"WAITING FOR YOU"
LEE BONBONIE *a.l.m.b.e*
Genre : Romance, Friendship . ETC
Cast : Kim Jaejoong, Jung Yunho, Kim Junsu, Park Yoochun. ETC.
Length : 1 / ?
Rated : T
Warning: GS (GENDERSWITCH), typos bertebaran, EYD tidak beraturan, OOC, DLDR.
NOTE : Mungkin cerita pasaran. Masih perlu perhatian dan pembelajaran. Cerita murni hasil pemikiran, penglihatan dan imaginasi yang muncul di berbagai tempat. Jika ada terdapat kesamaan di lain cerita, itu hanya kebetulan yang tidak disengaja.
..
THANKS BEFORE
..
Summary : Menunggu itu sangat melelahkan, apalagi dengan rasa rindu yang memenuhi hati / tunggu aku ya, empat tahun memang sangat lama, tapi bisakah kau menungguku / Bodoh sekali karena ia harus menjaga dan begitu menepati Janji yang ternyata hanya kosong belaka /Kim Jaejoong terjebak cinta pada sahabatnya sendiri yang membuat dirinya kesal karena telah berlaku bodoh/
..
Sebenarnya sebuah waktu itu berlalu tidak pernah terasa, cepat dan tak terduga. Tiba-tiba saja kita merasa sudah beberapa jam berlalu, seminggu berlalu dan setahun berlalu, tapi itu jika kita tidak sedang menunggu, contoh nyatanya menunggu itu melelahkan, misalkan saja jika kita sedang ditengah kemacetan, menunggu lampu merah menjadi hijau, walau enam puluh detikpun, kita akan merasa lelah dan kesal hanya karena menunggu beberapa detik yang sebenarnya tidak terlalu lama jika sekali lagi tidak sedang dalam keadaan menunggu. Singkatnya waktu itu akan sangat terasa lama jika kita sedang menunggu, apalagi dalam jangka waktu yang tidak jelas kapan berakhirnya penantian itu.
Seorang gadis menghela nafas lelah di duduknya. Ia sedang berada di perpustakaan Seoul, membaca bukunya dengan wajah bosan dengan posisi kepala yang tergolek malas di meja. Sendirian memang sangat tidak mengasikkan dan ia merasa begitu kesepian, dulu ia memiliki sahabat yang selalu ramai bersamanya, tapi sekarang mereka sudah tidak disampignnya. Mereka telah sibuk dengan pekerjaan mereka, termasuk ia.
Setelah beberapa menit dengan kebosanan yang ternyata tidak juga berkurang walau ia sudah mencoba menguranginya dengan melakukan kebiasaan yang biasa ia lakukan, akhirnya Ia beranjak dari sana dan berjalan pelan dengan tas selempang di samping kirinya.
Baru saja kakinya melangkah beberapa meter dari pintu keluar perpustakaan, tiba-tiba saja sebuah pemandangan yang masuk keretinanya melintas didepannya, membuatnya terkejut dengan wajah kebingungan.
Di hadapannya, seseorang yang selama ini membuat ia menunggu dengan sesuatu yang tidak pasti, lelah, lama dan tanpa ikatan, sedang tersenyum pada seorang yeoja di sampingnya. Ia berpikir, apa orang yang telah membuat ia menunggu itu sudah kembali dan tidak memberitahunya. Baiklah seharusnya ia sadar karena ini sudah lima tahun berlalu dan waktu yang mereka janjikan adalah empat tahunan, sudah pasti orang itu seharusnya sudah kembali dan seharusnya menemuinya dengan senyuman yang sama seperti saat ia pergi dulu. Tapi didepannya sekarang, namja itu-ah, hatinya terasa memanas dan kesal luar biasa saat melihat interaksi dua orang berlawanan jenis itu terlihat begitu akrab satu sama lain. Dengan langkah pasti, ia berjalan lurus menghampiri pasangan itu dan berucap santai dengan wajah andalannya.
Ia tersenyum miring. "kau sudah datang rupanya" katanya datar, membuat namja yang tadi sedang tertawa pada yeoja disebelahnya langsung menghilangkan raut itu menggantikan raut terkejut.
"j-j-" kata namja itu agak gagap karena terkejut.
Ia memandang datar pada namja didepannya dan bibir merahnya berucap pelan memotong kata gagap dari namja didepannya. "ah, ternyata kau seperti ini, aku selama ini salah sepertinya, eum baiklah, aku mengerti, geurom aku pergi" katanya dan langsung berlalu cepat dengan wajah kecewa.
Namja yang tadi terkejut pun hanya bisa memandangi punggung yeoja itu dengan mata musangnya dan bibir hatinya tersenyum miring, seolah meremehkan.
.
.
Seornag yeoja yang kini berada di dalam kamar berwarna biru muda itu sedang duduk diam di atas ranjangnya. Dirinya kecewa dengan apa yang baru saja ia ketahui dan jumpai. Seharusnya ia tahu jika selama ia menunggu dengan bodohnya, belum tentu orang itu juga menunggunya, dan fakta bahwa mereka tidak memiliki hubungan benar-benar membuat ia merutuk diri sendiri yang sekali lagi dengan bodohnya mau saja mengikuti janji yang sebenarnya tidak benar-benar ditepati oleh orang itu.
Ia menghela nafas, pikirannya berkelana pada saat orang itu membuat ia mengangguk patuh untuk mengikuti janji itu.
.
#FLASHBACK#
.
Awan terlihat abu-abu karena dari tadi sudah menunjukkan jika ia akan menangis. Angin sedikit berhembus lebih kencang dari biasanya dan menimbulkan hawa dingin yang cukup menyengat indra perasa.
Ada empat orang yang sedang duduk dikursi taman sekolah, menikmati kebersamaan mereka dengan saling bercanda dan membicarakan macam-macam hal satu sama lain. Walau langit sudah mulai menampakkan akan menjatuhkan air deras yang jatuh dari atas tapi tidak tahu dari mana sumbernya, tapi mereka terlihat tidak memperdulikannya, mungkin jika air itu benar-benar turun dan membuat mereka mengigigil, baru mereka akan pergi dari tempat mereka duduk.
Mereka adalah teman sekolah. Tepat duduk favorite mereka yang saat ini ditempati adalah di dekat pohon besar yang bisa membuat mereka terhindar dari cahaya matahari yang biasanya menyengat kulit. Duduk tanpa alas apapun, hanya rumput rapi yang setiap satu minggu sekali akan dipotong oleh penjaga sekolah.
Mari kuperkenalkan siapa saja mereka. Seseorang yang duduk paling pinggir kanan adalah Jung Yunho, seorang siswa yang cukup populer karena ia adalah seorang anggota basket, ketua lebih tepatnya, siswa yang biasa saja, maksudnya tidak sombong atau dingin tapi tidak juga terlalu ramah. Disebelah kirinya ada Kim Junsu, seorang gadis yang adalah teman masa kecilnya Yunho dan mereka begitu akrab satu sama lain. Junsu merupakan siswi manis yang selalu ramah pada orang. Menyapa jika ia mengenal dan tersenyum ramah jika ia perlu memberikan senyum pada orang yang mungkin sebenarnya tidak ia kenal. Lalu seorang namja yang duduk didepan Junsu dengan jarak sekitar satu meter dan sedang memegangi rumput di kakinya. Namanya Park Yoochun, siswa yang tidak kalah populer dengan Yunho karena ia merupakan jenis orang yang kelebihan ceria, dalam artian selalu menyebarkan senyum konyolnya pada setiap gadis yang walaupun konyol -menurut Yunho- tapi bagi para siswi, senyum Yoochun selalu membuat mereka merasa senang karena mereka merasa spesial oleh Yoochun. Padahal Yoochun tersenyum kepada mereka karena ia memang ramah dan sedikit menggoda mungkin. Yoochun terkenal cukup playboy, tetapi ia mengaku tidak atau belum memiliki hubungan selama setahun ini, membuat orang disekitarnya heran dengan Yoochun yang biasanya tidak pernah kehabisan yeoja untuk menjadi kekasihnya itu sedang tidak memiliki hubungan, apalagi sudah setahunan. Lalu disebelah Junsu, paling pinggir kiri ada seorang Kim Jaejoog. Yeoja yang cukup pendiam dan merupakan teman baru Junsu. Baru dua tahun, semenjak mereka satu kelas dan duduk bersebelahan ditingkat dua hingga sekarang ditingkat tiga, mereka selalu bersama, alhasil mereka menjadi dekat sekarang. Walaupun Jaejoong yeoja yang cukup pendiam, tapi junsu selalu merasa nyaman dengan Jaejoong karena Jaejoong adalah gadis yang bisa memberinya masukan yang baik ketika ia mengeluh tentang sesuatu hingga pelajaran sekalipun. Jaejoong adalah murid berprestasi yang teladan. Tak heran jika ia membaca buku sekarang ketimbang mendengarkan ocehan yoochun yang dianggapnya aneh, walaupun terkadang ia juga terkekeh ketika menemui titik lucu pada lelucon yang tiga orang disekitarnya lontarkan. Jaejoong sebenarnya tidak terlalu fokus membaca, itu hanya sebagai selingan untuknya agar tidak terlalu bingung untuk melakukan apa.
"Lee saem benar-benar keterlaluan padaku hari ini, bagaimana bisa dia menghukumku karena aku terpeleset didepannya dan membuatnya terkejut dan ikut terpeleset bersamaku"
"haha, pabbo! bagaimana bisa kau terpeleset?" tanya Junsu dengan wajah terkikik.
Yunho tersenyum jail "dan bagaimana rupa Lee saem saat terpeleset?"
Jaejoong menghentikan fokus bacanya dan melipat kertas sebagai pembatasnya lalu menutup bukunya. "aku bertaruh kau pasti disuruh membersihkan kandang kelinci dibelakang sekolah"
Yoochun tampak takjub dengan jawaban Jaejoong. Junsu dan Yunho ikut menoleh pada Jaejoong yang hanya menoel-noel rumput disekitar kakinya dengan ranting pohon dan wajah yang mengalih ke belakang pohon. Memperhatikan kucing anggora berwarna putih dan peach yang baru saja lewat di sampingnya.
"bagaimana kau bisa tahu?"
Jaejoong tersenyum bangga, ia memang tidak terlalu menjadi yeoja pendiam jika disekitar orang yang mengenalnya dan dirasa cukup baik untuknya. "geunyang"
Junsu ikut tersenyum "wuooo Uri Jaejoog memang hebat, bahkan kau mengetahui kebiasaan menghukum Lee saem"
Yunho memicing, memandang Jaejoong yang tersenyum senang. "aku bertaruh kau pernah dihukum ya?!"
Yoochun dan Junsu menoleh kepada Yunho. Menampakkan wajah yang manyatakan ketidakmungkinan. Jaejoong adalah siswi teladan, tidak mungkin rasanya ia dihukum seperti itu.
Jaejoong tersenyum miring. "apa yang aku dapat jika tebakanmu salah?" katanya dengan nada tenang seolah mengancam Yunho yang kini terlihat menggaruk tengkuknya. Ia sedang memaksa otaknya berpikir.
"traktir makan?"
Junsu dan Yoochun berbinar mendengar kata traktir keluar dari bibir Yunho, lalu mereka memadang Jaejoong dengan rasa ingin tahu. Benarkah Jaejoong pernah dihukum seperti itu. Sedikit aneh jika itu benar dan setelah mereka kalkulasikan dengan hal sederhana, presentasi Yunho menang terlihat kecil.
Jaejoong mengangguk dengan wajah tersenyum kecil. "baiklah, aku memang pernah dihukum"
Yoochun dan Junsu mendesah kecewa, padahal mereka berharap jika Jaejoonglah yang benar dan mereka akan di traktir oleh Yunho dengan bahagianya.
Yunho mendesah lega, Ia bahkan tadi sudah memikirkan akan mengambil uang tabungannya yang berbentuk musang dirumahnya jika tebakannya salah. Traktiran yang ia lontarkan benar-benar tidak dipikirkannya secara menyeluruh dan matang, hanya terkeluar begitu saja dan tak disaring dulu, padahal jika di pikir-pikir traktiran itu pasti tidak hanya ke Jaejooong, tapi juga merembet ke Junsu dan Yoochun dengan permintaan yang pasti tidak hanya satu. Ia pernah merasakannya.
"aishh aku hampir kehilangan uang bulananku, Jae-ah wajahmu terlalu meyakinkan tadi! aku sampai berdebar! huh" Yunho mengusap-usap dadanya, ia merasa begitu lega.
Mau tidak mau membuat Jaejoong, Junsu dan Yoochun tesenyum geli melihat kepanikan Yunho.
"lain kali kau harus bisa menjebak Yunho Jae-ah, agar kita bisa diteraktir! haha" lontar Yoochun yang langsung ditatapi tajam oleh Yunho.
"ne kau benar Chun, dua kali Yunho pernah terjebak dan itu sangat membahagiakan untukku karena bisa makan gratis.. hehe" kata Jnsu dengan kikikan.
Yunho hanya tersenyum melihat Junsu yang terkikik seperti itu dan Jaejoong kembali membuka bukunya, membaca.
.
.
Kepala Junsu menunduk disamping Yoochun yang sedang menyatakan tentang hubungan mereka pada Jaejoong dan Yunho di atap sekolah.
"kami sudah menjadi pasangan kekasih selama dua minggu ini"
Yunho tampak begitu terkejut dan ia merasakan dirinya menegang ditempatnya berdiri. Berbeda dengan Jaejoong yang tersenyum santai pada Junsu yang menunduk.
"kalian kenapa merahasiakannya selama ini?" tanya Yunho dengan wajah kecewa pada Junsu yang hanya terdiam saat melihat wajah Yunho.
"aku malu" kata Junsu dengan wajah yang sedikit merona di pipi bulatnya.
Yoochun tersenyum melihat itu, Junsu begitu manis dipenglihatannya.
"selamat kalau begitu" kata Jaejoong santai dan memejamkan matanya, menikmati angin yang menghembus tubuhnya, begitu sejuk dan menenangkan.
Yunho yang tadi sempat melihat wajah tenang Jaejoong menolehkan lagi pandangannya pada Yoochun dan Junsu didepannya. "ta-tapi ak-aku, ah aku kembali dulu aku harus mengerjakan tugas" dan Yunho berlalu dengan hati yang cukup resah dan kecewa.
'aku terlambat' batin Yunho.
Jaejoong melirikkan matanya pada Yunho yang pergi dari atap dengan tergesa dalam diam. Ia mengetahui tentang Yunho sebenarnya. Ya ia mengetahui.
.
.
Dua hari ini Yunho tidak bersama dengan kumpulannya. -Junsu, Jaejoong dan yoochun-. Yunho memang memiliki kelas berbeda dari tiga orang yang sekelas itu dan itu merupakan salah satu hal yang membantunya untuk menghindari mereka sementara ini.
Jaejoong memandang bosan pada pemadangan dua orang yang duduk didepannya yang tampak larut dalam gurauan mereka, ia pun merasa tidak dihiraukan dan membuat Jaejoong berakhir dengan buku ditangannya.
"Yunho sudah dua hari ini tidak bersama kita" Kata Jaejoong dan langsung membuat sepasang kekasih itu menghentikan acara memiting kepala Junsu diketiak Yoochin yang dari tadi sangat risih dilihat oleh Jaejoong. Apa Junsu tidak merasa bau dengan ketiak Yoochun, pikir Jaejoong.
Junsu duduk dengan benar setelah Yoochun melepaskannya dan ia langsung meminum milkshakenya karena haus. Yoochun mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin, siapa tau saja Yunho muncul tapi ternyata ia tidak menemukan Yunho disekitar.
"apa Yunho tidak masuk sekolah selama dua hari ini Junsu-ah?" tanya Yoochun.
Junsu menggeleng. "aku selalu melihatnya saat dikelas, dan kemarin aku mendatanginya ke kelasnya, bilangnya ia sedang sibuk dengan tugas yang entahlah aku lupa"
Jaejoong memandangi Junsu dalam diam. "kau yakin dia tidak berbohong?"
Junsu menyerngitkan alisnya. "untuk apa juga dia bohong?"
Yoochun mengangguk. "benar! mungkin dia memang sibuk dengan tugasnya, dia dan kita kan berbeda kelas"
Jaejoong mengagguk dan segera membereskan diri untuk bergegas pergi. "aku mau keperpustakaan, ingin mencari buku, kalian ikut?" tanya Jaejoong dengan wajah yang mengedarkan pandangannya ke segala arah, memandangi kantin yang mulai sunyi.
"kami tidak" Jawab Yoochun dengan cengiran khasnya dan Jaejoong mengagguk.
"baiklah" dan Jaejoong pergi dari sana sendirian dengan earphone merahnya yang mulai ia tempelkan ke telinganya. Buku yang ia bawa tidak ia baca, resiko akan tertabrak seseorang disaat ia membaca sambil berjalan dan ia tidak menginginkan itu.
"Yunho-ah?" kata Jaejoong saat mendapati Yunho berdiri dekat jendela lorong kelas.
"ah Jae"
Jaejoong melepas earphonenya dan berkata dengan wajah ingin tahu. "kau benar sibuk?"
Yunho menyerngit tak mengerti. Dan Jaejoong mengetahui arti dari raut wajah Yunho. Lalu ia memperjelas kalimatnya lagi.
"Junsu berkata kau sibuk dengan tugasmu dan tidak bisa mengumpul bersama dua hari ini benarkah? kata Jaejoong dengan alis terangkat sebelah.
Yunho terlihat bingung menjelaskan, ia membasahi bibir hatinya dan menjawab dengan ragu. "ah begitulah"
Jaejoong memicing saat mendengar nada ragu begitu kentara dari jawaban Yunho, membuat Yunho merasa seperti tertangkap basah habis mencuri sesuatu. Tatapan Jaejoong yang seperti itu selalu membuatnya gugup.
"kau menjauhi kami. aku benarkan?" kata Jaejoong dengan wajah santai. Berbeda dengan Yunho yang sudah merasa kebingungan. ia rasa Jaejoong seperti cenayang yang bisa mengetahui pikiran orang.
"baiklah aku mengaku, tapi aku akan menjelaskan diatap sekolah saja. bagaimana?"
Jaejoong mengangkat bahunya. "terserah"
.
.
Angin sepoi-sepio langsung menyambut Jaejoong dan yunho sesampainya mereka diatap gedung sekolah.
Sesuai yang dikatakan Yunho, Yunho akan mengakui sesuatu yang sebenarnya sudah sedikit diketahui oleh Jaejoong. Jaejoong itu pandai meneliti sikap orang didekatnya. Ia bisa mengetahui karakter seseorang dengan cepat.
Mereka duduk dilantai gedung dengan memandang langit cerah. Sebenarnya hanya Jaejoong yang memandang langit, Yunho lebih memilih memadangi rambut -wajah- Jaejoong yang menurutnya sangat indah saat diterpa angin.
Jaejoong memiliki kulit yang begitu mulus dan putih, rambut hitam sebahu dan juga bulu mata lentik serta bibir merah alami. Jaejoong itu cantik dan Yunho baru menyadari itu saat ini.
"jadi apa kau cemburu pada mereka?" kata Jaejoong dengan wajah yang memandang penuh pada Yunho, membuat Yunho tiba-tiba gugup entah kenapa. Ini pertama kalinya hanya mereka berdua, tidak ada Junsu dan Yoochun, hanya berdua bersama Jaejoong, dan Yunho merasakan dirinya begitu berbeda, ia sedikit gugup, bingung serta kaku.
"Jae-ah, aku tidak mendengar jelas apa yang kau katakan tadi" Yunho menyengir kikuk di akhir kalimatnya.
Jaejoong memutar bola matanya malas.
"aku bilang kau cemburu pada mereka kan?" kata Jaejoong dengan memberikan penekanan disetiap katanya.
"mereka siapa?"tanya Yunho dengan wajah bingung, oke ini sebenarnya karena ia bingung terhadap Jaejoong dan dirinya, jadi otaknya agak lambat merespon.
"Junsu dan Yoochun, mereka yang menjadi kekasih, dan kenapa kau tidak mejelaskan! kenapa malah aku yang sepertinya menjelaskan?!"
Yunho menggeruk tengkuknya dan menyengir, Jaejoong ternyata memiliki wajah yang lucu saat ia kesal, tapi setelahnya ia melebarkan matanya saat otaknya berhasil meloading kalimat pertama Jaejoong.
"kau tahu darimana aku cemburu?"
"geunyang" kata Jaejoong dan ia kembali memandangi langit cerah.
Yunho mendesah. "kau benar, aku cemburu pada mereka. Aku menyukai Junsu dan aku terlambat, aku juga merasa khawatir karena itu Yoochun. Aku takut Junsu hanya dipermainkan oleh Si playboy Yoochun. walau sebenarnya ia tetap teman kita, tapi bisa saja sifat playboy Yoochun kambuh saat ia sudah memiliki Junsu"
Jaejoong memejamkan matanya saat angin begitu nyaman membelai wajahnya dan ia tersenyum karena merasakan itu. Yunho memandangi Jaejoong dalam diam. Ia merasa takjub dengan ciptaan disampingnya ini yang baru ia sadari begitu -indah.
Jaejoong menyelipkan rambutnya yang telah dibuat sedikit berantakan oleh angin, dan ia membuka suaranya.
"aku rasa Yoochun tulus"
"begitukah?"
Jaejoong mengangguk. "tapi aku tidak tahu juga sih, aku bukan seseorang yang memiliki indra ke enam dan mengetahui pikiran"
Yunho terkekeh sebentar, ia tadi bahkan berpikir Jaejoong adalah seorang cenayang. "jadi aku harus bagaimana?"
Jaejoong menoleh ke Yunho dan ia menyerngit bingung. "apanya?"
"perasaan ku pada Junsu"
Jaejoong berpikir sebentar dengan mata mengerjap-ngerjap dan bibir yang ia buat miring kesamping dan Yunho bisa melihat Jika Jaejoong terlihat begitu imut sekarang. Lagi-lagi ia menemukan hal baru dari Jaejoong yang baru berteman dengannya selama tiga bulan ini, karena memang Junsu baru memperkenalkan Jaejoong padanya di awal mereka menginjak tingkat ketiga dan memang sebelumnya ia jarang berkumpul bersama Junsu saat di sekolah. Yunho lebih disibukkan oleh tim basketnya. Dan karena ia sekarang berada ditingkat akhir, mungkin sebentar lagi kedudukan Yunho sebagai ketua akan dialihkan atau diganti.
"aku tak tahu kalau itu, hanya kau yang bisa memikirkannya"
Yunho tersenyum dan ia langsung membaringkan tubuhnya dilantai. Yunho berpikir sebentar. "hmmn baiklah, aku akan menghapusnya. Ngomong-ngomong anginnya begitu nyaman, ahh aku jadi merasa mengantuk"
Jaejoong melirik pada Jam tangan berwarna merah yang terpasang ditangan kirinya dan ia langsung bangkit berdiri tegak. Menepuk seadanya rok belakangnya yang sedikit kotor karena debu.
"jam istirahat sudah hampir habis, aku akan kembali duluan. Kau mau disini saja?"
Jaejoong menunggu dengan wajah yang memandang Yunho datar.
"astaga Jae-ah kenapa kau suka sekali memperlihatkan wajah datar" Yunho bangkut dan langsung berdiri didepan Jaejoong. Tangannya ia letakkan di kedua pipi Jaejoong dan langsung menggerakkan tangannya secara acak. Bermaksud memijat asal.
"kau harus melemaskannya jika tidak ingin wajahmu cepat tua" kata Yunho dengan kekehan.
Jaejoong terdiam dengan mata yang memandang kearah Yunho yang terlihat masih asik menggerakkan tangannya di pipi Jaejoong.
"aku baru tahu pipimu lembut seperti bayi"
Jaejoong kemudian berdecak dan melepas paksa tangan Yunho. "sudah, aku mau kembali kekelas!" dan Jaejoong langsung berjalan dengan langkah yang lumayan cepat ke arah pintu atap.
Yunho mengulum senyum. "Jae-ah tunggu!"
.
.
"kami akan kencan! bagaimana kalau kalian ikut juga?" kata Junsu dwngan wajah riang.
Jaejoong memandang sekitar dan ia hanya mendapati dirinya, Junsu, Yoochun dan Yunho.
Ya, Yunho sudah tidak mempermasalahkan lagi hubungan Junsu dan yoochun setelah melihat sudah satu minggu ini hubungan mereka terlihat begitu, menggelikan sebenarnya -menurut Yunho- karena Yoochun benar-benar suka menggombal disegala kesempatan dan membuahkan raut malu-malu serta bahagia di wajah Junsu, berbeda dengan Jaejoong yang akan memutar bola matanya malas yang malah membuat Yunho akan tertawa karena wajah dua yeoja itu terlihat bertolak belakang. Yunho rasa juga perasaannya pada Junsu sepertinya tidak terlalu dalam, mungkin selama ini ia hanya merasa salah paham dengan perasaannya yang sebenarnya hanya menganggap Junsu sebagai adik, buktinya ia santai saja saat melihat Junsu tersenyum cerah pada Yoochun.
"'kalian ikut juga' maksudmu kalian siapa? hanya ada kita berempat Junsu-ah" tanya Jaejoongn dengan raut bingung.
Yoochun mendengus. "kau dan Yunho lah Jae"
'kencan kan hanya untuk orang yang berpasangan' batin Jaejoong.
Yunho mengagguk. "baiklah, itu ide yang cukup menyenangkan sepertinya. Kita kencan di lotte world saja bagaimana?"usul Yunho yang ditatapi aneh oleh tiga temannya.
"kenapa kau bilang kita kencan? terdengar aneh karena yang berhububgan disini hanya Junsu dan Yoochun, dan kenapa kau seperti yang paling bersemangat?" tanya Jaejoong tak sabaran dan membuahkan kekehan dari Yunho.
.
.
"wow disini sangat ramai" kata Yoochun takjub.
Mereka sudah berada di lotte world dan langsung disuguhi ramainya orang disekitar. Banyak anak kecil yang memiliki wajah imut, orang tua mereka juga mendampingi mereka, ada juga anak remaja dan juga orang dewasa disekitar.
"jelas saja, ini hari minggu" kata Jaejoong singkat dan memperjelas kenapa tempat yang mereka pijak begitu ramai.
"baiklah lalu kita akan kemana?" tanya Junsu dengan wajah berbinar-binar.
"ya ampun, aku sudah lama sekali tidak kesini" lanjutnya.
"kita akan kesini terus mulai sekarang chagi. Mengukir kenangan kita gar bisa kita ingat selalu kelak saat kita sudah menikah"
Junsu tersenyum senang dengan wajah merona malu, Jaejoong memutar bola matanya malas mendengar gombalan Yoochun barusan dan Yunho terbahak melihat raut wajah kedua yeoja itu. Haha!.
"aku mau beli minum, tunggu sebentat" kata Jaejoong dan langsung bergegas pergi.
"ah tunggu Jae-ah. Aku juga mau beli minum" teriak Yunho karean Jaejoong sudah hampir menghilang dipandangannya.
"kalian duluan saja" kata Yunho pada Junsu dan Yoochun. Lalu mendatangi Jaejoong yang ternyata sudah tak terlihat karena ramainya pengungjung.
Junsu dan Yoochun berpandangan beberapa detik dan setelahnya mereka mengagguk bersama dengan wajah tersenyum. "Yunho sangat mengerti pasangan baru" ujar Yoochun dengan kekekehan khasnya membuat Junsu juga ikut terkekeh.
.
.
"Jae tunggu!" Yunho menangkap pundak Jaejoong dan berjalan dibelakang Jaejoong dengan pelan karena memanag jalan sedikit susah dilalui.
"kau mau beli minum apa?" tanya Jaejoong dengan kepala menoleh kebelakang, kearah Yunho.
Yunho menggumam panjang, seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu yang lama.
"samakan denganmu saja"
Jaejoog mengangguk.
"aduh dimana stan penjualnya sih, kenapa jauh sekali!" gerutu Jaejoog kesal karena jalan yang sangat susah dilaluinya ini membuat ia lelah dan ia begitu merasa haus karena siang bertambah terik.
Yunho terkekeh dibelakang dengan kedua tangan yang masih setia bertengger di pundak Jaejoong.
"kekiri! itu ada!" dan Yunho menggerakkan tubuh Jaejoong dengan gampangnya kearah kiri.
"Ya! lepaskan tangamu!"
"sudahlah tidak apa, agar kita tak terpisah, disini sangat ramai"
"tidak juga dipundak! aku merasa tidak nyaman"
Yunho menarik tangan Jaejoog dan memegannya di lengan atasnya.
"bagaimana jika seepeti ini?" tanya Yunho dengan alis terangkat sebelah yang entah mengapa malah terlihat menyebalkan di mata Jaejoong.
Sebenarnya Jaejoong merasa aneh dengan lengan atas tangannya yang diapit seperti itu, tapi akhirnya dengan nada pasrah, Jaejoongn menjawab.
"terserahlah" kata Jaejoog yang lansung melangkahkan kakinya dan Yunho terkekeh disampingnya.
"ada apa dengan kekehanmu?!"
"eoh? ani"
.
.
.
.
TBC
.
Gmna?
.
Lanjut gk?
.
Ak bkin TBC nya gk da bkin penasaran ya..haahaha!
.
Ini cerita paling hanya beberapa chap
.
dan maklumi ke-typos-anku(?), aku ngetik pke hape soalnya
.
klo gk da yg review, crita akan dihapus #senyum miris#sedihnya#
.
Review ya ^_^,, biar aku semangat, soalnya ak lgi sedih nih
.
kapanpun kalian menemukan fic ini, silahkan me-Review, akan aku respon kok klo sempat tp dgn isi RVW yg tdak membingungkanku^^
.
THANKS BEFORE
