Chapter 1 - Baby I'm Sleepy
BTS Jimin X Reader || Marriage-life, Comedy || 375 words
.
.
.
"Kamu lembek, sih," itu yang kukatakan tadi pagi sebelum ia berangkat bekerja.
Perkaranya bermula ketika aku menyadari bahwa sup buatanku terlalu asin, sedangkan aku tahu ia telah menghabiskan satu mangkuk tanpa berkomentar apa-apa. Aku mengerti, ia hanya diam seperti itu karena tidak mau menyakiti hatiku, dia memang selalu begitu. Tetapi aku tidak suka, sungguh.
Aku lebih suka ia mengatakan apa yang ia inginkan atau mengomentari apa yang tidak beres denganku. Masakan terlalu banyak garam adalah masalah yang sangat sepele, tetapi bagaimana jika nantinya ada masalah yang jauh lebih rumit dan ia masih tidak mau mengkomunikasikannya padaku dengan alasan takut aku merasa jengkel? Aku tidak suka dia lembek, aku ingin hubungan kami terbuka sama lain.
Itulah yang membuatku dengan aksen sensitif berat meluncurkan kalimat itu dari mulutku pagi tadi. Dan sepertinya sekarang kalimat itu telah merubahnya menjadi bicara dengan nada kaku―dan tidak jelas. Betapa tidak? Petang ini tiba-tiba ia menyuruhku mematikan televisi yang aku tonton setelah ia melepaskan sepatu dan mendamparkan tas kerjanya begitu saja ke atas sofa yang aku duduki.
Dan ketika aku tanya 'kenapa?' ia hanya menjawab "Matikan!"
Baiklah, baiklah, aku mematikannya sekarang. Kemudian segera saja ia tarik lenganku ke kamar tidur. Ada dua kemungkinan, pertama, seharian ini ia memikirkan ucapanku yang mengatakan bahwa ia lembek, lalu tercetus niat di benaknya untuk mengungkap semua yang menjadi ganjalan dalam hatinya selama ini padaku, jadi setelah ini mungkin ia akan mengomeliku panjang-panjang. Kemungkinan kedua, dia sedang horny. Astaga, seingatku dia tahu kalau aku masih dalam period.
Dasi dan blazer ia lepas dengan kasar. Kemudian ia menghempaskan tubuh kami berdua ke atas tempat tidur, menata posisi kami sedemikian rupa sehingga bantal dengan apiknya menjadi alas kepala kami, serta selimut hangat membalut tubuh kami. Aku yang sama sekali tidak mengerti dengan sikapnya yang begini hanya bengal.
"Sekarang apa?" aku bertanya.
"Aku ngantuk."
"Lalu?"
Ia memejamkan kedua matanya, melingkarkan lengannya pada tubuhku erat-erat. "Temani aku tidur, awas kalau kamu tidak ada di pelukanku ketika aku terbangun nanti."
Oh, aku mengerti sekarang. Ia sedang berusaha mengungkapkan padaku tentang apa yang ia inginkan dengan cara yang 'tidak lembek'. Aku tertawa samar, Park Jimin suami yang paling aku cintai tengah mencoba menjadi tegas, tetapi kenapa jatuhnya malah … romantis? xD
Untuk yang ke sekian kalinya, pria ini membuatku jatuh cinta.
.
.
.
A/N
Halo 'w')/
Serial fanfic singkat marriage-life dengan BTS Jimin. Ini sudah ditulis lama sekali, untuk ffn akan saya post satu per satu chapter dalam selingan waktu beberapa hari sampai chapter yang paling terakhir saya selesai tulis, setelah itu baru akan update setiap 1-3 minggu. Ini mungkin membosankan karena tidak memiliki akhir, tapi kalau dipikirkan kembali... apa yang buruk dari cerita manis yang tidak berujung?
"Even today, I'm still in the story of you and I that hasn't ended, in Fiction."
(Beast - Fiction)
