私たちは一緒に運命 ( Kita ditakdirkan bersama )

Hai! Chie-chan kembali uptaded cerita. M.. maaf, untuk Gopal's Love Story belum sempet ngelanjutin. Oke, yang ini menceritakan Yaya dan Ying. Oke langsung aja ya!

.

.

.

.

Terinspirasi dari film Barbie®a fashion Fairytale.

Ying Yaya Movie©Boboiboy®Animonsta


Chapter I: Prolog

"Ying, kau sedang apa? Main lah, bersamaku!" ajak Yaya sambil menarik tangan Ying. Ia tak peduli HP Ying terjatuh.

"Aduh, Yaya. Bentar" Ying mengambil Hpnya yang terjatuh dan mengembalikannya ke tempat semula, di atas meja.

"Ya, tapi sadarlah, akhir-akhir ini kau jarang sekali bermain bersama lagi denganku." Yaya mendengus kesal.

"yaya, kau tau kan, aku sangat sibuk dan, mana mungkin aku bisa bermain denganmu? Kecuali jika tidak ada sinyal." Kata Ying.

"Ya, baiklah, yang penting sekarang kau ikut aku." Yaya menarik tangan Ying keluar dari rumah pohon.

"Apa yang akan kita mainkan? Kau tau? Kita bukan anak kecil lagi, Yaya." Bantah Ying.

"Ehe, tapi kau telah dikontrak untuk menjadi peran pembantu dalam Film 'Mary, Where are You' " Yaya menarik tangan Ying menuju studio terbesar di kota.

"Hei, apakah kau bercanda? Aku tak bisa akting! Dan kau tau, aku tak pernah berakting" Ying menahan langkahnya.

"Sudahlah, kau akan bermain bersamaku."Yaya terus menarik Ying.

"Hai Pak, ini teman yang aku ceritakan. Ying perkenalkan, ini Pak Gelk, sutradara film ini." Yaya menyuruh Ying bersalaman dengan Pak Gelk.

"M.. iya, saya Ying Helanie. Apakah bapak yang menyuruh saya untuk menjadi peran pembantu dalam film ini?" Ying menyalami pak Gelk.

"Ya, Yaya bercerita tentangmu, katanya kau bersedia menjadi peran pembantu di sini." Pak Gelk menjelaskan,

"Apa? Jadi kau, yang memberi tau bahwa aku bisa akting? AKU NGGAK BISA AKTING YAYA, DAN KAU TAU, AKU TIDAK PERNAH BERAKTING!" Ying marah, ia membentak-bentak Yaya.

"KALAU KAMU NGGAK CUEK SAMA AKU, nggak mungkin AKU BILANGIN PAK GELK KALAU KAMU BISA AKTING!" Yaya balas dengan marah.

"Baik! Mulai sekarang persahabatan kita sampai di sini! Maaf Pak Gelk, aku tidak bisa jadi peran pembantu." Ying keluar dari ruangan studio yang sejuk itu dengan perasaan kesal. Sebenarnya dia merasa bersalah juga, tapi dia nggak bisa terima semua itu, dia gengsi mau minta maaf.


Ying POV

"Dasar Yaya! Aku percaya dia bisa menjadi sahbat baikku, tapi kenapa dia malah menghancurkan hidupku?"Tangis Ying. Ia mengambil Hpnya, dan membuka sebuah blog. "Aku chat sama Lely sama Citra ah. Barangkali mereka bisa membantu. " Gumam Ying.

Tapi apa yang dikatakan dua sahabat dunia mayanya itu?

Ying : Lely, Citra. Aku baru saja bertengkar dengan sahabatku…

Citra : Ha? Jadi kamu punya sahabat selain kami? Oke, mulai sekarang persahabatan kita putus!

Lely : Betul kata Citra, kau memang tidak Setia! Kita putus!.

Ying : Oh tidak! Jangan secepat itu Lely! Citra!

Sudah tidak ada jawaban lagi. Ia menangis sejadi-jadinya. Sudah jatuh, tertimpa tangga, ya, kalimat itu cocok untuk Ying saat ini.


Yaya POV

"Hiks, kukira kau akan paham Ying.. tapi ternyata dugaanku salah." Tangis Yaya.

"Hai Yaya! Ada apa? Kok murung?" sapa Boboiboy

"Hm.. kawan-kawan, Ying marah sama aku. Hari ini juga, aku ingin tidak bertemu Ying selamanya." Tekad Yaya.

"Kalau kau nak tak ingin bertemu Ying selamanya, kenape kau tak pergi jauh dari sini saje?"Fang berkata sambil meminum hot coklatnya.

"Betul kata Fang" Gopal pun setuju dengan usul Fang

"Iye juga. Tapi.. Boboiboy, apa kau pun setuju?" Tanya Yaya ragu.

"E…e…" Boboiboy pun ragu untuk menjawab Ya

"St.. Boboiboy, kalau tak ada Yaya, tak ade biskuit itu lagi." Bisik Gopal, merayu Boboiboy agar menjawab setuju.

"Hm.. baiklah, aku juga setuju. Kau mau pindah ke mana?" tanya Boboiboy

"Aku sih nak pergi ke rumah bibiku di Indonesia, tepatnya di Malang. Aku mau belajar memasak di sana. Menghabiskan waktu liburan di sana! Yeay!" Yaya melonjak kegirangan.

"Baiklah, cepat pesan tiket pesawat untuk lusa."Gopal menyuruh Fang untuk memesan satu tiket pesawat untuk Yaya.


Hari ini Yaya berangkat ke Indonesia. Sebelum memasuki pesawat di melambaikan tangan pada ketiga kawan lelakinya itu. Ia masih ragu untuk berangkat. Tapi dia yakin, ini langkah yang benar untuk melupakan pertengkarannya dengan Ying. "Aku harus berangkat." Tekad Yaya. Ia segera menaiki pesawat Garuda yang akan membawanya ke Indonesia.


Chapter I finish! Sampai jumpa di chapter ke dua!

.

.

.

.

.

Don't Forget To Review!