Disclaimer :
Naruto Masashi Kisimoto
Summary : Uzumaki Naruto, seorang siswa dengan pendidikan menengah serta perekonomian yang rendah mendapat beasiswa untuk bersekolah di sekolah untuk orang kaya, orang-orang pun mulai membully Naruto karena tidak pantas di sekolah tersebut, namun beberapa orang tidak memperdulikan Seperti apa Naruto, malah mereka ingin dekat dengannya.
Why do you like me?
Pair :
... x ...
Genre : Romance, Comedy, Little Humor, Slice of Life, Echhi, DLL
Rate : M
Warning : Typo, OC, OOC, Multichap, Alur berantakan dan Lain-lain
" Naruto " berbicara
' Naruto ' batin
.
Chapter 1 : Hari pertama
.
Hari selasa, 24 April 2019
Konoha Gakuen
08.30 AM
.
Pov
Nyaaww~ pagi yang indah bagi semua orang namun tidak untukku, sebelumnya izinkan aku memperkenalkan diri. Namaku Hyuuga Hinata, anak dari Hyuuga Hikari dan Hyuuga Hiashi yang memiliki perusahaan besar di kota Konoha.
Kenapa aku bilang hari ini bukan hari terbaik untukku? Maa~ karena aku bersekolah di tempat dengan pendidikan tinggi aku harus belajar dengan giat, dan karena itu aku kemarin kebablasan hingga akhirnya aku sedikit kesiangan hari ini.
Padahal aku ingin bersantai sedikit, tapi Ayahku selalu memaksaku belajar agar nilaiku tidak anjlok. Mou~ padahal aku ingin sekali sedikit bersantai.
Lalu, hal ke dua kenapa aku bilang hari ini bukan hari terbaik untukku adalah...
.
"Hyuuga Hinata, maukah kau berpacaran denganku!" Aku yang mendengar itu dari seorang pemuda yang menyatakan cintanya padaku hanya diam, bisa aku rasakan alisku berkedut kesal karena itu.
Asal kalian tahu, hampir setiap hari aku selalu seperti ini, ada yang menyatakan cintalah, ada yang begitulah, ada yang beginilah, dan itu sangat membuatku bosan.
Mereka seperti itu karena selalu mengincar tubuhku dan hartaku, sungguh... Itu sangat menjijikkan sekali, saking kesalnya aku selalu menolak cinta mereka mentah-mentah. Jujur mereka bukanlah tipeku, tipeku itu adalah...
"Anoo... Permisi," aku yang mendengar suara yang sangat lembut bagaikan malaikat menoleh, jantungku seketika berdetak kencang ketika apa yang aku lihat.
Seorang pemuda yang sangat polos, dengan kaca mata bening melekat di wajahnya, rambut kuning yang sedikit berantakan, pakai sekolah yang rapi, dan dia adalah seorang kutu buku.
Aku merasakan pipiku terasa hangat ketika bertatapan langsung dengan wajahnya, mata birunya yang di balik kaca mata seolah membekukan hatiku.
Sungguh, setelah sekian lama tidak ada yang pernah membuat jantungku seperti ini, siapa dia? Dari mana asalnya? Ahhh~ aku ingin tahu segala hal tentangnya.
"E-Etto... Maaf mengganggu, aku hanya ingin lewat karena kepala sekolah sudah menungguku." Aku yang melihatnya tampak gugup lalu berjalan cepat meninggalkan tempatku yang di penuhi keramaian orang ini, aku yang ingin mengetahui banyak tentangnya langsung saja berlari ke kelas meninggalkan mereka yang berkumpul karena seseorang menyatakan cintanya padaku.
Dulu aku tidak memiliki orang yang aku suka, namun sekarang aku sudah menemukannya! Ahh~ tidak sabarnya diriku menemuinya.
.
.
Aku yang sudah sampai di dalam kelas bersenandung ria karena aku dengar dari beberapa temanku, akan ada murid baru dan aku yakin adalah orang yang aku sukai. Ahh~ aku tidak sabar menemuinya.
"Hinata?" Aku yang mendengar namaku di panggil sedikit tersentak lalu menatap teman di sampingku, dia bernama Haruno Sakura. Memiliki rambut pink sebahu, bermata hijau, dan berwajah sedikit tomboy. Dia adalah temanku yang paling di takuti, itu karena kalau dia marah kekuatannya bisa mengalahkan puluhan Geng sekolah sendirian.
Maka dari itu tidak ada yang berani mendekatinya, aku sendiri jujur sedikit takut padanya dulu, namun dia selalu lembut padaku membuatku jadi ingin berteman dengannya.
"Kau kenapa? Senyam-senyum sendiri? Apa ada hal special? Apa kau menerima pernyataan Cinta seseorang kali ini?" Aku yang mendengar itu mengerjapkan mataku pelan, lalu mengalihkan pandanganku sambil menyentuh pipiku yang terasa hangat kembali.
Hal Special? Tentu saja ada! Hari ini aku menemukan orang yang aku suka, ahh~ memikirkannya membuatku serasa ingin meledak di udara, dan juga apa aku benar-benar mengeluarkan ekspresiku karenanya? Ahh~ sungguh memalukan!
Pov Hinata end
.
Sakura yang melihat tingkah temannya bingung, pasalnya Hinata selalu diam dengan tenang sambil membaca buku atau mengerjakan tugasnya, namun kali ini dia tampak sangat senang bahkan dia bisa melihat wajahnya tampak memerah.
Satu hal yang bisa dia tangkap kenapa Hinata seperti ini, pasti ada yang dia suka. Tapi siapa? Itulah yang masih dia pikirkan, pasalnya dia selalu menolak cinta orang-orang di sekolah ini mentah-mentah.
"Hinata? Wajahmu memerah loh?"
"E-Eh?! Be-Benarkah? Se- Seperti apa wajahku?" tanya Hinata sambil mengguncang tubuh Sakura, Sakura yang di guncang tubuhnya menahan Hinata dengan wajah sedikit risih karena tingkah Hinata berubah 180 derajat.
"Tenangkan dirimu dulu, kau membuatku sakit!" ujar Sakura sambil mendorong pelan Hinata yang mulai duduk tenang walau wajahnya masih sedikit memerah.
"Sebenarnya... Kau ini kenapa? Kau tampak senang sekali?" Hinata yang mendengar itu memainkan jarinya malu-malu, Sakura yang melihat tingkah Hinata merona tipis, jujur dia belum pernah melihat tingkah Hinata yang seperti ini.
"S-Sebenarnya..."
Srret!
"Ha'i! Minna Ohayou Gonzaimasu!" Hinata yang ingin bercerita seketika tertahan karena guru mereka telah masuk, mau tak mau dia harus menundanya dan memfokuskan dirinya untuk pelajaran kali ini.
"Ohayo Gonzaimasu, Sensei!"
"Etto.. Seperti yang telah terdengar, kali ini kita kedatangan murid baru, aku harap kalian bisa akrab dengannya. Dia adalah murid dengan Beasiswa di sekolah ini jadi aku harap dari kalian bisa akrab dengannya!" jelas sang Guru membuat murid-murid saling berbisik.
"Heh~ beruntung sekali ya? Bisa sekolah di sini?" gumam Sakura sambil bertopang dagu. "Bukankah tidak masalah? Pendidikkan tidak mengenal kaya atau pun miskin, lagi pula kita ini sesama manusia sudah sewajarnya dia harus mendapatkan pendidikan tinggi walaupun perekonomiannya rendah," balas Hinata membuat Sakura mengangguk setuju.
"Etto, Uzumaki-san. Silahkan masuk," ucap sang Guru.
Tap! Tap!
Hinata yang awalnya menatap bosan ke arah Guru seketika semangat begitu melihat siapa yang memasuki kelasnya.
"E-Etto, Namaku Uzumaki Naruto desu, Yoroshiku onegaishimasu," Ucap seseorang bernama Uzumaki Naruto sambil menundukkan tubuhnya lalu tersenyum tulus ke teman-teman baru di kelasnya.
Blush!
Telinga Hinata seketika mengeluarkan asap membuat Sakura sedikit terkejut lalu menatap temannya ini. Bisa dia lihat temannya ini tengah menatap murid baru tersebut layaknya orang bernafsu berat, dan itu membuatnya sedikit Sweatdrop.
"Aku tahu kalau aku ini sepertinya tidak pantas di sini, namun izinkan aku agar bisa mendapatkan pendidikan di sini dan bisa berteman dengan kalian, jika ada salah kata mohon maafkan saya, salam," ucap Naruto membungkukkan sedikit tubuhnya kembali lalu tersenyum kembali.
Brush!
Sakura semakin terkejut ketika hidung temannya ini mengeluarkan darah hingga membuatnya terjungkal ke belakang, "O-Oi! Hi-Hinata?!" panik Sakura.
"He- Hehehe~ manisnya~" gumam Hinata dengan senyum lebar membuat Sweatdrop Sakura bertambah. 'Jujur, sebenarnya kau ini kenapa Hinata?' batin Sakura.
.
UKS
.
"Jadi... Bisa kai ceritakan? Kenapa kau sampai seperti itu?" tanya Sakura sambil menatap temannya yang duduk di ranjang UKS di sertai dua tisu menyumbat lubang hidungnya.
"Um?" gumam Hinata sambil memiringkan kepalanya.
"Jujur, sejak Uzumaki-san muncul tingkahmu sangat aneh Hinata. Apa terjadi sesuatu dirinya denganmu?" tanya Sakura menatap intens Hinata, "Eh? Belum kok, aku baru saja bertemu dengannya pagi ini, walau tidak sengaja," jawab Hinata polos membuat Sakura kembali sweatdrop.
'Lalu kenapa kau bertingkah seperti tadi?' batin Sakura lalu menghela nafasnya, "Biar aku tebak, kau menyukainya bukan?" tebak Sakura membuat wajah Hinata memerah.
Sakura yang melihat reaksi Hinata sedikit terkejut karena Hinata menaruh perasaan pada orang baru yang dia temui dan itu pun adalah orang dengan perekonomian yang rendah.
Jika boleh jujur, kenapa dia terkejut? Biasanya perempuan-perempuan di sini lebih senang berpacaran dengan orang kaya, namun ternyata Hinata berbeda, itulah yang mengejutkannya.
"Me- Memang kenapa jika aku menyukainya?" tanya Hinata tergagap, Sakura yang mendengar itu sedikit tersentak lalu membisikkan sesuatu ke telinga Hinata.
.
Sementara itu di kelas, Naruto yang telah mendapat tempat duduk harus berusaha duduk tenang sambil membaca buku pelajarannya mengacuhkan tatapan merendahkan yang di layangkan ke arahnya.
Bahkan sebelumnya, saat dia akan duduk di bangkunya, salah satu murid menahan satu kakinya membuatnya terjatuh dan membentur lantai.
Naruto yang mengingat itu mengelus kepalanya yang sedikit sakit karena hal tersebut.
Sreet~
"Permisi Sensei," ucap Hinata membuka pintu kelasnya dengan Sakura di belakangnya. "Ah, Hyuuga-san. Apa kamu sudah merasa baikkan?" tanya sang sensei dan di balas dengan senyum manis membuat laki-laki di kelas sana pada mimisan kecuali Naruto.
Sakura yang tidak melihat terjadi reaksi seperti yang lain menatap Naruto tertarik, jika boleh jujur, dirinya juga cukup tertarik dengan Uzumaki Naruto.
Sret!
Setelah mendapat izin kembali ke tempat duduk, Suasana kelas mendadak hening karena Hinata bukannya duduk bersama temannya yaitu Sakura namun dengan Naruto yang duduk sendirian, Naruto yang melihat Hinata duduk di sampingnya sedikit terkejut dan kebingungan. Kenapa?
"E- Ettoo..." Hinata yang mendengar Naruto ingin bicara menatap Naruto dengan senyum manisnya. "Namaku Hyuuga Hinata, salam kenal Naruto-kun," ucap Hinata memperkenalkan dirinya tanpa menghilangkan senyum manisnya.
Naruto yang melihat wajah Manis Hinata merona tipis lalu mengangguk pelan, "Kau tidak keberatan jika aku duduk bersamamu kan?" tanya Hinata membuat Naruto mengangguk pelan.
Baginya tidak masalah siapa pun yang duduk di sampingnya asa mereka nyaman saja bersamanya, Hinata yang mendapat izin membinar dan menatap Naruto lekat dengan senyum manisnya.
Para Siswa yang melihat Naruto duduk dengan Hinata menatap tajam Naruto seolah ingin menghajar Naruto, Naruto yang merasakan itu merinding lalu menatap Hinata yang tersenyum padanya.
"A-Anoo... Hy-Hyuuga-san..."
"Panggil saja aku Hinata, jangan terlalu formal," potong Hinata tanpa menghilangkan senyumannya, Naruto yang mendengar itu sedikit gelisah, pasalnya dia semakin merinding karena orang-orang di sekitarnya semakin menatap tajam dirinya.
"A-Anoo..."
"Daijoubu." Naruto yang mendengar itu menatap Hinata yang tersenyum padanya seolah keadaan sekitarnya seperti tidak pernah ada, "Acuhkan saja, aku tidak peduli kau seperti apa, karena aku...," jeda Hinata sambil memejamkan matanya.
"Men..."
Bugh!
Hinata seketika meringis kesakitan ketika kepalanya kena pukul buku yang cukup tebal, dirinya ingin marah pada siapa yang melakukan hal tersebut, namun setelah di pikir-pikir tidak ada yang pernah berani melakukan hal tersebut kecuali satu orang.
Yaitu Sensei atau sang Guru.
"Jangan bermesraan di kelas Hyuuga-san!" omel sang guru. "Ha'i, Gomenasai," ucap Hinata dengan kepala masih tertindih buku sang guru.
.
Break Time
13.00 PM
.
"Hinata, bukankah kau tadi terbawa suasana?" tanya Sakura sambil menatap Hinata yang mengelus kepalanya yang masih terasa nyeri karena buku tebal gurunya. "Hehe~," tawa Hinata membuat Sakura menghela nafasnya lalu mengelus kepala Hinata.
"Hmn? Memang apa yang terjadi?" tanya perempuan berambut kuning panjang yang duduk berhadapan dengan Sakura. Saat ini mereka telah duduk di kanting dengan kursi untuk 5 orang, namun empat telah di isi dimana terdiri dari Hyuuga Hinata, dan Haruno Sakura, Serta perempuan berambut kuning panjang dan Perempuan dengan dua cepol di kepalanya.
"Kalian tahu? Hinata sudah menemukan pujaan hatinya?" ucap Sakura dengan suara agak di kecilkan. "A-Apa?! Siahmmphz!" perkataan Perempuan berambut kuning terhenti ketika sebuah roti menutup mulutnya.
"Diamlah baka-Ino! Kau akan membuat suasana semakin hancur!" bentak Sakura sebagai sang pelaku sambil menatap sekitar yang mengacuhkan mereka walau temannya berteriak tadi.
"Heh~ tumben sekali Hinata-chan, kira-kira siapa?" tanya perempuan dengan rambut cepol dua layaknya orang China. "Hehe~ dia..." gumam Hinata sambil memainkan jarinya.
"Tenten, jika kau menanyakannya dia akan seperti orang yang jatuh cinta level tinggi, dia akan menjawabnya setelah kau menunggu 1 minggu," celetuk Sakura.
"Anoo... Permisi..." ke empat perempuan yang mendengar suara interupsi pun menoleh dan seketika wajah Hinata membinar ketika siapa yang datang.
"Bo-Bolehkah aku bergabung bersama kalian? A-Aku tidak mendapatkan tempat sama sekali?" tanya Naruto sedikit tergagap.
"Apa yang kau bicarakan miskin? Sebaiknya kau cari tempat la..."
Duk!
"AWWW!" pekik Ino ketika merasakan sakit pada kakinya, serasa sesuatu yang sangat berat menghancurkan kakinya.
"Daijoubu Naruto-kun! Kau boleh bergabung bersama kami!" balas Hinata dengan wajah membinar di sertai senyum manis.
'Awawawawaw~ kaki cantikku telah hancur,' batin Ino sambil memegang kakinya yang kesakitan, sementara Sakura menghela nafasnya untung dia diam saja jika ikut campur mungkin dia akan menerima hal yang serupa.
Sementara Tenten menatap Naruto dengan tatapan bersahabat. "A-Ah, Arigato Hinata-san," ucap Naruto lalu duduk di antara Sakura dan Tenten.
Sakura yang mengerti situasi berdiri dan meminta Hinata pindah ke tempat duduknya, Hinata yang mengerti itu pun langsung semangat dan pindah tempat duduk lalu menatap Naruto yang makan dengan tenang.
'Ahh~ malaikat telah jatuh di depanku!' batin Hinata.
Sakura yang melihat tingkah Hinata lalu menatap Ino dan Tenten yang menatap Naruto lekat. "Dialah orangnya," ucap Sakura Singkat.
"Apa?! Yang benar saj..."
Duk!
"AWW!" pekik Ino ketika merasakan sakit pada salah satu kakinya yang lain. "Jangan mengatakan sesuatu yang buruk tentangnya, Hinata sangat sensitif," ucap Sakura sambil menatap Naruto yang sedikit gelisah karena di tatap terus oleh Hinata.
Sakura yang melihat tingkah Hinata menghela nafasnya, "Hinata, jangan mengganggu orang makan. Bukankah sebaiknya..."
"Ha'i! Naruto-kun! Mau kah kau mencoba bentoku?" ujar Hinata sambil menyodorkan bentonya. 'Ah, padahal aku belum selesai mengatakannya,' batin Sakura.
"E-Eh?! Ta-Tapi..."
"Tidak apa-apa, aku senang bisa berbagi denganmu kok," potong Hinata terlihat sedikit memaksa, Naruto yang merasa tidak enak terpaksa menerima Bento Sedikit Bento Hinata lalu memakannya.
Hinata yang melihat itu menunggu reaksi Naruto, jika Naruto menyukai masakannya dia akan selalu membuatkan Bento untuk Naruto, Itu adalah keputusannya.
"Hmn! E-Enak sekali!" Hinata yang mendengar itu tersenyum senang, dengan begini besok dia akan membuatkan bento untuknya.
"Benarkah? Arigato. Apakah besok kau ingin aku buatkan bento?" Naruto yang mendengar itu gelagapan, bagaimana tidak. Dirinya merasa tidak pantas menerima hal tersebut, apa lagi dari orang yang baru.
"C-Chotto matte, Hinata-san! A- Aku tidak membutuhkannya!" ucap Naruto membuat Hinata sedikit kecewa. "Ke- Kenapa? Aku dengan senang hati membuatkannya untukmu kok?" tanya Hinata.
"Hinata, tolong dengarkan dia dulu, dia pasti memiliki alasan," tegur Tenten sambil menatap lekat Naruto, dirinya juga ingin tahu pasti ada alasannya.
Dan juga dari seluruh lekaki yang dia tahu di sekolah ini, siapa pun yang akan di buatkan Bento oleh Hinata pasti langsung menerimanya tanpa pikir panjang, namun Orang di sampingnya ini berbeda. Dia menolak saat Hinata akan membuatkan bento untuknya dan itu pun dengan tulus di buatkan untuknya, namun dia menolaknya dengan lembut.
Pasti ada alasannya.
"Ya kau menolaknya karena kau tidak memiliki uang bukan?"
Dugh!
"AWW!" teriak Ino ketika merasakan sakit pada dua kakinya dan bahunya "Kenapa kalian selalu melakukan itu?!".
"Jaga mulutmu Ino, atau aku robek mulutmu!" ancam Hinata membuat Ino terdiam ketakutan karena ancaman Hinata.
"Ti-Tidak, yang di katakannya adalah benar. Aku ini hidup serba berkecukupan, bahkan untuk menghidupi keseharianku, aku mendapat uang dari pemerintah jadi maaf... Aku tidak bisa menerimanya, aku tidak ingin merepotkan orang lain karena diriku ini," ucap Naruto sambil tersenyum tipis, Hinata, Sakura dan Tenten yang melihat senyum Naruto termenung.
Di senyum tersebut, mereka bisa melihat bahwa senyum itu sedikit di paksa. Dirinya ingin menunjukkan bahwa dirinya kuat namun hal tersebut tidak bisa dia tutupi dari senyum tersebut.
"Mendengar hal tadi, jangan bilang... Keluargamu...," gantung Tenten merasa tidak enak. "Gomen... Aku tidak bisa menjawabnya," jawab Naruto lirih membuat Tenten paham.
"Wah-wah, ada si anak miskin di sini rupanya." Naruto yang mendengar itu sedikit menegang sementara Hinata, Sakura, Ino dan Tenten menatap sumber suara dengan tatapan tajam.
"Uchiha Sasuke... Apa mau mu?" tanya Hinata dengan wajah menahan marah. "Hn, Tidak ada. Hanya ingin berbicara pada anak miskin yang berada di kantin kelas mewah," balas seseorang bernama Uchiha Sasuke dengan datar.
"Kau sungguh berani mendekati Ratu sekolah ini, huh? Bahkan orang-orang di sini tidak pernah bisa duduk di dekatnya? Apa yang kau gunakan? Ilmu sihir gelap?"
Bisik-bisik murid mulai terdengar, Hinaya yang mendengar itu tidak bisa menahan emosinya, sementara Naruto hanya diam sambil menundukkan kepalanya.
"Ne, Izinkan aku merobek mulutmu itu, Uchiha Sasuke," ucap Hinata sambil menyiapkan Garpu di tangannya, Sakura yang melihat situasi semakin memburuk menahan Hinata agar tidak terjadi hal buruk.
"Sasuke-kun, aku mohon hentikan!" pinta Sakura sambil menahan Hinata yang sudah siap menyerang Sasuke.
"Tenanglah, Hinata-san. Aku tidak apa-apa," pinta Naruto dengan lembut membuat Emosi Hinata sedikit mereda begitu mendengar Suara Naruto.
"Aku akan pergi, maaf telah mengganggu," ucap Naruto lalu berlalu pergi meninggalkan tempat tersebut.
"Huh! Sungguh orang miskin!" dengus Sasuke lalu duduk di samping Sakura dan merangkulnya, Sakura yang merasa risih dengan tingkah Sasuke berusaha bertahan agar tidak menghajar Sasuke.
Hinata yang melihat Sasuke duduk di samping Sakura langsung berdiri dan mengejar Naruto. Tenten yang merasa suasana makannya telah hilang ikut berdiri dan mengikuti Hinata.
"Huh, ada apa dengan mereka? Kenapa mereka sangat tertarik dengan si miskin itu?"
"Bukankah lebih baik kau kembali melakukan hobimu itu Sasuke-kun?" balas Sakura sambil menyingkirkan tangan Sasuke. "Hey! Fore-head! Singkirkan tanganmu dari Sasuke-kun!" ujar Ino setengah berteriak.
"Cih! Ambil saja Sasuke mu ini!" balas Sakura lalu berdiri dan pergi dari tempat itu meninggalkan Ino dan Sasuke.
"Etto... Sasuke-kun!" gumam Ino ingin merayu Sasuke, namun Sasuke telah hilang dari tempatnya.
.
.
Naruto Side
.
Sementara pada Naruto, saat ini Naruto tengah di perpustakaan seorang diri sambil membaca buku yang ada di perpustakaan.
Naruto yang asyik membaca harus terhenti ketika merasakan ada yang berdiri di depannya. Dengan enggan dia melihat siapa yang berdiri di depannya dan di depannya ternyata terdapat Hinata dan Tenten yang menatapnya intens hingga membuat Naruto terkejut.
"Hi-Hinata-san d-dan Etto..."
"Tenten, teman Hinata-chan," potong Tenten memperkenalkan dirinya. "Gomen ne Naruto-kun atas kejadian tadi, sungguh kau tidak perlu terlalu memikirkannya, ya?" ucap Hinata sambil menggenggam tangan Naruto.
Tenten yang melihat itu sedikit terkejut karena Hinata menggenggam tangan Naruto, padahal dari yang dia tahu, Hinata tak segan-segan mematahkan tangan siapa pun yang menyentuh tangannya, dan itu Khusus lelaki.
Namun sekarang ke mana hal tersebut?
'Benar yang di katakan Sakura-chan, Hinata-chan memiliki cinta yang tinggi,' batin Tenten.
"Tidak, yang di katakan olehnya memang benar, mungkin aku tidak pantas di sekolah ini, bahkan memakan makanan di sekolah ini, bahkan berteman dengan kalian. Aku... Memang selalu di takdirkan sendiri," balas Naruto sambil menunduk lirih.
"Naruto-san, bukan? Dengar, tidak peduli status apa pun yang di miliki orang dan tempat pendidikan, sekolah tetaplah sekolah, Murid tetaplah Murid. Tidak peduli dia kaya atau pun miskin, pendidikan berhak di dapatkan," jelas Tenten membuat Naruto terdiam.
"Dan makanan, kita ini hanya sebagai pengolah, sementara yang membuat makanan adalah Kami-sama, dia lah yang menciptakan semua makan. Tuhan tidak melarang untuk membagi makanannya, kau juga berhak mendapatkan makanan, acuhkan mereka... Tidak ada yang melarangmu untuk mendapatkan makanan," lanjut Tenten dengan bijak.
"Tenten... Kau seperti guru saja," gumam Hinata dengan Sweatdrop di kepalanya, Tenten yang mendengar itu merona malu.
"Naruto-kun, kau tidak perlu khawatir. Aku adalah temanmu, kau tidak perlu khawatir sendirian, karena aku... Tidak, kami akan selalu menemanimu Naruto-kun!" ujar Hinata sambil tersenyum dan menggenggam erat tangan Naruto.
Naruto yang mendengar itu sedikit tersentak di sertai rona tipis, mata birunya menatap mata indah Hinata yang menunjukkan kalau dirinya serius dan tidak ada candaan di tatapannya.
Naruto pun tersenyum lalu tertawa kecil membuat Hinata dan Tenten sedikit kebingungan. "Hehe~ Arigato, Hinata-san, Tenten-san. Aku sungguh senang karena pada akhirnya aku memiliki teman," ucap Naruto sambil tersenyum senang membuat wajah Hinata memerah sempurna.
Blush! Bruk!
Kepala Hinata seketika meledak hingga mengeluarkan asap membuat Tenten dan Naruto terkejut lalu jatuh pingsan dengan senyum senang di wajahnya, Naruto yang melihat Hinata pingsan tentu panik, sementara Tenten menepuk keningnya karena tingkah temannya.
.
.
.
TBC
Note : Yo, saya up dengan cerita baru dengan Genre Romance.
Aku harap kalian menyukainya, ini untuk ke dua kalinya saya membuat Fic Romance, maaf saja jika masih kaku.
Btw di Fic ini saya akan mengambil sedikit logika dan cerita masa lalu saya yang akan saya gabung di cerita ini. Jaa~ sampai ke temu di chapter selanjutnya. Bye bye~
4kagiSetsu out
