Will You Remember Me Again

Summary :

Inuyasha seorang pemuda yang terus menyalahkan dirinya akan kepergian orang yang sangat ia cintai membuat hidupnya tidak seindah dan seceria dulu. Hari-harinya dipenuhi dengan rasa penyesalan yang sangat disesali. Kepergiannya membuatnya putus asa.

Character : Inuyasha & Kagome.

Rate : T / Teen

Genre : hurt/comfort & romance.

Disclaimer : Rumiko Takahashi

Wao muncul lagi nih fic ku yang ke 5. Yang sebelumnya bener-bener kagak enak ya dibaca
soalnya terlalu cepet, tapi sekarang akan aku buat cerita yang alurnya lebih lambat dari yang lainnya.
Okeeeey deh just enjoy. Don't like don't read.

Chapter 1

Meet You Again

CIT CIT

Suara burung berkicau yang sangat merdu membangunkan seorang laki-laki berambut perak dari tidurnya yang lelap. Untuk yang kesekian kalinya laki-laki itu memandang keluar jendelanya mengharapkan dapat bertemu dengan "gadis itu". Hanya pada dirinya sendirilah ia sangat lemah dan untuk urusan hal lain ia lakukan bagaikan orang yang sama sekali tidak memiliki beban hidup. Tetapi hal sebenarnya menjelaskan bahwa dia sangat lemah dalam menghadapi masalah yang cukup berat yaitu kehilangan orang yang sangat ia sukai.

Flash Back-Normal POV

"Inuyasha… kochi… kochi!" panggil seorang gadis berumur 12 tahun sambil menarik tangan seorang pemuda berumur sebaya dengannya. Gadis itu beramut hitam pekat dengan senyum memikat di wajahnya yang selalu memberikan kebahagiaan kepada orang lain dengan senyumannya.

"Hai.. hai..!" balas pemuda itu agak malas."Ada apa kau menarikku ke tempat ini?"

"Aku punya sesuatu untuk kuserahkan padamu!" gadis dengan rambut hitam pekat itu kembali tersenyum sembari menggenggam kedua tangan temanya itu.

"Apa?" tanyanya sambil menatapnya tajam. Sebenarnya ia malah sekali jalan keluar dihari yang panas ini. Tapi gadis di depannya itu terus bersikeras agar ia mau keluar rumah.

"Ini, terimalah!" sang gadis menyerahkannya sebuah tas kertas berwarna merah pada laki-laki di hadapannya itu.

"Hah? Apa ini?" setelah menerima tas kertas merah itu, ia segera membukanya. Isinya adalah sebuah syal berwarna merah kebiruan. Ia bingung mengapa temannya itu memberikannya syal di hari yang panas ini. "Syal? Ini kan hanya bisa digunakan saat musim dingin saja! Mengapa memberikan ini padaku?"

"Ini… sebagai hadiah terakhir yang kuberikan padamu.. atau bisa dibilang hadiah perpisahan!" saat mengucapkan kata perpisahan, wajah gadis berambut hitam pekat itu berubah lesu.

"Hadiah perpisahan?"

"Ya.. aku sebentar lagi akan pergi dari sini, sebab rumahku pindah ke Hokkaido!"

"Oooh!" katanya ber-oh ria. Tampaknya laki-laki itu sama sekali tidak merisaukan kepergian temannya. Sang gadis menjadi kecewa.

"Kok begitu sih? Seharusnya kamu sedih dong kalau aku akan pergi, masa ekspresimu polos sekali seakan akan kamu tidak perduli dengan kepergianku?" balasnya kecewa.

Si cowok memutar bola matanya bosan dan memalingkan wajahnya. "Lagi pula apa yang dapat kulakukan? Apa aku harus mengatakan 'Jangan pergi!' seperti itu?"

Sang gadis menggembungkan pipinya kesal. "Ugh… terserah deh. Lagi pula aku memberitahukan hal ini kepadamu karena aku tidak tahu kapan aku akan kembali lagi dan takut kamu menangis jika aku tidak ada!"

"Keh mana ada orang yang mengangis hanya karena ditinggal seorang gadis bodoh. Itu sih.. terserah padamu, memangnya aku peduli?" katanya tidak peduli padahal dari hatinya yang terdalam ia sulit untuk menerima bahwa gadis yang sekarang ada didepannya akan pergi.

"Ah.. dasar jahat sekali sih! Ya sudah aku harus kembali dan merapikan barang-barangku! Padahal aku meluangkan waktuku hanya untuk memberikan hadiah itu padamu, dan tak kusangka hal ini yang kudapatkan! Syal itu juga aku yang merajutnya sendiri. Aku mati-matian belajar dari kakakku supaya aku bisa membuatkan itu untukmu. Kamu jahat!" gadis itu membalikkan badannya dan hendak berjalan pergi.

Sebelum melakukan langkah pertama, ia kembali berbalik dan berkata,"Oh ya saat aku akan pergi, berjanjilah bahwa kamu akan datang melepaskan kepergianku!" kata gadis itu sambil lanjut berbalik dan pergi meninggalkan pemuda itu sendirian. Ia tidak perlu jawaban yang dikatakan laki-laki itu. Ia ingin laki-laki itu datang saat ia akan pergi meninggalkan tempat ini.

Sekarang yang dilakukan sahabat sang gadis hanya memegang dan merasakan kehalusan syal yang ia terima, yang kehalusannya mirip dengan perlakuan baik gadis yang barusan mengucapkan salam perpisahan dengannya.

"Mungkin ini adalah pertemuan yang terahir."

~oOOo~

Hari berganti hari dan tibalah saatnya untuk perpisahan yang sebenarnya atau bisa dibilang perpisahan yang paling menyakitkan. Gadis itu sudah siap dengan koper dan seluruh keperluannya. Keluarganya dan keluarga sahabatnya itu sudah ada di sana. Tapi ia masih celingak celinguk mencari orang yang ditunggu-tunggu namun tidak kunjung datang. "Ada apa Kagome? Mencari seseorang?" tanya ibunya kepadanya.

Sang gadis menatap ibunya sembari menunjukkan seulas senyum. "Ah tidak kok, ayo Bu sebentar lagi pesawatnya akan berangkat!" ajaknya. 'Jadi..ia tidak datang ya? Sudahlah memang tidak ada guna dan harapan jika aku memintanya datang!' sahutnya dalam hati.

"Kagome… jaga dirimu baik-baik ya!" kata seorang laki-laki berumur 15 tahun mengucapkan salam perpisahan.

"Um… arigatou! Kamu juga ya jaga dirimu baik-baik! Akan kukabari jika aku sudah sampai ke Hokkaido!"

"Baiklah, kutunggu kabarmu!" balasnya sambil tersenyum. "Kemana sih dia, orang Kagome sudah mau pergi malah tidak ada disini!"

"Sudahlah Sessomaru-nii.. tidak apa-apa. lagi pula sebentar lagi pesawatnya sudah mau berangkat! Yang penting jagalah kesehatanmu! Sampaikan salamku pada Inuyasha ya!" katanya merelakannya.

"Baiklah kalau begitu, jaga dirimu juga ya! Kapan-kapan main ke Tokyo ya!" balas Sessomaru melambaikan tangannya pada Kagome.

"Iya pasti!" kemudian perempuan itu masuk ke ruang tunggu dan akan segera menaiki pesawat. Ia duduk di tempat duduk yang sudah dipesan dan berkata pada dirinya seolah-olah pesan yang ia katakan tersampaikan. "Selamat tinggal, kuharap kita bisa bertemu lagi, jikalau itu akan benar-benar terkabulkan!" katanya sambil menatap kearah jendela. Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi.

Sudah 5 tahun berlalu dan sekarang mereka sudah berumur 17 tahun. Baginya dan dirinya, 5 tahun adalah waktu yang cukup lama dan sangat menyiksa, tak ada surat manyurat. Yang ada hanyalah rasa kangen yang memenuhi benak Inuyasha dan gadis itu.

End Flash Back

'Seandainya… seandainya aku dapat bertemu denganmu untuk yang terakhir kalinya, pasti tidak akan berakhir seperti ini, Kagome kapan kau kembali? Kata-kataku padamu waktu itu… tentang aku tidak peduli dengan kepergianmu itu adalah kebohongan sebenarnya dalam lubuk hatiku… sangat sulit untuk menerima kalau kau tidak ada di sisiku!' katanya dalam hati. Ia terus menyalahkan dirinya tentang ketidakmampuannya untuk melindungi gadis yang sangat ia cintai itu. Tetapi seriap kali orang tuanya maupun kakaknya menenangkan dan membicarakan hal ini padanya, ia selalu menolak. Seuruh keluarga Inuyasha sangat mengenali Kagome bahkan keluarganya sangat akrab dengan keluarga Kagome.

Ia pun beranjak dari tidurnya, mencuci mukanya, mengenakan seragam sekolahnya, membawa tas berisi buku-bukunya, dan segera turun menuju ruang makan. "Ohayou, Inuyasha!" seru seorang wanita paruh baya padanya.

"Um.. ohayou, ka-san!" balasnya sambil setengah senyum. Pemuda itu melihat sekelilingnya, disana tidak terdapat sosok yang biasanya selalu ia lihat yang selalu mengucapkan 'Selamat Pagi' padanya, yang ia lihat hanyalah ibunya, ayahnya dan kakak laki-laki tertuanya.

Kadang-kadang Kagome sering datang pagi-pagi untuk membantu ibunya Inuyasha menyiapkan makanan, bagi keluarganya Inuyasha Kagome sudah seperti bagian dari keluarganya.

Ia duduk di tempat duduknya sambil menunggu sarapan paginya siap. Ayahnya sedang membaca koran, sedangkan kakaknya sedang meminum kopi susunya. Beberapa saat kemudian sarapan telah selesai, ia pun memakan sarapannya dan berangkat ke sekolahnya. Ia melamun sepanjang perjalanan, sampai tidak menyadari bahwa teman-temannya memanggilnya sejak tadi."Inuyasha" teriak beberapa orang serentak berusaha membangunkan dia dari lamunannya itu. "INU… YA… SHAAA!" teriak mereka lagi. Kali ini Inuyasha tersentak dan terbangun dari lamunannya itu.

"Apaan sih, menggangu saja!" ketusnya.

"Itu sih salahmu sendiri. Kenapa kau melamun di pagi hari seperti ini!" balas seorang perempuan.

"Keh!" balasnya kesal. Mereka adalah teman Inuyasha, yang barusan itu adalah Kikyo, kakaknya Kagome, kemudian perempuan lainnya bernama Sango, dan yang terakhir adalah Miroku, dia adalah laki-laki yang sangat genit. Jika dia melakukan sesutu yang bodoh pasti yang pertama kali bereaksi adalah Sango. Hal ini dikarenakan karena Sango menyukai Miroku. Yang ia sukai darinya bukanlah wajahnya tetapi dari sikap baiknya selama ini.

Meskipun ia tahu hal itu hanyalah basa basi sebagai tingkah genitnya itu pada perempuan tapi tidak diketahui kapan akhirnya ia menyukai pemuda genit itu. Hanya Kagome yang mengetahui perasaanya dan hanya Sangolah yang tahu bahwa Kagome sudah menyukai Inuyasha sejak kecil. Tetapi Kagome menerangkan bahwa rasa sukanya itu hanyalah rasa suka dari pertemanan saja. Sango dan Kagome berteman sejak TK sedangkan Inuyasha dengan Kagome sejak sebelum mereka menjalani hari-hari sekolahnya.

"Ya sudah ya, ja…" Sango pergi meninggalkan mereka di lorong sekolah diikuti oleh Kikyo, sebab kelas mereka berbeda. Inuyasha sekelas dengan Miroku sedangkan Sango dan Kikyo berada di kelas yang sama. Pagi itu seperti biasanya Inuyasha duduk terpaku di kursinya melamun seperti tubuh tanpa jiwa. Miroku yang sudah terbiasa dengan perlakukannya itu hanya menghela napas panjang dan menjitak kepala laki-laki itu.

"Hei apa yang kau lakukan!" katanya kesal.

"Membangunkanmu dari siksaan belaka!" balasnya sambil berjalan menjauhinya.

"Apa katamu?" kesalnya.

Seperti biasa pertengkaran yang tidak artinya terjalin diantara Inuyasha dan Miroku karena yang lain sudah terbiasa mereka tidak mempedulikannya dan melanjutkan aktivitas mereka. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 kelas akan segera mulai.

"Ohayou, minna-san!" sahut guru mereka.

"Ohayou gozaimasu, sensei!" sahut mereka serentak.

"Hari ini kalian akan mendapat teman baru, namanya Higurashi Kagome!"

'Kagome?' bisik Inuyasha dalam hati. Sosok yang tampak asing bagi seluruh kelas mulai masuk ke dalam kelas. "Ohayou, minna-san! Watashiwa Higurashi Kagome desu! Panggil saja aku Kagome!" sahutnya ramah.

BRAAK

Inuyasha beranjak dari tempat duduknya dan meneriakkan nama gadis yang ada di depanya. "Kagome!" teriaknya. Hening sejenak semuanya menatap lurus kearah Inuyasha dengan tatapan bingung.

"Ada apa, Inuyasha?" tanya gurunya bingung.

"Eh, Inuyasha?" tanya Kagome bingung.

"Kagome kau su-" belum sempat Inuyasha melanjutkan kata-katanya sudah dipotong oleh ucapan Kagome.

"Oh, jadi namanya Inuyasha ya? Berarti aku sudah mengenal salah satu dari teman baruku disini dong, wah senangnya. Mohon bantuannya dari teman-teman laninnya!" jawabnya riang. Kagome membungkukkan badannya dan berjalan menuju bangku kosong di tengah kelas.

Sisa pelajaran hari itu berlangsung seperti biasa. Suasana hening dan tentram kecuali seorang pemuda yang dari tadi terus melamun memikirkan kejadian baru-baru ini. Ia sama sekali tidak percaya bahwa Kagome mengatakan, "Jadi dia namanya Inuyasa." Sungguh tidak terpikir olehnya.

Inuyasha POV

Apa yang terjadi? Ada apa dengannya? Mengapa dia mengatakan hal itu? Ada apa dengannya? Apa dia sedang mengerjaiku sekarang? Tapi kali ini berbeda wajahnya tidak mengatakan bahwa ia berbohong, apa ia benar-benar melupakanku? Atau karena dia benci padaku sehingga ia tidak mau mengenalku lagi? Uh sunguh pusing memikirkannya.

"Inuyasha!" sahut seseorang dari belakangku dan ternyata dia adalah Kagome.

"Eh?"

"Inuyasha kan? Dari tadi aku terus mencari mu lo!" katanya lembut. Persis sama seperti dulu saat iya tersenyum kepada ku. "Hei, aku sedang berbicara denganmu! Kamu tidak mendengarkan?"

"I.. iya maafkan aku!" balasku lemas.

"Oh ya, aku mau mengucapkan terima kasih padamu!"

"Terima kasih? Untuk apa?" tanyaku bingung.

"Tadi pagi, terima kasih! Kamu orang pertama yang menyapaku, jadi aku senang sekali. Berarti kamu adalah teman pertamaku. Mohon bantuannya ya! Tadi aku ingin mengucapkannya lebih cepat tapi kamu sudah pergi menghilang duluan, cukup sulit ya ternyata mencarimu dan ternyata ada di atap!" katanya lembut.

"Ah tidak apa-apa kok itu bukan apa-apa!" aku memanggilmu karena aku tidak percaya akan bertemu denganmu lagi setelah sekian lama dan ternyata kau adalah orang lain yang telah melupakanku.

"Benarkah? Tadi selama di kelas aku melihatmu melamun terus, apa kau benar tidak apa-apa?"

"Kamu itu benar-benar suka mencampuri urusan orang lain ya? Agak mengganggu itu!"

"Ah maaf! Kalau begitu aku akan kembali, ja.." aku sudah tidak tahan lagi.

"Tch!" karena sudah tidak bisa bertahan dalam kondisi seperti ini lagi kemudian akupun memeluknya dengan respon. Rindu..rindu sekali dengan pelukannya. Tetapi semua itu hanyalah akan menjadi bayang-bayang ku tidak ada harapan apa-apa bagiku. Kagome yang kukenal dulu sudah tidak ada lagi. Sekarang ia hanyalah orang lain, ya sudah tidak ada harapan lagi.

"I… inuyasha?" aku mendorong tubuhnya menjauhiku dan berjalan menuju pintu dan menuju ke kelas. Aku tidak tahu apa yang kulakukan tadi, aku merasa sangat bersalah. Tapi apa boleh buat. "Sial!"

End Inuyasha POV

XxX

'Apa yang kulakukan tadi? Sungguh bodoh mana mungkin hal seperti itu terjadi. Tapi apa mungkin dia Kagome, meskipun wajahnya mirip belum tentu itu dia. Kikyo saja yang sangat mirip dengannya memiliki banyak perbedaan, tetapi yang satu ini benar-benar, apa lagi namanya sama persis! Apa sih yang kulamunkan ini mana mungkin ada orang yang wajah dan namanya sama! Tapi kalau dia memang Kagome kenapa dia tidak mengingatku?' kata Inuyasha dalam hati.'Ah makin membingungkan saja! Sudahlah tidak perlu dipikirkan lagi!'

Setelah melamun dalam waktu yang cukup lama, ia memutuskan untuk tidur saja. Ia pun merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk itu. Cukup 1 jam Inuyasha terlelap dalam tidurnya. Beberapa saat kemudian ia pun terbangun, ia tersentak seketika, kaget dengan apa yang ia lihat dalam mimpinya. 'Tch..lagi-lagi mimpi yang sama sejak perpisahan ku dengan Kagome'. Karena merasa terganggu ia memutuskan untuk tidak tidur malam itu agar tidak terhasut oleh mimpinya yang menyakitkan itu.

Ia kembali pada lamunannya itu, betapa sakit hatinya jika memikirkan Kagome. Tapi yang lebih menyakitkan adalah memikirkan apa orang yang ada disekolahnya itu adalah Kagome atau bukan. Itu menyulitkan dirinya. Semakin ia memikirkannya semakin terasa sakit di hatinya, betapa sedih rasanya jika harus mengalaminya. Ia mulai menutup kelopak matanya. Baru beberapa menit ia memejamkan matanya, tanpa ia sadari jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia sadar sejak tadi ibunya terus memanggilnya "Inuyasha bangun sudah pagi cepat ganti pakaianmu dan segeralah makan sarapanmu!" teriak seorang wanita sebaya memanggil anaknya itu.

"…" tak ada jawaban. Karena merasa khawatir, wanita itu naik ke lantai 2 menuju kamar anaknya itu.

TOK TOK "Inuyasha… kamu tidak apa-apa?"

"…" sekali lagi tidak ada jawaban dari dalam. Ibunya yang sepertinya merasakan sesuatu yang tidak beres dengan anaknya yang mendesuh kecil dan merelakannya.

"Baiklah kalau kau tidak mau berbicara pada ibu tapi cepatlah turun nanti makanan mu segera dingin."

Kemudian wanita langsung turun kebawah dengan perasaan gelisah. Ia takut sesuatu terjadi pada anaknya itu. Kemudian muncullah sesuatu dibenaknya yang dapat membuat Inuyasha senang kembali. Beberapa saat kemudian Inuyasha turun ke ruang makan ia sudah memakai seragamnya dan segera duduk dibangkunya. Ibunya mengangkat untuk berbicara terlebih dahulu.

"Oh ya, yang ibu dengar bahwa Kagome-chan sudah kembali ke Tokyo lho dan informasi yang ibu dengar dari ibunya mengatakan bahwa Kagome-chan bersekolah di sekolah yang sama dengan Inuyasha!" katanya berusaha menyemangati suasana disana.

"Benarkah itu bu? Kagome sudah kembali? Berarti sudah tidak ada kecanggungan lagi dong disini, sebab jika tidak ada Kagome rasanya sepi ya?" kata seorang laki-laki berumur 37 tahun itu kepada istrinya.

"Aku sudah tahu, sebab aku sekelas dengannya!" dengan berat hati ia mengatakan hal itu meskipun tidak mau menyebut orang itu sebagai Kagome tetapi ia terpaksa mengatakan hal itu.

"Benarkah? Kalau begitu kenapa belakangan ini kau terlihat sedih dan tidak bersemangat? Bukahkah kamu senang sedang kedatangan Kagome kembali?"

"Itu karena… dia bukan Kagome!" balasnya lesu.

"Eh? Dia bukan Kagome? Apa maksudmu?"

"Dia tidak mengenali siapa aku, bahkan dia menanyakan namaku beberapa hari yang lalu!" semuanya yang mendengar perkataan itu hanya memandang Inuyasha sedih karena mengetahui sesuatu yang pahit. Kemudian Sessomaru mengangkat bicara pada Inuyasha.

"Yang kudengar katanya Kagome mengalami amnesia ya atau bisa dibilang lagi ia mengalami hilang ingatan. Maka yang ia ingat untuk sekarang ini hanyalah keluarganya. Tapi anehnya saat ia bertemu dengan aku, ayah dan ibu ia menyapa kami seperti biasanya. Sama persis seperti 5 tahun lalu ia menunjukkan senyumnya dengan tulus. Mungkin itu hanya permainannya saja mungkin. Kan dulu kau sering dibohongi olehnya kan? Kenapa tidak kau pastikan saja dulu?" bujuk Sessomaru dengan tatapan risis.

XxX

Sepanjang jalan ia terus memikirkan kata-kata Sessomaru tadi pagi. Memang aneh rasanya jika ia mendapati bahwa hanya padanyalah Kagome tidak ingat.

'Uh ada apa ini? Apa maksud semua ini? Apakah ini hukuman bagiku karena telah menghianatinya beberapa tahun yang lalu? Jika ini benar kenapa dalam wujud yang sama dan seperti… ugh aku tidak dapat memikirkan hal ini lagi. Hal ini hanya akan membuatku putus asa'

"Yooo.. Inuyasha Ohayou!" Inuyasha langsung reflek kaget. "Apa sih Miroku! Mengagetkanku saja!"

"Tidak ada apa-apa, hanya saja saat melihatmu melamun seperti orang bodoh rasanya ingin sekali menjahilimu!" Inuyasha yang merasa di lecehkan langsung memukul kepalanya reflek. Seperti biasanya dia dan teman-temannya ini berisik. Sango terus berusaha melerai kami sampai saat dimana Kikyo datang menyapa kami.

"Ohayou, minna-san!"

"Ohayou, Kikyo!" sahut mereka serentak dengan Inuyasha dengan perkataannya kecil.

"Inuyasha bisa ikut aku sebentar?" ia masih pang ling tidak mengerti apa maksud Kikyo. tanpa bayak bicara Inuyasha pun mengikuti Kikyo. Mereka berjalan menjauhi sekolah dan sampailah mereka di sebuah taman sepi di dekat sekolah. Kikyo memulai pembicaraannya "Begini Inuyasha, ada yang ingin kubicarakan dengannya. Ini… mengenai Kagome!" kata Kikyo dengan raut wajah yang cukup sedih. "Aku ingin.. kau menjauhi Kagome untuk sementara!"

"Eh? Kenapa? Apa maksudmu?" tanyaku penasaran. "Kau sudah dengar kan dari Sessomaru tentang suatu masalah yang dialami Kagome sewaktu ia tinggal di Hokaido?" mendengar namanya disebutkan Inuyasha langsung tersentak.

"I.. iya aku sudah dengar. Tapi aku baru mengetahuinya pagi ini!" balasku mulai merasa gelisah.

"Oke.. baiklah aku yakin Sessomaru hanya menceritakan hal pentingnya saja. Maka saat ini aku akan memberitahukanmu masalahnya yang lebih rinci!" hah Kikyo memasang raut wajah tidak bersemangat dan melanjutkan kata-katanya "Waktu itu…Kagome mengalami kecelakaan sampai nyawanya hampir terancam dan hampir tidak bisa ditolong lagi!" kata Kikyo dengan raut wajah yang sangat gelisah dicampur sedih.

Inuyasha yang dapat suasana yang tidak menyenangkan itu hanya berdiri mematung mendengar apa yang ingin dikatakan Kikyo.

…To be continued….

Yaaaa selesai juga deh Chapter satu dari ficku yang ke 5 rada gaje ya? Atau kagak jelas ceritanya? Inuyasha dalam sini kebanyak mikir ya? Atau karena jelek tapi kalau dipikir-pikir emang Inuyasha kan banyak mikir ya…kayak tubuh tanpa jiwa *dilempar oleh Inuyasha*

Ya pokoknya yang penting ingin Hyuuga-san sampaikan adalah semoga ceritanya menarik dan tidak membosankan.

Arigatou Gozaimasu