Author note:

… R&R…

It's Story or Real

Chapter 1

~xoxo~

Suatu hari di hari yang gelap (karena mau hujan) aku berkumpul dengan teman-teman seasramaku untuk menghangatkan diri satu sama lain didepan perapian. Saat itu, aku sedang sibuk menggambar sebuah desain bangunan. Berkumpul dengan cara ini lebih menyenangkan dibandingkan berkumpul didalam kamar. Itu akan menyiksaku. Kamar akan pengap oleh 7 orang. Jangankan tujuh, dua saja sudah pengap. Sebenarnya didalam kamar ada ventilasi yang agak terbilang banyak. Tapi angin jarang masuk kedalam kamarku dan teman-teman. Ruangan yang palingbanyak dimasuki angin adalah rumah hijau, dan dapur asrama. Kalau diperpustakaan kau bakal kedinginan. Disana AC dinyalakan minus 7 derajat. Apalagi kalau kau kesana dalam cuaca hujan-hujan begini. Kau pasti tidak akan tahan. Pernah sekali aku jatuh sakit di asrama ini setelah membersihkan rak buku perpustakaan. Saat itu juga, cuaca sedang tidak bersahabat. Dua hari kemudian, aku jatuh sakit. Tidak ada yang menungguiku selama aku sakit. Semua orang sibuk dengan mata pelajaran mereka yang padat. Tapi ada satu orang yang bersedia untuk menemaniku yaitu….

Vanitas Reinhart.

Menurut kebanyakan temanku, dia termasuk anak yang paling diam di kelas. Dia selalu memasang tatapan tajam kepada setiap orang termasuk diriku. Itu hanya dari luar saat kau tau, dia memiliki hati yang baik. Sering sekali dia membantuku saat aku terkena hukuman. Kalau kami memiliki waktu luang, akan kami habiskan waktu bersama di gedung utara asrama. Bercanda tawa bersama, dan menceritakan pengalaman yang kami alami masing-masing. Sungguh menyenangkan. Berbagi pengalaman memang seru.

"Ven… apa kau tertarik untuk mendengarkan salah satu pengalaman terhebatku?" tanya Vanitas saat kami masih membantu para koki dapur asrama memasak. Kali ini kami dihukum karena ketahuan tidur telat. Film yang semalam kami tonton adalah tontonan terseru kami. Siapa bilang menonton film adventure dan tragedy pada malam hari itu tidak menarik? Itu sangat menyenangkan! Apa lagi kami sama-sama suka film tersebut dan saling mengerjai. Kami juga beruntung diberikan hukuman bekerja didapur. Kami bisa mendapatkan makanan yang enak seperti kue-kue kering masakan para koki, sup hangat, ikan goreng dengan resep yang tidak boleh diketahui siapapun kecuali koki asrama (dan rasanya sangat enak) kami pernah menghabiskan satu piring penuh ikan tersebut, salad dengan jelly dan mayonnaise yang sangat sedap, dan cemilan berupa kentang goreng yang hangat dan ditaburi bumbu pedas asin.

"Entahlah… tapi jangan disini… kau bisa kehabisan ikan goreng itu!" ucapku sambil menunjuk sepiring ikan goreng (yang tadi kukatakan) dibawa ke meja makan. Aroma ikan itu sangat sedap.

"Kau benar juga… cepat bereskan ini!" seru Vanitas lalu mengelap piring yang sudah kucuci bersih. Setelah itu, kami berlari menuju ruang makan yang sudah ramai oleh teman-teman seasrama lainnya. Kami duduk di sebuah meja panjang yang penuh dengan makanan berupa ikan goreng dengan bumbu tanah (kokinya bilang begitu), ayam goreng, kentang goreng, kue-kue kering yang saat kau gigit akan merasakan rasa yang luar biasa sedap, dan beberapa sayuran lainnya yang tidak bisa kusebut.

"Wow! Sejak kapan ada daging semur disini?" celetuk Vanitas lalu mengambil semur daging itu.

"Mungkin masakan baru…" tebakku lalu menyendok salad bintang 5 di sekolah itu (ini menurutku loh!). Vanitas tidak memerhatikan apa yang kukatakan, dia sibuk menyantap semur daging itu. Selesai makan, kami berpencar. Pelajaran pertama yang akan kuambil adalah teknologi dan komunikasi, sementara Vanitas mengambil ilmu pengetahuan sosial. Kami akan bertemu di pelajaran memanah, memasak, kesenian, dan terakhir di gedung utara sekolah untuk bercerita.

Seusai pelajaran teknologi dan komunikasi, aku berjalan menuju ruang kesenian dan mengambil tempat duduk yang biasa kutempati bersama Vanitas. Aku ingin pelajaran selesai secepat mungkin agar bisa mendengar cerita-cerita yang akan dilontarkan Vanitas. Mendengar cerita-ceritanya tentang si Raja Tidur dan keahliannya dalam bidang hukum yang sangat keren. Saat lima mata pelajaran kami selesai ikuti kami, aku dan Vanitas, berjalan menuju gedung utara sekolah.

"Tolong ceritakan aku lanjutan tentang si Raja Tidur, temanmu itu…" pintaku. Dia mengangguk dan ceritanya dimulai.

~xoxo~

Author Note:

Ceritanya chap berikut… R&R…