A Beautiful Valentine Tears / Part 1
Author : Naragirlz
Genre : Romance, Friendship, Family
Pairing : Naruhina
Rating : T
WARNING
INI FANFICTION KARYAKU SENDIRI. INI FANFICTION UDAH LAMA TAPI TOKOHNYA AKU UBAH JADI NARUHINA. MAAF JIKA MASIH ADA NAMA ATAU ISTILAH ASING YANG MASIH TERSISA. HAPPY READING
TOKOH ASLI INI ADALAH KIM HYE JIN DAN KEY. INI SEBENARNYA FF TENTANG K-POP KHUSUSNYA SHINEE. FF INI JUARA UMUM DI FP LOCKETZ. INI BUKAN KARYA PLAGIAT. INI KARYAKU SENDIRI YANG AKU UBAH TOKOH KARAKTERNYA
ARIGATOU!
BUKTI BUKAN PLAGIAT
Check diwebsite blogspot "KEYong Love's Story"
Lalu bandingkan wajah dan biodata lengkap author diatas dengan akun facebook " /maulida devi hanafi"
jika masih ragu Check keterangan di FP facebook "/FanficNaruhina atau nama lengkap Fpnya "Komik Fanfic Naruhina Indonesia"
TERIMA KASIH BANYAK
Di ruangan yang serba putih yang hanya berukuran 3×4 meter, dengan bau obat yang menyengat di seluruh ruangan, Duduklah seorang gadis di sebuah ranjang, dengan jarum infuse yang menancap di tangan kirinya. Gadis itu tersenyum kecil melihat lembaran-lembaran tiap halaman majalah yang ada tepat di depan matanya sekarang. Matanya tertuju pada sosok lima pria yang rata-rata mereka berumur 20-an, berpose menawan dengan senyum khas mereka masing-masing di majalah tersebut. Dia membalik kertas di halaman berikutnya. Tangan pucat gadis itu membelai sosok pria dengan penuh perasaan. Naruto itulah sosok pria yang menjadi pusat perhatiannya sekarang, Andai dia bisa bertemu dengan pria ini sekali saja secara langsung bukan hanya dari jauh, dia ingin mengatakan banyak hal padanya. Ingin mengungkapkan betapa kagumnya dia dengannya. " Nine Fox The Shining star" itulah judul majalah yang dia baca. Majalah itu menceritakan tentang comebacknya Nine Fox band di belantika music Jepang. Siapa yang tidak kenal Nine Fox, walaupun mereka baru mulai debutnya selama dua tahun tapi mereka sudah menjadi salah satu band rock papan atas di Jepang. Lagi-lagi gadis itu tersenyum hambar melihat foto salah satu member bernama Naruto.
"Hinata, kau belum tidur?".
Seorang wanita setengah baya datang dengan membawa sebuket bunga. Wanita itu membuang bunga yang kering dan layu dari Fas kemudian menggantinya dengan bunga yang baru dibelinya. Hinata hanya membalas sapaan wanita itu dengan senyuman. Wanita itu perlahan mendekati Hinata dan memperhatikan apa yang sedang di baca olehnya.
"Ibu, bagaimana menurutmu apa kali ini Naruto terlihat sangat tampan seperti di majalah-majalah sebelumnya". Tanya gadis polos situ.
"Sampai kapanpun Naruto terlihat sangat tampan dan lucu". Ibu Hinata memngusap-usap kepala putrinya dengan penuh kasih sayang. Ibu, itulah panggilan untuk wanita setengah baya yang sedari tadi menemaninya. Ibu Hinata sangat mengerti dan paham sekali kalau anaknya sangat menyukai NineFox khususnya Naruto. Hinata putrinya sangatlah pintar melukis, setiap lembar kertas gambar dia penuhi dengan lukisan wajah Naruto. "Hinata ada kabar baik, kata dokter mulai besok kau boleh keluar dari rumah sakit".
"Benarkah ibu?". Ibu Hinata mengangguk dan tersenyum. "Akhirnya aku akan keluar dari tempat ini. Kau tahu Ibu, bau obat dan infuse diruangan ini membuat kepalaku pusing". Bisik Hinata, dan sontak membuat ommanya ketawa.
"Tidurlah, aku akan membereskan pakaianmu. Semoga Naruto datang ke mimpimu dan memberimu sebuah ciuman". Goda ibu Hinata.
"Aduh Ibu…". Wajah Hinata memerah karena malu. "Kalau begitu aku tidur dulu". Ibu Hinata mencium kening putrinya dan memyelimutinya.
"Tidurlah yang nyenyak". Ibu Hinata menghela nafas panjang disaat putrinya sudah memejamkan mata, seakan dia memiliki beban yang sangat berat sebagai seorag orang tua tunggal yang berperan sebagai Ibu sekaligus ayah buat Hyuuga Hinata putrinya.
ooOOoo
"Kiaa….! Hinata akhirnya kau masuk sekolah lagi. Kau tahu aku sangat merindukanmu". Sapa salah seorang sahabat Hinata yang bernama Haruno Sakura sambil memeluknya serta mengguncang-guncang tubuhnya.
"Hei! Sakura lepaskan" protes Hinata.
Sakura melepaskan pelukannya dan duduk disamping Hinata. Dia adalah sahabat terbaik buat Hinata di dunia ini, Sakura sangat mengerti semua hal tentang dirinya khususnya kecintaannya terhadap NineFox walaupun sahabatnya itu adalah seorang Fluffy (sebutan dari fans band SkyBlue ) yang sangat fanatik namun kalaupun ada berita terbaru tentang NineFox khususnya Naruto, Sakura selalu memberi tahunya. Malah terkadang Sakura lebih update tentang NineFox daripada dirinya. Padahal Hinata adalah seorang Foxy (Sebutan fans NineFox).
"Aku juga sangat merindukanmu, bagaimana denganmu?".
"Fantastis seperti biasanya". Ucap Sakura yang tersenyum manis padanya. " Oh ya, Hinata apa kau tahu kalau Naruto nanti akan menjadi DJ di Hime radio bersama Uchiha Sasuke untuk menggantikan seniornya Itachi dan Deidara yang lagi sibuk mengurus konser di Japan's Dome". Mendengar kabar itu, tubuh Hinata yang tadinya kedinginan karena pengaruh cuaca sekarang menjadi Hangat.
"Benarkah, wuah, aku harus kesana" seru Hinata bahagia.
"Tentu kau harus kesana, jangan lupa bawa handicam atau kamera digital. Ambil gambar Naruto sebanyak-banyaknya hehehe". Sakura memberi saran kepada sahabatnya agar Hinata mempersiapkan semuanya.
"Kalau itu kau tidak usah memberitahuku. Apa kau mau menemaniku?" ajak Hinata.
"Gomen Hinata aku harus mengantar Ibu kerumah nenek. Jadi aku tidak bisa menemanimu". Sakura cemberut dan merasa sangat menyesal karena tidak bisa menemani sahabatnya untuk melihat pujaan hatinya. Untuk saat ini Sakura merasa bukan sahabat yang baik. "Aku memang bukan sahabat yang baik".
"Tidak, kau adalah sahabat terbaikku Tidak apa-apa Sakura". Namun Sakura terus memasang tampang cemberut dengan perasaan bersalah. "Hei, kenapa wajahmu seperti itu. Sudah aku bilang tidak apa-apa. Tersenyumlah". Hinata merangkul pundak sahabatnya dan memukul pelan kepala Sakura dengan dahinya. Sakura tertawa melihat tingkah sahabatnya yang lucu.
Jam demi jam berlalu. Sesekali Hinata melihat jam dinding kelasnya. Dia ingin segera menuju tempat dimana Naruto akan menjadi DJ disana, walaupun hanya bisa melihatnya dari luar tapi setidaknya itu lebih baik daripada tidak bisa melihatnya sama sekali. Detik berikutnya bel berbunyi, tanpa harus berpikir lagi, Hinata mempercepat jalannya dan langsung menuju ke Hime radio. Tidak ada waktu buat pulang, untuk mengambil Handicam atau kamera digital. Rencana awalnya jadi berantakan karena mendadak guru mereka mengadakan jam tambahan. Dinginnya Kota Tokyo tidak terasa olehnya, yang ada diotaknya sekarang adalah bagaimana caranya agar cepat sampai dan segera melihat wajah Naruto. Di tengah jalan, mata Hinata tertuju pada sebuah poster yang besar di salah satu toko baju, tentu saja poster bergambarkan Naruto yang memang menjadi salah satu model dari merek baju ternama. Hinata membelokan kakinya dan berjalan mendekat di toko itu hanya untuk melihatnya sejenak.
Disisi lain, sebuah mobil Van putih melaju dengan pelan karena jalanan di kota Tokyo saat ini sedikit macet. Didalam mobil van itu, hanya ada dua orang pria muda bersama sopir tentunya. Satu pria itu mamakai topi lucu kalau dicermati topi itu seperti kuping domba, kaos putih bertuliskan Follow-me dan Jaket berwarna abu-abu sambil mendengarkan music. Pria muda satunya memakai kemeja kotak-kotak berwarna hijau, kuning dan di rangkapi jaket sedang duduk termenung melihat pemandangan di luar Jendela.
"Sasuke, apa kau tidak merasa lapar?" tanya cowok bertopi kuping domba itu.
"Aku sudah makan sebelum kita berangkat" jawab pria berkemeja kotak-kotak hijau sambil terus melihat keluar jendela.
Saat itu juga matanya tertuju pada sosok seorang gadis yang masih berseragam sekolah, sedang berdiri tegak di depan sebuah toko dengan terus memandang sebuah poster. Pria itu penasaran dengan apa yang dilihat gadis itu. Dia menggeser tubuhnya kebelakang dan terlihatlah jelas poster yang dilihat gadis itu ternyata adalah poster bergambar Naruto. Pria bertopi domba itu melihat aneh kearah Sasuke yang mendadak serius melihat sesuatu.
"Hei Sasuke, apa yang kau lihat?" tanyanya penasaran.
"Kau lihat gadis itu". Pria itu mengangguk serta mendekatkan wajahnya kedekat jendela agar melihat lebih jelas. "Dia sedang memandangi postermu Naruto. Sepertinya dia penggemar beratmu".
"Ahahahaha aku rasa begitu, Sasuke apa kau bisa melihat wajahnya? tanya Naruto.
"Tidak, aku tidak bisa melihat wajahnya". Sasuke menyudahi untuk melihatnya. Namun tidak untuk Naruto, dia terus memandang kearah gadis berambut keunguan itu. Entah mengapa hatinya dan matanya ingin sekali melihat apa yang di lakukan gadis itu selanjutnya. Gadis itu tiba-tiba tersungkur jatuh karena ada orang berlari yang menabraknya. Tak ada seorangpun yang menolong. Gadis itu bangkit dan membersihkan roknya. Rambutnya tersibak, sehingga Naruto sekarang dapat dengan jelas melihat wajahnya. Mobilpun perlahan kembali berjalan, namun pandangan Key tidak lepas dari gadis itu.
"Hei Naruto apa yang kau lihat? kau tertarik padanya?" tanya Sasuke.
" Tidak aku hanya penasaran saja".
ooOOOoo
Hinata sekarang sudah sampai di depan Radio Hime. Sudah banyak sekali Fairy (sebutan fans Naruto) dan Eagle (sebutan fans Sasuke) disitu, dengan membawa poster, handicam bahkan kamera digital. Hinata merasa sedikit minder karena dia tidak membawa apa-apa. Kalau begini caranya bagaimana Naruto tahu kalau aku adalah salah satu penggemarnya. Hinata berjalan masuk di tengah-tengah lautan gadis, dan akhirnya dia bisa menembus blockade yang dari tadi menghalanginya dan membuatnya bisa berdiri paling depan. Hinata tersenyum puas dengan usahanya, akhirnya dia bisa melihat Naruto lebih dekat lagi. Di mata Hinata, Naruto sekarang terlihat lucu dengan topi yang di kenakannya. Hal itu membuatnya tertawa dan terus tersenyum tanpa Henti. Orang-orang disekitarnya pada sibuk meneriakan nama Naruto maupun Sasuke. Tapi itu tidak dilakukan olehnya, Hinata lebih suka memandang Naruto dalam-dalam daripada menghabiskan tenaganya untuk berteriak-teriak. Kilatan cahaya dari kamera salah satu penggemar membuat mata Hye Jin sedikit sakit. Semua orang sibuk mengabadikan kegiatan mereka dengan peralatan canggih. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa hanya berdiri diam seperti ini tanpa mendapatkan apa-apa? Namun kebingunagan Hinata tidak berlangsung lama, dia punya ide untuk mengabadikan Naruto lewat sebuah lukisan. Posisi Naruto saat ini sangat menguntungkan bagi Hinata, karena Naruto sekarang lagi berdiri dan makan sekaleng tomat buah jadi tidak ada penghalang mik di depan wajahnya. Tangan Hinata menggoreskan pensil sedikit demi sedikit di atas kertas gambarnya dan mulai menggambar struktur wajah Naruto.
Mata Hinata silih berganti antara menatap wajah Naruto dan menatap buku gambarnya. Walaupun posisinya tidak memungkinkan untuk melukis karena dia sering terdorong tapi itu semua tidak menyurutkan semangatnya. Naruto sedang asyik mengobrol dengan seorang gadis yang merupakan salah satu pegawai di radio itu. Tanpa sengaja matanya melihat seorang gadis yang dari tadi melihatnya dan sibuk mencorat-coret kertas ditangannya. Dengan terus memperhatikan gadis itu, Naruto bertanya dalam hati. Bukankah itu gadis yang memandang posterku di depan toko tadi? Apa yang dia lakukan sekarang? Apa dia melukisku?. Detik selanjutnya mata mereka beradu, Hinata terdiam mendadak jari-jarinya kaku dan tidak bisa menggerakkan pensil yang ada ditangannya, apakah dia tidak salah lihat, Naruto orang yang selama ini menjadi idolanya memandang lurus kehadapannya dan memperhatikannya. Naruto kemudian tersenyum tipis kepada Hinata. Untuk yang kedua kalinya, Hinata dirundung rasa tidak percaya benarkah Naruto tersenyum kepadanya. Rasanya seperti mimpi. Dengan sedikit malu Hinata mengangguk ragu dan tersenyum kemudian dia terus melanjutkan lukisannya.
"Naruto, cepatlah duduk acaranya sudah akan dimulai?" peintah Sasuke.
"Oh iya aku mengerti".
Naruto duduk disebelah Sasuke dengan memakai Headphone dikupingnya. Iklan radio silih berganti dan saatnya mereka membuka acara "Selamat sore, para pendengar setia radio Hime, bagaimana kabar kalian? Aku harap semuanya baik-baik saja. Oke aku Naruto NineFox yang di temani oleh….".
"Aku Sasuke, untuk hari ini dan sementara kami menggantikan senior kita, Uchiha Itachi-san dan Deidara-san yang sedang sibuk mempersiapkan konser di Japan's Dome dan tentu saja kita semua berharap semua berjalan dengan lanca" kata Sasuke.
" Iya tentu semua orang berharap seperti itu. Baiklah sebelumnya kami akan memutarkan lagu special buat kalian dan tentunya itu lagu dari kami ahahahaha, semoga kalian suka" ujar Naruto, Alunan Lagu NineFox-Hello menggema di seluruh ruangan. Naruto melepas Headphonya dan matanya mencari sosok gadis yang sedari tadi memperhatikannya. Naruto lega ketika dia melihat gadis itu masih disitu.
Waktu berjalan dengan cepat tidak terasa sudah dua jam lebih Naruto dan Sasuke mengisi acara ini. Saatnya untuk pulang dan istrihat, sebelum keluar dari studio Naruto sempat mencari sosok gadis berseragam tadi, tapi dia sudah tidak ada mungkin dia sudah pulang batinnya. Bayang-bayang gadis itu terus membayangi pikrannya apa lagi cara senyumnya yang indah dan tidak bosan untuk melihatnya. Naruto beserta Sasuke kembali ke mobil Van putihnya menuju ke asrama mereka. Sesampainya di lampu merah, Naruto melihat gadis itu duduk sendirian di halte. Sepertinya dia mau menunggu bis. Dan dari arah berlawanan Naruto melihat Bis datang, gadis itupun masuk kedalam bis, bayangannya pun menghilang. Namun mata Naruto tidak berhenti dari situ saja, Naruto melihat ada sebuah buku gambar yang tertinggal di bangku Halte. Pasti itu bukunya. Batin Naruto. Tanpa banyak pikir Naruto membuka pintu dan berusaha untuk mengambilnya.
"Hei Naruto, apa yang kau lakukan?Kau mau kemana?" tanya Sasuke.
"Sebentar, aku hanya ingin mengambil sesuatu". Naruto berlari secepat yang dia bisa. Dia mengambil buku gambar itu dan kembali kedalam mobil. Naruto menutup pintu mobilnya, kemudian tangannya mulai membuka tiap lembar buku gambar itu. Sasuke yang penasaran akhirnya ikut Nimbrung, dia terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Asaga Naruto, bukankah ini wajahmu?".
" Iya benar sekali Sasuke". Naruto terlihat benar-benar shock melihat dirinya di lukis secara sempurna.
"Siapa pemilik buku ini? dia tentunya penggemar beratmu. Wah, Lukisannya bagus sekali, mirip sekali denganmu". Naruto tidak menanggapi perkataan Sasuke, dia masih sibuk membuka lembaran-lembaran lain buku itu. Dan dilihatlah sebuah gambar dirinya yang berdiri, memakai topi sambil makan buah tomat. Naruto bengong memandang tidak percaya. Bagaimana bisa dengan keadaan berdesak-desakan seperti itu, dia bisa melukis dengan sempurna seperti ini. "Hei..hei bukannya, ini…..! Astaga Naruto, berarti orang ini melihatmu diradio tadi" ujar Sasuke
"Iya kau benar, dan aku sempat saling pandang dengannya. Dia adalah gadis yang kau kasih tau tadi dijalan saat kita berangkat. Apa kau masih ingat?'.
"Naruto, jadi dia gadis di depan toko tadi". Naruto mengangguk. Sasuke menyambar buku gambar itu dari tangan Naruto. Dari pojok buku gambar itu ada sebuah catatan kecil, yang bertuliskan nama, sekolah, alamat dan No ponsel. "Hei! Naruto disini ada nama gadis itu. Nama Hyuga Hinata, Sekolah di Korikushi Ga….". Belum selesai bicara Naruto sudah merebut kembali buku gambar itu. Senyum simpul menghiasi bibirnya. Naruto merasa sangat senang melihat catatn kecil itu.
ooOOoo
Hinata membenamkan wajahnya diantara lengannya di atas meja kelasnya. Sepulang dari radio sukira kemarin Hinata baru sadar kalau buku gambarnya tertinggal dan ketika dia tadi mencoba untuk mengunjungi halte bis tadi malam, hasilya nihil. Buku gambarnya tidak ada. Dia sempat menagis karena, itu kumpulan lukisan wajah Naruto yang dengan susah payah dia menggambarnya beberapa bulan terakhir ini. Seharusnya dia lebih teliti, bukannya ceroboh seperti itu.
" Hinata..!" sapa sakura girang. Hinata mengangkat wajahnya dengan muka masam "Hinata apa yang terjadi denganmu" tanya Sakura penasaran.
"Buku gambarku, yang di dalamnya terdapat banyak lukisan wajah Naruto buatanku, hilang…hiks hiks".
"Kok bisa hilang?".
"Kemarin tertinggal di halte waktu nungguin Bis. Di buku itu sudah aku tulis nama dan nomer ponselku. Siapa tahu orang yang menemukannya mau menghubungiku tapi sampai sekarang tidak seorangpun yang menghubungiku" jelas Hinata panjang lebar.
"Aduh, kau itu memang sangat ceroboh sekali. Lalu bagaimana tentang kemarin? apa kau mendapatkan banyak gambar Naruto?". Hinata menggeleng lemas dan terlihat frustasi. Sakura hanya bisa menggelengkan kepala. Tiba-tiba terdengar alunan lagu Hello yang tak lain dan tak bukan adalah berasal dari Ponsel Hinata.
"Moshi-moshi" jawab Hinata ogah-ogahan.
"Apa benar ini dengan Hyuga Hinata?"tanya orang yang ada di seberang.
"Iya, ini siapa?".
"Namaku…namaku… Akihara. Tadi malam aku menemukan, sebuah buku gambar di halte. Disni tertulis namamu dan nomer ponselmu jadi aku putuskan untuk menghubungimu". Jelas pria yang mengaku Akihara itu.
"Benarkah, terima kasih, kau telah menemukan bukuku. Bisakah kita bertemu? Aku ingin mengambil bukuku, buku itu sangat penting buatku" mohon Hinata, dan berharap semoga namja yang menelfonnya ini meluangkan waktunya sedikit untuk mau menemuinya.
"Tentu, bagaimana kalau nanti Jam sebelas malam. Di taman kota".
"Jam sebelas malam? Apa tidak salah, itu terlalu malam bagaimana kalau jam 7".
"Aku sibuk kalau jam segitu. Baiklah kalau kau nggak bisa tidak apa-apa. Kapan-kapan aku akan menghubungimu lagi aku sibuk sekarang…". Ucap pria itu enteng.
"Tunggu, baiklah aku setuju, jam 11 malam di taman kota oke.".
"Oke aku tunggu". Jawab pria itu singkat dan menutup telfonnya.
Hinata akhirnya bisa bernafas lega karena. Terimakasih Tuhan kau mengembalikan buku berharaga itu lewat perantara pra ini. Diwaktu yang sama dan di tempat yang berbeda. Naruto menutup Ponselnya tersenyum bahagia. Suara Gadis itu sangatlah Lembut dan Indah seindah senyumnya. Naruto merasa dirinya sangat aneh, semenjak dia melihat gadis itu di radio, raut wajahnya dan senyumanya selalu terekam jelas di otaknya. Naruto membuka kembali lembaran-lembaran buku gambar yang penuh dengan lukisan wajahnya. Dia tidak menyangka kalau ada fans yang begitu mengaguminya seperti ini, padahal menurut Naruto dia itu sama sekali tidak sempurna bahkan memiliki banyak kekurangan. Aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu denganmu Hyuga Hinata. Katanya dalam hati.
TO BE CONTINUE
