpi dikejar pocong pisang...?'/"JAPANNN! WE'RE COMING!"
Vocaloid (c) Crypton
7 Days Trip to Japan! (c) Me
'7 Days Camp!' sequel.
Warning: hati-hati perut sakit, gak dijamin. Baca ayat suci sebelum membaca dan memakai kacamata kuda setebal 7 cm, lalu mandi kembang tujuh rupa. Eits! Persiapkan batin sebelum membaca! Ketularan gak waras gak mau tau! #bawel lu.
Genre: Romance, Friendship, Humor, Parody.
.
.
.
.
Zero : Telepon di dini hari.
KRRRIIIIINNNGG!
Suara handphone blackberry dengan skin palsu bermotif pisang ini berbunyi sangat keras dan menyebabkan pemiliknya sedikit terganggu. Dengan malas, pemiliknya yang memiliki ciri-ciri pertam, dia manusia, dia bernafas, dan dia bisa berjalan#Gaploked.
Bukan begitu maksudnya! Dia memiliki ciri-ciri rambut kuning alias Honey Blonde, lalu sepasang mata Azure yang gak keliatan karena dia masih merem melek, lalu dia itu cowok tulen! Ingat! Cowok tulen! Maskipun dia seorang Fudanshi.
KRRRRRIIIIINNNGGG! KRRRING! KRING! KRRRRRRIIIINNNGGG!
"AHHH! SIAPE, SIH?! SADAR KAGAK INI MASIH JAM SETENGAH DUA PAGI?!" Len Kagamine, nama pemuda laknat itu dengan emosi tingkat tinggi melempar hapenya yang tak berdosa itu.
"LLEEENNN! JANGAN LEMPAR-LEMPAR HAPE! DOSA! ITU HAPE MAHAL, LAGGEEE!" teriak seseorang dari jendela. Len yang lagi emosi langsung membuka jendela dan–
"Yo, Len!" tampaklah Luka dengan wajah tanpa dosa, berdiri di kusen jendela. Len menghela nafas.
"Oh...elu..." Tunggu, berdiri? Cara naiknya gimana? Kamar Len'kan ada dilantai...tiga.
"Tu-tunggu! E-elu! Haahh..." Len terkapar di lantai kamarnya yang dingin itu. Luka memungut hape Blackberry Len dan meletakkannya dengan santai di dekat sang pemilik.
"Yeh...malah pingsan, lagi!" timpal Luka sambil mengeluarkan Android miliknya yang ada gantungan ikan tuna sama tako kecil-kecil.
"Haloh? Lennya pingsan, nih!" ujar Luka kepada lawan bicaranya di telepon, kemudian terdengar suara orang marah-marah.
'Gimana, sih? Emang lo bangunin dia pake cara apa?!'
"...Gue lompat aja ke kamarnya yang ada dilantai tiga..."
'GUBRAK!' terdengar suara orang jatuh dari si penerima. Si Luka Cuma cengengesan, kemudian dia kembali berargumen dan turun ke bawah.
'Ya iyalah dia pingsan! Elu tuh tau gak sih, kalo lo itu abnormal!' cerocos orang itu. Siapa lagi kalo bukan Lily, sepupunya Luka si tukang gadget.
"Sori...sori. udah deh, gue suruh si Akaito telepon Len aja sebelum jam empat pagi." Ujar Luka sambil mengakhiri pembicaraan. Luka meninggalkan rumah Len dan segera tancep ke rumah Akaito.
.
.
.
.
"WOII! AKAITO! AKAITO!" Luka gedor-gedor rumah Akaito, tanpa mempedulikan kalo itu masih pagi dan orang-orang pada tidur. Entahlah, apa yang Luka pikirin sampe semangat banget buat ngumpulin temen-temennya pagi itu. Luka menggerutu dalam hati. Pasti Akaito pura-pura gak denger. Dia harus pake taktik ampuh dari Meiko yang waktu itu.
"AKAIIITTTOOOO! AKAIIITTTOOO! AKAITOO! WOIII! ADA DISKON CABE DIPASAR, TUUUH! AKAITOOO!"
"HAH?! SERIUS?!" Akaito langsung keluar dengan dompet di tangan dan mata bling-bling layaknya anak kecil yang mau dibeliin mainan. Luka langsung memukul kepala pemuda serba merah itu, meskipun serba merah, gigi Akaito masih putih, kok.
"WOI! ELU NGAPAIN DATENG GEMBAR-GEMBOR?! UDAH BOONG TENTANG CABE, LAGI!" bentak Akaito. Luka menunjukkan dua belas tiket pesawat bertuliskan 'Japan.' Dan berlambang bendera negara tersebut. Akaito melotot.
"LO! LO! LO MAU KE JEPANG?!" teriak Akaito histeris. Luka dengan santainya mengangguk.
"GUE IKUT! GUE IKUT!" teriak Akaito terlonjak kegirangan. Luka mengangguk-angguk, kemudian berusaha menenangkan Akaito yang terlalu ribut sehingga mereka sempat kena timpuk sepasang sendal jepit Swallow yang masih baru.
"Woi. Lumayan, nih sendal Swallow!" Lui yang kebetulan lewat memungut sendal swallow itu dengan hati berbunga-bunga. Kenapa? Dia gak ada modal beli sendal, kali. "Oh! Luka! Akaito! Lu ngapain berdua? Se-selingkuh?! Gue mesti laporin ke–"
"NGAWUR!" bentak mereka berdua. Lui cengengesan.
" yauda, g–GUE MESTI LAPORIN KE KPK!" teriak Lui tiba-tiba. Luka dan Akaito langsung masang tampang 'WTF?!'.
"Elu kenape, sih?" Luka nempeleng jidat si Lui. Cengiran Lui semakin melebar dan melebar. "Eh,, ada sendal Swallow lagi, kagak?"
"Tanya aja sama yang ngelempar tadi!" Luka melipat tangannya.
"Oh iya, gue pengen ngomong sama Akai." Luka langsung jalan ke arah Akaito. "Teleponin si Len, dong!"
"Oh...oke..tunggu...JAM SEGINI?! SETENGAH DUA PAGI?!" teriak Akaito histeris. Luka mengangguk-angguk untuk ke sekian kalinya.
"Oi...mau ngapain, sih?" tanya si Lui.
"Mau pergi ke Jepang."
"Ngapain?"
"Ke toilet!"
"Ke toilet ngapain?"
"Makan!"
"Makan apa?"
"Makan tokai!"
"Sapi atau kambing atau ayam?"
"Lu mau gue bunuh, ya?!"
"Pake apa? Kris, parang, atau golok?"
"..."
"TU DE POIN ADJHA DEH! KITA! MAU! PERGI! KE JEPANG! JAM EMPAT PAGI NANTI!" Luka udah gedek gara-gara si Lui. Berpisah sama si Ring selama satu semester jadinya begini, kah? Dia jadi kaya muridnya Eyang subur dan Stoner Stanley.
"Ada...Ring, kan?" tanya si Lui dengan senyum penuh arti, atau bisa dibilang...senyum pedo bear? Atau lebih mirip senyum mesum? Luka geli banget liatnya. Si Lui bisa ancur nih kalo begini, dia kan yang paling normal biasanya.
"Err...iya, ada si Ring." Lui hampir loncat-loncat kegirangan, tetapi dicegah Luka sebelum mereka kena timpuk sendal swallow lagi.
"Lu gak boleh berulah, lho!"
.
.
.
.
"Ngghh..." Len baru sadar dari pingsannya. Ah, pas banget. Hapenya ada 540 Missed call. Kayanya si Akaito bernafsu banget pengen ke Jepang, udah nyampe 540 kali nelepon ke handphonennya si Len. Nge-PING juga udah lima puluh kali berturut-turut.
Si Len langsung menelepon Akaito. "Hoi..Akai–"
'LEEEEEENNNN! LO KEMANA AJA?! KOK GAK DIANGKAT-ANGKAT?!'
"Aloha? Dengan kentungan friend chicken?"
'Len!'
"Lennya lagi keramas..."
'Plis deh! Jangan ngelawak!'
"Hehehe...ada apaan?"
'Gini, nih...psst...pssstt...psst...'
"WHAT?! TUJUH HARI PERGI KE JEPANG?! BUAT KITA SEMUA?! MIMPI APA GUE SEMALEM?!"
'Mimpi dikejar pocong pisang...?'
"Bukan...yang ini pocong polkadot! Terus pocong pisang itu udah beberapa hari yang lalu! Yang kemaren itu pocong banci, lalu yang lusa itu pocong jemuran...terus–"
'Udah, udah. Gue gak mau bahas pocong, bro.'
"Oh...iya. iya. Kumpul jam berapa? Dimana?"
'Jam empat pagi, di rumah Luka. Berangkat sama-sama naik mobil Ferrari gue...'
"Hayah! Ngarang kerjanya, lu!"
'Iya dah, terserah apa kata lu.'
"Jam empat?!"
'Hooh...udah, ya. Gue mau siap-siap dulu, baru dikasih tau sama Luka tadi pagi, Lui juga lagi siap-siap, pengen ketemu Ring katanya, Meiko, Miku, Rin nginep dirumah Luka, mereka udah mempersiapkan segala hal jauh-jauh...sekarang, Luka lagi memberitahu yang lain, cuman itu yang gue denger,, met ketemu di rumah si setan Luka! Byee!'
"Bye." Len menutup teleponnya dengan hati berbunga-bunga. Ia melirik jam dinding, sudah pukul setengah empat pagi. Len segera berlari ke kamar mandi hingga membuat satu rumah geger ada maling. Tapi Len kagak tau, tuh. Yang penting, cepet-cepet beresin baju mau ke Jepang! Dan, jangan lupa bawa paspor.
.
.
.
.
"Huaahhmmm..." Miku menguap dengan mulut lebar sehingga bertebaran bau negi di udara. Sama kaya Luka, udah ngantuk dan mengeluarkan jigong berupa bau ikan tuna dari mulutnya. Meiko rada mabok, yang paling sengsara adalah Ring, karena dia diantara mereka bertiga. Paling tengah. Mereka lagi menunggu Len sama Kaito yang tidak kunjung datang. Ini pantas dicurigai, bisa aja mereka...Eiitts! ini'kan fanfiction straight!
"Sori! Kita telatt!" seru Kaito dan Len muncul bersamaan dari depan, yang lain segera mengangkat barang-barang mereka dan menyusunnya dimobil APV milik Luka. Sebagian menggerutu karena tidak sabar, terutama Gakupo, dia udah menunggu-nunggu bisa beli game Eroge di Jepang nanti. Dasar hentai laknat..
"Kenapa tiba-tiba banget, Ka?" tanya si Miki. Luka tersenyum. "Hehehe...Cuma menghabiskan waktu liburan, kok! Lagian kan nanti bisa aja kita gak ketemu lagi pas kelulusan. Anggap aja ini kenang-kenangan."
"Tapi kan kita baru aja naik kelas 3, Luk." Timpal Piko.
"Ga papa, sekedar jalan-jalan."
"Eh,, bawa apa aja, lu Len? Bawa jeruk, gak? Kalo ada minta, dong!" ujar Rin, padahal hari ini niatnya puasa jeruk, tapi entah kenapa dia mau batal begitu aja. Oho. Baginya, satu detik tanpa jeruk bagaikan harus mendekam di dalam penjara penuh banci! Oke, lebay.
"Enggak...gue Cuma bawa beberapa mie gelas sama beberapa chiki. Ada Chitato sama Oreo rasa jeruk..."
"GUE AMBIL YANG RASA JERUK!" Rin menyambar oreo rasa jeruk milik Len. Len sweatdropped.
"ANJRING! GUE LUPA BAWA ANDROID! BALIK BALIK BALIK!" teriak Lily panik.
"OMEHGOT! GUE LUPA BAWA PSP!" teriak Akaito ikut-ikutan. Luka mengeluarkan PSP magenta miliknya, serta android miliknya sendiri dan memberikannya kepada dua orang penggila gadget itu.
"Kita sampai." Ujar Dell. Supirnya Luka. Dengan segera, mereka mengangkat barang-barang mereka dan check ulang barang-barang serta dokumen penting mereka sebelum keberangkatan.
"Eh, kita berangkat tanpa orang tua?" tanya si Ring.
"Siapa bilang? Ada tante gue kok di Jepang!" ujar Luka mantab. Yang lain hanya mengangguk-angguk dan menuju ke gerbang keberangkatan.
.
.
.
.
"Uek...mau muntah..." Miku sama Rin tepar begitu masuk kedalam pesawat. Rin sih, emang udah dari sananya dia suka mabok kendaraan, tapi kalo Miku? Oh, dia lagi ham –eh! Maksudnya dia kekenyangan abis makan ham dengan banyak negi!
"Akakakaka...sedikit lagi tamat...sedikit lagi tamat..."
"uuuuu...hentai...eroge...uhh..."
"Sake...bir...wine...aahhh..."
"Es krim...hiks...hiks...es krim...hiks..."
"Po-pocong banana...maaf! tetapi aku sudah memilih dia! Aku sudah memilih Pocong pisang!" #efekSinetron
"Huee...harga..cabe..naik..."
"Humm...anime ini bagus..."
"GRRROOOKK! FIUUHH GRRRROOOKK FIUUHH"
"Laper..."
"Hauss..."
"Geeezzzz..."
"HYAAA! GUMI! TUMPAH! TUMPAH! POP MIENYA TUMPAH!"
"PANAAASS! HOIII! SIAPA SIH INI?! ANJRRRIIINNGGG!"
"WOLES MASS! WOLES!"
"Satu ikan tuna...dua ikan tuna...seratus sepuluh ikan tuna..."
"...KALA KUCOBA MENYAPAMU–"
"ASTUTEEEE!"
"SETOPPP! SETOOOPP! SETOP!"
Begitulah suasana mereka di pesawat. Gak di bus, gak di angkot, gak mengenal perbedaan tempat, pasti ada aja ulah mereka semua ini. Memang ciri khas anak-anak VocCo. Vocaloid Community. Tiada hari tanpa keributan.
.
.
.
.
"Huahmm..." Luka yang pertama kali terbangun dari tidurnya. Ah, pas sekali. Mereka sudah sampai tempat tujuan.
"Hoi...udah nyampe, hoi..." Luka membangunkan Lily yang sedang pulas-pulasnya tertidur. Yang lain ikut terbangun, meskipun ada yang harus di seret karena tidur mereka itu kaya kebo.
"I-ini..."
"...Jepang...?!"
"Aaahh...tempat impianku..."
"JAPANNN! WE'RE COMING!"
.
.
.
.
Tsuzuku.
[A/N:
Udah lama gak nulis di fandom Vocaloid! Sekarang lagi seneng-senengnya sama KHR, sih.. kebanyakan Yaoi, deh xD
Saya mengedit ulang sekuel dari 7 days camp! Huoalalalalala~ semoga anda menikmatinya. Saya sedang terserang writters block karena kebanyakan belajar dari kemaren! ]
Semoga anda menyukainya~ mind to review?
