Title : the GazettE Dorama –Reita the ThumbBoy-
Author: Akiyama Kaira
Fandom: the GazettE (band), Versailles (Band), Alice Nine (Band), Thumbellina (story)
Genre: Humor
Disclaimer: Reita milik saia! Yang lain embat aja noh *plakk!* XD Thumbellina karya om Christian Anderson. Saia pinjem dulu yah, om XDD *plaakk*
Chara: Reita, Aoi, Uruha, Ruki, Kai, Yune (the GazettE) Kamijou, Hizaki (Versailles) Nao, Hiroto (AliceNine)
=XxX=
Di sebuah hutan yang terpencil, tidak tertembus listrik apalagi panah(?)... Terdapat sebuah gubuk tua peninggalan penjajahan zaman Belanda yang masih berdiri dengan keukeuh. Di sanalah seorang kakek - kakek tua dan istrinya tinggal menggantungkan diri pada hutan itu. Hanya berdua. Dari dulu mereka belum dikaruniai seorang anak, apalagi dua orang.
"Mamih! Kenapa kita ngga punya anak, sih?" si kakek kesel. "Kalo keak gini jadinya aku selingkuh aja!" Katanya sambil menggembungkan pipinya yang entah mengapa belum ada keriput.
"Santai aja, pih~ umur kita kan masih muda~" Jawab si nenek sambil ngebakar barbeque. Mereka cukup gaul juga, yah -.-.
"Masih muda? Kita ini sudah 50 tahun, mih! 50 tahun!" Kata si kakek lagi.
"Masa, sih Wo? Perasaan baru kemarin kita ngadain slametan pernikahan." Jawab si nenek kalem. Walaupun sudah nenek - nenek, dia ini modis banget, loh. Terbukti dengan menumpuknya peralatan salon di kamarnya. Rambutnya pun tiap hari dicat berbeda. Tapi tetep aja dia keliatan banget tampang nenek - neneknya. Sama aja bohong dong, yah. XD
"Tapi, Uruha! Kalau kita belum dikaruniai anak kan ngga enak!" Kata si kakek lagi pada istrinya yang telah kita ketahui bernama Uruha.
"Tenang aja, Aoi sayaangg~ kita ngadopsi anak aja kalo gitu." Kata Uruha lagi dengan amat sangat kalem sekalee.
"Uuh!" Yah, Aoi ngambek.
"Kalau ngambek ngga boleh makan barbequenya, lho." Kata Uruha lagi.
"Bego amat." Aoi manyun.
"Ya sudah, itadakimasu~" kata Uruha sambil melahap barbequenya.
Kruyuuukk..
Ayam jago di perut Aoi berkokok tanda waktu makan. Aoi jadi pingin makan barbeque di depannya itu. Tapi.. Gengsi dong, ah.
Esok paginya, cuaca tampak berawan. Matahari jadi nggabisa ngarahin cahayanya ke bumi. Tapi enak, sih. Adem gitu..
"Mih, kita pergi, yuk." Ajak Aoi pada istrinya. Udah tua kenapa masih manggil 'mamih', yah? -.-
"Uuungg.. Kemana, sih?" Tanya Uruha yang baru saja bangun. Mulutnya manyun gitu. Imut, dah.
"Eeeettoo.. Ke… Mm… Witch" Jawab Aoi ragu. Dia ngga berani bilang 'nenek sihir'. Takut Uruha tersinggung. *dicabik UruhaFans*
"Ah? Ngapain? Bukannya kamu takut sama hal - hal yang berbau mistis gitu, yah? Hoaaahhmm…" Ucap Uruha lalu membaringkan kepalanya lagi di bantal yang terbuat dari kayu jati(?).
"I-iya.. Ta-tapi kaann ,"
"Mau selingkuh, ya? =.="
"Enggaaaakkk! Sampe tua juga aku ngga akan selingkuh, honeeey!"
"Kita kan udah tua. =.="
"….."
"Lagian kemarin kamu bilang mau selingkuh =.="
"I-itu—itu kan cuma becanda doaangg!"
"Itu mukanya merah, lho.."
"Kamu nanyanya yang aneh - aneh, siihh!"
"…."
"…."
"…."
"Uruha?"
"…."
"Yeeeee… tidur lagi dia.. =.="
=XxX=
Finally, setelah dipaksa dan diseret Aoi dengan sepeda onta, Uruha pun akhirnya mau datang ke nenek— maksud saia; Witch. Mereka berboncengan sepeda onta melintasi hutan ujung kulon(?) menuju rumah witch yang berada di hutan itu juga.
"Say, kita mau ngapain sih kesana?" Tanya Uruha manyun. "Kamu mau nyihir aku biar tambah jelek, ya?" Tanyanya polos.
"Haahh? Ya enggaklaaahhh!" Jawab Aoi yang menyetir(?) sepedanya.
"Terus?"
"Minta anak."
"Haaaaaahhh? Jadi bener kamu mau selingkuh? TT-TT"
"Bukaaaann . bukan gitu maksudnya, honeeyy~!"
"Huuh!"
"Jangan ngambek di tengah jalan gini, dong! Suasananya kan jadi mistis(?) ginii~! lagian aku ngga bakalan bikin kamu tambah jelek, kok!"
Senyum Uruha mengembang. "Benarkah, Aoi?"
"Iya, abisnya kamu udah jelek dari dulu, sih.." Jawab Aoi polos.
PLAK!
"Uuh, aku pulang!" Uruha ngambek, dia turun dari sepeda onta itu dan menghadap arah yang berlawanan dengan arah sepeda Aoi.
"Ya sudah sana, pulang. Ntar kalau di jalan ada harimau yang menerkam kamu aku ngga tanggung jawab loh, yah." Kata Aoi kalem.
Uruha bergidik horror. Bulu kuduknya langsung berdiri. Apalagi ini di tengah hutan yang penuh hewan buas. Dia jadi inget film Harry Potter. *apa hubungannya? =.= author gaje, nih*
"….."
".. Uruha?"
"A-Aoi… T_T" Uruha mewek, dia meluk Aoi. "Uweeee~! TT^TT" Aoi sweatdrop. Dia cuma ngelus - ngelus rambut Uruha yang sekarang dicat merah-putih. Nasionalis beut dah~
"Sudahlah, kita lanjutkan perjalanannya, ya?" Ajak Aoi. Sebenernya dia yang jadi bergidik ketakutan.
Uruha mengangguk. Kemudian ia menaiki sepeda Aoi lagi, lalu mereka pun melanjutkan perjalanannya.
Selang beberapa menit, mereka pun sampai di depan sebuah rumah yang bener - bener ngga terpikir di benak mereka. Rumah di depan mata mereka mungil. Catnya berwarna pink. Lalu ada ratusan boneka cute di teras, jendela, lubang ventilasi dan gentengnya.
"I-ini rumah penyihir atau toko boneka, sih?" Aoi heran.
"Mungkin memang penyihir." Jawab Uruha.
"Eeh?"
"Iya. Dia menyihir orang - orang, lalu jika ada yang gagal.. Dia memasukkan roh orang – orang tersebut ke dalam boneka manis ini." Urai Uruha dengan wajah polos. Dia ngga nyadar kalau Aoi [dan author] udah merinding bergidik ngeri.
Ceklek. Begitulah bunyinya saat pintu rumah yang penuh dengan boneka itu terbuka. Di baliknya muncul seorang… wanita bergaun eropa yang tersenyum manis. Kulitnya putih pucat. Tapi ngga keak mayat, sih.
"Bo—Boneka hiduuuppp!" Teriak Aoi sambil menunjuk - nunjuk wanita di balik pintu tadi.
=TBC ^0^=
Hohoho, fic ini udah dipost di FB sia sebelumnya XDXDXD
ada yang bisa nebak siapa wanita di atas? ^-^
Review are LOVE ^0^
