NOT CHILD AGAIN


Sakura, Sasuke, Naruto, Narusaku, Sasusaku

School Life, Romance, Sad

Rated M

Warning : Lemon!

Dont like? Get away


"Jadi Sakura-chan, apa kau mau menjadi pacarku?" tanya Naruto kepada seorang gadis bersurai merah muda di hadapannya.

"E-em.. maaf naruto, tapi aku harus ke kelas sekarang," balas Sakura yang mencoba mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya ia ingin menolak perasaan Naruto, tapi harus bagaimana ia mengatakannya? Naruto adalah temannya sejak kecil dan daripada kekasih, Sakura lebih menganggapnya sebagai adiknya sendiri. Ya kau tau, Naruto selalu bersikap kekanak-kanakan sedangkan Sakura lah yang selalu melindungi dan menegurnya.

Mata Naruto memancarkan kekecewaannya, Sakura yang melihat akan hal itu bingung harus berbuat apa. Alhasil ia pun menjawab asal, "aku akan memberikan jawabannya nanti malam."

Naruto pun tersentak, sementara itu Sakura merutuki dirinya sendiri.

"Benarkah sakura-chan? Kau janji kan?" tanyanya kegirangan. Sakura membalas dengan senyuman palsunya.

"A-haha tentu saja, naruto-kun."

"Kalau begitu, nanti malam aku akan mengetuk jendela kamarmu oke?"

"Ba-baiklah," balas Sakura. Setelah itu Naruto pun membelakangi Sakura dan pergi dengan berjinjit-jinjit. Tak lupa kebiasaannya, yang selalu menyilangkan tangan di belakang kepalanya.

Sakura menatap punggung Naruto sangat lama. Mungkin sekarang memang sudah berubah. Semua tentang pertemanannya dengan Naruto sejak kecil. Sakura selalu menganggap bahwa Naruto itu adalah laki-laki yang lemah, ia polos dan selalu tertawa tanpa mengetahui keadaan di sekitarnya. Sakura lah yang selalu mengurusnya.

Ketika Sakura akan berbalik, ia melihat seorang lelaki berambut raven tak jauh dari tempatnya berdiri. Padahal yang ia tahu, jarang sekali ada anak yang datang ke atap sekolah.

Merasa diamati, Sasuke menoleh. Dan tepat saat itu Sakura tersentak. Tak ingin lelaki itu berpikir bahwa Sakura adalah penguntit, akhirnya Sakura pun bergegas pergi dari situ. Tanpa berfikir bahwa Sasuke mengetahui semua pembicaraannya dengan Naruto.

−Ѻ−

"Jidat jidat!" teriak seorang gadis yang bersuara cempreng ke arah Sakura. Rambutnya berwarna kuning pucat dan dikucir kuda.

"Ada apa pig?" tanya sakura penasaran. Bahkan ia sampai menghentikan menulis materi susulannya.

"Ada murid baru di sekolah kita!" seru Ino berhisteris. Sampai-sampai Sakura dibuat kaget olehnya. Merasa tidak tertarik dengan topik yang ino bawa, Sakura pun kembali fokus pada bukunya. Ino marah.

"Hey! Apa kau mengacuhkanku jidat!"

Sakura menghela nafasnya. Ia benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa ia memiliki teman sebawel Ino.

"Memangnya kenapa jika ada anak baru pig?" tanya Sakura malas.

"Dia itu sangat tampan Sakura! Aku jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya." menurut Sakura keadaan Ino sekarang ini tidaklah dalam kendalinya sendiri, pasalnya Ino bukanlah tipikal orang yang langsung tertarik kepada lawan jenis. Contohnya Shikamaru, dia menolak lelaki populer itu kemarin dengan alasan karena tidak tertarik padanya. Benar-benar to the point.

"Baguslah kalau begitu. Kau bisa mengajaknya untuk kencan hahaha" gurau Sakura.

"Tidak semudah itu," kali ini Ino terlihat lemas.

"Tadi sewaktu aku mengunjungi kelasnya, ada seorang gadis yang menyatakan perasaannya terang-terangan kepada anak baru itu. Dan dengan dinginnya, Sasuke menolaknya." Murung Ino.

Oh jadi namanya Sasuke, gumam Sakura.

"Bukankah itu bagus? Kau masih bisa punya kesempatan untuk mendapatkannya kan?" goda Sakura. Sejujurnya ia tidak suka melihat Ino bersedih seperti itu. Dan seperti bisikan malaikat, Ino kembali ceria seperti biasanya.

"Kau benar Sakura! Ini bagus untukku! Yeah aku akan mendapatkan Sasuke dengan perjuangan kerasku!" atau mungkin kali ini terlihat sangat berambisi?

Yang terpenting, Sakura tersenyum dan dia bisa menulis lagi pekerjannya karena Ino memutuskan untuk pergi dan melihat lelaki pujannya itu.

−Ѻ−

Selesai mandi dan memakai bajunya, Sakura mengambrukkan dirinya ke kasur kamarnya. Ia menatap langit-langit dan memikirkan tentang Naruto. Semenjak SMA ia jarang bertemu dengan Naruto. Meskipun mereka bertetangga dan memiliki banyak waktu untuk bertemu tapi Lelaki berambut kuning nanas itu selalu sibuk dengan ekstrakulikuler basketnya.

Dan sejak saat itu juga, Sakura merasa Naruto telah berubah. Dia menjadi lebih dewasa dan benar-benar seorang pria. Namun, yang paling membuat Sakura terkejut adalah bagaimana Naruto yang selalu bersikap perhatian padanya. Awalnya Sakura menganggap hal itu cuma perlakuan biasa tapi lama-kelamaan Sakura merasa terganggu dengan sikap itu. Hingga pada akhirnya Naruto mengungkapkan perasaannya pada Sakura.

Tok tok~

Ada seseorang yang mengetuk jendela kamar Sakura dari luar. Gadis itu pun bangkit dan membuka korden. Dalam gelapnya malam, ia melihat seorang lelaki dengan jaket orangenya berdiri di balkon.

"Na-naruto?" sakura pun menggeser pintu sekaligus jendelanya. Memang sudah sedari dulu jika Naruto dan Sakura ingin bertemu, mereka akan mengunjungi balkon masing-masing. Karena balkon rumah mereka juga berdekatan.

"Bisakah kau ke kamarku Sakura? Aku tidak mungkin jika membicarakannya disini," ujar Naruto dengan bisik-bisik dan was-was akan keberadaan kedua orang tua Sakura.

"kk baiklah" Sakura pun menurut dan mengikuti Naruto. Sudah lama sekali rasanya melompat untuk sampai ke balkon itu. Setelah mundur beberapa langkah, Sakura berlari dan melompat ke balkon itu. Tak diduga, kaki kirinya terpeleset dan tubuh Sakura hampir terjatuh tapi Naruto segera menopangnya.

"Kau baik-baik saja Sakura-chan?" tanya Naruto yang masih dalam posisi memeluk tubuh Sakura. Dengan jarak yang sangat dekat juga tangan Naruto yang melingkar di pinggang Sakura tiba-tiba membuat perasaan Sakura tidak menentu.

"A-aku baik-baik saja" balas Sakura gugup. Ia pun membenarkan posisinya untuk berdiri kembali.

"Lain kali hati-hati Sakura-chan" Naruto memamerkan senyum cemerlangnya lalu memasuki kamarnya.

Sakura memutuskan untuk duduk di ranjang Naruto sambil mengamati kamar ini lebih detail. Semuanya berubah, kamar ini menjadi lebih rapi dari yang dulu. Sedangkan Naruto duduk di meja belajar.

"Ja-jadi sakura-chan, bagaimana jawabanmu?" tanya naruto yang mengagetkan Sakura.

"Ee-itu.." Sakura merundukkan kepalanya, tak berani menatap mata Naruto langsung.

"Apa kau masih menganggapku sebagai anak-anak?" sakura mendongak. Mendapati ekspresi Naruto yang entah sejak kapan menjadi serius. Sakura tertegun.

"Kau tau Sakura-chan, aku selalu memikirkanmu. Aku pikir aku tidak bisa dilindungi olehmu terus, maka dari itu aku ingin merubah diriku. Aku ingin menjadi lebih dewasa." Sakura hanya terdiam, ia tidak tau harus menjawab apa.

"Aku menyukaimu, sejak kecil rasa ini sudah ada di dalam hatiku. Dan hingga kita semakin tumbuh, rasa ini semakin kuat menerjang hatiku," sambung Naruto. Ia berjalan mendekat ke arah Sakura dan menekukkan lututnya, berusaha untuk melihat wajah Sakura lebih dekat.

"Aku mencintaimu lebih dari apapun."

Naruto mengangkat tangannya ia menyentuh pipi Sakura tapi gadis itu spontan memalingkan wajahnya. Naruto tersentak.

"Maaf Naruto, aku tidak bisa.." lirih Sakura. Mata emerlaidnya menatap ke arah lain, tak melihat ke arah Naruto sedikitpun.

Dada Naruto terasa sesak. Ia mengepalkan tangannya lalu tanpa sadar mendorong tubuh Sakura dan menindihnya di ranjang. Gadisi itu terkejut bukan main.

"Kenapa Sakura-chan? Kenapa kau tidak bisa menerimaku?!" teriak Naruto membuat Sakura membulatkan matanya dan menatap Naruto ketakutan.

"Aku sudah menggapmu sebagai adikku sendiri. Aku tidak ingin kita berhubungan seperti itu.." ucap Sakura apa adanya. Naruto merundukkan wajahnya, tubuhnya pun juga terlihat lemas. Namun selang beberapa menit, lelaki itu mendekatkan wajahnya ke telinga Sakura kemudian ia berbisik.

"Aku sudah tidak bisa menahannya lagi." Setelah itu ia mencium paksa Sakura. Tubuhnya semakin ia himpitkan dengan tubuh gadis itu. Hingga Naruto bisa menebak bentuk tubuh Sakura secara keseluruhan. Disisi lain, Sakura yang terkejut dengan perlakuan Naruto berusaha keras untuk mendorong dadanya. Tapi tubuh itu benar-benar kuat, entah sejak kapan Naruto menjadi sekuat ini.

Naruto melumat bibir Sakura. Sesuatu yang ingin ia lakukan sejak dulu. Perasannya menggebu-gebu dan sekarang adalah kesempatan baginya

"Mbbhhh~" Sakura masih memberontak. Bahkan sekarang ia pun menetesekan air mata. Ia tidak menyangka jika Naruto yang ia kenal akan berbuat sepeti ini padanya.

Naruto menggigit bibir bawah Sakura membuat mulut itu terbuka dan tanpa permisi Naruto memasukkan lidahnya. Mengabsen seluruh isi mulut Sakura.

"Nghh!~" lenguh Sakura yang ingin mengucapkan sesuatu namun tak bisa. Ia terus memukul-mukul dada Naruto agar ia mengerti dan menghentikan itu. Namun Naruto tetap tidak menggubrisnya. Ia sudah buta akan nafsu sekarang. Karena gadis itu sudah menolak perasaanya, Naruto ingin memiliki tubuhnya.

Tangan Naruto mulai meraba daerah payudara Sakura. Melepas beberapa kancing baju milik Sakura. Sakura semakin terkejut. Ia tidak ingin Naruto melakukan itu! Namun naruto sudah meraba dua gundukan milik Sakura. Membuat Sakura sedikit menggelinjang dan mendesah tanpa sadar.

Merasa menang, Naruto menurunkan ciumannya ke leher Sakura dengan tangannya yang masih meraba payudara Sakura, sesekali meremasnya.

"Eunghhh~ ... He-hentikannhhhh... Narutohhh nghh~" kalimat itu malah menjadi deklarasi perang untuk Naruto. Ia semakin bersemangat memberikan kissmarknya di leher Sakura. Tak lupa menjilati leher mulus itu. Sedangkan Sakura mendongakkan wajahnya dan tak mengerti dengan apa yang dirasakan tubuh ini.

Bibir naruto semakin turun, sekarang ia sudah berada di depan gundukan itu. Tanpa aba-aba ia langsung saja menjilati payudara itu. Memberikan sensasi tersendiri bagi Sakura yang terus menggelinjang dan mendesah tak karuan. Ia tidak ingin tapi tubuhnya berkata lain. Naruto mengulum puting sakura, sedangkan tangannya meremas dada Sakura yang satunya.

"Eungghhhh... Naruto nghhhh~"

"Teruslah Sakura, teruslah mendesah seperti itu" ujar Naruto yang masih mengulum puting Sakura. Tangan kirinya yang menganggur mulai berani untuk menelusup ke daerah bawah Sakura. Dan ketika ia hampir berhasil meraba milik Sakura, tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar Naruto.

"Dobe?" tanya Sasuke yang sedikit terkejut dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Sementara itu, Naruto kaget dan menghentikan aktivitasnya. Ia pun cepat-cepat menoleh ke arah pintu.

"Teme?"

.

.

.

To Be Continued


Bagaimana? Ini ff rated m pertamaku XD sengaja dibuat pendek/? kalau banyak yang review nanti akan saya lanjutkan dengan chapter panjang yang sesungguhnya/?

*bow*