Zapretnaya Lyubov'

The Edge of Love

.

.

Well, ini fanfiction. Bolehkah saya mengubah alur cerita sedikit? Ini fict bergenre Romance, jadi ngga ada si Voldy yah anggap saja dia tak ada. Hanya saja, peperangan dingin antara Slytherin dan Gryffindor masih sedikit terasa)

© J.K. Rowling

All characters belong to her! I do not own anything about HARRY POTTER.

Warning: Rate T for this chapter (for some kissing scene), typo, OOC (especially Draco) etc.

Jika Anda tidak suka Dramione pair atau sebagainya, silahkan close cerita ini.

.


.

Chapter 1

Emotsii i Chuvstva (Emotions and Feelings)

Bunga-bunga berguguran, sebagian bertumpuk dekat pohon induknya, sebagian tertiup angin dan terbang menjauhi saudara-saudaranya. Di bawahnya, seorang gadis dengan bushy hair berwarna coklat, duduk di bangku panjang dengan buku 1000 halaman yang terbuka di pangkuannya. Begitu asyiknya dia membaca buku —yang sebenarnya tidak mengasyikan bagi orang normal— sehingga tidak menyadari seseorang telah berdiri di depannya.

"Hey, Hermione..", sapa seseorang tersebut dengan lembut.

Hermione Granger, sang pemilik nama sekaligus gadis yang membaca buku tebal tadi, mendongakkan kepala. Ditatapnya mata silver dan dingin, namun menatap mata Hermione dengan hangat. Senyum mengembang dari bibir keduanya.

"Hey, Malfoy..", balas Hermione.

Draco Malfoy, sang pemilik mata silver dingin yang menyapa Hermione tadi, duduk di sebelah Hermione. Tangannya mengambil sebuah bunga yang jatuh di rambut Hermione.

"Musim semi kedua kita ya," mata Draco menerawang ke kejauhan. Hermione menutup buku dengan bunyi buuk yang pelan tapi mantap. Ia menyandarkan kepalanya ke bahu Draco. "Berarti sudah setahun ya?" katanya sambil memejamkan mata. Draco mulai mengelus pipi Hermione perlahan.

"Ya.. Sudah setahun juga kau harus menahan cemoohan yang lebih parah dari sebelum kau berpacaran denganku. Maafkan aku," Draco semakin mendekap Hermione perlahan.

"Selama kau masih ada di sampingku, aku fine aja dengan itu semua, Malfoy," Hermione terkikik perlahan di dalam dekapan Draco

"Semoga saja begitu.. dan oh, Hermione.. Sampai kapan kau akan memanggilku Malfoy terus? Panggilah aku Draco. Aku juga sudah memanggilmu Hermione dari dulu kan?"

"Tidak. Kata siapa kau memanggilku Hermione dari dulu? Dulu kau menyebutku mudblood, Mr. Pureblood," Hermione meninju dada Draco perlahan.

"Itu dulu saat aku masih kecil dan belum sepenuhnya bisa berpikir secara matang. Oh ayolah, akan sangat senang sekali bagiku jika kau memanggilku 'Draco'," mukanya memelas.

"Ah.. mana mungkin mudblood sepertiku memanggil seorang pureblood dengan nama depannya," Hermione menggoda Draco.

"Hentikan semua itu Hermione, aku sudah tidak memedulikan status darah kita lagi. Penyihir tetaplah penyihir. Bahkan kau lebih pintar dariku," Draco bersikukuh pada pendapatnya.

"Aku tidak mau,"

"Ah terserahlah!" Draco melepaskan dekapannya dari Hermione. Hermione geli sendiri melihat Draco yang lagi pundung gara-gara digoda hanya masalah nama.

"Malfoy," panggil Hermione. Namun Draco diam saja seolah tidak mendengarnya.

"Draco Malfoy!" Hermione menekankan pelafalan nama kekasihnya pada kata 'Draco'. Draco langsung menoleh. "Apa?" sepertinya Draco masih kesal.

Dengan cepat Hermione mencium bibir dingin Draco. Ia menempelkan tangannya pada pipi Draco yang berwarna pucat. Draco kemudian memegang dagu Hermione dan menekannya seolah tak ingin melepaskan pagutan dari bibir wanita yang dicintainya tersebut. Angin semilir berhembus menerbangkan daun-daun dan rambut kedua insan tersebut. Beberapa saat kemudian, Hermione melepaskan bibirnya.

"I really really like you, Draco." Hermione tersenyum manis. Draco pun tersenyum senang sebelum kemudian mencubit pipi kekasihnya dengan gemas.

"So do I, Hermione." Draco mencium pipi Hermione dengan kilat.

.

o-o-o-o-o-o-o-o-o-o

.

Hermione masuk ruang asrama Gryffindor dengan sumringah. Dilihatnya Ron dan Harry sedang duduk di depan perapian yang tidak dinyalakan. Hermione duduk di sebelah Harry.

"Habis berkencan, eh?" tanya Harry. Hermione hanya senyum-senyum sendiri.

"Kau mesra sekali dengan pirang bodoh itu," Ron mengejek dengan ketus

"Lantas kenapa kalau mesra? Mesra adalah hal biasa dalam berpacaran kan?" Hermione membela diri. "Ah..indahnya hari ini. Oh dan dia tidak bodoh, Ron. Dia sudah berjuang mati-matian melawan rasa malasnya untuk belajar agar bisa sejajar denganku! Kupikir…kupikir dia sangat sayang padaku," Hermione tersipu malu saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

"Oh baiklah dia PINTAR Ron menekan kata terakhir tersebut.—tapi apakah dia memang sangat sayang padamu? Pernahkah dia mau bertemu denganmu selain di luar gedung sekolah? Pernahkah kalian berjalan bersama saat jam pergantian pelajaran? Tidak, kan? Kau selalu bersama kami, dan Malfoy selalu bersama gerombolan siliciknya beserta si Parkinson tersebut,"

"A..aku dan Draco memang tidak pernah seperti itu," Hermione tertunduk lesu.

"Oh, dan juga ternyata kau sudah memanggil si Malfoy licik dengan nama depannya ya,"

"Terus apa? Masalahkah kalau aku memanggilnya dengan nama Draco? Dia sudah berubah Ron! Dan dia tidak licik," Hermione menahan air mata karena kekasihnya diejek di depan matanya sendiri, dan parahnya oleh seseorang yang telah menjadi sahabatnya selama 7 tahun. Ia segera berdiri dan berjalan cepat ke kamarnya. Ron dan Harry diam melihat itu.

"Ron, kupikir kau terlalu keterlaluan," ucap Harry

"Biarlah, Harry. Aku tak peduli. Merasa lebih lega deh sekarang," Ron menarik nafas dalam-dalam

"Hey, apa kau sebenarnya masih—"

"Masih apa? Menyukai Hermione? Tentu saja," potong Ron

"Lantas mengapa dulu kau membiarkan Hermione jadian dengan Malfoy?"

"Membiarkan? Kata siapa aku membiarkan? Kau tahu, Harry. Aku menunggu saat yang tepat,"

"Saat yang tepat? Apa maksudmu?"

"Kau tidak mengerti? Kuberitahu sekarang. Sudah tahun ke-7 kita di Hogwarts. Sebentar lagi kita lulus, dan—"

Harry mendelikkan mata, "Jangan bilang kalau Malfoy akan—"

Ron tersenyum licik. "Kau mengerti, Harry? Aku tidak akan membiarkan mereka bersama, dan juga tidak akan merebut Hermione dari Malfoy. Tapi Malfoy-lah yang pada akhirnya menyerah, dan Hermione akan datang padaku dengan sendirinya,"

Harry tercengang diam. Apa yang dikatakan Ron benar, dan Harry yakin betul kalau Hermione juga mengetahui hal tersebut. Tetapi mengapa Hermione masih menerima seorang Draco Malfoy?

.

o-o-o-o-o-o-o-o-o-o

.

Hermione terisak di kamarnya.

Hermione's POV

Ron bodoh! Mengapa dia tega mengucapkan kata-kata sekejam itu?

Kata-kata Ron tadi terus terngiang di telingaku.

"—tapi apakah dia memang sangat sayang padamu? Pernahkah dia mau bertemu denganmu selain di luar gedung sekolah? Pernahkah kalian berjalan bersama saat jam pergantian pelajaran? Tidak, kan? Kau selalu bersama kami, dan Malfoy selalu bersama gerombolan siliciknya beserta si Parkinson tersebut,"

Ron benar. Aku tidak pernah melakukan hal itu dengan Draco. Draco-lah yang dulu mengatakan bahwa dia tidak bisa berada di dekatku di saat jam-jam sekolah dan di dalam sekolah. Memangnya kenapa? Aku tak mengerti. Toh, semua teman-teman Slytherin-nya dan teman-teman Gryffindor-ku telah mengetahuinya. Semuanya? Tentu saja. Hal ini menjadi berita besar yang menggemparkan Hogwarts. Draco Malfoy-ku sang pangeran egois jadian denganku, Hermione Granger si kutu buku? Ah itu sebenarnya mustahil terjadi, seperti Cinderella, hanya terjadi di fairy tale yang biasanya diceritakan pada anak-anak kecil sebelum tidur. Namun nyatanya, hal tersebut terjadi padaku sekarang. Walau pada awalnya banyak yang menentang hubungan kami —terutama dari kubu Slytherin, yang tidak terima pangerannya berpacaran dengan si Miss-know-it all , dan tentunya karena aku seorang Mudblood— tetapi hubungan kami tetap berjalan lancar, walau kadang dia disibukkan dengan teman-temannya. Kami masih bisa berhubungan terus selama setahun ini kan? Ah dia bilang menyayangiku. Tapi kenapa dia tidak mau berjalan bersamaku terus? Aku tidak pernah memikirkan hal ini, tapi Ron membuatku bertanya-tanya. Draco, ada apa sebenarnya? Apakah kau benar-benar menyayangiku?

.

o-o-o-o-o-o-o-o-o-o

.

Normal POV

(2 tahun lalu)

"Miss Granger, untuk tahun ke-5 ini, partnermu adalah Mr. Malfoy." Professor Snape memberitahu Hermione di depan seluruh kelas.

"What?" Hermione melongo tak percaya.

"Mohon bantuanmu, Granger," Draco menyodorkan tangannya yang disambut ogah-ogahan oleh Hermione.

"Miss Granger, tolong bantu Mr. Malfoy agar bisa meraih nilai O dibidang potion untuk OWL tahun ini," ujar Professor Snape

Hermione diam. Bloody hell. Partner Malfoy? Ah dia tidak akan bekerja sebagai partnernya. Pasti Hermione-lah yang bekerja penuh sendirian.

Setiap pelajaran ramuan, mereka duduk bersebelahan. Tak jarang mereka mencari buku di perpustakaan bersama. Ron —yang menyukai Hermione— iri setengah mati pada Draco.

"Hey, Granger,"

"Hm?" Hermione masih sibuk membaca suatu bab di buku perpustakaan ditemani Draco.

"Kau cantik,"

"Ya, eh..apa?", Hermione tidak percaya apa yang didengarnya. Mukanya bersemu merah.

"Ah kau menyukai aku mengatakan itu ya," Draco senang. Perangkapnya untuk mempermainkan Hermione mulai bekerja.

"Aku tak peduli dengan semua itu,"

"Warna wajahmu, tidak bisa berkompromi dengan omonganmu , Granger."

"Terserah kaulah,"

Draco tersenyum dengan penuh kemenangan.

.

o-o-o-o-o-o-o-o-o-o

.

Hari terus berjalan. Ujian OWL semakin dekat. Draco pun semakin dekat dengan Hermione. Ah ya, dan Hermione mulai menyukai Draco. Tentu saja, mulut laki-laki tersebut sangatlah manis. Selalu mengeluarkan gombalan-gombalan yang mampu mengguncang hati sekeras hati Hermione sekalipun.

"Hey, Malfoy," ucap Hermione pelan.

"Apa?"

"Apakah kau menyukai seseorang sekarang?"

"Hm?" Draco mengangkat sebelah alisnya. "Maksudmu?"

"Yah, apakah kau sedang jatuh cinta sekarang?"

"Hahaha.. Mengapa kau bertanya seperti itu? Kau sedang jatuh cinta dengan si Weasley ya?"

"Tidak. Bukan Ron,"

"Lantas siapa?"

Hermione diam. Pipinya bersemu merah.

"Hey kau. Aku tak suka menunggu. Kalau kau ingin cerita ya cerita,"

"Aku menyukai seseorang,"

"Aku tau. Pertanyaannya, siapa orang itu?"

Hermione menatap mata Draco dalam.

"Damn, Granger. Jangan bilang kalau kau menyukai—"

"—salahkah?" tanya Hermione.

Draco diam.

"Salahkah bila aku menyukaimu?" ujar Hermione dengan hati-hati.

Draco termenung diam. Hingga dia berdiri tiba-tiba dan menggebrak mejanya.

"Ya, itu salah! Kau tidak boleh menyukaiku! Kau adalah MUDBLOOD! Dan aku adalah PUREBLOOD! Kita tak bisa bersatu!" Draco kemudian meninggalkan Hermione sendiri di perpustakaan.

Beruntungnya Hermione. Saat itu perpustakaan sepi. Tak ada yang bisa mendengar bentakan Draco tadi.

'Kupikir, dia menyukaiku.. ternyata tidak ya, memang seorang mudblood tidak bisa dengan seorang pureblood seperti dia.' Hermione menertawakan kebodohannya sendiri, kemudian terisak.

'Apa yang kulakukan.. ujian OWL sebentar lagi. Aku tidak boleh down seperti ini.'

Sementara itu Draco berjalan cepat menuju kamar mandi laki-laki. Dia membuka keran wastafel dan mencuci mukanya dengan air sejuk yang mengalir. Ditatapnya bayangannya sendiri di cermin.

'Granger. Kau tidak boleh menyukaiku, apapun alasannya."

.

o-o-o-o-o-o-o-o-o-o

.

Hermione membaca perkamen yang berisikan nilai OWLnya. Semuanya O. Kecuali Defence Against the Dark Art, Exceed Expectation. Ia tersenyum senang.

"Hey, Granger. Terima kasih bantuanmu," Draco menunjukkan nilai O di bidang Potion-nya. Hermione hanya tersenyum simpul. Ah tentu saja, dia masih belum bisa melupakan laki-laki yang berdiri di depannya ini. Bagaimanapun juga, dulu ia ditolak mentah-mentah olehnya. Draco mulai melangkah pergi.

"Malfoy, tunggu sebentar!" panggil Hermione. Draco membalikkan badannya.

"Maukah kau tetap berteman denganku, walau errr... tahun ini kita tak lagi menjadi partner," ah Hermione sepertinya kerasukan. Sejak kapan ia begini?

Draco diam sejenak. "Tentu, Granger," kemudian ia melangkah pergi.

"Sejak kapan kau jadi melankolis, Hermione Ron datang tiba-tiba.—bahkan setelah kau ditolak dia sekalipun."

"Aku hanya ingin berteman saja dengannya. Lagipula bagus kan? Sejak ia menjadi partnerku dia jarang mengejek nama Gryffiindor lagi. Dia tidak pernah mengejekmu lagi, bahkan mengejek Harry juga tidak,"

"Itu hanya di depan kita saja. Apa yang terjadi ketika dia bersama teman-temannya. Siapa yang tahu?"

"Terserah kau lah, Ron," Hermione melangkah pergi. Ron membuat kesalahan besar lagi. Dia selalu cemburu dan mengeluarkan kata-kata pedasnya. Padahal itu hanya akan membuat jaraknya dengan Hermione semakin menjauh.

.

o-o-o-o-o-o-o-o-o-o

.


A/N Chapter 1 selesai! maaf bila ada typo atau semacamnya.

Lemon disini belum ada. Tapi pasti saya adakan xD mungkin di chapter 2 atau 3 nanti, dan rate nya tentu saya ubah menjadi M.

oh iya, ini flashbacknya Hermione belum selesai lho x )

Terimakasih sudah membaca. Mohon di review x )