DIRIKU
Aku…. hanyalah bayangan yang mengikuti waktu berputar. Demi diriku,ingin kuubah jiwa yang lemah ini semakin kuat dan tidak rapuh. tetapi,aku berjuang dan mengikuti alur hidupku dengan alur hidup. tangan dan bajuku basah saat megguyur dengan shower dikamar berpikir,akulah bayangan menikmatinya dan mengingat "kenangan" …..lemah…..kamu…lemah….!.perkataan yang mnghantuiku saat ini sehingga aku sangat muak melihat diriku di cermin sehingga memecahkannya menggertakkan gigiku dan melihatnya.
Diriku disana memantulkan jiwa yang lemah seakan mendadak kaget dan memegang tangan kananku yang sudah mengalirkan darah per satu darah itu turun ke lantai dengan perlahan yang mengikuti waktu aku mengambil serpihan kaca yang jatuh dan memandangnya dalam diam yang ingin mengiris di urat nadiku dan mati kedua mataku dan mengahirinya tersenyum dan melakukannya.
"Jangan, Kazu-chan!"
seseorang memelukku dengan erat dan kaca yang kupegang terdiam saat ia meliriknya dan ia mendekapkan kepalaku ke bahunya yang hitam yang lurus sebahu menyembunyikan kepalaku untuk memikirkan takdirku terus menangisinya dan berkata,"itu bukan dirimu yang kukenal?!.".bibirnya gemetar saat ia mengatakan hal tersebut.
Kedua mataku kelam dan gerakanku ,waktu dengannya seakan melepaskan pelukan tersebut dengan sisa air mata yang membekas diwajah memerhatikanku dengan seksama dan memegang menggeram kesal saat ia tau bahwa aku demam seketika.
"cih..., kamu melakukan hal bodoh lagi."ia mengusap kedua matanya yang kirinya memegang tanganku membawa pergi dari tempat setengah berlari dan aku melihat mayat diruangan ini dan melepaskan menoleh ke belakang saat aku mengambil pistol salah satu menjadi korban insiden pembunuhan satu tapi semua berbagai macam pistol kukumpulkan untuk ia tau bahwa aku juga maniak pistol memandangku tidak melihat dengan senyuman semanis mungkin yang kubuat itu membuatku ingin menjadi diriku yang ,tatapan ingin membunuhnya semakin kuhampirinya dan menghipnotis secara tumbang seketika dan mengucapkan sesuatu yang tidak bisa menggeleng-gelengkan kepalaku melihat hal yang aneh ,aku ingin berterima kasih kepadanya saat memberhentikan niatku memerhatikan baju trendy yang bercampur warna kuning keputihan dengan rok pendek berwarna putih yang ia kenakan.
"aku tak habis pikir kamu menyelamatkan hanya teman 'palsu'.tanpamu,aku bisa berpikir jernih kembali dan kamu tidak tau indentitasku sebenarnya".aku mengucapkan kata-kata itu didepan telinganya dan membawa pergi ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi berjalan keluar dan lupa,kuambil tas oranyeku yang berisikan senjata yang aku bergejolak senang mendapatkan ''benda'' memandang bulan sabit menggantung indah disana dan satu bintang yang redup menyeringai datang menghampiriku,membayangkan bintang itu adalah diriku dan bulannya adalah umat manusia yang hidup di melepaskan tas dan menaruh tubuhnya kedinding putih dengan mencari tangga dan menggendong ia kembali sambil memanjat kearah engselnya secara pelan untuk hening membuatku leluasa memasuki baringkan ia ke kasur king sizenya berwarna tertidur lelap dan dengkuran halusnya membuat kulitku terasa duduk disampingnya dan menyelimutinya agar tidak merasa merasa senang saat ia tidak tau kejadian yang dialaminya. masa' tidak tau bahwa akulah membunuh semuanya. aku mengelusnya seperti anak kucing yang membuatku nyaman ,kuhentikan belaianku dan memijit dahiku bahwa akulah yang aneh.
Srek...!
Bunyi dedaunan bermain satu dengan menciptakan suasana ...dan aku mempertajamkankan sekilas ada yang mengikutiku tidak enak saat pistolku untuk berdiri dan menatap sosok diluar jendela jendela ini mengusik ketenangan ini dan menyalahkan angin sepoi-sepoi yang datang tersenyum tipis dan turun dari lantai dua dengan sembunyikan kembali senjataku di kantong celanaku berwarna hitam.
Rambut hitam panjangku berkibar pelan dan mengambil tasku yang tergeletak ditanah sedari isinya dan menghela nafas lega bahwa barang-barangku tidak berjalan santai dan menunggu ia mengenai sasarannya pelan dan menghidupkan hpku untuk menelpon seseorang untuk memperlambat gerakanku.
"kuhabisi kamu...selamat tinggal!".suara yang kudengarkan sudah kuperkirakan dan menghilang sejak berteriak kegirangan saat ia menembakku berjarak 100 jelas aku mengeluarkan darah segar dan tergeletak tak berdaya sekitar umur 30-an berbaju polisi dan kumis yang tebal sebagai melompat-lompat layaknya anak kecil,berpikir kembali bahwa ia adalah pembunuh menghampiriku dan melihat yang gelap menyelimutinya tadi sudah bergantian dengan bulan sabit untuk terkejut dan melihatnya tidak percaya.
"tidak boneka!?".
Kedua mata sipitnya melihat kesana dan kemari,ia menyadarinya bahwa didepannya bukanlah -tiba,ia dikejutkan oleh lupa,aku menodongkan pistol terbaikku kearah kepalanya dan sebilah pisau dapur untuk sipitnya terbelalak kaget merasakan niat hawa membunuhku sangatlah pergerakannya yang tidak bisa lari berubah menjadi hitam oranye dengan wajah mengatakan sesuatu tapi tidak bisa karena kalau ia mengeluarkan satu kata dari mulutnya maka jarak pisau dan pistolku semakin kudekatkan.
"kuberi satu hal kepadamu."
Ia mendengarkanku dan memberikan kesempatan yang berharga ini tidaklah sia-sia.
"tutup mulutmu kepada publik tentangku atau..."
Kedua senjataku memperkecilkan jarak kesasaranku dan memperhatikan kedua matanya yang mengeluarkan air mata yang bertambah menangis saat tidak ada jarak kepada daerah yang kutandai tadi. Aku bergumam pelan dan mengejeknya pelan.
"dasar cengeng!".
"aku i...ngin...hidu...p!".
"untuk apa hidup?hidup didunia ini membuatku tidak sadar bahwa kau,aku dan semuanya dipermainkan oleh takdir hidup dan waktu yang kejam.".aku menggigit keras bawah bibirku sehingga mengeluarkan sedikir darah yang keluar.
Kukendurkan pergerakannya dan berdiri tersedak dan menghirup udara segar keparu-parunya gara-gara aku mengikat pergerakan yang membuat ia terkunci sangatlah ketat.
"kenapa kamu...".
"aku tidak tau kenapa dengan diriku."itulah jawabanku kepadanya yang membuat terperangah tanganku yang memegang senjata tadi dan memandangnya.
"kenapa aku tidak bisa membunuhnya?kenapa?kenapa dengan diriku sekarang?!" batinku bergemuruh kembali normal dan merenungkan tindakanku tadi.
"padahal aku belum menjawab pertanyaan tadi...hah,bocah!..."suara teriakannya yang membuatku sigap untuk memandangku lemah dan tidak percaya hal sudah berakhir untuk hidup didunia yang tersisa sudah dalam ambruk dan menyeretnya kedalam karung didekat gudang teman ia kesungai dan membereskan sisa-sisa bukti yang tercetak jelas ditaman yang membuang waktu berhargaku didunia ,aku memakai sarung tangan untuk tidak dilacak oleh polisi dilokasi kejadian ini.
Tubuh kecilku berangkat dari tempat kupijak tadi dan memandang jendela yang tersenyum tipis dan...
"oyasumi,ren-chan...".
Kuberlari saat polisi-polisi datang ke lokasi ini dan membuatku semakin ?
Karena mereka tidak tau siapa diriku...sebenarnya.
...
Pagi yang cerah membuatku ingin tidur selelap mungkin,kutau jam wekerku bergambar rubah ekor Sembilan sudah berbunyi berisik untuk kejadian tadi malam membuatku didalam pikiranku saat ini. tangan kecil menggelitikkan perutku dan aku terbangun oleh sosok kecil ,adikku berumur 12 tahun dengan wajah sangarnya saat aku mengucek-ucek sudah terbiasa dibangukan olehnya daripada melirik sekilas adikku mengenakan piyama ungu bergambar beruang dan tangan kirinya memegang gayung kaget dan jatuh dari ,aku terantuk kelantai dengan dahiku yang duluan menyapa lantai yang tertawa kecil melihatku meringis kesakitan dan memegang dahiku yang memerah.
"kaota-kun,kamu kejam!."
"ma'af,ma'af ,kakak lucu tadi."
"heh...,apanya?
"gaya tidur kakak!aku sudah memfotonya dan kutaruhkan ke foto album 'kakak tercinta' didalamnya."
Aku sweatdrop mendengarnya dan ia berhenti terhenti dan memandang kepalan tanganku terbalut oleh menatap sendu dan memegangnya dengan menahan isak tau ialah adik saudara kandung yang ,orang tuaku tidak menganggap aku berikan kasih sayang seorang kakak kepadanya dan ia berhenti menangis sambil menatap lurus kecilnya menghampiriku dan menepuk pelan kedua pundakku dengan mengikuti waktunya yang berubah mood secepat nangis sekarang aneh aku memiliki adik yang polos.
"kakak harus sekolah!"
Aku tertegun mendengarnya dan menggeleng lesu dan memainkan rambutnya yang sedikit rambutnya berwarna ungu kebiruan dan mempunyai kumis kucing dikedua pipinya yang terdiam dan melirik cermin rasanya aku memecahkannya seperti tadi menghela nafas dan berkata."cukup hari ini saja!"
Ia memelukku dengan erat dan terharu saat aku berbicara kepada kamu tau aku sudah berbeda sekarang dan membohongimu dengan kata-kata manis tadi.
"kalau kakak ceroboh lagi,aku akan menasehatimu."
"tunggu dulu,emangnya kamu bisa mengaturku?"
Ia mengangguk pelan merasa ia pantas menjadi pembimbing hidupku dan aku pasrah melihat tingkah lakunya.
Beberapa menit kemudian,ia berteriak kencang sehingga aku menutup kedua memegang kedua pundakku sambil menggoncangkan tubuhku dengan lemas.
"kenapa ka…mu…?!"
Air matanya turun seketika dan memegang bagian yang sakit dan menma melemparkan handuk kearahku.
"cepat sana,kamu harus mandi kan?yang tadi….ter…ima…sudah lupakan."
Aku terbengong ria melihat tingkahnya yang berubah sadar,aku merasakan hawa aneh menyelimuti tubuh menelan ludah dan berlari ke kamar mandi melihat adikku berubah menjadi shinigami tersenyum dan membuka tiraiku untuk menyambut pagi yang tenang.
"dengan begini naruto-chan akan kembali seperti dulu lagi."
Entah kenapa ia mengucapkannya dengan tau kakaknya berubah saat insiden "itu".ia menoleh dan melihat kakaknya memakai seragam sekolah yang sudah tidak ia pakai. ia keluar dari kamarnya dengan wajah gembira dan….menjahili kakaknya sebagai sasaran empuk.
Aku menggarukkan belakang kepalaku dengan wajah tidak kumengerti melihat mengatakan ada yang janggal saat meneliti inci per inci tubuhnya dan terhenti melihat seragam yang aku berteriak histeris saat kutau bahwa ini adalah seragam perempuan.
"menma….!"
Menma terkekeh pelan mendengar teriakan kakaknya tersebut dan melihat kakaknya turun tangga denga mengambil oksigen untuk pasokan paru-paruku dan menunjukkan jari telunjukku kepadanya.
"kenapa kamu menjahiliku sih?"
Aku menghampirinya untuk melayangkan jitakan manisku kepada adik yang kurang ajar itu. tetapi,tangan besar menghentikan pergerakanku dan aku menggeram kesal melihat ayahku tanganku darinya dan mengambil sarapanku segera melihat itu hanyalah sebagai "penonton" dirumah jauh dariku senyuman setan menma berteriak senang karena ayah tercintanya membela daripada teringat pengurusku yang baik bernama iruka-san menyayangiku segenap karena ia menyayangiku,ia dipecat dan menyuruhnya tidak pernah kembali muak menjalani bagian keluarga ini dan berlari keluar tanpa pamit kepada mereka ataupun menma sialan yang berbaikan. dipikiranku adalah bagaima caranya menjatuhkan harga diri mereka sambil berlutut kepadaku dengan hati mereka yang busuk itu.
Aku memakan secuil dari sarapan tadi dan membuangnya ke tempat sampah merasakan lidahku berkata tidak enak saat mempertajamkan kembali dan habis pikir,berapa banyak orang pembunuh bayaran untuk membunuhku?
Aku berlari kencang dan mereka mengikutiku searah takdir yang kubuat untuk mereka agar tidak terlepas berbelok ke gang yang sempit dan berakting kebingungan yang kubuat-buat saat tak ada jalan menyeringai dan mengeluarkan berbagai macam senjata yang aku hadapi. mereka seperti pembunuh kelas tak kalahnya memamerkan sisi polosku.
"kalian siapa?"
Mereka menertawakanku dan fikiran mereka sangatlah kacau.
"kau tidak tau, akan membawamu ke neraka."sebagian dari mereka mengiyakan untuk tanda persetujuan dari bosnya yang berotot.
"neraka itu apa?"
Mereka sweatdrop saat aku mengatakan hal konyol dimata mereka. mataku bergerak menganalisis satu per satu lawan masih memasang wajah menjijikan itu padahal aku merinding saat aku melakukannya.
"wah,wah….jangan-jangan kedua orang tuamu belum mengajarimu ya?i"
"bos,dia adalah salah satu anak perusahaan mungkin ia tidak mengetahuinya?"
"benar ,target kita adalah laki-laki sulung dari keluarga berbeda dari perintah atasan ya?"
Aku memandang remeh dan cuek mendengarkan penghinaan terbiasa aku menerima cercaan dari mereka yang ingin saja,ia merendahkan diriku karena menganggapku seorang perempuan yang KAOTA-kun untuk memakai baju rendahan mendecih kesal dan berlari kearah mereka dengan lincah.
Mereka kaget dan mulai kombinasi pergerakan menyerang melesat cepat saat sudah dekat jaraknya dan gerakan lambat dari waktu takdirku untuk mengeluarkan basoka kecil dan pistol jarak dekat. senyumku sumrigah kembali bahwa mereka tidak menyadari penyamaranku memakai topeng rubahku.
"apa?"
Suara keras menggelegar sehingga angin menerpa mereka dan menimbulkan korban anak buahnya yang mati tergeletak di berjalan diatas mayat tanpa ada membuat jiwaku mengeluarkan hawa ia berkedut marah dan berteriak sekuat mempersilahkannya dan mengelak dari gendut ini mempersiapkan senapannya mengucap pelan tapi bisa kubaca.
Dor…!tangan kecilku menangkap peluru itu dan mengambil senapannya untuk tergugup melihatnya seakan aku berwajah dua kebiruannya sangat kental untuk menciptakan ketakutan dan mengatasi masalah yang sulit ini pertama kalinya membuatnya tidak bisa bergerak membelalak kaget saat rupaku semakin menyerupai shinigami untuk mengakhiri hidup orang seperti ini.
Mataku berubah kembali dan memakai senapan milikku untuk mengenai jantungnya yang aku membenci arti hidup ini?jantungnya yang berdetak seakan mengundangku untuk memasang wajah datar dan nafsuku semakin tidak bisa dilahirkan untuk membunuh umat manusia sebagi bayaran ... samaran yang yang redup tanpa cahaya dari pria itu sudah kubunuh dari menganggap ia acuh dan anak buahnya sebagai pion untuk murahan.
Aku memandang jijik melihatnya dan melanjutkan perjalananku ke termenung dan memikirkan kembali untuk berinteraksi kepada semua wajah topengku atau wajah cuekkku?aku menutup mata menikmati angin sepoi yang menenangkan datang dengan hidup sedikit yang kenapa aku menginginkan peperangan dan membunuh umat manusia bulan oktober nanti untuk Negara lain agar mereka tau kuning kusisir rapi dan mengikat dua ponytail kecil kanan dan kiri sehingga menimbulkan kesan "manis" pasrah menjalani kemauan si kaota tersebut dan suatu hari nanti aku membalas perbuatannya.
Tanpa sadar,aku melihat gerombolan preman mengelilingi teriakan seorang perempuan meminta kulumpuhkan mereka sekejap mata tanpa mengeluarkan ia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal dan berterima kasih kepadaku untuk tersenyum tipis dan menuju gerbang sekolah sebelum terlambat untuk kesana.
"sungguh menarik."
Bibir perempuan itu menyeringai jahat saat melihat punggungku sudah jauh darinya.
Aku memasuki kelas dan melihat sekelilingku menatap ,teman-teman palsuku juga mennganggap sama.
Aku menghela nafas dan mengangap mereka tidak ada buka beberapa lembar buku mata pelajaran untuk memakai kacamata berwarna oranye sudah bertengger manis dan memggerakkan kacamataku kalau terasa hari ini sudah tidak bisa kukeluarkan dan berbagi dengan …
"mereka memangilku hewan ternak."kata-kata itu membuatku ingin tidak begitu,pikiranku sudah berkabut tentang masa laluku yang memanggilku kembali dengan perasaan kesal dan aku tetap mengabaikannya.
Aku menoleh dan memasang tatapan datarku saat melihat menma berada dikelas ini.
"hai, tau aku disini?"
Aku mendecih kesal mengingat kepintaran melampaui bisa loncat kelas karena hal mengambil kursi dan duduk menyeringai senang saat aku memakai seragam yang diberikannya tadi pagi dan berbisik pelan ke telingaku.
"kuharap kamu menyukainya."
Aku mengerbak meja dan mengeluarkan hanya melihatku dengan wajah dipikiranku kalau ia sangatlah…..
"menma hentai…."
Aku menunduk malu dan ia terkekeh menjahiliku untuk menyentuh pipi kananku dan menulis ia sodorkan kepadaku.
"kamu sangat manis,naru chan!oh iya,baju-bajumu sudah kutaruh digudang dan kuncinya berada disuatu …,semoga kamu menyukai yang ada didalam lemarimu.:)"
Aku tidak mengerti didalam pikirannya dan mengembungkan kaget dan mengambil getaran hpku yang berbunyi dan membaca sms yang tidak aku kenal sebelumnya.1 menit kemudian,aku tersenyum dan memikirkan korban pembunuhan selanjutnya.
