Obsession

Disclaimer: Hunger Games (c)Suzanne Collins

Genre: Angst, Romance and Tragedy. Maybe?

Warning: Canon, alur bisa jadi gajelas, typo's dan OOC (semoga engga), full of Cato POV, sedikit meloncat-loncat alurnya mungkin ya._.

Don't like? Don't read!

~=o=~


Peserta dari distrik 12 tahun ini cukup menarik, si pemuda kekar dan si gadis kaku. Dan yang aneh, mereka terlihat akrab seperti tak menyadari bahwa nanti mereka akan saling membunuh di arena. Ya nampak seperti aku dan Kawanan karir lainnya. Selagi memilih-milih mana yang cocok masuk karir aku selalu memperhatikan si gadis kaku itu—entahlah, aku lebih suka memanggilnya begitu.

Aku terus menerus memandangi gadis bermata kelabu dan berambut kehitaman itu. Katniss Everdeen. Pada masa-masa latihan ini, dia tak sama sekali menunjukan keahlian khususnya. Tipikal gadis yang menarik untuk di bunuh. Awalnya, aku berpikir begitu.

Lama kelamaan, perasaan ini seperti obsesi yang berlebihan. Memperhatikannya dari jauh, melihatnya tak berpindah-pindah pos—hampir selalu di membuat jerat. Tadinya, aku memperhatikan mereka semua—satu persatu, untuk bersiap melawan mereka di arena nanti. Demi Clove.

Sebelum kami mengikuti Hunger Games juga kami sudah saling mengenal, dan aku langsung tergila-gila pada Clove. Sejak awal bertemu dia menarik, gadis manis yang sangat suka bermain pisau. Dia mengukir apa saja yang bisa dia ukir, bahkan hewan pun pernah dia ukir. Pertemuan pertama kami cukup mengesankan.

Apa tidak ada yang lebih mengesankan daripada hampir tertusuk oleh pisaunya? Dan beruntung itu baru hampir. Lalu kami berkenalan dan menjadi 'pasangan' terkenal di akademi kami. Aku mencalonkan diri ke Hunger Games untuk melindunginya yang terpilih menjadi Tributes. Dan berakhir dengan kemarahannya.

.

Flashback

.

Clove menggebrak meja makan yang berada di depannya, "Kau! Kenapa kau malah mencalonkan diri, bodoh?" teriaknya. Beruntunglah ini ruang kedap suara. Kalau tidak mungkin teriakannya sudah menyebar entah sampai mana. "Aku hanya ingin melindungimu, Clove." Ucapku sekenanya.

"Percuma. Pada akhirnya kita harus bertarung dan menentukan siapa yang akan mati."

Dia pergi, meninggalkanku yang masih termenung di meja makan sendirian. Yeah, kau benar-benar bodoh Cato.

.

End of Flashback

.

Dan hari ini wawancara perorangan. Ku akui, Katniss memang sangat cantik dengan gaunnya yang terbakar itu. Yeah, tak kalah dengan Clove. Akhir-akhir ini mimpi ku malah dipenuhi dengan si gadis kaku. Bukan hanya dengan Clove. Sehari lagi Hunger Games resmi di mulai, dan itu semakin membuatku gelisah.

Apa yang nanti akan terjadi di sana? Bagaimana jika yang tersisa nanti hanya aku dan Clove? Bagaimana jika nanti aku harus membunuh si gadis kaku? Jujur saja, pertanyaan-pertanyaan dalam otak ku membuat pikiranku tak tenang dan tak bisa tidur semalaman. Terutama memikirkan saat si pembuat roti itu menyatakan cintanya pada si gadis kaku.

Aku muak, mual. Entah perasaan apa ini yang semakin membuatku gelisah dan marah, yang jelas ini sangat mengganggu.

.


.

Hunger Games sebentar lagi di mulai. Setiap Tributes berdiri diatas piringannya masing-masing dan berancang-ancang untuk lari ke Cornucopia.

"Sepuluh, Sembilan, delapan—" aku memandang peserta-peserta lain, menatap Clove cukup lama. "—Tiga, dua, satu." dan gong pun di bunyikan. Aku sempat melihat si gadis kaku tidak memasuki Cornucopia, sangat bertolak belakang dengan Clove. Apa dia tak berminat ikut bloodbath? Batinku.

Aku berlari menyusul Clove, tepat di belakangnya. Seperti penjaganya, aku berancang-ancang untuk siap membunuh siapa saja yang mendekatinya.

Sesampainya di Cornucopia, aku bergegas mengambil pedang dan beberapa barang yang menurutku penting lainnya. Bersiap untuk menebas siapa saja yang ingin mendekati ku atau Clove, tak peduli siapapun. Sampai aku melihat Clove melempar pisau pada..

…si gadis kaku? Aku hampir berteriak histeris saat melihat itu. Beruntung itu meleset dan aku bisa segera menguasai diri ku sendiri. "Hah, kenapa meleset." teriak Clove antara marah dan lesu. Aku tertegun, bagaimana bisa aku secemas itu pada si gadis kaku?

.

.

Hari-hari di arena nampak membosankan, dan para tributes belum saling membunuh lagi semenjak bloodbath di Cornucopia. Aku hanya bisa memainkan pedangku dengan bosan, para Kawanan karir—Aku, Clove, Marvel, Glimmer, cewek dari distik 4 yang entah namanya siapa, cowok distrik 3 entah siapa juga dan Peeta—terkejut dengan Peeta? Yeah kami kekurangan anggota karena cowok distrik 4 terbunuh saat bloodbath.

Saat kami sedang bersantai seperti itu, tiba-tiba api menjalar dari hutan disekitar kami. Jujur saja, aku cukup panik. Kami berlarian menuju tempat yang—semoga saja, tidak berapi. Mungkin para penonton kebosanan belum melihat siapa lagi yang terbunuh. Aku dan Clove berlari bersamaan, dan mencapai tepi sungai duluan. Setelah itu Peeta, Marvel, Glimmer, 3 dan 4 menyusul. Aku memang menyadari bahwa di tepi sungai seberang kami ada seseorang.

—aku berharap itu bukan Katniss, dan tidak ada yang melihatnya selain aku. Dan harapan ku tak terkabul dua-duanya. "Hey lihat, itu pasangan Lover Boy! Mari kita kejar!" ucap Glimmer semangat. Aku menyeringai, antara pura-pura senang mendapat mangsa dan takut terjadi apa-apa dengannya. Dengan setengah hati, aku pun ikut mengejarnya.

Kalau dilihat-lihat kakinya terluka cukup parah, dan tak dia bisa berlari cepat. Aku kebarisan depan untuk memimpin mereka dan sedikit memelankan kecepatan agar dia bisa berlari sedikit lebih duluan. Katniss berhasil memanjat pohon dan aku sedikit bernapas lega.

"Sekarang kau terjebak." Ucapku berusaha senang. "Right, pilih pisau, panah, atau pedang?" lanjut Marvel. Dia diam. "Okay, aku akan menyusulmu ke atas sana." Ucapku datar. Dia segera naik ke dahan yang lebih tinggi, dan aku terpeleset. Glimmer mendengus pelan, "Sudahlah, panah ku sia—".

Peeta buru-buru memotong ucapannya, "Sudahlah, dia tidak mungkin berada di atas pohon terus menerus. Kecuali kalau dia mau mati kelaparan." Ucapnya. Clove mendengus, "Mau membela pasangan dari distrik yang sama rupanya." Aku dengan cepat mensetujui ucapan Peeta, "Right, ini sudah hampir gelap. lebih baik kita bermalam di bawah sini saja." Peeta sedikit memandangku tidak percaya, aku yang acuh tak acuh segera mencoba tidur.

—sambil sesekali mencuri pandangan kepada Katniss.

.

.

Aku yang sejak malam tak bisa tertidur, sedikit terusik dengan bunyi seperti sedang memotong kayu. Aku berusaha sebisanya untuk terlihat tidur dan tak mengganggu yang lain sedang beristirahat. Aku berpindah posisi, sekilas aku melihat Katniss sedang memotong dahan yang bergantung… sarang tawon penjejak? Aku berusaha tak mempedulikannya.

Tak lama kemudian aku mendengar suara benda yang jatuh. Reflek aku terbangun dan melihat sarang tawon penjejak itu jatuh. Aku panik dan mencari Clove, lalu segera menariknya untuk menjauh dari sana dan mengajaknya ketepian sungai. Namun aku baru menyadari sesuatu—bagaimana dengan Katniss? "Tunggu sebentar, Clove. Aku akan mengecek keadaan yang lain." Ucapku sekenanya. "H-hei, kena—" teriaknya tertahan.

Aku segera berlari—sebelum di cegah lagi oleh Clove, menuju tempat tadi untuk melihat keadaan Katniss. Tujuan utama ku. Sesampai di sana memang sudah tak ada tawon-tawon penjejak itu. Yang kulihat hanya ada mayat Glimmer yang membengkak tanpa ada panahnya dan.. Katniss yang berjalan sempoyongan. Aku langsung berlari kearahnya dan menanggkapnya yang hampir jatuh.

"Katniss, larilah. Sekarang." Ucapku sebelum ada yang melihat. Dia mengangguk, mungkin mengira aku Peeta—karena warna rambut kami sama—dan segera bangkit untuk berlari. Aku mendesah lega, dan kembali ke tempat Clove tanpa menyadari ada seseorang yang menatapku tak percaya.


.

.

To Be Countinue
.

Fic pertama Rye untuk fandom Hunger Games. Jujur, rada terobsesi sama pairing CatNiss xD semenjak baca fic CatNiss untuk pertama kali langsung.. gimanaa gitu. Di tambah Clato, wow banget. Maaf kalau ada kesamaan alur atau apapun, soalnya Hunger Games emang gitu kan._. it's full of Cato POV untuk chapter ini, chapter depan.. gatau atuh ya. maaf kalau aneh. mungkin two-shoot, panjang soalnya kalau dijadiin one-shoot. Liat nanti aja yaa. Last, review please? :3