selebihnya sudah dijelaskan di summary, jadi silahkan langsung saja meluncur ke cerita~!


{ Berbuka dengan yang manis-manis— ah, memangnya harus? }


"Allahu akbar, allahu akbar..."

Lantunan adzan dari Mesjid Raya Bandung segera memenuhi pendengaran gadis muda yang sedari tadi menantikannya. Kyungsoo, orang-orang memanggilnya. Segera, Kyungsoo melemparkan pandangan ke sekeliling— memastikan bahwa pengunjung McDonalds lain menyantap makanan lebih dahulu.

"Ngapain lihat-lihat, teh? Ini bener udah buka, kok," komentar seorang pemuda yang duduk dihadapannya. Kyungsoo berbalik arah, dan didapatinya pemuda itu sudah melahap sebagian French Fries di meja. Jangan lupa dengan sayuran yang tersisa di bungkusan Fish Hamburger.

Kyungsoo berdehem. "Jadi kamu ninggalin aku makan, gitu? Dasar nggak setia kawan."

Dijawabnya sedikit bercanda dengan mulut penuh. "Cie ngambek. Udah teh, makan aja~"

Mengalihkan perhatiannya, Kyungsoo mencomot French Fries dan Chicken Katsu miliknya dengan —sedikit, tidak niat. Tidak terbiasa memulai dengan makanan bercita rasa asin, penyebab utamanya. Katakanlah Kyungsoo ini wanita yang sangat-sangat, tidak asik— karena setiap tahun, dia selalu BERBUKA DENGAN TAKJIL YANG RASANYA MANIS. Itu sudah menjadi ke-ha-rus-an.

Dan bagi Kyungsoo, ini adalah perihal yang sifatnya di atas-atas segala kemungkinan berbuka puasa. Ih, tahu gitu mending ngambil jatah kolek gratis di Salman—

"Kunaon, teh? Makan, atuh! Kalau engga mau mah buat Jongin seorang aja—"

"...Ngga, nanti aja. Mungkin aku mau beli McFlurry dulu," Kyungsoo menjawab. Menggerakan kepala untuk mencari konter McDonalds, lalu mendengus. "Tapi, lagi penuh. Aih." Jongin memiringkan kepala. "Lho, kenapa emangnya?"

"Aku ingin beli takjil, adeeeeek. Kamu nggak beli yang manis-manis, sih!"

Sepenggal tawa meluncur dari pemuda berkulit sawo matang di hadapannya. Kyungsoo merengut. "Ohoho! Aku kira apaan, teh. Yasudah, aku ngantri dulu ya!" Jongin mengangkat tubuhnya dan bergegas ke konter McDonalds. Sebelum itu terealisasikan, Kyungsoo mencegatnya. "Tunggu! Kamu juga beli buat kamu sendiri, kan?" Dibalas dengan gelengan kepala. "Beli-nya buat teteh aja kok. Aku, kan udah makan yang manis-manis!"

Apanya yang manis, memangnya kentang dan daging ikan rasanya seperti pie strawberr— "Ini, menu pembukanya! Udah ya, teh, aku beli McFlurry dulu!" Jongin merogoh sakunya, mengeluarkan suatu BENDA berukuran kecil yang ditaruh TEPAT DIDEPAN senior Himpunannya. Lalu, lari sembari terkekeh.

Kyungsoo yang langsung tahu apa menu takjil Jongin, segera membenamkan muka di tangan yang melingkar di meja. "Dasar, nyebelin!"

Mari namakan benda tersebut dengan cermin, dan takjil itu dengan nama Do Kyungsoo yang senyumnya semanis gula-gula.


{ Puasa Ayakan makin menjamur, saudara-saudara! }


"Ckck, sayang Kyungsoo nggak ikut buka disini. Menu bukanya ajib tenaaaaan!"

Tepatnya di pelataran mesjid Salman, Institut Teknologi Bandung, sudah menjadi agenda di bulan Ramadhan bahwa seusai Adzan Maghrib— yang menandakan tibanya waktu berbuka puasa untuk umat Islam, panitia akan menyajikan takjil-takjil dan nasi boks bintang lima di meja panjang dengan catatan— GRATIS, TIS, TIS! Tidak dipungut biaya APAPUN!

Tentunya, kesempatan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh segenap mahasiswa dengan uang saku yang tidak memadai— alias, mahasiswa berpenyakit kanker (kantong kering). Seperti seorang ukhti dari Teknik Geodesi, dan teman kosnya yang mengambil prodi Teknik Permesinan ini;

Gadis yang tengah bersembunyi di pilar besar, menepuk bahu kawannya. "ey, Park Chanyeol! Masih ingat rencana awal kita?"

"hmm. Kolek sama ayam penyet di meja itu kan? Inget, inget," jawab pemuda itu—Chanyeol sembari memainkan Lumia di genggamannya. Barangkali hendak mengupdate Path dengan ucapan selamat berbuka puasa.

"Bagus!" Gadis itu— mari sebut ia dengan Baekhyun, memberikan acungan jempol kebanggaan dan lengkungan senyum manisnya. "...eh, tapi, hari ini bukan ayam penyet sih."

"Hah, bukan? Padahal tadi si Syahrul bilang nanti ada ayam penyet habis salam himpunan—"

"Yaaaaaaah~ It's ok lha, mau ayam penyet kek, mau sate kambing, atau ikan bakar sekalipun, yang penting kita KEBAGIAN!"

"Oh iya, iya!" Dan, pecahlah kedua tawa pengundang kecurigaan sekitar.

"Eh, tapi Baek, yakin ini nggak apa-apa? Aku malu, soalnya!"

"Halah, ngga usah malu! Yang buka puasa di Salman kan emang banyak banget!" Baekhyun berjinjit untuk mengacak-acak rambut kawannya. Sekarang, kentara sekali perbedaan tinggi antara mereka. Memang sudah nasib berteman dengan cowok tiang listrik ini kali ya, Baekhyun membatin.

—Oke, kembali ke tujuan utama, dan lupakan soal curhatan Baekhyun si pemilik tubuh petite barusan. "Ya, tapi..."

Baekhyun yang sudah berjalan terlebih dahulu, terpaksa harus memalingkan pandangan. "Astagfirullahaladzim, ada apa lagi sih—"

"...kita kan udah buka puasa pas jam dua siang. Masa, mau makan lagi?"

Kemudian hening.

Baekhyun mengerling. "Kamu tahu, kan, aku ini gimana? Aku mana peduli mau puasa aku batal duluan atau engga, yang penting aku udah makan di Salman! Udah ah, yok caw!"

Terpaksa, Chanyeol hanya mengangguk-angguk patuh. Semoga nggak ada yang nyadar kita udah buka duluan, pemuda jangkung itu berharap kemudian.


{ Beliin makanan sih, tapi jangan sampai kasusnya kayak begini! }


"Myeon, lihat sini!"

"Aduh, Yixing, aku kan lagi nyetir—"

"Iniiii, Chanyeol baru ngupdate Path-nya! Kamu yakin nggak mau lihat?"

"Nggak mau lihat. Puas? Jangan ganggu aku dulu."

"...okay."

Pukul 17.45 WIB di Bandung sana, dan pukul 18.45 WITA di Senggigi. Sepasang rekan kerja yang terjebak di sepanjang jalan pulau Lombok, harus puas-puas menikmati keindahan alam yang terhalang oleh kaca mobil. Yang satunya, seorang jurnalis muda, menghela napas berat. Dia tidak bisa menyaksikan pemandangan secara langsung, dan kamera DSLR-nya kehabisan baterai. Juga, si pemuda blogger yang tidak memberikan perhatian sama sekali padanya.

Apalah arti kunjungan bersama ke luar pulau Jawa ini— "Ohya, Yixing," panggil pemuda blogger di sampingnya yang bernama Junmyeon.

"Hm, kenapa?" Yixing menjawab tak niat, dengan lirikan mata yang masih terfokus pada hamparan sawah yang menguning di luar sana. "Pas tadi buka puasa, kamu bilang kamu masih laper, kan?" Gadis itu mengangguk. "Lihat ke belakang."

Yixing memaksakan untuk menoleh ke bangku belakang mobil, dan mendapati sebuah kotak makanyang entah kapan, sudah seharusnya di sana. "Itu apa?"

"Sudahlah, ambil dan buka saja. Jangan banyak omong." Yixing spontan memberengut lagi. Dalam hati sudah misuh-misuh, menerka alasan mengapa dia harus ditempatkan di regu yang sama dengan Kim Junmyeon; si beta reader terlaknat di perkumpulan Nanowrimo Indonesia. Satu fakta yang semakin menyiksa diri karena eksistensinya; pria menyebalkan ini merupakan kolega jauhnya!

—Tapi, lupakan soal ketidak sukaan yang agaknya sudah mengakar itu, karena; kotak makan itu menyimpan isi yang enak sekali, yaitu nasi putih serta daging! "Eeeeeh, ini buatku?!" Belum sempat mengijinkan lawan untuk menjawab, Yixing sudah menyahut gembira... "Domo arigatou gozaimasu!" ... dan segera menyiapkan peralatan sumpit pribadinya.

"...itu makanan sisa yang tadi, sih. " Junmyeon mendelik sekilas, tidak dihiraukan oleh gadis disisinya. "Aku minta bungkusin, soalnya kamu kan perut lumbung." ...hai, douitashimasite, kirei ojou-sama.

Lima menit berselang, yang Junmyeon kira rekannya masih berterimakasih atas makanan gratisnya, berubah menjadi malapetaka ketika "Oi. Kok diam saja? Heh!" Junmyeon mengguncang bahu Yixing yang tertunduk sejak tadi. "...Myeon? ...Aku alergi makanan laut dan produk susu..."

Pemuda itu tersentak. Oooooooohshiet im in hell now.

KENAPA PULA DIA HARUS MEMESAN BUTTER RICE WITH SHRIMP AND CRAB?!

Matilah aku. Jangan sampai teman baiknya— si Kim Jongin itu tahu aku nyaris membunuhnya di sini! Dan mungkin selepas perjalanan pembawa sial ini, Junmyeon harus cepat-cepat memohon ampun maupun pergi ke kuil.


end.


[writer's note.]

nb. : hai, douitashimashite, kirei ojou-sama itu bahasa Jepangnya untuk "Ya, sama-sama, nona cantik." ((dan dari kalimat itulah kalian bisa menebak motivasi Junmyeon beliin Yixing makanan hahaha)) but correct me if i wrong! Maklum, belum sempat belajar bahasa Jepang lagi;-;

nb. : why i choose Mesjid Salman as main loc in ChanBaek' story because it is LITERALLY MOST AWESOME PLACE yang bakal muncul di bucket list saya ovo tapi saya lebih kepincut sama page Masjid Salman ITB yang kontennya sangat keren-keren marvellous dan apalah itu. berhubung sedang bulan Ramadhan, makanya sedang mengisi otak dengan post-post Islami— tapi kalian yang beragama sama seperti saya juga HARUS! kurang-kurangilah membaca fiksi panas ((WAT)) dan stalk habis lamannya; www facebook titik com /salmanitbdotcom/. jangan lupa hapus spasinya, ya!

nb. : kurang yakin dengan butter rice with shrimp and crab yang bisa mengundang alergi dari produk susu, meski butter— mentega, adalah produk olahan susu. once again, correct me if i wrong!

sooooo, saya kembali dengan fic bertemakan bulan puasa ini~ meski ngga bagus-bagus amat, (( bcs my writing skill is trashy lololol )) i hope you enjoy this story as much as i! ((ketauan kurang research))

...and i still hoping that you guys could appreciate more. hey, kolom review, tombol fav-follow itu ditaruh bukan untuk sekedar pajangan ya:)

Domo arigato, gaes! You are awesome as always! xoxo~

[2016, E. Raven Watson's copyright. No profits taken.]