PERJANJIAN HATI

Judul : Perjanjian Hati

Genre : Romance,Drama

Rate : T sampai M++?

Casts :

XiuHan/LuMin Couple

Kim Minseok/Xiumin EXO (GS)

Xi Luhan

Henry SJ M

ETC

Warning : GS FOR SOME CHARACTER ,typo,crack!pair,jangan lihat hanya dari pairnya saja.

STORY DON'T BELONG TO ME

REMAKE DARI NOVEL SANTHY AGATHA DENGAN JUDUL YANG SAMA

Annyeong

Author kembali dengan FF baru

FF ini ada sebenernya ada hubungannya juga dengan FF Sweet Enemy yang sebelumnya dipost.

Jadi,di cerita aslinya kan ada empat cerita dari seriesnya. Nanti kalo author update,bakal disisipin linknya satu-satu.

Ini link cerita yang Sweet Enemy :

s/12301846/1/SWEET-ENEMY

Buat kalian yang suka couple Xiuhan,boleh dibaca FF Romance Comedy author yang castnya Xiuhan

s/10393987/1/Kutukan-Sang-Istri

Ok deh,enjoy ^^

Sound Track :

Adele - Don't You Remember (First Scene)

Alicia Keys - Fallin (Dance scene)

EXO CBX - Crush U (Ending Scene)

Tak pernahkah kau mengerti? Hatiku ini sudah ada dalam genggamanmu,Lalu kau buang begitu saja..."

PART 1

Panggil saja dia Xiumin. Nama koreanya adalah Kim Minseok. Dia adalah salah satu dari anak keturunan China-Korea yang dilahirkan dan tinggal di Seoul. Ayahnya seorang Korea dan ibunya China. Disadari atau tidak,banyaknya pernikahan China-Korea telah menjadikan mereka komunitas unik tersendiri di negara ginseng itu,termasuk di Seoul.

Bahagianya ketika jatuh cinta.

Xiumin tersenyum sambil membaringkan tubuhnya di kamar sepulang kuliahnya. Henry baru saja mengantarnya pulang,tadi mereka menghabiskan waktu bersama sepulang kuliah,berburu buku-buku lama,menonton dan menikmati es krim sebagai .Hari ini sangat menyenangkan baginya. MeskipunHenrytampakagakaneh danmurung tadi,tapi Henry bilang dia hanya sedang tak enak badan dan berjanji bahwa sepulangnya nanti dia akan langsung beristirahat agar kondisinya pulih.

Xiumin mencintai Henry,sangat cinta. Mereka menjadi dekat begitu saja seolah sudah ditakdirkan untuk bersama. Xiumin tidak pernah menyangka mereka bisa seserius ini. Dulu dia menyangka Henry sombong karena berasal dari keluarga kaya,tetapi ternyata tidak. Lelaki itu yang menyapanya duluan,bahkan sangat baik dan ketika pertama kali ke rumah Xiumin,tidak ada sikap mencemooh ataupun menghina rumah mungil itu. Status Xiumin yang berasal dari keluarga sederhana tampaknya tidak masalah bagi Henry.

Mereka sudah merajut impian untuk masa depan. Menikah dan punya anak,lalu berbahagia untuk selamanya. Bahkan Henry sudah menunjukkan keseriusannya dengan mengajak Xiumin ke rumahnya ,bertemu dengan ibunya. Meskipun sikap ibunya tidak bisa dikatakan ramah…Xiumin mengernyit,teringat betapa malunya dia ketika ibu Henry menolak untuk membalas jabatan tangannya.

Setidaknya Henry pernah bilang bahwa ibunya memang galak kepada siapa saja,bukan hanya kepadanya.

Ponselnya berkedip-kedip. Xiumin segera mengangkatnya begitu melihat nama Henry di layar ponselnya, "Henry-ya?"

"Aku baru saja sampai di rumah" suara Henry di seberang sana terdengar berbeda,membuat Xiumin bergumam dengan cemas.

"Suaramu terdengar berbeda…apa kau sakit?. Syukurlah kau sudah sampai dirumah…Istirahatlah,supaya besok kondisimu membaik."

Hening..seolah Henry sedang mencari kata-kata.

"Xiumin..?" Henry bergumam ragu.

"Bisakah besok kita bertemu di taman yang biasa? Besok aku tidak bisa datang kuliah,tetapi aku akan menunggumu disana di sore hari. Kau menyusul kesana ya."

Taman tempat mereka biasa bertemu itu terhitung dekat dari kampus,Xiumin hanya perlu berjalan kesana. Dia tersenyum sambil membayangkan bahwa mungkin Henry punya rencana romantis untuknya, "Iya,Henry,aku akan datang besok" Xiumin tersenyum manis meskipun Henry tidak melihatnya.

"Oke." Teleponpun ditutup di sebrang sana. Membuat Xiumin mengerutkan keningnya atas penutup yang dingin dari Henry,biasanya mereka mengakhiri percakapan dengan kata-kata cinta yang lembut. Tetapi kemudian dia menghela napas,Henry kan sedang sakit,jadi wajar saja kalau sikapnya terasa berbeda…

Xiumin menangis,sungguh-sungguh menangis mendengarkan alunan lagu itu dari pemutar musik miliknya.

But don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more,

When was the last time you thought of me?
Or have you completely erased me from your memory?
I often think about where I went wrong,
The more I do, the less I know,

Henry dulu pernah berjanji akan mencintainya apa adanya sampai mereka menikah dan menua bersama. Bahkan pernah berjanji akan mencoba meyakinkan ibunya jika ibunya belum merestui hubungan mereka. Tidakkah Henry mengingat itu semua?.Saat itu hujan turun dengan derasnya di luar,tetapi sederas apapun hujan itu,tak akan bisa mengalahkan derasnya darah yang mengalir dari hatinya yang remuk redam, dihancurkan begitu saja oleh kekasihnya,tanpa ampun

Pikiran Xiumin melayang pada kejadian tadi sore yang berhujan,hanya ada dia dan Henry,kekasihnya.

"Kita sudah tidak boleh bertemu lagi."

Xiumin mengernyit dan mendongak menatap Henry yang lebih tinggi darinya,

"Apa maksudmu?" dia benar-benar terkejut mendegar kata-kata Henry itu.

Tadi dia datang menemui Henry dengan senyum dan bahagia,mengira bahwa akan mendapatkan kejutan romantis dari kekasihnya. Dia memang mendapatkan kejutan. Tetapi ini bukan kejutan romantis.

"Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi Xiumin,mianhae."

"Wae?." Xiumin mulai gemetaran,menyadari bahwa semua ini benar-benar nyata.

"Kau tahu kenapa,aku sudah tidak kuat dengan desakan ibuku dan sebagainya,dia tidak menyukaimu…Kau tahu,dia itu kolot,dia berdarah biru dan dia ingin aku mendapatkan pasangan yang sederajat.." Henry menelan ludah,menatap Xiumin dengan menyesal.

"Mianhae. Aku menerima pertunangan dengan Tiffany. Annyeong."

Hanya seperti itu,tanpa penjelasan apa-apa,tanpa pelukan atau kecupan perpisahan. Henry meninggalkan Xiumin dengan hati yang hancur.


DUA TAHUN KEMUDIAN

Suara bel di taman kanak-kanak yang indah itu berbunyi. Xiumin segera mengatur agar semua murid-muridnya duduk dengan rapi sambil menunggu orang tua mereka menjemput. Sangat susah mengatur anak-anak TK yang begitu aktif dan tidak bisa duduk diam itu,tetapi Xiumin senang,karena mereka adalah sekumpulan bocah tanpa dosa,yang penuh rasa ingin tahu dan kegembiraan murni dalam memandang dunia. Mereka tersenyum ceria dan membungkukkan badannya ke arah Xiumin ketika orang tua mereka datang menjemput. Xiumin sedang merapikan tasnya ketika ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya.

"Annyeong haseyo,seonsaengnim. Jemputan sudah datang."

Xiumin tersenyum,menatap laki-laki yang berdiri di pintu ruang kelasnya dengan tatapan jahilnya,

"Annyeong haseyo,apa yang kau lakukan disini siang-siang,Taemin-ah?" sambil meraih tasnya,Xiumin menghampiri sang adik yang telah tumbuh dewasa menjadi lelaki yang begitu tampan.

"Aku tidak sengaja lewat sini sepulang mengantar teman-teman kampus dan menyadari bahwa aku lewat taman kanak-kanak tempat noona mengajar,jadi kupikir ada baiknya aku menjemput noona daripada noona naik bus."

"Naik bus sebenarnya juga tidak apa-apa." Xiumin berjalan menuju parkiran,diiringi oleh Taemin dan menghampiri mobil tua warna hitam,warisan dari mendiang ayah mereka yang sekarang dipakai oleh Taemin ke kampusnya.

Mereka masuk dan Taemin menjalankan mobilnya keluar dari halaman taman kanak-kanak itu.

"Aku ingin minta bantuan noona." Taemin mengernyitkan keningnya sambil menatap ke arah jalanan Seoul yang sedang ramai. Xiumin dan Taemin memang terbiasa berbahasa Korea dan menggunakan budaya Korea dalam keseharian,meskipun Xiumin lebih sering dipanggil dengan nama Chinanya.

"Bantuan apa?" tanya Xiumin penasaran.

"Tentang Naeun" Taemin menjawab dengan nada pelan.

Xiumin ingat tentang Naeun. Perempuan itu adalah teman kuliah Taemin yang pernah diajak ke rumah beberapa hari yang lalu. Seulgi adalah perempuan cantik dan tentu saja anak dari orang kaya,pikir Xiumin pahit,berusaha menahan goncangan masa lalu yang tiba-tiba menusuknya. Tentu saja dia anak orang kaya,Naeun datang ke rumah mereka dengan mengendarai mobil sport keluaran terbaru yang harganya mungkin saja mencapai sepuluh kali lipat harga jual rumah mungil keluarga Xiumin.

"Kenapa dengan Naeun?" batin Xiumin berteriak,dia sebenarnya tidak ingin Taemin berdekatan dengan Naeun. Orang kaya selalu memandang rendah orang miskin. Itu fakta,itu pula yang dilakukan keluarga Henry kepadanya dulu. Xiumin hanya tidak mau Taemin mengalami kekecewaan seperti dirinya sesudahnya. Tetapi semua larangannya tertahan,dia tak tega mengatakan semua itu kepada adiknya yang sekarang sedang berbinar-binar matanya,mabuk kepayang kepada perempuan impiannya.

"Naeun dan aku,kami saling mencintai dan berniat menjalin hubungan serius." Taemin mendesah,

"Tetapi ada masalah dengan keluarganya."

Xiumin mengernyit. Pasti akan selalu ada masalah ketika keluarga kaya menemukan anaknya berpacaran dengan keluarga Xiumin penat jika memikirkannya.

"Keluarganya mengundang kita dalam sebuah makan malam mewah di rumah mereka,pesta itu diadakan oleh kakak Naeun, seorang pengusaha kaya raya..Kakaknya ingin bertemu denganku dan aku…Aku agak ngeri karena desas-desus yang berkembang,kakaknya itu sangat kejam dan jahat." Taemin menatap Xiumin dengan tatapan memohonnya,yang selalu berhasil digunakannya untuk meluluhkan hati kakaknya,

"Noona mau kan menemaniku ke pesta itu?"

"Kenapa harus aku? Xiumin merengut,mencoba berkelit.

"Karena kakaknya ingin bertemu dengan salah satu keluarga kita,kau kakakku satu-satunya,aku kan tidak mungkin mengajak eomma,penyakit rematiknya parah dan tidak bisa keluar malam."

"Apa yang diinginkan kakak Naeun? Kenapa dia ingin bertemu dengan salah satu keluarga kita?" Xiumin menerka-nerka dan sebuah pikiran pahit berkecamuk di benaknya,jangan-jangan si kakak itu ingin mencemooh dan menghina mereka di pesta itu?.

"Aku adalah pacar Naeun,kakaknya itu sangat protektif kepada Naeun,mengingat sebelum-sebelumnya banyak lelaki yang mendekati Naeun demi mengincar harta keluarga mereka,aku maklum kalau kakaknya ingin mengenal kita dan memastikan aku baik untuk Naeun."

Tentu saja Taemin baik untuk Naeun. Xiumin mengernyit,dialah yang akan maju pertama kali kalau ada yang meragukan kebaikan hati Taemin. Mereka berdua adalah anak yang dibesarkan dari seorang ibu yang berjuang seorang diri karena suaminya telah meninggalkannya dengan dua anak yang masih kecil di tempat yang tidak terlalu dikenalnya . Ibunya berjualan bakpao di pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Xiumin masih ingat ketika dia dan Taemin sepulang dari sekolah dasar membantu sang ibu berjualan. Bahkan tak jarang Xiumin dan Taemin melakukan aksi-aksi konyol hanya untuk menarik minat orang membeli dagangan ibunya.

Hidup sengan keprihatinan dan kesederhanaan telah membuat Xiumin dan Taemin tumbuh menjadi pribadi yang bersahaja,mereka membantu sang ibu dengan bekerja sambilan untuk membiayai pendidikan. Akhirnya setelah Xiumin lulus dan menjadi guru sebuah TK,Taemin mendapatkan beasiswa di fakultas teknik di salah satu universitas negeri di Seoul, dan kepandaiannya membuatnya mempunyai masa depan yang cukup cerah. Kepandaian otaknya,ketampanan fisiknya dan kebaikan hati Taemin membuat Xiumin yakin bahwa adiknya adalah pasangan paling sempurna bagi siapapun.


"Huan ying!" Naeun mengucapkan selamat datang dalam bahasa Mandarin, menyambut Taemin dan Xiumin dengan bahagia di pintu,pipinya bersemu merah dan matanya berbinat ketika melihat Taemin. Xiumin mengamatinya dan mau tak mau tersenyum. Bagaimanapun juga,Naeun benar-benar tampak seperti perempuan yang baik dan sungguh-sungguh mencintai Taemin.

"Gamsahamnida Xiumin eonni sudah mau menemani Taemin kemari. " dengan sopan dan ramah,Naeun tersenyum dan menjabat tangan Xiumin,sebagaimana tata krama di budaya China.

"Mari silahkan masuk,pestanya sudah dimulai."

Pesta itu benar-benar pesta mewah yang elegan,yang memang diperuntukkan untuk kelas atas. Xiumin juga melihat banyak orang dari komunitas China-Korea mendatangi pesta. Meskipun ia juga bisa melihat ada beberapa pengusaha asli Korea yang datang. Tidak semua orang ia tahu namanya,paling hanya beberapa orang,itupun ia tahu dari majalah,koran,TV,internet atau bertemu di acara sosial komunitas China-Korea.

Semuanya berpakaian indah dan syukurlah meski tidak mahal gaun hitam Xiumin yang sederhana tampak begitu cantik dipakainya.

"Ni hao. Sendirian disini?" tiba-tiba seorang lelaki sudah ada di sebelahnya dan menyapanya dalam bahasa mandarin.

Xiumin menoleh dan menemukan lelaki paling tampan yang pernah dilihatnya. Dengan rambut disisir rapi,dagu yang sudah dicukur bersih,dan pakaian yang sepertinya dijahit khusus untuknya,lelaki muda itu tampak seperti pangeran dari negeri dongeng.

"Anni. Saya bersama pasangan saya." Tiba-tiba Xiumin gugup dan menjawab dalam bahasa Korea. Penampilan lelaki itu dan aura yang dibawanya entah kenapa membuatnya merasa gugup dan tiba-tiba saja ingin melarikan diri.

"Oh?jinjja? Sepertinya aku tidak melihatnya." Lelaki itu menatap ke arah Xiumin tajam meskipun bibirnya tersenyum.

"Sungguh pasangan anda orang yang sangat ceroboh membiarkan perempuan cantik sendirian disini."

Xiumin mengernyitkan keningnya, "Jeosonghaeyo. Saya harus mencari pasangan saya."

Dengan buru-buru Xiumin membalikkan badannya dan mencoba pergi, aura lelaki itu membuatnya gelisah tidak tertahankan lagi,cara lelaki itu menatapnya bagaikan harimau mengincar mangsanya.


"Xiumin?"
Xiumin langsung tertegun mendengar suara itu,suara yang dikenalnya,suara dari masa lalunya yang sudah bertahun-tahun berusaha dilupakannya. Suara Henry.

Dengan gugup didongakkannya kepalanya,dan tertegun,itu memang Henry yang sama,hanya sekarang lebih tampan,lebih dewasa. Hati Xiumin luar biasa sakitnya mengingat kenangan itu. Ketika Henry meninggalkannya begitu saja tanpa penjelasan apa-apa,karena dorongan keluarganya.

Xiumin ingat sekali ketika itu ibu Henry,seorang nyonya besar yang kaya raya tidak menyetujui hubungan Xiumin dengan Henry,karena Xiumin hanyalah perempuan biasa,dari keluarga biasa,apalagi ibu Henry sudah menyiapkan calon untuk Henry,anak dari temannya,yang juga keturunan darah biru,yang saat itu sedang menyelesaikan magisternya di Amerika,bernama Tiffany.

"Annyeong Henry,apa kabar?" suara Xiumin terdengar lemah,terlalu terkejut.

Henry tersenyum miris. "Kabar baik Xiumin,kau sendiri?Bagaimana kabarmu?"

"Nan gwenchana." Xiumin tersenyum kecut,tiba-tiba saja ia ingin menangis,knapa dia harus bertemu Henry disini? Henry adalah satu-satunya lelaki yang tidak ingin ditemuinya di dunia ini.

"Dimana Tiffany?" tanya Xiumin mencoba tegar.

"Ah,Tiffany.." Henry tampak salah tingkah,

"Dia ada disana,sedang berbicara dengan temannya,eh…Kami sudah bertunangan,tanggal pernikahan kami ditentukan 2 bulan lagi,segera setelah Tiffany mengurus kepindahannya dari Amerika,aku harap kau mau datang."

Bagaimana mungkin Henry mengucapkan kalimat menyakitkan itu tanpa rasa bersalah sedikitpun? Tidak ingatkah dia betapa dia telah menyakiti hati Xiumin dengan begitu kejam,meninggalkannya tanpa perasaan? Membuat Xiumin akhirnya tidak bisa mencintai lelaki lain…

"Henry,teman-temanku ingin berbicara denganmu,baby" perempuan cantik itu tiba-tiba datang dan menggelayuti lengan Henry dengan manja,dia lalu menatap Xiumin dan mengangkat alisnya,

"Eh…Siapa ini?"

Henry tampak guguk dan menelan ludah.

"Ini Xiumin,teman kuliahku dulu,kami berkenalan di komunitas China-Korea,sudah lama tak bertemu dan kebetulan bertemu disini."

"Oh." Tiffany menatap Xiumin dari kepala sampai kaki dengan pandangan meremehkan,

"Aku pernah dengar dari ibumu kalau kau dulu pernah punya kekasih bernama Xiumin yang kau tinggalkan,hmm" Tiffany tersenyum mencemooh,

"Pantas saja kalau begitu,dia tidak selevel dengan kita,bukan begitu baby?"

Henry tampak kehilangan kata-kata sedangkan Xiumin berdiri dengan muka merah padam atas penghinaan terang-terangan yang diucapkan dengan lantang tersebut.

Sebelum mereka dapat berkata-berkata,sosok pria tampan yang tadi menyapa Xiumin tiba-tiba melangkah mendekat dan mengamit lengan Xiumin dengan mesra.

"Kau tidak mengenalkan mereka kepadaku,chagiya?"

Xiumin mendongak,mengernyitkan alisnya sambil menatap lelaki yang tak dikenal itu,apa katanya tadi?.

Tetapi kemudian perhatiannya teralihkan oleh wajah Henry dan Tiffany yang memucat,

"Kau mengenal Tuan Luhan,Xiumin?" tanya Henry seolah tak percaya.

Pria bernama Luhan itu semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Xiumin, "Tentu saja,Xiumin adalah kekasihku,dan sepertinya kalian mengenalku ya?"

"Keluarga kami menjalin hubungan bisnis dengan anda Tuan Luhan." kali ini Tiffany yang menyahut sambil tersenyum manis,

"Sungguh suatu kehormatan bisa bertemu dan bercakap-cakap langsung dengan anda disini."

Luhan ganti menatap Tiffany dengan pandangan mencemooh,

"Hmm…Kehormatan bagimu juga mungkin bisa berbicara dengan kekasihku yang luar biasa ini." Lalu Luhan tersenyum pada Xiumin,tidak mempedulikan muka Tiffany yang memerah karena jawaban sarkasmenya itu,

"Ayo chagiya,masih banyak tamu-tamu yang harus kita temui."


Kemudian Luhan membalikkan tubuh Xiumin,membawanya dalam gandengan lengannya,meninggalkan Henry dan Tiffany yang berdiri dengan terhina disana.

"Kenapa kau membantuku?" Xiumin berbisik pelan setelah mereka menjauh dari pasangan Henry dan Tiffany.

Luhan tergelak dan kemudian melepaskan genggaman lengannya,

"Aku melihat seorang perempuan yang hampir dipermalukan oleh kekasih yang dengki,dan aku merasa harus turun tangan untuk membantu."

Kemudian lelaki itu mengulurkan tangannya,

"Kita tidak sempat berkenalan tadi karena kau buru-buru kabur."

"Oh." Pipi Xiumin memerah,

"Te..terima kasih atas bantuannya,aku…"

"Gege?" kali ini suara Naeun yang menyela. Luhan dan Xumin menoleh serentak,berhadapan dengan Naeun yang sedang bersama Taemin.

Naeun tersenyum ceria ketika melihat Xiumin,

"Ah..kulihat Luhan-ge sudah berkenalan dengan Xiumin-eonni,kakaknya Taemin. Xiumin-eonni,ini kakakku yang kuceritakan ingin berkenalan."

Sedikit terkejut atas informasi baru itu,Xiumin melirik ke arah Luhan,sekilas Xiumin menyadari rona wajah Luhan yang hangat berubah menjadi dingin. Apakah lelaki itu menjadi dingin ketika mengetahui Xiumin adalah kakak Taemin? Xiumin masih ingat cerita Taemin bahwa kakak Naeun ini sangat mencurigai orang miskin sebagai pengincar harta mereka.

Apakah kisahnya bersama Henry akan terulang pada Taemin? Dicemooh dan diremehkan hanya karena berasal dari keluarga sederhana?

"Oh…Ini Taemin yang kau ceritakan itu?" Luhan berucap lambat-lambat dan kemudian membalas uluran tangan Taemin,setelah selesai berjabat tangan,dia menoleh lagi kepada Xiumin,

"Dan Kau Xiumin,kakaknya Taemin…Senang berkenalan denganmu" lelaki itu mengulurkan tangannya kepada Xiumin,mau tak mau Xiumin menerima uluran tangan itu.

Seketika Luhan menggenggam tangannya yang mungil itu dengan kuat dan dominan,seperti mengisyaratkan sesuatu.

"Sepertinya kita akan banyak bertemu nanti Xiumin," gumamnya penuh arti.

Nada suaranya ramah,tetapi entah kenapa Xiumin merasa ngeri. Membuat Xiumin bertanya-tanya apa yang ada di benak Luhan sebenarnya.

Mereka berdiri berempat sambil mengamati pesta. Naeun dan Taemin berpegangan tangan dengan penuh cinta,sementara Xiumin berdiri dengan canggung di sebelah Luhan. Tiba-tiba musik lembut dansa dimaninkan dan beberapa pasangan tampak turun ke lantai dansa,menikmati suasana romantis diantara kelap-kelip cahaya temaram dan suasana pesta yang elegan.

Luhan menoleh ke arah Xiumin dan memasang senyumnya yang paling manis,

"Mau berdansa?"

Xiumin tertegun,lalu menggelengkan kepalanya,

"Tidak…Saya tidak bisa berdansa," tolaknya cepat.

Xiuminnya bukannya tidak bisa menari,tapi ia sungguh malu jika harus berdekatan dengan Luhan yang baru dikenalnya.

Tetapi Luhan menatapnya dengan keras kepala, "Oh ayolah,aku akan mengajarimu. Lagipula kau tidak kasihan kepadaku,aku tidak punya pasangan dansa." Sebelum Xiumin bisa menolak,lelaki itu sudah menariknya ke lantai dansa.

Luhan bohong. Dia bisa memilih banyak pasangan dansa kalau mau,dilihat dari banyaknya mata yang menatap iri kepada Xiumin. Xiumin begitu gugup ketika Luhan dengan tenang melingkarkan tangannya di pinggang Xiumin dan meletakkan tangan Xiumin di pundaknya. Lelaki itu membawa Xiumin melangkahkan kaki dengan lembut,mengikuti irama.

"Lihat,mudah kan?"bisiknya sambil tersenyum,menatap Xiumin dengan matanya yang tajam.

Xiumin memalingkan muka dengan wajah merah padam,tidak tahan ditatap seperti itu. Dia hanya menganggukkan kepalanya dan kemudian memusatkan perhatiannya kepada gerakan dansa mereka.

Ketika tanpa sengaja Xiumin memutarkan pandangannya ke sekeliling ruangan,matanya bertabrakan dengan mata Henry,lelaki itu sedang berdansa dengan Tiffany yang sekarang dalam posisi membelakangi Xiumin,membuat Henry menatap Xiumin.

Ada sesuatu di tatapan mata Henry,sesuatu yang mirip dengan penyesalan dan kepedihan…Membuat dada Xiumin terasa sesak. Dia memalingkan kepala,dan mencoba untuk tidak menoleh ke arah Henry lagi.


Seperti biasa Xiumin melangkah keluar kelas setelah memastikan semua muridnya benar-benar pulang dalam jemputan keluarga mereka. Taman kanak-kanak itu tampak lengang dan sepi. Biasanya yang membuat ramai adalah kehadiran murid-murid kecilnya yang berceloteh riang kesana kemari. Sekarang tinggal guru-guru yang sibuk merapikan barang-barang mereka di ruang guru.

Xiumin mendesah dan mengambil tasnya lalu melangkah ke lorong TK itu,entah kenapa sejak pesta itu batinnya kembali terasa sakit,sakit hati yang telah coba dilupakannya begitu lama. Sakit hati karena kepedihan ketika Henry meninggalkannya dengan kejam,kini semua itu kembali lagi.

Mungkin di pesta itu dia bertemu kembali secara langsung dengan Henry,melihat langsung bagaimana Henry sudah melupakannya dan berbahagia dengan tunangannya.

Pernikahan mereka dua bulan lagi…

Tiba-tiba saja batin Xiumin berdenyut dan terasa sakit. Kenapa hatinya sakit?apakah dia masih menyimpan cinta itu kepada Henry? Bahkan setelah dia dicampakkan dan dikhianati sedemikian rupa?.

"Hati-hati,nanti kau tersandung."

Suara maskulin itu tiba-tiba muncul,tak disangka-sangkanya. Begitu mengejutkan hingga Xiumin mengeluarkan pekikan mendongak ke arah suara itu dan menemukan Luhan,kakak Naeun,sedang bersandar di tiang lorong taman kanak-kanak itu,masih mengenakan setelan jas kantornya yang elegan.

"Kenapa anda ada disini?"tiba-tiba Xiumin merasa waspada.

Luhan tersenyum misterius. "Ada yang ingin kusampaikan kepadamu,kalau kau tidak sibuk."

"Darimana anda tahu tempat saya bekerja?" kali ini perasaan Xiumin didominasi oleh rasa curiga,jangan-jangan lelaki ini sudah membayar orang untuk menyelidiki Taemin dan keluarganya.

Luhan terkekeh dan melihat tatapan curiga Xiumin,

"Jangan menatapku seperti itu,aku tidak mengambil informasi lewat jalan belakang." dengan elegan dia mengangkat bahunya,

"Aku mendapat informasi dari Naeun bahwa kau bekerja disini,dia sering bercerita tentang Taemin dan kau."

"Oh." Xiumin tercenung.

"Apa yang ingin anda sampaikan kepada saya?"

Mendengar pertanyaan Xiumin,tatapan Luhan berubah serius,

"Mungkin kau bisa ikut aku ke suatu tempat untuk membicarakannya?"

Alarm peringatan langsung berbunyi di benak Xiumin,mengingatkannya. Entah kenapa,meskipun tersenyum ramah,aura Luhan tampak mendominasi dan menyimpan sesuatu yang tidak mau pergi kemanapun dengan lelaki itu.

"Kalau memang bisa kenapa tidak kita bicarakan disini saja?"

Luhan menatap tajam,kemudian sekilas geli melihat ketakutan Xiumin yang berusaha disembunyikannya dengan baik.

"Oke kalau begitu,meskipun aku sebenarnya ingin membicarakannya di tempat yang lebih pribadi."

Tatapannya berubah serius dan dalam sekejap auranya berubah dingin,

"Begini Nona Xiumin,aku ingin menawarkan sejumlah uang kepada keluargamu supaya kalian semua menjauhi Naeun."


Sebelumnya author ucapkan terima kasih buat yang udah review FF Sweet Enemy

Ok deh…semoga suka dan menghibur (?)

Jangan lupa reviewnya,supaya FF nya lebih bagus lagi.

dan klik follow juga favoritenya.

Annyeong ^^